Sabtu, 11 Agustus 2012

PROMOSI KESEHATAN IBU MENYUSUI

Dr. Suparyanto, M.Kes


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  latar belakang
Laktasi merupakan pengetahuan yang seharusnya dikuasi oleh para ibu. Hal ini berkaitan dengan kesehatan dan kesuksesan ibu dalam merawat dan memberi asupan yang penting bagi bayinya. Mengenai ASI eksklusif enam bulan juga jarang diketahi oleh ibu. Padahal ini sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan intelektual anak.
Selain itu, tidak semua ibu mengetahui bagaiman cara atau posisi yang baik saat menyusui bayi nya. Bagi para ibu juga seharusnya mengetahui bagaimana perawatan payudara yang benar dan juga nutrisi bagi ibu selama menyusui bayinya.
                                                                                                                        
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagimana proses laktasi
2.      Bagaimana cara / posisi yang benar saat  menyusui?
3.      Apa manfaat dari ASI

1.3 Tujuan
Makalah ini di buat untuk membantu memberikan penyuluhan tentang laktasi atau menyusui, dan juga menjelaskan tentang bagaimana cara menyusui yang benar. Dan juga menjelaskan apa saja manfaat dari inisiasi menyusui dini.







BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluran ASI dinamakan laktasi. ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui.
Gambar. Payudara saat laktasi
oZxpVVKaU8HIkM
2.2 Proses Laktasi Dan Menyusui
       Proses ini dikenal juga dengan istilah inisiasi menyusui dini, dimana ASI baru akan keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin (horman plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas, horman plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga susu pun keluar. Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Namun, sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolustrum yang baik untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibodi pembunuh kuman.





2.3 Proses Hormonal
            Mulai dari bulan ke tiga kehamilan tubuh wanita memproduksi hormon yang menstinulasi munculnya ASI  dalam sistem payudara.
Cara kerja hormon sebagai berikut:
Kelenjar susu ® Hipotalamus ® Prolaktin ® Kelenjar susu
Berdasarkan cara kerja dari hormon di atas dapat di ketahui bahwa proses pekerjaannya hormon dalam menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:
1.      Saat bayi menghisap sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan ke hipotalamus.
2.      Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas rem  penahan prolaktin.
3.      Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang di hasilkan kelenjar pituitari mmerangsang kelenjar kelenjar susu di payudara ibu.
Hormon- hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai berikut:
1.                  Progesteron :mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.Kadar progesteron dann estrogen mmennurun sesaat setelah melahirkan.Hal ini menstimulasi produk ASI secara besar-besaran
2.                  Estrogen : menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulann selama tetap menyusui.
3.                  Prolaktin : berperan dalam membesarnya alveoli pada mas kehamilan.
4.                  Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme.Setelah melahirkan oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitasr alveoli untuk meremas ASI mmenuju saluran susu. Oksitosin ini berperan dalam proses turunya susu (let-down/  milk ejection reflex)
5.                  Human plasenta lactogen (HPL) : sejak bulan ke dua kehamilan plasenta banyak mengeluarkan HPL  yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kkelima dan ke enam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.Namun ASI bisa juga di produksi tanpa kehamilan (induced lactation).

2.4 Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Laktogeneses I
      Pada fase terakhier kehamilan payudara wanita memasuki fase laktogenesis 1.Saat itu payudara memproduksi klorostum, yaitu berupa cairann kental yang kekuningan. Pada saai itu tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI yang sebenarnya.
2.      Laktogeneses II
      Saat melahirkkan keluarnya plasenta mmenyebabkan turunya tingkat hormon progesteron, estogen, HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang di kenal dengann fase laktogenesis II. Apabila payudara di rangsang jumlah protein dalam darah akan meningkat dan mencapai puuncaknya dalam periode 45 menit, kemudian kembali ke level sebelum rangsangan 3 jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktinn menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa jumlah prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 02,00 dini hari – 06.00 pagi, sedangkan jumlah prolakktin rendah saat payudara tersa penuh.
3.      Laktogenesis III
      Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selamma kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol otokrin di mulai. Fase ini dinamakan laktogenesis III.Pada tahap ini apibila ASI banyak pula. Dengan demmikian, produuksi ASI  sangat di pengaruhi oleh seberapa sering dan seberapa baik bayi mengisap, juga seberapa sering dan seberapa baik mengisap, juga  seberapa baik bayi mengisap,juga seberapa  sering payudara di kosongkan.
2.5 Produksi Air Susu Ibu (Prolaktin)
            Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang desekresi oleh glandula pituitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar esterogen dan progesteron berangsur-angsur  turun sampai tingkat dapat dilepaskanya dan diaktifkannya prolaktin.
            Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar lewat payudara dan dapat diekstrasi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin, lemak dan molekul-molekul protein dari dasar  sel-sel sekretoris akan membengkakan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer. Peningkat kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu  me,berikan aor susu 2-3 kali setiap jam agr pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari, dan penghentian pertama pemberian air susu ibu dilakukan pada malam hari, yang biasanya memang demikian, maka metode-metode kontrasepsi yang lebih reliabel harus dipakai apabila ingin menghindari kehamilan. Para seorang ibu hamil yang dikenal dua refleks yang masing-masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu :  refleks prolaktin dan refleks let down.
1.      Refleks prolakatin
            Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan penting dalam proses pembuatan kolustrum, namun jumlah kolustrumnya masih terbatas, karena aktifitas proklatin dihambat oleh esterpogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Hormon ini meranggsang sel-sel alveoliyang fungsinya untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal kembali 3bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak. Setelah anak selesai disapih, maka tidak akan ada peningkatan prolaktin. Walaup[un ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu ibu tetap berlangsung. Pada uibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadan seperti :
a.       Stres atau pengaruh psikis
b.      Anestesi
c.       Operasi
d.      Rangsangan puting susu
e.       Tabungan kelamin
f.       Obat-obatan
g.      Trangulizer hipotalakmus seperti resrpin, klorpomazin, dan fenotiazid.

2.      Refleks Let down
            Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofisis, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan neurohipofisis yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel nioepitelim. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah tertbuat keluar dari alveolidan masuk ke sistem duktus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

ü  Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah :
a.       Melihat bayi
b.      Mendengarkan suara bayi 
c.       Mencium bayi
d.      Memikirkan untuk menyusui bayi
ü  Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh ASI adalah sebagai berikut :
a.       Refleks rooting       : refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila dia diletakkan di payudara.
b.      Refleks menghisap  : yaitu suatu bayi mengisi mulutnya sengan puting susu atau pengganti puting susu sampai ker langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang lidah, dan pipi.
c.       Refleks menelan     : yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahanmg bayi.
           Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI,  bebrapa kriteria yang dapat digunakan sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah sebagai berikkut :
a.       ASI yang banyak  dapat merembes keluar melalui puting
b.      Sebelum disusukan, payudara terasa tegang
c.       Berat badan naik sesuai dengan usia
Kenaikan berat badan dihubungkan dengan usia bayi
*          1-3 bulan  = 700 gr/bulan
*          4-6 bulan = 600 gr/bulan
*          7-9 bulan = 400 gr/bulan
*          10-12 bulan = 300 gr/bulan
*          5 bulan = dua kali berat badan saat lahir
*          1 tahun = tiga kali berat badan saat lahir

d.      Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam.
e.       Bayi lebih sering berkemih, sekitar 8 kali sehari
2.6   Komposisi Susunan Air Susu Ibu
Perubahan kolostrum yang menjadi air susu yang “matur” berlangsung bertahap selama 10 hari pertama kehidupan bayi. Kadang-kadang fase peralihan ini bahkan memerlukkan waktu yang lebih lama, dan sangat tergantung pada apakah jaringan glandula mammae telah diaktifkan sebelumnya atau baru pertama kali. Keadaan tersebut juga tergantung pada seberapa cepat dan seberapa efektif bayi menghisap. Apabila kandungan lemak lebih besar pada tengah hari,dan pada iar susu kedua, sedangkan air susu pertama selalu merupakan cairan yang alkalis (basa), berwarna putih kebiruan dengan berat jenis 1031.
            Rata-rata sampel air susu ibu yang dikumpulkan selama 24 jam mengandung :
a.       Protein 1,5 %
b.      Lemak 3,5 %
c.       Nilai kalori 80 kilo joule per 30ml
d.      Garam mineral 0,2 %
e.       Air 87,8 %
f.       Vitamin seperti pada kolustrum
a.       protein
      Protein ini jauh lebih berguna dicerna oleh bayi jika dibandingkan dengan protein air susu sapi. Protein dari susu (curd) disebut kasem. Kadar protein yaitu laktalbumin dan laktoglubulin lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi.
b.      lemak
      Air susu ibu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jeenuh yang sama kadarnya, yang dapat diabsorpsi oleh bayi xecara lebih mudah daripada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi. Diduga bahwa bayi tidak belajar mengelola kolaesterol pada stadium awal ini, maka terdapat insiden penyakit jantung yang lebih rendah pada masa dewasanya.
c.       Karbohidrat
Mengandung faktor berfidur, dan faktor ini tidak terdapat didalam air susu sapi (lihat kolostrum).
d.      Garam mineral
®    Natium =  dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia kadarnya dalam air susu ibu lebih cocok
®    Kalsium, fosfor, magnesium = untuk bayi dibanding kadarnya lebih tinggi pada air susu sapi.
e.       Zat besi
      Kadar zat besi yang rendah tidak mengurangi sifat anti-infekif laktoferin.
f.       Vitamin
      Kadar vitamin A, B, C, D, dan E lebih tinggi di banding kadarnya dalam air susu sapi, tetapi terdapat lebih sedikit vitamin K dalam air susu ibu.Dengan demikian beberapa ahli penyakit anak akan memberikan sun tikan vitamin K pada semua bayi baru lahir, tetapi cara demikian bukan merupakan prosedur yang di terima secara umum.
g.      Faktor pelindung 
      Terdapat di dalam air susu ibu maupun di daslam klorostum:
·         Imunoglobulin protektif
·         Laktoferin
·         Lisosom
·         Faktor antitripsin
·         Faktor bifidus
Hal-hal yang mempengaruhi jumlah  air susu :
 a.  Diet
b.  Gerak badan (mengurangi protein)
c.  Keadaan jiwa (psikologis)

Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan yang diminum ibu. Juga beberapa obat mempengaruhi banyaknya air susu, misalnya belladonna dan atropine. Obat ini akan mengurangi air susu.
Apabila bayi tidak bisa mengisap ASI secara  efektif  antara lain akibat:
• Stuktur mulut dan rahang yang kurang baik
• Teknik pendekatan yang salah.
• Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi).
• Jaringan payudara hipolastik
• Kelainan metabolisme / pencarnaan bayi (sehingga tidak dapat mencerna ASI).
• Kurangnya gizi ibu.

Menyusui setiap 2-3 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya menyusui atau memeras ASI 8 kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, kususnya 4 bulan pertama. Bukan hal yang aneh bila BBL menyusui lebih dari itu. Karena rata-ratanya adalah 10, 12, bahkan sampai 18 kali menyusui setiap 24 jam.
Menyusui On demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (lebih banyak dari rata-rata agar bayi tetap kenyang). Perlu diingat bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindimilk secara seimbang.
2.7 Pengeluaran Air Susu
            Tekanan globuli yang baru terberntuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifa dan pengisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak. Apabila bayi disusui maka gerakan mengisap yang terdapat didalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkanya oksitosin dari pituitaria posterior hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel (sel keranjang atau sel’laba-laba) disekitar alveoli akn brkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh laktifer, dan dengan demikian akan semakin banyak air susu ibu yang mengalir ke dalam ampullae. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit, misalnya jahitan perinium. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu dalam posisi nyaman,santai dan bebas dari rasa sakit terutama pada jam-jam menyusui anak. Sekresi oksitosin yang sama juga akan menyebabkan otot  uetrus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (masa nifas).

·         Pemeliharaaan Laktasi
            Penyesuain berlangsung terus-menerus sesuai kebutuhan. Apabila  bayi tidak disusukan maka, tidak akan dimulai persedian air susu. Apabila seorang bayi kembar menyusukan bayinya secara bersama, maka penyedian air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebet. Makin sering bayi disusukan, penyedian air susu ibi juga akan baik.

·   Rangsangan
Bayi yang sering menyusu air susu ibu perlu sering menyusu, terutama pada hari-hari meonatal awal. Penting bahwa bayi difiksasi pada payudara dengan  posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada kulit areola, sehingga tekanan diberikan kepada ampulla yang ada dibawahnya sebagai tempat tersimpanya air susu. Dengan demikian bayi minum dari payudara, dan bukan dari papilla mammae. Apabila ibu mengeluh rasa sakit, maka berarti bayi tidak tinfiksasi secara benar.
      Sebagai respons terhadap penghisapan, prolaktin dikeluarkan dari glandula pituitaria anterior, dan dengan demikian memacu pembentukan air susu lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu  sejak awal, maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.

·   fiksasi
         Fiksasi bayi (yaitu posisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi terhadap papilla dan areola mammae ibu) merupakan seni yang perlu dipelajari oleh peserta didik sebelum mereka mencoba melatih ibu-ibu muda, ibu, bayi, dan bidan yang mengajari perlu menemukan posisi yang nyaman untuk mencapai maksud ini, dan mungkin perlu mencoba posisi yang berbeda-beda.

·   Pengosongan sempurna payudara
      Bayi sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini   yang diberikan pertama kali. Atau bayi sudah kenyang dengan satu payudara, maka payudara yang kedua  digunakan pada pemberian air susu berikutnya. Apabila diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi diberikan baik air susu pertama (fore –milk) maupun air susu kedua (hind-milk) pada saat sekali minum.Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.
     Penting bahwa bayi minum air susu apabila ia menginginkan dan selama ia ingin minum,maka penyadiaan jangan sampai tidak cukup atau berlebihan. Apabila air susu yang di produksi tidak dikeluarkan maka laktasi akan tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembekakan alveoli dan sel  keranjang tidak dapat berkontraksi.Air susu ibu tidak dapat di paksa masuk ke dalam ductus latifer.Tidak terlalu di tekankan di sini bahwa memberikan air susu ibu pada saaat di butuhkan dan melakukan stripping payudara setiap menyusukan anak juga penting untuk memelihara laktasi. Rutinitas dan pola minum air susu ibu akan terbentuk dan minumnya akan lebih jarang apabila laktasi telah terisi penuh.
ü  Produksi  ASI yang rendah adalah akibat dari :
1.      Kurang sering menyusui atau memerahnya payudara
2.      Apabila bayi tidak bias menghisap ASI secara efektif, hal ini terjadi akibat hal-hal berikut ini :
a.       Struktur mulut dan rahang yang kuranng baik.
b.      Teknik perlekatan yang salah.
c.       Kelainan endokrin tinggi (jarasng terjadi).
d.      Jaringan payudara hipoplastik.
e.       Kelainan metabolism atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI.
3. Kurangnya Gizi Ibu
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulassi yaitu pada kelenjar payudara, terutama pada minggu pertama laktasi.
ü  Faktor- factor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain sebagai berikut:
1.      Frekuensi pemberian susu
2.      Berat bayi baru lahir
3.      Usia kehamilan saat melahirkan
4.      Usia ibu dan paritas
5.      Stress dan penyakit akut
7.      Mengonsumsi alcohol
8.      Pil kontraksi

·   Bank ASI
Bank ASI amat diperlukan , mengingat betapa pentingnya pembentukan Bank ASI sebagai salah satu dalam meningkatkan penggunaan ASI dan peningkatan kesehatan bayi-bayi yang baru lahir, terutama di rumah sakit besar di Indonesia, masih terdapat beberapa hambatan dalam pengadaan Bank ASI sehingga perlu di teliti secara mendalam daqn di persiapkan secara baik.




ü  Hambatan dalam p-embentukan Bank ASI
1.      Kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan p[erkembangan bayi Yang Msih minim, oleh karena ittu, masyarakat perlu di berikan pengetahuan mengenai pentingnya ASI, sehingga ibu terdorong untuk memberikan ASI unntuk bayinya.
2.      Adanya anggapan masyarakat bahwa pengadaan Bank ASI memerlukan biaya yang mahal dan perlu ditunjang dengan sarana medis yang lebih memadai.Oleh karerna itu, sebaiknya Bank ASI di mulai dalam bentuk micro pilot project.Mengingat masih banyakn hambatan daslm masyarakat maka di harapkan masalah Bank ASI inui juga ikut dcdi bahas dan di sebarluaskan oleh Departemen Agama, Departemen Penerangan,Departemen Perindustrian, serta Departenmen Pendidikan dan kebudayaan.
3.      Perlunya di adakan penelitian Bank ASI yang menyangkut aspek medis, ekonomi dan psikososiologis.
4.      Belum terbentuknya Bank ASI diseluruh rumah sakit dan di rumah bersalin di Indonesia, maka untuk mengastsi masalah bayi-bayi yang membutuhkan ASI perlu di kembangkan penggunaan ASI lain (wet nurse) hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak dengasn tetap memperhatikan ajaran agama masing-masing.
Salah satu kebehasilan menyusui adalah memiliki persediaan ASI atau Bank ASI sehingga bayi dapat terus minum ASI walaupun ibunya bekerja.
·   Alat-alat yang di Butuhkan
Alat-alat yang di butuhkasn untuk pembuatan Bank ASI adalah sebagai berikutL:
1.            Freezer di rumah atau di kantor, jika tidak ada dapat di gunakan lemari es biasa   atau termos dengan di isi batu es.
2.            Kantong plastic (biasa untuk gula)ukuran ½ KG
3.            Gelas minum bersih
4.            Spedol permanen





·   Memerah dan Menyimpan ASI
Setidaknya sebulan sebelum masuk kerja mulailah memerah ASI dengan tangan.
ü  Cara memerah ASI adalah sebagai berikut ;
1.      Perah areola (bagian gelap sekityaar putting) dengan ibu jari,telunjuk dan jari tengah.
2.      Selanjutnya tekan areola dengan ritmepersis seperti ritme bayi yang menghisap.
3.      Arahkan aliran ASI ke gelas bersih.
4.      Tuliskan tanggal pemerahan pada kantong plastic gula dengan spidol permanen.
5.      Masukkan air ke dalam kantong plaastik,ikat,dan simpan pada frizeer.
memerah dari kedua belah payudara minimal 4 jam sekali sebanyak 3 kali selama jam kerja.Simp[an ASI perahan dengan plastic di dalam frezerr kantor atau termos es.

ü  Pola penyesunyunan ibu  bekerja
Malam hari susui bayi sesering mungkin dan selama mungkin jika bayi sudah memasuki usia (6) bulan, berikan makanan pendamping semipadat pada saat ibu bekerja, dan hentikan makanan atau minuman apapun pada pukul 17.00.
Berikut ini adalah jadwal penyusunan pembeian asi pada ibu yang bekerja
1.      Pukul 06.00 susui bayi sekenyang-kenyangnya.
2.      Pukul 07.00 ibu berangkat bekerja.
3.      Pukul 08.00-17.00 bayi di beri asi perahan dirumah.
4.      Ibu memerah asi pada pukul 10.00 , 14.00 dan 16.00
5.      Tepat pukul ibu neninggalkan kantor.
ü  Mencairkan asi beku
Berikut ini adalah cara untuk mencairkan asi yang beku :
1.      Siapkan air hangat suam kuku di dalam rantang / panci kecil.
2.      Taruhlah plastic berisi asi beku dalam air hangat tersebut. Asi akan mencair dalam waktu kurang dari 5menit.
Catatan:
a.       Jangan biasakan memberi susu formula, sebab tak akan kenyang dan kurang mengisap asi, jika isapan berkurang, otomatis produksi asi akan menurun.
b.      Jangan gunakan dot, agar bayi tidak bingung putting, akibatnya bayi akan menolak payudara ibu.
c.       Jangan kwatir jika bayi yang dibri asi tidak buang air tiap hari, sebab hamper seluruh bagian asi bermanfaat dan tidak banyak yang harus di buang.
ü Penyimpanan asi
Asi yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan sarat berikut ini :
1.      Diudara bebas atau terbuka = 6-8 jam
2.      Di lemari es (4 c) = 24 jam
3.      Di lemari pendingin atau beku (-18c) =6 bulan

·   Menyusui
Stiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut asi sebagai makanan alami yan g disediakan untuk bayi. Pemberian asi esklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti yang kita ketahui asi adalah makanan satu-satunya yang paling senpurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembanga jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya.

2.8   Inisiasi memyusui dini (IMD)
Inisiasi menyusui dini (early initiation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi meysui dini adalah ini dinamakan the breast crowl atau merangkak mencari payudara.
 Jika bayi barunlahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya 1 jam, semua bayi akan melalui 5 tahapan prilaku ( preceding behavior) sebelum ia berhasil menyusui.
Berikut ini 5 tahapan bayi tersebut :
1.      Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat diam dalam keadaan siaga (rest /quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya, masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian. Peralihan dari pertumbuhan bayi dalam suasana aman.
2.      Antara 30-90 menit : mengeluarkan suara, garakan mulut seperti ingin minum, mencium, dan menjilat tangan. Bau dan rasa ini akan menbimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu.
3.      Mengeluarkan air liur saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya bayi mengeluarkan air liurnya.
4.      Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, denga kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan keri, serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil.
5.      Menemukan, menjilat, menggulung putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik.

·   Manfaat menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu, keluarga dan Negara.
1.      Manfaat bagi bayi:
a.       Komposisi sesuai kebutuhan
b.      Kalori dari asi memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan
c.       Asi mengandung zat pelindung
d.      Perkembangan psikimotorik lebih cepat.
e.       Menunjang perkembangan kognitif
f.       Menunjang [erkembangan penglihatan
g.      Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak
h.      Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
i.        Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.
2.      Manfaat bagi ibu:
a.       Mencegah pendarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula.
b.      Mencegah anemia defisiensi zat besi
c.       Memp[ercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
d.      Menunda kesuburan
e.       Menimbulkan perasaan dibutuhkan
f.       Mengurangi kemungkinan kangker payudara dan ovarium
3.      Manfaatbagi keluarga :
a.       Mudah dalam proses pemberiannya
b.      Mengurangi biaya rumah tangga
c.       Bayi yang mendapat asi jarang sakit sehingga dapat berhemat untuk berobat


4.      Manfaat bagi Negara :
a.       Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.
b.      Penghematan devisi dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui.
c.       Mengurangi polusi.
d.      Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
·   Posisi dan perlengkatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri dan berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada asi yang memancar (penuh) bayi ditengkurapkan di atas ibu, lengan ibu menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak.

Ø  Langkah-langkah menyusui yang benar:
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit asi dan oleskan di sekitar putting, kemudian duduk dan berbaring dengan santai.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi menyanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja. kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu. Dekatkan tubuh bayi ke tubuh ibu, menyantuh bibir bayi ke putting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa, sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah putting susu. Cara mendekatkan mulut bayi dengfan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, dan bibir bawah bayi menbuka lebar.
Tanda-tanda bayi telah menyusu denagn benar :
1.      Bayi tampak tenang
2.      Badan bayi menempel pada perut ibu
3.      Mulut bayi terbuka lebar
4.      Dagu bayi menempel pada payudar ibu
5.      Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
6.      Bayi Nampak menghisap denganritme perlahan-lahan
7.      Putting susu tidak terasa nyeri
8.      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9.      Kepala bayi agak menengadah
ü  Latch –on
Posisi yang tepat (latch on) adalah elemen konci dalam kesuksesan dalam proses menyusui, proses menyusui dapat ditingkatka dengan menempelkan payudara ke bibir bayi anda. Ini akan menstimulasi bayi untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Saat hal ini muncul, dorong bayi anda lurus ke depan menuju puting susu, (neply) dan areola (lingakaran coklat / gelap disekeliling putting susu) saat posisi bayi anda sudah tepat (latch on), putting susu dan sebagian besar dari areola akan masuk di dalam mulut bayi anda.
Bayi bibir anda dan gusinya harus berada di sekeliling areola payudara anda, tidak hany pada putting susu saja. Olerh karena itu penting untuk membuat mulut bayi terbuka lebar sebelumnya. Anda dapat mambantu bayi anda latch on dengan memegang atau menyanggah payudara anda menggunakan tangan dalam posisi bebas (tidak dalam sedang posisi menggendong bayi) tempatkan jari-jari anda di bawah payudara dan letakkan ibu jari pada bagian atas (di belkang areola- c position) pastikan bayi anda berada setinggi payudara dan pastikan juga tangan anda yang memegang payudara berada di belakang areola, sehingga tidak mengganggu mulut bayi anda.
Saat bayi anda pertama kali menyusui akan ada sensasi/ perasaan tersedot/ tertarik (fuging sensation) jika proses latch on menimbulkan rasa sakit, maka ada kemungkinan proses latch on belum tepat, hentikan sementara proses latch on dengan cara memasukkan jari anda kemudian susupkan jari anda kea arah sudut mulut bayi, reposisi ulang, dan coba lagi. hal ini dilakukan :
1.      Aliran asi lebih lancer
2.      Mencegah lecet pada putting susu ibu
3.        Menjada bayi agar puas dalam menmyusui
4.      Menstimulasi produksi asi yang kuat
5.      Menjaga agar tiak terjadi pembekuan payudara
Bayi mengunakan bibir,gusi, dan lidah untuk mengisap asi dan payudara. Proses mengisap putting susu yang sederhana (simple suckling) tidak akan mengeluarkan asi,tetapi lidah akan melukai putting susu. Proses mengisap yang baik ditandai dengan cirri-ciri berikut ini:

1.      Lidah bayi berada dibawah putting susu
2.      Periode jeda dalam proses mengisap dengan ditandai dengan adanya proses menelan yang dapat dilihat dan di dengar
3.      Pergerakan sendi rahang (temperamandibular joint) yang aktif terlihat selama proses menyusui berelangsung.
Sebagian besar bayi akan aktif menyusu dalam keadaan lapar dan dalam posisi yang tepat. Pada periode minggu pertama setelah melahirkan sampai menyusui berjalan dengan lancer,bayi tidak perlu diberikan suplemmen apapun (air, gula, formula dll) kecuali degan alasan medis bayi yang mendapat asi secara teratur dan efektif akan mendapat asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan. Perkenalan botol susu dan putting buatan dapat menimbulkan bingung putting pada bayi yang mengakibatkan gangguan dalam proses menyusui.
ü  Let-Dwon
Tanda-tanda dari reflek let-dwon berbeda anatara satu wanita dengan lainnya. Saat bayi anda menyusu, anda dapat merasakan rasa geli atau sedikit nyeri pada payudara anda asi mulai keluar Dari payudara yang tidak digunakan untuk mrnyusui. Perasaan dan keluarnya asi ini merupakan tanda dari reflek let-dwon. Anda juga dapat merasakan kram atau kontraksi pada rahim anda (uterus, karena hormone dalam reflek let-dwon berupa oksitosin, selain menstimulasi aliran asi juga menyebabkan kontraksi otot rahim. Untuk itu, proses menysui membantu rahim anda untuk kembali ke ukuran awal sebelum melahirkan. Proses kram ini merupakan proses normal dan salah satu tanda berhasilnya proses menyusui rasa kram ini akan menghilang dalam satu minggu dan selanjutnya.
Untuk membantu proses let dwon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Duduk menggunakan kursi yang nyaman, sehingga dapat manyokong punggung dan lengan anda.
2.      Pastikan bayi pada posisi yang tepat (latch on)
3.      Dengarkan music yang menyenangkan dan siapkan minuman bergizi untuk anda selama proses menyusui
4.      Gunakan bra untuk menyusui dan pakaian yang memudahkan dalam proses menyusui
5.      Pastikan anda berada di tempat yang tenang dan tidak ada gangguan selama proses menyusui berlangsung
2.9  Air susu ibu menurut stadium laktasi
Jenis air susu yang dikeluarkan oleh ibu ternyata memiliki 3 stadium yang memilki kandungan berbeda.air susu ini memiliki stadium yang terdiri atas kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (mature).

A.    Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi bayi daripada ASI sebenarnya, khususnya  kanndungan  immuuniglobulin A (IgA), Yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegh kuman memasuki.IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan mateerials residual yang terdapat dalm alveoli serta duktus  dari kerlenjar payudara sebbelum dan setelah masa puerperium
1.            Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari kke tiga atyau ke empat
2.            Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah
3.            Merupakan cairan dengan viskositas  kental beerwarna ke kunung-kuningann, lebih kuning di bandingkan dengan usus yang matur.
4.            Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkann mekoneum dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan bayi yang akan datang
5.            Lebih banyak mmengandung protein di bandingkan dengan ASI  yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang telah matur, pada kolostrum protein yang utama adalah globbullin(gamma globulin)
6.            Lebih banyak mengandung anti-bodi di bandingkan dengan ASIN yang matur, sehingga dapat memberiksn perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
7.            Kadar karbohidrat dan lemmak rendah jika di bandingkan dengan ASI matur.
8.            Mineral, terutamma natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi jika di bandingkan dengan susu matur.
9.            Total energi lebih rendah jika di bandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/100 ml kolostrum.
10.        Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika di bandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitammin yang larut dalamm air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
11.        Bila di panaskan akan menggumpal, sedankan ASI mmatur tidak.
12.        Ph lebih alkalis di bandingkan dengan ASI matur.
13.        Lipidnnya llebih banyak mengandung kolestrol dan lesiitin  di bandingkann dengan ASI matur.
14.        Volume berkisar 150-300 ml/24 jam.
15.        Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis  protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna.Hal ini akan llebih banyak menambah kadar antiibodi pada bayi.  

B.     Air susu masa peralihan
Ciri dari air susu pada masa peralihan adal sebagai berikut:
1.            Merupakan asi peralihan dari kolostrum sampai menjadi asi yang matur.
2.            Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa asi matur baru terjadipada minggu ke-3 sampai mnggu ke-5
3.            Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidarat dan lemak makin tinggi.
4.            Volumenya juga akan meningkat.

Tabel 2.2
Komposisi ASI menurut penyelidikan dari I.S Kleiner dan J.M Osten
Waktu
Protein
Karbohidrat
Lemak
Hari ke-5
2,00
6,42
3,2
Hari ke-4
1,73
6,73
3,7
Minggu ke-34
1,30
7,11
4,0

Kadar pada table diatas dalam satuan gram/100ml ASI
C.    Air Susu Matur
Ciri-ciri air susu matur adalah sebagai berikut :
1.      Merupakan ASI yang disekresi opada hari ke-10 dan seterusnya komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.
2.      Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI ini merupakan makanan satu-satunya paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6bulan.
3.      Merupakan suatu cairan berwarna putih, kekuning-kuningan yang diakibatkan warna darui garam kalsium caesenat ribo flavin, dan karoten yang terdap[at didalamnya.
4.      Tidak menggumpal jika dipanaskan
5.      Terdapat antimikropbial faktor, antara lain:
a.       Antibodi terhadap bakteri dan virus
b.      Sel (kagosit,granulasit, makrofag, dan limfosit tipe T)
c.       Enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase,katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase)
d.      Protein (  laktoferin, B12, binding protein).
e.       Resistence faktor terhsdap stafilokokus.
f.       Komplomen
g.      Interferron Producing Cell
h.      Sifat biokimia yang khas, kapasitaas  buffer yang rendah, dan adanya faktor  bifidus.
i.        Hormon-hormon
2.10    PERSIAPAN MEMPERLANCAR PENGELUARAN ASI
Berikut ini adalah persiapan yang perlu di lakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI:
1.      Membersihkan puting susu dengan air atau minyak sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk
2.      Puting susu di tarik setiap mandi sehingga menonjol untuk mempermudah isapan bayi.
3.      Bila puting susu belum menonjol bisa menggunakan pompa susu atau dengan jalan operasi.
Keberadaan puting susu dalam mulut bayi mempunyai keuntungan tersendiri, yaitu sebagai berikut:
1.      Rangsangan puting susu lebih mantap, sehinggaa reflek pengeluaran ASI lebih sempurna.
2.      Menghindari kemungkinan lecet pada puting susu
3.      Kepuasan bayi saat mengisap ASI lebih besar
4.      Semprotan ASI lebih sempurna dan menghindari terlalu banyak udara yang masuk ke dalam lambung bayi.

Ternyata, hanya ada dua tanda  yang menujukkan bayi kurang mendapat cukup ASI. Seprti yang dijelaskan dibawah ini :
1.      Air seni bayi berwarna kuning pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikit. Bayi buang air kecil <6 asi.="asi." bahwa="bahwa" bayi="bayi" cairan="cairan" cukup="cukup" kali="kali" kekurangan="kekurangan" kurang="kurang" mendapat="mendapat" menunjukkan="menunjukkan" sehari.ini="sehari.ini" sehingga="sehingga" span="span">
2.      Perkenbangan berat badan bayi < 500gr perbulan dan ini menunjukkan bahwa bayi kurang mendapat asupan yang baik selama satu bulan terakhir. Apabila diberikan ASI secara eksekutif (0-6 bulan) dapat mencukupi semua kebutuhan bayi.
·  Keuntungan lain pemberian ASI
v Resiko kontaminasi lebih kecil
Air susu ibu yang di isap langsung oleh bayi dari payudara lebih kecil kemungkinanya terkkontaminasi kuman patogen dan dengan demikian insiden infeksi neonantal akan berkurang.
v  Perlindungan
Faktor faktor perlindungan ada di dalam kolostrum dan air susu ibu, Terutama insides  grastroenteritis pada bayi- bayi yang di beri air susu ibu sangat berkurang.Fungsi perlindungan imunoglobulin dalam hubungan dengan alergi juga lebih di sebutkan.Apabila terdapat riwayat penyakit keluarga seperti asma dan akzema, maka sangat perllu ibu mempertimbangkan pemberian air susu ibu.

v  Komposisi
Air susu mmanusia memberikan unsur- unsur (konstituen) makanan dengan keseimbangan yang tepat bagi pertumbuhan manusia. Di lain pihak air susu sapi harus dengan berbagai cara sebelum dapat di terima oleh bayi manusia yang kecepatan tumbuhnya jauh lebih lambat di bandingkan dengan pertumbuhananak sapi. Bayi yang di beri air susu sapi cenderung mempunyai pertumbuhan berat badan yang jauh lebih cepat daripada bayi yang di beri air susu ibu, tetapi pertumbuhan berat badan ini tidak berarti menunjukkan perkembangan yang sehat.
Masih terdapat beberapa  pemikiran bahwa  bayi- bayi tertentu mengalami menngalami intoleransi terhadap air susu sapi dan bahwa inhalasi air susu sapi saat terjadi regurgitasi dalam menyebabkan “mati tersedak”.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Laktasi atau menyusui adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluran ASI.
Hormon- hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI       yaitu diantara nya: estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, dan HPL.
Proses laktogenesis dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: laktogenesis I, laktogenesis II, dan laktogenesis III.
Komposisi dari air susu ibu antara lain:
a.       Protein 1,5 %
b.      Lemak 3,5 %
c.       Nilai kalori 80 kilo joule per 30ml
d.      Garam mineral 0,2 %
e.       Air 87,8 %
f.       Vitamin seperti pada kolustrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi bayi daripada ASI sebenarnya, khususnya  kanndungan  immuuniglobulin A (IgA), Yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegh kuman memasuki.IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Inisiasi menyusui dini (early initiation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi meysui dini adalah ini dinamakan the breast crowl atau merangkak mencari payudara







DAFTAR PUSTAKA

http:\\perempuan .com\asi-eksklusif-bgi-ibu-pekerja
Downloads/Catatanku » Blog Archive » ASI.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar