PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Senin, 04 Maret 2019

TERNYATA AMAL SHALIH ITU IBARAT PANCA INDERA JANIN


TERNYATA AMAL SHALIH ITU IBARAT PANCA INDERA JANIN

Oleh:
Yan Karta Sakamira
4 Maret 2019

Saudaraku sesama muslim, kajian kita kali ini tentang amal shalih. Amal shalih adalah perbuatan baik yang dapat membuat kebaikan dan dilakukan secara sengaja. Suatu amalan dalam agama Islam dikatakan sebagai amal shalih apabila terpenuhi di dalamnya dua syarat, yaitu Ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.

Banyak kita dengar bahwa, seseorang yang sudah banyak beramal shalih (ibadah kepada Allah) seperti shalat, puasa, sedekah, namun kehidupannya tetap biasa-biasa saja, tidak banyak perubahan, justru kehidupannya tidak lebih baik daripada orang yang sering maksiat atau non muslim. Keluhan seperti ini  banyak dialami oleh saudara muslim kita yang lain. Dimana letak kesalahannya? Tidak ada yang salah, yang perlu dibetulkan adalah pemahamannya. Mari kita simak kehidupan janin dalam kandungan.

Janin hidup di alam kandungan ibunya, dia mempunyai panca indera seperti mata, telinga, hidung maupun mulut (lidah), namun pancaindera tersebut selama dalam kandungan belum berfungsi dengan baik. Mungkin janin dalam kandungan tersebuh juga mengeluh, mengapa dia punya pancaindera tetapi tidak ada fungsinya (lebih tepatnya belum berfungsi dengan baik). Punya mata tidak ada yang dilihat, punya telinga tidak ada yang didengar, punya mulut tidak ada yang dibicarakan.

Saudaraku sesama muslim, Allah menciptakan pancaindera janin, tujuan utamanya memang bukan untuk digunakan selama janin hidup di alam kandungan, namun pancaindera janin itu baru berfungsi (ada gunanya) setelah janin tersebut hidup di alam lain yaitu alam dunia (setelah janin dilahirkan). Di alam dunia nanti, mata bisa digunakan untuk melihat indahnya dunia, telinga bisa digunakan untuk mendengar indahnya suara, mulut bisa digunakan untuk bicara, dan merasakan sedapnya masakan. Coba bayangkan, seandainya ada seorang bayi yang dilahirkan dalam keadaan yang tidak punya mata dan telinga, maka dia akan menjadi manusia yang buta dan tuli, sungguh kehidupan yang sangat tidak menyenangkan.

Begitu juga dengan amal shalih, amal shalih memang belum berfungsi banyak selama manusia hidup di dunia, namun amal shalih baru berfungsi (Allah ganti) setelah seseorang hidup di alam lain yang namanya akhirat (setelah manusia mati).

Seseorang yang selama hidup di dunia rajin berpuasa, dia baru akan merasakan dampak dari puasanya setelah di akhirat nanti, yaitu bisa masuk surga melalui pintu Ar-Rayyaan.

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ.”

“Sesungguhnya di Surga itu ada sebuah pintu yang disebut ar-Rayyaan. Pada hari Kiamat nanti orang-orang yang suka berpuasa akan masuk Surga lewat pintu itu. Tidak ada seorang pun selain mereka yang diperkenankan (untuk masuk Surga) lewat pintu itu.” (HR: Bukhari – Muslim)

Seseorang yang selama hidup di dunia rajin membaca Al-Qur’an, dia baru akan merasakan dampak dari membacanya itu setelah di akhirat nanti, yaitu akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) di akhirat pada saat dia mendapat kesulitan.

Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).


Seseorang yang selama hidup di dunia rajin menjaga shalat fardhu lima waktu, dia baru akan merasakan dampak dari mengerjakan shalatnya setelah di akhirat nanti, yaitu bisa masuk surga (dijamin Allah).

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ: رُكُوْعِـهِنَّ، وَسُجُوْدِهِنَّ، وَمَوَاقِيْتِهِنَّ ، وَعَلِمَ أَنَّهُنَّ حَقٌّ مِنْ عِنْدِ اللهِ؛ دَخَلَ الْـجَنَّةَ ، أَوْ قَالَ : وَجَبَتْ لَهُ الْـجَنَّـةُ ، أَوْ قَالَ : حَرُمَ عَلَى النَّارِ

Barangsiapa menjaga shalat lima waktu: ruku’nya, sujudnya (dengan thuma’ninah), pada waktu-waktunya, kemudian ia mengetahui bahwa perintah ini benar-benar datangnya dari Allâh, maka ia akan masuk surga,” atau Beliau bersabda, “Wajib atasnya surga,” atau Beliau bersabda, “Ia diharamkan masuk neraka.”(HR: Ahmad (IV/267)

Berdasarkan hadits diatas dapat kita pahami bahwa amal shalih baru berfungsi (baru Allah ganti) setelah kita mati, bukan selama kita hidup didunia, selama hidup didunia kita memang diminta bersabar, karena dunia itu adalah penjara bagi orang mungkin dan surga bagi orang kafir.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »

 “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)

Orang mukmin selama hidup di dunia bagai hidup di penjara karena harus menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan, serta  harus melakukan melakukan keataan terhadap perintah Allah. Untuk itu orang mukmin harus sabar selama hidup di dunia, dan Allah akan membalas kesabaran dan ketaatan semua orang mukmin dengan surga.

Semoga bermanfaat. Aamiin.