PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 15 Juni 2011

SEKS BEBAS, MASALAH DAN SOLUSI

Dr. Suparyanto, M.Kes

SEKS BEBAS, MASALAH DAN SOLUSI

PENGERTIAN SEKS BEBAS
  • Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
  • Globalisasi adalah kebebasan dari segala aspek, sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita yaitu kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengartikan para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
  • Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
  • Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

DEFINISI SEKS BEBAS
  • Masalah seks pada remaja sering kali merupakan para orang tua, juga pendidik, pejabat pemerintah, para ahli, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud perilaku sekssual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesame jenis. (Sarwono Sarlito W, 2011: 174)
  • Pada jaman modern sekarang muncul pula sekelompok manusia yang mnyebar luaskan kebebasan ekstim dalam seks. (Kartono Kartini, 2006:80)

DAMPAK SEKS BEBAS
  • Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. 
  • Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen. 
  • Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). 
  • Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. 
  • Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

MASALAH KEPRIBADIAN DALAM PERKEMBANGAN SEKS
  • Kepribadian adalah kebulatan sikap seseorang yang khas dan membedakannya dengan orang lain dalam berbagai hal, termasukmasalah seksual. Dengan demikian dapat dibedakan berbagai bentuk kepribadian sebagai berikut:
a. Kepribadaian terbuka
  • Mereka sangat terbuka dalam masalah seksual dan dengan mudah dapat diterka oleh orang lain
b. Kepribadaian tertutup
  • Mereka mempunyai kepribadaian tertutp suka diterka, dan dapat menyampaikan kepada orang lain.
c. Kepribadian emosional
  • Emosinya menguasai diri – sendiri. Tingkah laku seksualnya menonjol, sehingga setiap perasaan cinta harus diakhiri denga hubungan seksual
d. Kepribadian rasional
  • Dengan kepribadian ini, mereka tidak mudah jatuh cinta dan dicintai. Segala dipertimbangkan dengan baik, sehingga hasilnya memuaskan hatinya secara rasional

PENYEBAB TERJADINYA SEK BEBAS
  1. Adanya budaya barat yang msuk ke dalam negri yang menggutamakan nafsu, merambah aspek hidup remaja.
  2. Faktor – Faktor Di Dalam Diri Anak Itu Sendiri
a). Predis posing factor
  • Faktor ini dibawa semenjak lahir, atau oleh kejadian – kejadian ketika kelahiran bayi, yang disebut birth injury, yaitu luka dikepala bayi yang ditarik dari perut ibu.
b). Lemahnya pertahanan diri
  • Adalah faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh – pengaruh negative dari lingkungan.
c). Kurangnya penyesuaian diri
  • Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan social, dengan mempunyai daya pilih teman bergaul yang membantu pembentukan prilaku positif.
d). Kurangnya dasar – dasar keimanan didalam diri remaja
  1. Masalah agama belum menjadi upaya sunguh – sungguh dari orang tua dan guru terhadap diri remaja
a.Faktor – faktor dirumah tangga
  1. Anak kurang mendapatkan kasih saying dan perhatian dari orang tua
  2. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua sidesa – desa, tidak mampu mencukupi kebutuhan anak – anaknya.
  3. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis

b.Faktor – faktor dimasyarakat
  1. Kurangnya pelaksanaan ajaran agama – agama secara konsekuen
  2. Masyarakat kurang memperoleh pendidikan
  3. Kurangnya pengawasan terhadap remaja
  4. Pengaruh pengaruh norma – norma baru dari luar yang dianggap benar

MINAT SEKS DAN PERILAKU SEKS
  • Dorongan untuk Melakukan seks dikalangan remaja muncul tekanan sosial terutama dari minat remaja tentang seks dan keingin tahuannya tentang seks. Meningkatnya sek ini reamaja selalu berusaha mencari lebih banyak mencari informasi tentang seks. Hanya sebagian kecil anak yang bertanya kepada orang tuanya.

TINDAKAN IMORIL PADA ADOLENSE
  • Tindakan imoritas atau imoril itu khususnya berkaitan dengan tingkah lakuseksual, yang begitu a-susila sifatnya dan sangat mencolok mata, sehingga ditolakoleh masyarakat.individu – individuimmoril dan orang kriminalitas itu mempunyai beberapa cirri yang sama, yaitu:
  1. Kurang terkendalinya rem – rem psikis, system pengontrol diri jadi lemah,dan kurangnya pembentukan karakter lemah.
  2. Immoralitas dan kriminalitas yang kronisitu abnormal sifatnya, biasanya detrimental (sangat merugikan) bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
  • Terjadinya peninggkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangt dipengaruhi oleh faktor perubahan – perubahan fisik selama periode pubertas. Kematangan seksual dan perubahan hormonal mengakibatkan dorongan seksualitas pada remaja.

CARA MENANGGULANGI SEK BEBAS PADA REMAJA
  1. Harus ada kepercayaan orang tua terhadap remaja. Karena dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarga. Dengan memberikan penghargaan remaja akan merasa dihargai, dan sebaliknya ereka pula akan menghargai pula terhadap keluarga
  2. Pendidikan agama sejak dini. Saat ini pendidikan agama adalah mencipkan suasana agamis dikeluarga. Sholat berjama’ah, membaca alqur’an,dan suka menolong orang miskin.
  3. Komunikasi yang lancer antara remaja dengan orang tuadan anggota keluarga lainnya.
  4. Dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
  5. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi.Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
  6. Kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
  7. Untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas juga hrus dibentengi pula dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman

PENDIDIKAN SEKS
  • Pendidikan sek adalah suatu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalah gunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak – dampak negative yang tdak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa. (Sarwono,Sarlito W: 2011)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta
  2. Elizabet B, 1980. “Psikologogi perkembangan ” Jakarta : Aerlangga
  3. Hatono,Kartini.2006. “Psikologi Wanita”. Bandung: Mandar Maju
  4. Mar’at, samsunuwiyati. 2005. “Psikologi perkembangan” Bandung : PT Remaja Rosda Karya
  5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.2004.
  7. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  8. Nursalam. 2006. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  9. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  10. Prawiro harjo, Sarwono.2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
  11. Sarwono, sarlito W. 2011. “psikologi remaja” Jakarta: charisma putra utama ofset
  12. Sobur, Alex. 2009. “Psikologi Umum” Bandung : Pustaka Setia
  13. Sugiyono, 2008. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  14. Sugiyono, 2010. “Metodologi penelitian”. Bandung: alfa beta
  15. Wilis, Sofyan S. 2008. “Remaja Dan Masalahnya”. Bandung: alfabeta
  16. Zulkifli, 2009. “psikologi perkembangan”. Bandung : Remaja Rosdakarya
  17. BKKBN,2005. http//:www.BKKBN/2005.co.id
  18. Mudijanah, desti, 2001. Kebutuhan akan informasi dan pelayanan kesehatan remaja. http://www.KTI.destimudijanah/KebutuhanAkanInformasidanPelayananKesehatanReproduksi Remaja.com
  19. Rawin,2011. Remaja. http://www.rawin/network/remaja.com
  20. Rizki dinar winiar,2002. Frunand safe http://www.RizkiDinarWiniar,S.K.M/Fruit/FunandSafe/CreatingaYouth/CondomBrandIndonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar