PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 15 April 2020

MENJAUHI DOSA BESAR MERUPAKAN JALAN MENUJU SURGA


MENJAUHI DOSA BESAR MERUPAKAN JALAN MENUJU SURGA

Yan Karta Sakamira
15 April 2020

Jalan menuju surga banyak caranya, salah satu cara yang ditunjukan oleh Allah dalam firman-Nya, surat An Nisa ayat 31:

 إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”. (QS: An Nisa, 31)

Allah menjanjikan selama kita mampu menghindari dosa-dosa besar, maka Allah akan memasukannya ke tempat yang mulia (surga).

Apa saja yang termasuk dosa besar:

1.          Menyekutukan Allah, Durhaka Kepada Orang Tua, Membunuh, dan Saksi Palsu.

Rasulullah bersabda:

 عَنْ أَ نَس رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قاَ لَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَنِ الْكَباَ ئِرِ قاَ لَ الاشْرَا كُ بِا للَّهِ وَ عُقُوْ قُ الْوَا لِدَ يْنِ وَ قَتْلُ انَّفْسِ وَ شَهاَ دَ ةُ الزُّوْرِ( أخرجه مسلم في كتاب الشهادات)

“Dari Anas bin Malik r.a. berkata, ketika Nabi ditanya tentang dosa-dosa besar lalu beliau  menjawab: Syirik (mempersekutukan Allah), durhaka terhadap kedua ayah-bunda, membunuh jiwa manusia dan saksi palsu ”(HR.Muslim).

2.          Menyekutukan Allah, Sihir, Membunuh, Makan Riba, Makan Harta Anak Yatim, Melarikan Diri Saat Jihad, Menuduh Zina

Rasulullah bersabda:

 عَنْ أَ بِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قاَلَ اجْتَنِبُوْ السَّبْعَ الْمُوْبِقاَتِ قاَلُوْاياَرَسُوْلَ اللَّهِ وَماَهُنَّ قاَلَ الشِّرْ كُ باِللَّهِ وَالسِّحْرُوَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّباِلْحَق وَأَكْلُ الرِّباَوَاَكْلُ ماَلِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَناَتِ الْمُؤْمِناَتِ الْغاَفِلاَتِ (أخرجه البخاري في كتاب الوصايا)                                                                                              

“Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda: “ jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membinasakan!” Para sahabat bertanya: “ Wahai Rasulullah, apakah tujuh hal yang membinasakan itu?” Beliau bersabda: “ Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali karena hak, makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri sewaktu jihad dan menuduh zina wanita-wanita mukmin yang senantiasa memelihara dirinya.”(HR.Bukhari)

Semoga bermanfaat. Aamiin.


Selasa, 14 April 2020

TIPS BERHIAS UNTUK MUSLIMAH


TIPS BERHIAS UNTUK MUSLIMAH

Yan Karta Sakamira
14 April 2020

Berhias untuk mempercantik diri diperbolehkan dalam Islam, namun berhias mempunyai dampak yang sangat bertolak belakang, berhias akan memperoleh pahala jika dilakukan untuk menyenangkan suaminya, namun berhias akan memperoleh dosa jika dilakukan untuk menyenangkan temannya, atasannya ataupun menyenangkan orang lain di sepanjang jalan yang dia lewati.

1.       Dilarang Tabarruj

Tabarruj adalah wanita yang bersolek, berhias diri memperlihatkan perhiasan dan kecantikannya kepada para lelaki yang bukan suaminya. Mereka tidak memiliki rasa malu kecuali sedikit, mereka berjalan diantara lelaki, berlenggak-lenggok, berdesakan dengan para lelaki baik di mall, di jalan, di tempat kerja, maupun di tempat umum lainnya.

Timbul pertanyaan, apa manfaat dan keuntungannya mempunyai kecantikan, keindahan, serta berdandan cantik jika ternyata semua itu tidak di sukai oleh Allah swt., bahkan harus menerima kemurkaan-Nya. Disini para wanita tertipu, mereka ingin dipuji dan dikagumi oleh manusia, tetapi dimurkai oleh Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzab: 33)

2.       Dilarang Menyerupai Lelaki

Muslimah dilarang menyerupai laki-laki, baik itu dengan cara mengkasarkan suaranya maupun dengan cara meniru gerakan dan pakaian mereka. Begitu juga laki-laki dilarang menyerupai wanita, baik itu dengan cara melembutkan suara maupun dengan menirukan gerakan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya dari karakter kewanitaan.

Kodratnya wanita tidak sama dengan laki-laki. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran, 36:

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (QS: Ali Imran, 36)

Rasulullah bersabda:

حدثنا محمد بن بشار غندر حدثنا شعبة عن قتادة عن عكرمة عن ابن عباس رضي الله عنهما قال لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المتشبهين من الرجال بالنساء والمتشبهات من النساء بالرجال (اخرجه البخاري في كتاب للباس باب المتشبهون بالنساء والمتشبهات من الرجال)

Artinya: “Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, menceritakan Gundar kepada kami kepada Syu’bah dari Qatadah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas ra, berkata,”Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.”(HR: Bukhari)

  1. Dilarang Merubah ciptaan Allah

Dari Ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ

 “ Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis mereka, dan para wanita yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)

  1. Dilarang Mubadzir

Muslimah hendaknya menjauhi sifat berlebih-lebihan, baik dalam hal membelanjakan hartanya untuk membeli kosmetik ataupun menghabiskan waktu berjam-jam di depan cermin.

Allah berfirman:

وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS: Al Isra’, 26)

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS: Al Isra’, 27)

Semoga bermanfaat. Aamiin




Senin, 13 April 2020

UMAT ISLAM ITU “HARUSNYA” SATU ATAU BANYAK KELOMPOK


UMAT ISLAM ITU “HARUSNYA” SATU ATAU BANYAK KELOMPOK

Mari kita renungkan:

Jika umat Islam ber-Mazhab, maka umat Islam akan terbagi menjadi empat golongan yaitu golongan Mazhab Hanafi, golongan Mazhab Maliki, golongan Madzab Syafii dan golongan Mazdab Hambali. Dimana antara satu mazhab dengan mazhab lainnya ada perbedaan.

Jika umat Islam mengikuti “Organisasi” maka umat Islam akan terbagi menjadi golongan organisasi A, golongan organisasi B dan seterusnya. Dimana antara golongan organisasi A dan golongan organisasi B ada perbedaan.

Jika umat Islam mengikuti “Ulama” maka umat Islam akan terbagi menjadi golongan ulama A, golongan ulama B dan seterusnya. Dimana antara golongan ulama A dan golongan ulama B ada perbedaan.

Jika umat Islam mengikuti Rasulullah, maka umat Islam hanya satu golongan dan tidak ada perbedaan.

Menurut Allah dan Rasulullah

1.       Umat Islam itu satu, bersaudara dan tidak boleh bercerai-berai

Firman Allah swt tentang umat Islam itu satu:

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (QS: Al Anbiya’, 92)

Firman Allah tentang umat Islam itu bersaudara:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS: Hujurat, 10)

Firman Allah tentang umat Islam dilarang bercerai-berai:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

  1. Jika berselisih kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah berfirman,

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya” (Qs. An-Nisaa’: 59).

Jika kedua kelompok muslim berselisih, maka kembalikan kepada Al Qur’an dan hadist Rasulullah, artinya yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, harus memperbaiki (merubah) menjadi yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

  1. Sunnatullah umat Islam sampai akhir zaman

Rasulullah telah memprediksi bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan

Rasulullah bersabda:

نْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. اِنَّ بَنِيْ  اِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَليٰ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرَقَتْ اُمَّتِيْ عَليٰ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِيْ النَّارِ اِلاَّ مِلَّةً وَاحِيْدَةً قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَا اَنَا عَليْهِ وَاَصْحَبِيْ 

“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kaum Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan”. Lalu sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “(Golongan itu adalah orang-orang yang berpegangan pada) semua perbuatan yang telah aku lakukan, serta semua perbuatan yang dikerjakan oleh sahabat-sahabatku,” (Sunan al-Tirmidzi, 2565)

Mengapa umat Islam terpecah menjadi banyak golongan

Umar juga mempertanyakan hal Ini. Lalu Umar berdiskusi dengan Abdullah bin Abbas

Umar bertanya :

Wahai Abdullah bin Abbas mengapa umat Islam Ini berpecah belah?
Padahal kitabnya satu (Al Qur’an), Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم nya sama, kiblatnya sama

Abdullah bin Abbas menjawab : Ya amirul mukminin, sesungguhnya Alqur’an ini diturunkan ditengah-tengah kita, kita yang pertama kali membacanya, kita memahami isinya, kita memahami seluruh tafsir Alqur’an, kita paham benar bagaimana cara mengamalkannya

Wahai amirul mukminin setelah kita meninggal maka akan lahirlah generasi selanjutnya, mereka membaca Alqur’an tapi tidak memahami apa yang dimaksud, apa tafsir yang benar, ketika mereka tidak paham maka mulailah keluar pemahaman-pemahaman yang menurut pemikiran mereka sendiri.

Apabila setiap kelompok sudah berani mentafsirkan Alqur’an menurut pemahaman masing-masing maka umat Islam akan berpecah belah

Pendapat diatas sesuai dengan Firman Allah:

وَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ ۖ كُلٌّ إِلَيْنَا رَاجِعُونَ

“Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali”. (QS: Al Anbiya’, 93)

Kita diberi kebebasan untuk memilih masuk golongan yang mana, dan apapun keputusan kita, akan kita pertanggungjawabkan sendiri-sendiri kepada Allah Ta’ala.

Semoga bermanfaat. Aamiin.










Rabu, 08 April 2020

AJAKAN UNTUK BERAMAL MENURUT AL QUR’AN


AJAKAN UNTUK BERAMAL MENURUT AL QUR’AN

Yan Karta Sakamira
8 April 2020

Umat Nabi Semangat Untuk Berperang

كَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS: Ali Imran, 146)

Dilarang Berhati Lemah Dalam Mengejar Musuh

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS: An Nisa, 104)

Orang Zalim Tidak Akan Mendapatkan Keberuntungan

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ ۗ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

“Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”. (QS: Al An’am, 135)

Allah Menerima Taubat

لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka”, (QS: AtTaubah, 117)

Orang Yang Usahanya Dibalas Dengan Baik

وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”. (QS: Al Isra’, 19)

Dilarang Lalai Mengingat Allah

ٱذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِـَٔايَٰتِى وَلَا تَنِيَا فِى ذِكْرِى

“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku”; (QS: Taha, 42)

Bekerjalah Sesuai Keadaanmu

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

“Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui”, (QS: Az Zumar, 39)

Manusia Menuai Hasil Sesuai Usahanya

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”, (QS: An Najm, 39)

Usaha Manusia Akan Diperlihatkan

وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ

“dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”. (QS: An Najm, 40)

Berjalanlah Di Bumi Allah

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS: AL Mulk, 15)

Syukurilah Usahamu

إِنَّ هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُورًا

“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)”. (QS: Al Insan, 22)

Usaha Setiap Manusia Memang Berdeda

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

“sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda”. (QS: Al Lail, 4)

Sumber: Miracle The Reference (2011), Sigma Media Corp, Bandung