PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 21 Desember 2011

PESAN UNTUK IBU MELAHIRKAN DAN NIFAS

Dr. Suparyanto, M.Kes

PESAN UNTUK IBU MELAHIRKAN DAN NIFAS

TEMPAT MELAHIRKAN
  • Puskesma, Rumah Sakit, dan Rumah Bersalin

MANFAAT MELAHIRKAN DI FASILITAS KESEHATAN
  1. Ibu mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan terlatih
  2. Bila terdapat tanda bahaya atau terjadi komplikasi, dapat segera dilakukan tindakan pertolongan

TANDA BAHAYA PADA PERSALINAN
  1. Perdarahan dari jalan lahir
  2. Tali pusat atau tangan / kaki bayi keluar lebih dulu dari jalan lahir
  3. Ibu tidak kuat mengejan
  4. Ibu kejang
  5. Air ketuban keruh dan berbau
  6. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
  7. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
  8. Setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar
  9. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
  10. Ibu mengeluarkan darah dalam jumlah banyak setelah bayi lahir

CARA INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF
  • Cara inisiasi menyusu dini adalah begitu bayi lahir, letakan bayi di dada ibu. Biarkan bayi berusaha mencari puting susu ibunya. Tindakan ini bisa mencegah perdarahan dan merangsang keluarnya ASI
  • ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja sejak bayi lahir hingga berusia 6 bulan tanpa disertai makanan yang lain.

CARA PERAWATAN IBU SETELAH MELAHIRKAN DAN NIFAS
  • Minum 1 kapsul Vitamin A warna merah segera setelah melahirkan
  • Minum lagi Kapsul Vitamin A pada hari kedua, jarak kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam
  • Periksa ke Bidan / Dokter minimal 3 kali, yaitu pada minggu pertama, kedua dan ke enam
  • Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil
  • Istirahat/tidur cukup dan banyak minum supaya ASI keluar cukup banyak
  • Bagi ibu nifas yang memerlukan, minumlah Tablet Tambah Darah setiap hari, selama 40 hari

IKUT PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)
  • Agar ibu tidak cepat hamil lagi dan dapat menjaga jarak kehamilan
  • Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga

TANDA BAHAYA PADA SAAT NIFAS
  1. Perdarahan lewat jalan lahir
  2. Demam
  3. Wajah, tangan, atau kaki bengkak
  4. Nyeri/panas di daerah tungkai
  5. Payudara bengkak, berwarna kemerahan, terasa sakit

YANG HARUS DILAKUKAN BILA TERJADI TANDA BAHAYA SAAT NIFAS
  • Ibu segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

REFERENSI:
  1. Kementrian Kesehatan RI, 2011, Informasi tentang Kesehatan Ibu dan Anak melalui Radio, Panduan bagi Pengelola Program Radio Siaran Pemerintah & Swasta Nasional Indonesia


PESAN UNTUK IBU HAMIL

Dr. Suparyanto, M.Kes

PESAN UNTUK IBU HAMIL

PENGERTIAN KEHAMILAN
  • Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita mengandung janin di dalam tubuhnya. Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran

YANG HARUS DILAKUKAN OLEH IBU HAMIL
  • Segera periksakan diri ke petugas kesehatan. Saat pemeriksaan, ibu hamil akan memperoleh:
  1. Pengukuran tinggi badan dan lingkar lengan atas (LILA) saat pertama kali periksa
  2. Penimbangan berat badan tiap kali periksa. Berat badan akan naik sesuai umur kehamilan
  3. Pengukuran tekanan darah dan besarnya kandungan tiap kali periksa. Kandungan akan membesar sesuai umur kehamilan
  4. Tablet tambah darah untuk diminum setiap hari selama 90 hari. Tablet tambah darah tidak berbahaya bagi bayi
  5. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Imunisasi ini mencegah tetanus neonatorum pada bayi
  • Ikuti Kelas Ibu Hamil yang ada di lingkungan Ibu
  • Lakukan perawatan diri dengan cara:
  1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir sebelum melakukan aktivitas
  2. Mandi 2 kali sehari
  3. Mengganti pakaian dalam pagi dan sore
  4. Cuci rambut minimal 2 kali seminggu dengan menggunakan shampo
  5. Menjaga kebersihan kulit dan kuku
  6. Sikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
  7. Kurangi kerja berat
  8. Istirahat minimal 1 jam pada siang hari

MAKANAN UNTUK IBU HAMIL
  • Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil
  • Pola mgizi seimbang maksudnya ibu harus makan beraneka ragam makanan supaya kekurangan zat gizi dari satu makanan dapat dilengkapi dengan zat gizi dari makanan lain. Selain itu juga harus seimbang antara asupan karbohidrat, lauk-pauk, sayur dan buah, serta waktu makan (pagi, siang dan malam).
  • Tidak ada pantangan makan selama hamil
  • Jika mual-mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan, contohnya roti, ubi. Singkong, biskuit dan buah.
  • Jangan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena membahayakan kandungan

PEMBERIAN IMUNISASI TT (TETANUS TOKSOID)
  1. Pemberian I: segera setelah kehamilan terdeteksi
  2. Pemberian II: sebulan setelah pemberian vaksin pertama, dan paling lambat dua minggu sebelum waktu kelahiran
  3. Pemberian III: 6-12 bulan setelah pemberian vaksin kedua, atau selama masa masa kehamilan berikutnya
  4. Pemberian IV: satu tahun setelah pemberian vaksin ketiga, atau selama kehamilan berikutnya
  5. Pemberian V: satu tahun setelah pemberian vaksin keempat, atau selama kehamilan berikutnya
  • Total 5 dosis yang diterima oleh Wanita Usia Subur (WUS) akan memberi perlindungan seumur hidup. WUS yang riwayat imunisasinya telah memperoleh 3-4 dosis DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada waktu anak-anak, cukup diberikan 2 dosis TT pada saat kehamilan pertama, ini akan memberi perlindungan terhadap seluruh bayi yang akan dilahirkan.

TANDA-TANDA IBU MAU MELAHIRKAN
  1. Perut mulas secara teratur
  2. Mulasnya sering dan lama
  3. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
  4. Keluar air ketuban dari jalan lahir

TANDA-TANDA BAHAYA IBU HAMIL
  1. Perdarahan pada hamil tua dan hamil muda
  2. Bengkak di kaki, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
  3. Demam atau panas tinggi
  4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
  5. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
  6. Muntah terus dan tidak mau makan

YANG PERLU DIPERSIAPKAN UNTUK MELAHIRKAN
  • Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalianan
  • Suami dan keluarga mendampingi saat ibu hamil periksa
  • Siapkan tabungan untuk mbiaya persalinan
  • Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewktu-waktu diperlukan
  • Rencakan melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
  • Rencanakan ikut Keluarga Berencana (KB). Tanyakan caranya kepada petugas kesehatan
  • Siapkan orang yang menjadi donor darah jika sewaktu waktu diperlukan

PERAN KELUARGA UNTUK MENJAGA KESEHATAN IBU HAMIL
  • Mendampingi ibu hamil ketika memeriksakan kesehatannya
  • Mengingatkan untuk makan yang bergizi seimbang dengan porsi dua kali dari saat sebelum hamil
  • Mengingatkan dan mendampingi ke Posyandu untuk memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
  • Mengingatkan ibu untuk lebih banyak beristirahat dan tidak mengerjakan pekerjaan yang berat.

REFERENSI:
  1. Kementrian Kesehatan RI, 2011, Informasi tentang Kesehatan Ibu dan Anak melalui Radio, Panduan bagi Pengelola Program Radio Siaran Pemerintah & Swasta Nasional Indonesia


DATA DAN FAKTA KESEHATAN IBU INDONESIA

Dr. Suparyanto, M.Kes

DATA DAN FAKTA KESEHATAN IBU INDONESIA

Sejak 10 tahun terakhir, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia berada pada tingkat yang tertinggi diantara negara berkembang di dunia dan belum menunjukan adanya kecenderungan menurun walaupun sudah cukup banyak upaya yang dilakukan. Bahkan diantara negara ASEAN pun pada tahun 2002 angka kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina (LIPI, 2009)

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014 telah ditetapkan tujuan pembangunan kesehatan, diantaranya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target MDG’s pada goal 5 adalah penurunan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001), yaitu karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%).

Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain karena kurang energi kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Dalam hal kesehatan ibu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menyebutkan bahwa secara nasional 82,3% kelahiran sudah dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Namun tenaga kesehatan terlatih di wilayah pedesaan perlu lebih ditingkatkan agar kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan tidak jauh berbeda dengan kelompok penduduk perkotaan, demikian juga perhatian perlu dipusatkan pada pada penduduk miskin. Demikian pula halnya pada provinsi seperti Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat perlu mendapatkan perhatian agar proporsi perempuan usia reproduktif dapat lebih banyak mendapatkan pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan.

Riskesdas 2010 melaporkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan sudah lebih baik, yaitu 84%. Akan tetapi masih ada 2,8% tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, dan 3,2% masih memeriksakan kehamilan ke dukun. Selain itu diketahui akses (K1) adalah 92,8% ibu hamil mengikuti pelayanan antenatal, akan tetapi hanya 61,3% selama kehamilan memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4).

Riskesdas 2010 melaporkan bahwa pemanfaatan Pos Bersalin desa (polindes) / Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebagai tempat pelayanan terdekat ke masyarakat juga perlu ditingkatkan, karena hanya 1,5% yang memanfaatkan untuk persalinan. Walaupun secara nasional 59,4% perempuan usia reproduktif menggunakan fasilitas kesehatan untuk persalinan, akan tetapi di beberapa provinsi penggunaan fasilitas kesehatan untuk melahirkan masih sangat rendah, seperti 7,8% di Sulawesi Tenggara, 8 % di Maluku Utara atau 12,1% di Sulawesi Tengah.

REFERENSI:
Kementrian Kesehatan RI, 2011, Informasi tentang Kesehatan Ibu dan Anak melalui Radio, Panduan bagi Pengelola Program Radio Siaran Pemerintah & Swasta Nasional Indonesia


ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN

PENGERTIAN MASYARAKAT
  • Mdnurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
  • Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama

UNSUR MASYARAKAT
  • Kesatuan sosial: bentuk kesatuan individu yang berinteraksi, meliputi kerumunan, golongan dan kelompok
  • Pranata sosial: himpunan norma2 dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan bermasyarakat

KEBUDAYAAN
  • Menurut Taylor: kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan kesenian, moral, hukum adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan2 yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat
  • Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat

UNSUR BUDAYA
  1. Sistem religi
  2. Sistem dan organisasi masyarakat
  3. Sistem pengetahuan
  4. Bahasa
  5. Kesenian
  6. Mata pencaharian
  7. Teknologi dan peralatan

MANFAAT NAKES MEMPELAJARI UNSUR BUDAYA
  1. Pasien muslim kurang gizi, jangan disarankan makan daging babi (karena haram)
  2. Bayi diare dianggap sebagai proses peningkatan kepandaian
  3. Bayi yang sakit akibat kesalahan kedua orangtuanya (NTT)
  4. Bahasa lokal: kutilang, untuk wanita kurus tinggi langsing, banyak yang anemia karena diet ketat

WUJUD BUDAYA
  1. Tata kelakuan: nilai, norma, hukum
  2. Komplek aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Benda hasil karya manusia

PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
    Aspek Sosial yang mempengaruhi status kesehatan ada 4:
  1. Umur
  2. Jenis kelamin
  3. Pekerjaan
  4. Sosial ekonomi


Menurut Elling dan Foster, faktor sosial yang mempengaruhi perilaku kesehatan:
  1. Self concept
  2. Image kelompok
  3. Identifikasi individu

Menurut Foster, aspek budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan ada 5:
  1. Tradisi
  2. Sikap fatalisme
  3. Nilai
  4. Ethnocentrism
  5. Unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
  • Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus dirubah budayanya
  • Bentuk perubahan sosial budaya:
  1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
  2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
  3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan

  • Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
  • Syarat inovasi:
  1. Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
  2. Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
  3. Perubahan dapat diajarkan
  4. Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
  5. Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok

Penyebab perubahan tidak meluas:
  • Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
  • Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada

REFERENSI
  1. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya
  3. Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing Company
  4. Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi
  5. Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care
  6. Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change





KOMUNIKASI KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

KOMUNIKASI KESEHATAN

PENGERTIAN
  1. Menurut George A Miller (1951): komunikasi adalah proses informasi yang disampaikan dari satu tempat tertentu ke tempat yang lain
  2. Menurut Clavenger (1959): komunikasi merupakan suatu terminologi yang merujuk pada suatu proses pertukaran informasi yang dinamis.
  3. Menurut Cherry (1966): komunikasi berarti berbagi elemen perilaku dengan kesepakatan yang ditetapkan bersama.

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN

1. Model Shanon Weaver
  • Komunikasi dipandang sebagai suatu sistem: yang terdiri:
  • Sumber informasi (source) → memilih informasi yang dirumuskan (encode) menjadi pesan (massage) → pesan dikirim dengan isyarat (signal) melaui saluran (chanel) kepada penerima (receiver) → penerima menterjemahkan pesan untuk disampaikan ke tujuan (destination)

2. Model SMCR
  • Model ini menampilkan 4 variabel komunikasi:
  1. Source (sumber)
  2. Massage (pesan)
  3. Chanel (saluran)
  4. Receiver (penerima)
  • Proses komunikasi berlangsung tergantung: ketrampilan, sikap, pengetahuan, budaya yang berbeda

3. Speech Communication Model
  • Komunikasi terdiri 3 variabel:
  1. Pembicara (speaker)
  2. Pendengar (receiver)
  3. Umpan balik (feed back)
  • Antara pembicara dan penerima dapat terjadi sikap dan interpretasi yang berbeda

KOMUNIKASI KESEHATAN SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
  • Tujuan pokok program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku
  • Dengan adanya intervensi komunikasi kesehatan diharapkan akan timbul permintaan (demand) terhadap produk layanan kesehatan yang dibutuhkan
  • Bisa saja masyarakat tidak meminta layanan kesehatan karena mereka tidak tahu

KERANGKA KONSEP KOMUNIKASI KESEHATAN
  • Kerangka konsep komunikasi kesehatan terdiri:
  1. Pemasaran sosial: untuk memilih segemen pasar dalam memasarkan produk
  2. Analisis perilaku: teknik untuk mempelajari serta memberi motivasi perubahan
  3. Antropologi: mengungkap persepsi dan nilai yang mendasari perilaku

PEMASARAN SOSIAL
  • Menurut Kloter (1984):
  • Pemasaran sosial adalah suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan (ide) soaial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran
  • Pemasaran sosial menjual produk dan perilku yang sesuai dengan minat masyarakat

FOKUS PADA KONSUMEN
  • Pemasaran Sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada produk
  • Konsumen yang dijadikan alat ukur keberhasilan program pemasaran sosial
  • Konsumen selalu dilibatkan dan dimintai saran untuk bahan pengambilan keputusan
  • Sasaran berbeda latar belakang sosbud, pandangan, nilai, kebutuhan
  • Segementasi sasaran penting dalam pemasaran sosial

VARIABEL PEMASARAN
  1. Product (produk): komoditi, gagasan, ide, perilaku kesehatan
  2. Price (harga): uang, kesempatan, status sosial, waktu untuk memperoleh produk
  3. Place (tempat): jalur yang digunakan untuk menyalurkan produk
  4. Promotion (promosi): perlu pendidikan konsumen agar mampu menggunakan produk yang tepat

ANALISIS PERILAKU
  • Analisis perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan masyarakat serta faktor yang melatar belakangi perilaku tersebut.
  • Faktor yang perlu diperhatikan: lingkungan yang memicu, kerumitan menyiapkan bahan, sifat kejadian yang mendahului perilaku serta akibatnya

ANTROPOLOGI MEDIS
  • Antropologi medis merupakan cabang antropologi yang mempelajari masalh penyakit/kesehatan pada suatu tempat yang berhubungan dengan latar belakangbudaya setempat
  • Antropologi mempelajari tentang persepsi, kepercayaan, nilai dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat

PROGRAM KOMUNIKASI KESEHATAN

Tahap Perencanaan:
  • Analisis masalah kesehatan
  • Riset pengembangan
  • Pengembangan strategi
  • Uji coba bahan
  • Rencana operasional

Tahap Pelaksanaan:
  • Produksi
  • Pelatihan
  • Distribusi

Tahap pemantauan dan Evaluasi
  • Evaluasi hasil (output)
  • Evaluasi akibat (effect)
  • Evaluasi dampak (impact)

REFERENSI
  1. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya
  3. Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing Company



Sabtu, 10 Desember 2011

MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN
  • Motivasi: kekuatan dorongan yang menggerakan kita untuk berperilaku tertentu
  • Motivasi: interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku

PENDEKATAN MEMPELAJARI MOTIVASI

Pendekatan Instink:
  • Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis diturunkan
  • Instink yang mendasar adalah:
  1. Instink menyelamatkan diri
  2. Instink bertahan hidup

Pedekatan Pemuasan Kebutuhan
  • Manusia terdorong melakukan sesuatu guna mencapai tujuanya dan tercapailah keseimbangan
  • Contoh: jika kita sakit kepala, tubuh menjadi tidak seimbang, kita berusaha minum obat agar tercapai keseimbangan

Pendekatan Insentif
  • Insentif merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu
  • Contoh: seorang ibu membawa balitanya ke Posyandu, karena ingin mendapatkan PMT

Pendekatan Arousal
  • Mencari jawaban atas perilaku dimana tujuan dari perilaku ini adalah untuk memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan
  • Contoh: pecandu heroin, di awal akan merasa nikmat saat minum heroin, namun suatu saat dosis nya tidak membuat nikmat lagi, untuk itu dia menambah dosis agar tercapai kenikmatan baru

Pendekatan Kognitif
  • Motivasi adalah produk dari pikiran, harapan dan tujuan seseorang
  • Dibagi dua: motif instrinsik dan ekstrinsik
  • Contoh: Bidan yang tugas didaerah terpencil, jika bidan tersebut kerja karena senang dengan profesinya disebut motif intrnsik, jika ingin mendapat penghargaan disebut motif ekstrinsik

TEORI MOTIVASI
  • Teori motivasi dibagi dua:
  1. Teori kebutuhan: content theory
  2. Teori Proses: prosecess theory, memahami proses berpikir yang dapat mendorong seseorang berperilaku

Teori Kebutuhan Maslow:
  1. Kebutuhan Fisiologis
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan mencintai
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Aktualisasi diri

Teori Kebutuhan Alderfer:
  1. Kebutuhan untuk berkembang (growth)
  2. Kebutuhan untuk membina hubungan (relatedness)
  3. Kebutuhan untuk eksis (existence)

Teori Kebutuhan Mc Leland:
  1. Kebutuhan untuk berprestasi (n-achievement)
  2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-affiliation)
  3. Kebutuhan untuk berkuasa (n-power)

Teori dua faktor Hertberg:
  1. Hiegyne factor: faktor yang jika terpenuhi tidak dapat memberikan kepuasan kepada karyawan, namun hanya dapat menghilangkan rasa tidak puas
  2. Motivating factor: faktor yang jika terpenuhi dapat menimbulkan rasa puas, namun tidak tidak dapat menghilangkan rasa tidak puas

TEORI MOTIVASI PROSES

Teori Keadilan Adams (equity theory)
  • Teori ini mengatakan bahwa jika seseorang merasa diperlakukan tidak adil, maka ia tidak akan termotivasi untuk melakukan tugasnya

Teori Harapan (expectancy theory)
  • Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu tergantung:
  1. Seberapa yakin orang tsb terhadap hubungan antara usaha dan keberhasilan
  2. Hubungan antara keberhasilan dengan imbalan yang diperoleh
  3. Seberapa bernilainya imbalan tsb baginya

JENIS MOTIVASI
  • Ada 2 jenis motif:
  1. Motif Biologis (dibawa sejak lahir): lapar, haus , seks, pengaturan suhu tubuh, tidur, menghindari rasa sakit, kebutuhan akan oksigen
  2. Motif Sosial (tidak dibawa sejak lahir): Mendapatkan perhargaan, berkuasa

PENGUKURAN MOTIVASI
  • Cara pengukuran motivasi:
  1. Tes Proyektil
  2. Kuesioner
  3. Observasi Perilaku

Tes Proyektil
  • Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita
  • Untuk mengetahui pikiran manusia, kita beri stimulus yang harus diinterpretasikan
  • Contoh: Thematic Apperception Test (TAT): klien diberi gamber, kemudian disuruh membuat cerita tentang gambar itu, lalu kita telaah motivasi berdasarkan cerita yang dibuat

Kuesioner
  • Klien diberi kuesioner yang berisi pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien
  • Contoh: Edward’s Personal Preference Schedule, yg terdiri 210 pertanyaan
  • Berdasarkan jawaban akan dikaji kebutuhan apa yang paling dominan

Observasi Perilaku
  • Membuat situasi sihingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya

MOTIVASI BERPERILAKU SEHAT
  • Untuk berperilaku sehat diperlukan 3 hal (Elder, 1994):
  1. Pengetahuan yang tepat
  2. Motivasi
  3. Ketrampilan untuk berperilaku sehat

  • Jika seseorang tidak punya ketrampilan untuk memunculkan perilaku sehat disebut: skill deficits, cara perbaikan dengan pelatihan
  • Jika seseorang memiliki pengetahuan dan ketrampilan tetapi tidak puanya motivasi disebut: performance deficits, cara perbaikan pemberian reward and punishment

  • Mengapa orang sulit berperilaku sehat?
  1. Perilaku tidak sehat lebih menyenangkan daripada perilaku sehat
  2. Perubahan perilaku tidak sehat menjadi sehat tidak berdampak langsung secara cepat
  3. Memotivasi orang sehat lebih sulit daripada orang sakit
  4. Faktor lingkungan tidak mendukung

REFERENSI

  1. Notoadmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Elder, 1994, Motivating Health Behavior, New York, Delmar Publisher Inc.
  3. Feldman, 2003, Essentials of Understanding Psychology, New York, Mc-Graw Hill Co. Inc

PERSEPSI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

PERSEPSI DALAM PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN
  • Persepsi adalah hasil interprestasi sebuah stimulus
  • Interpretasi adalah apa yang keluar dari kepala kita
  • Sensasi adalah apa yang kita terima dari luar dan masuk kedalam kepala kita

FAKTOR PERSEPSI
  • Faktor Eksternal:
  1. Kontras: warna, ukuran, bentuk dan gerakan
  2. Perubahan intensitas: perubahan suara, cahaya, akan menarik perhatian
  3. Penggulangan
  4. Sesuatu yang baru
  5. Sesuatu yang menarik perhatian orang banyak

  • Faktor Internal:
  1. Pengalaman/Pengetahuan
  2. Harapan
  3. Kebutuhan
  4. Motivasi
  5. Emosi
  6. Budaya

BENTUK DAN LATAR
  • Bentuk atau objek adalah benda yang masuk dalam fokus perhatian kita
  • Latar atau latar belakang atau background adalah lokasi dari objek yang kita lihat
  • Yang membedakan antara objek dan latar adalah kontur
  • Kontur terbentuk jika ada perbedaan warna yang kontras

HUKUM PENGELOMPOKAN STIMULUS

Hukum Kedekatan (Proximity): kita cenderung mempersepsikan obyek yang lebih kecil dan berdekatan sebagai keseluruhan bentuk yang lebih besar

Contoh:
  • Penari masal yang membentuk angka atau gambar
  • Remaja yang berdekatan dengan pemebuk akan dipersepsikan sebagai pemabuk juga

Hukum Kesamaan (similarity): stimulus yang serupa cenderung kita persepsikan sebagai suatu kesatuan
Contoh:
  • Jika kita orang sunda akan dipersepsikan suka sayuran
  • Jika kita orang jogja akan dipersikan halus berbahasa

Hukum Kesederhanaan (simplicity): dalam mempersepsikan stimulus kita cenderung mempersepsikan yang sederhana

Contoh:
  • Huruf K bolak balik, akan kita persepsikan layang2
  • Angka 8 akan kita persikan dua bulatan ditumpuk

Hukum Keteraturan Bentuk (good figure): dalam mempersepsikan stimulus kita cenderung membuatnya menjadi satu kesatuan yang sempurna atau simetris

Contoh:
  • Sorang ibu dengan dua anaknya cenderung kita katakan sebagai suatu keluarga, walaupun ayahnya sudah tidak ada

Hukum Kesinambungan (continuation): hukum ini mengacu pada kesederhanaan sehingga stimulus mudah diramalkan

Contoh:
  • Garis titik2 yang lurus dan belok, akan mudah kita ramalkan berlanjut pada yang lurus

Hukum Kesempurnaan (law of closure): Kita mengorganisasikan stimulus yang kita lihat dengan dengan cara mengisi bagian2 yang hilang

Contoh:
  • Gambar berkedip pada iklan akan kita persepsikan sebagai benda utuh
  • Benda dengan garis putus2 akan kita persepsikan gambar utuh

Hukum Kesenasiban (law of common fate): hukum ini menyangkut gerakan, benda yang bergerak ke arah yang sama, benda itu akan kita persepsikan bagian dari kelompoknya

Contoh:
  • Bunglon saat diam akan kita persepsikan sebagai pohon, karena warnanya sama dengan pohon, namun saat bergerak akan kita persepsikan bunglon

HUKUM KETETAPAN

Hukum Ketetapan Ukuran: jarak yang jauh seharusnya akan bertambah kecil, tetapai kita akan memepersepsikan sama besarnya

Contoh:
  • Seorang anak naik sepeda, makin jauh tidak makin kecil tetapi kita persepsikan sama besarnya

Hukum Ketetapan Warna: warna obyek akan kita persepsikan sama, walaupun pencahayaanya berubah

Cohtoh:
  • Baju perawat yang berwarna putih, akan kita persepsikan tetap putih walaupun di tempat yang agak gelap (bukan abu2)

Hukum Ketetapan Gerak: saat kita naik kereta api, maka perasaan yang bergerak adalah tiang listrik, tetapi kita tetap mempersepsikan kereta yang bergerak

REFERENSI
  1. Notoadmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Morgan, 1986, Introduction to Psychology, New York: Mc-Graw Hill Co. Inc
  3. Elder, 1994, Motivating Health Behavior, New York, Delmar Publisher Inc.
  4. Feldman, 2003, Essentials of Understanding Psychology, New York, Mc-Graw Hill Co. Inc

Jumat, 09 Desember 2011

MENYUSUI BAYI

Dr. Suparyanto, M.Kes

MENYUSUI BAYI

1.PENGERTIAN
  • Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
  • Apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
  • Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
  1. Kurang sering menyusui atau memerah payudara
  2. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: Struktur mulut dan rahang yang kurang baik; Teknik perlekatan yang salah
  3. Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
  4. Jaringan payudara hipoplastik
  5. Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
  6. Kurangnya gizi ibu
  • Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang. Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang

2. PRODUKSI ASI

  • Refleks dalam Pembentukan ASI ada 2, yaitu :
1.Refleks Prolaktin
  • Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian depan didasar otak. Setiap kali bayi menghisap, merangsang ujung syaraf disekitar payudara merangsang kelenjar hipoisis bagian depan untuk memproduksi prolaktin. Kemudian prolaktin dialirkan ke pabrik ASI merangsang sel-sel alveoli membuat ASI. Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI, semakin banyak produksi ASI. Prolaktin menekan fungsi indung telur (ovarium) sehingga menyusui secaraa eksklusif akan dapat dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.

2.Releks Oksitosin (love reflex, let down reflex)
  • Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang, oksitosin diproduksi jika ujung syaraf payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin dialirkan melalui darah menuju payudara,kemudian akan merangsang kontraksi otot-otot yang mengelilingi pabrik, sehingga ASI diperas keluar dari pabrik ke gudang.
  • Hal-hal yang meningkatkan oksitosin.
  1. Ibu dalam keadaan tenang
  2. Mencium dan mendengarkan celoteh atau tangisan bayi
  3. Melihat dan memikirkan bayinya dengan perasaan kasih sayang
  4. Ayah menggendong bayi dan diberikan ke ibu saat akan menyusui dan menyendawakannya
  5. Ayah mengganti popok dan memandikan bayi
  6. Ayah bermain, menggendong, mendendangkan nyanyian, dan membantu pekerjaan rumah tangga
  7. Ayah memijat bayi

  • Hal-hal yang mengurangi oksitosin.
  1. Takut bentuk payudara berubah dan takut gemuk
  2. Ibu bekerja
  3. Ibu merasa takut ASInya tidak cukup
  4. Ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui
  5. Ibu merasa sedih, cemas, marah, kesal, dan bingung
  6. Malu menyusui
  7. Suami/keluarga kurang mendukung dan mengerti ASI

3. ASI EKSKLUSIF
  • Adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
1.Keunggulan ASI
  1. Kuantitas dapat memenuhi kebutuhan bayi
  2. Kualitas sesuai untuk bayi
  3. Mengandung zat kekebalan tubuh yang diperlukan bayi
  4. Membina hubungan psikologis ibu-anak
  5. Ekonomis
  6. Mudah

2.Keuntungan Menyusui Eksklusif
  1. Nutrisi yang optial kualitas dan kuantitas
  2. Meningkatkan kesehatan
  3. Meningkatkan kecerdasan
  4. Meningkatkan jalinan kasih sayang (Bounding)
  5. Melindungi dari infeksi dan alergi

4. KOMPOSISI ASI
  • Dalam ASI terkandung 3 komposisi yang dapat menunjang perkembangan dan pertumbahan pada bayi :
1.Kolostrum
  • Merupakan cairan yang pertama disekresi kelenjar pada hari ke 1s/d 3-4. Kolostrum ini berupa cairan viscous kental dg warna kekuning-kuningan. Kolostrum juga dapat dijadikan sebagai pencahar yg ideal untuk membersihkan mekoneum pada BBL, lebih banyak mengandung protein, banyak mengandung antibody, kadar karbohidrat dan lemak rendah. Bila kolostrum dipanaskan akan menggumpal. Volume kolostrum dapat berkisar 150-300ml/24jam
2. ASI Peralihan (Transisi)
  • Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yg matur. ASI peralihan ini disekresi hari ke 4-10 pada fase laktasi. Kadar protein yang dihasilkan makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Volume ASI pada masa peralihan ini makin meningkat
3. ASI Matur
  • Merupakan ASI yg disekresi pd hari ke 10 dan seterusnya. Komposisi pada ASI matur ini relatif konstan. Pada ASI matur berupa cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca caseinat, riboflavin dan karoten. Tidak akan menggumpal jika dipanaskan. pada ASI matur ini juga terdapat antimikrobial

5. CARA MENYUSUI YANG BENAR
  • Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman.
  • Cara menyusui yang benar adalah :
  1. Biarkan kepala bayi terjatuh pada pertengahan lengan bawah atau pergelangan tangan ibu
  2. Pegang bagian belakang dan bahu bayi
  3. Hadapkan seluruh badan bayi pada badan ibu
  4. Dekap bayi dibawah payudara
  5. Dada bayi melekat dibawah dasar payudara (dada ibu)
  6. Dagu bayi menempel pada payudara
  7. Hidung bayi menjauhi payudara
  8. Bahu dan lengan ibu tidak tegang dan dalam posisi natural

Chin to breast-chest to chest :
  1. Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)
  2. Perut/dada bayi menempel ke perut/dada ibu (chest to chest)
  3. Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu sehingga telinga bayi berada pada garis lurus dengan lengan bayi
  4. Leher bayi lurus
  5. Pegang pada bagian bahu/ belakang badan bayi, jangan kepala bayi

Posisi menyusui yang kurang tepat :
  1. Scissor’s hold terlalu dekat dengan putting susu
  2. Badan bayi tidak ditunjang
  3. Kepala bayi di pegang
  4. Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
  5. Kepala bayi terletak disiku sehingga menunduk
  6. c hold tetap di pertahankan
  7. Ibu merokok
  8. Tidak ada perhatian ibu (tidak ada kontak mata)
  9. Leher bayi terputar (tidak lurus)
  10. Hanya bahu yang ditopang oleh tangan ibu
  11. Badan ibu condong ke depan

6. POSISI PERLEKATAN SAAT PEMBERIAN ASI
  • Dalam pemberian ASI pada bayi posisi perlekatan yang benar merupaka kunci keberhasilan menyusui :
  1. Duduk tegak dengan punggung tersangga baik
  2. Pegang bagian belakang badan dan bahu bayi, kepala bayi terjatuh kebelakang sehingga dagu bayi melekat pada payudara
  3. Posisikan bayi melekat di bawah payudara
  4. Gunakan tangan dan lengan untuk melekatkan dada bayi kedasar payudara
  5. Pastikan seluruh badan bayi menghadap ke ibu
  6. Posisikan bayi sehingga putting susu berada di atas bibir atas bayi (berhadapan dengan hidung bayi)
  7. Rangsang bibir bawah atau dagu bayi dengan payudara/areola
  8. Tunggu sampai bayi membuka lebar mulutnya
  9. Secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi. ingat! jangan kepala bayi
  10. Arahkan puting susu ke atas, lalau masukan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langit
  11. Perhatikan! bibir bawah bayi memutar keluar. areola bagian bawah lebih sedikit terlihat dari pada bagian atas. dagu bayi menempel pada payudara. putting susu terlipat di bawah bibir atas bayi

Tanda-tanda posisi perlekatan yang benar :
  1. Tubuh bayi bagian depan menempel pada badan ibu
  2. Dagu bayi menempel pada payudara
  3. Dada bayi menempel pada dada ibu dibawah dasar payudara
  4. Telinga berada pada satu garis dengan leher dan lengan
  5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah terbuka
  6. Sebagian besar areola tidak Nampak
  7. Bayi menghisap dalam dan perlahan
  8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui
  9. Terkadang terdengan suara menelan

Tanda-tanda posisi perlekatan yang salah :
  1. Tubuh bayi jauh dari tubuh ibu
  2. Mulut tidak terbuka lebar, tetapi “monyong/mecucu”
  3. Lebih banyak terlihat areola, terutama dibagian bawah
  4. Dagu tidak menempel payudara
  5. Bibir tidak terputar keluar
  6. Bayi menghisap cepat dan sedikit
  7. Bayi gelisah dan menolak menyusu
  8. Ibu merasa nyeri


7. CARA BAYI MENGELUARKAN ASI DI PERAH OLEH LIDAH

  1. Perhatikan lidah bayi saat bayi mengeluarkan ASI
  2. Panah penunjuk gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang, menekan “DOT” jaringan payudara keatas kearah langit-langit
  3. Gerakan ini akan mengeluarkan/memerah ASI dari gudang ASI, masuk ke mulut bayi, kemudian ditelan
  4. Jadi, bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti menghisap minuman dengan sedotan
  5. Namun, memakai tekanan negative untuk membentuk dot dari jaringan payudara , gerakan lidah memerah asi dari gudang ke mulut bayi
  6. Isapan efektif jika bayi melekat dengan benar sehingga mudah mengeluarkan asi

8. TANDA-TANDA BAYI LAPAR
  • Ada beberapa tanda-tanda bayi saat mulai lapar, diantaranya :
  1. Membuka mulut dan menjilat atau memasukkan tangannya
  2. Membuka mulut jika bibirnya disentuh
  3. Menunjukkan gerakan-gerakan menghisap dengan mulut dan lidahnya
  4. Memutarkan kepalanya kearah payudara
  5. Melakukan gerakan-gerakan halus dan mengeluarkan suara
  6. Gejala akhir menangis
  7. Kadang-kadang ibu merasakan payudaranya penuh

9. TATA LAKSANA MENYUSUI
  • Cara terbaik dalam mempersiapkan pemberian ASI adalah keadaan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak mengahadapi banyak permasalahan.
  • Tahap-tahap tata laksana menyusui dapat disusun sebagai berikut :
  1. Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan putting susu sebelum menyusui
  2. Pegang payudara dengan c hold atau scissor hold dibelakang areola
  3. Hidung bayi dan putting susu ibu berhadapan
  4. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting reflex
  5. Tunggu mulut sampai terbuka lebar, lidah menjulur
  6. Dekatkan bayike ibu dan arahkan putting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi

10. TANDA BAYI CUKUP ASI
  • Ada beberapa tanda yang memperlihatkan bahwa bayi itu sudah kenyang. diantaranya :
  1. Bayi tampak tenang
  2. Buang air kecil (BAK) 5-6 kali/hari
  3. Buang air besar (BAB) 2x atau lebih/hari
  4. BB naik dalam 2 mgg pertama (100-200gr/mgg)
  5. Mengakhiri menyusu sendiri
  6. Bayi relaks dan puas setelah minum
  7. Putting susu ibu tidak nyeri
  8. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan

  • Makanan parenteral adalah cairan yang diberikan pada bayi sebelum “ASI keluar”. bahaya pemberian makanan ini :
  1. Menggantikan kolostrum: resiko lebih tinggi terkena infeksi, resiko lebih tinggi terkena alergi dan intoleransi
  2. Mengganggu proses menyusui: bayi kenyang, bingung putting-kesukaran pelekatan, bayi lebih sedikit menyusu, lebih sukar untuk memantapkan menyusui

11. IBU BEKERJA DAN ASI EKSKLUSIF
  • Ada beberapa solusi jika ibu adalah seorang wanita karir.
  1. Bayi dibawa sambil bekerja
  2. Bayi dibawa ketempat kerja
  3. Waktu ibu bekerja diberi ASI perah
Cara-cara memerah ASI :

a. Manual (dengan tangan/jari)
  • Letakkan ibu jari ditepi atas kalang susu (jam 12)
  • Letakkan jari telunjuk ditepi bawah kalung susu (jam 6) dan ketiga jari lainnya menyangga payudara
  • Dengan kedua jari, tekan jaringan payudara kearah dinding rongga dada
  • Dengan gerakan ke depan, pijat kalang susu kearah depan sehingga memerah ASI dalam gudang susu
  • Putar posisi ibu jari dan telunjuk, misalnya kearah jam 9 dan jam 3, ulangi tahap 3-4
  • Lakukan hal yang sama pada setiap posisi

b. Teknik dr.Marmet
  • Kunci keberhasilan memerah ASI Marmet adalah memadukan pemijatan payudaran (yang bertujuan meningkatkan pengeluaran ASI refleks oksitosin) dan memerah ASI.
  • Pemijatan payudara :
1). Massage (pijat payudara)
  • Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI
  • Mulai dari pangkal payudara. tekan 2-4 jari kedinding dada. buat gerakan melingkar pada satu titik area di payudara
  • Setelah beberapa detik, pindah kearea lain dari payudara. dapat mengikuti gerakan spiral mengelilingi payudara kearah putting susu atau gerakan lurus dari pangkal payudaara keputing susu
  • Lakukan selama 5-7 menit
2). Strok (mengurut payudara)
  • Urut payudara daari pangkal payudara sampai putting susu dengan jari-jari atau tepi telapak tangan
  • Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara (lakukan diseluruh bagian payudara)
  • Cara ini akan membuat ibu rileks dan merangsang pengaliran ASI (hormone oksitosin)
  • Lakukan selama 3-5 menit
3). Shake (goyang payudara)
  • Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan lembut, biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran
  • Lakukan selama 2-3 menit

c. Dengan pompa
1). Tipe squeeze-bulb (terompet), tidak dianjurkan karena:
  • Tidak dapat mensterilkan bagian bola karetnya
  • Tekanan negative yang dihasilkannya sukar dikontrol
2). Tipe silindris atau piston :
  • Semua bagian dapat disterilkan
  • Tekanan negate yang dihasilkannya dapatlebih diatur
3). Pompa listrik :

Petunjuk pemakaian pompa listrik
  1. Cuci bersih kedua tangan
  2. Bersihkan payudara dengan kain yang lembab. jangan gunakan sabuna atau alcohol
  3. Duduk dengan nyaman dan santai. jika perlu gunakan pijakan kaki
  4. Pijat payudara sebelum memompa
  5. Keluarkan dengan tangan beberapa tetes ASI yang menetes pertama, kemudoan buang (untuk meminimalkan jumlah bakteri yang dapat mencemari ASI)
  6. Pegang breastshield (corong pompa susu) antara telunjuk dan jari tengah serta tekan dengan lembut tetapi kuat diatas putting. sementara itu sangga payudara sedikit dengan tangan yang sama
  7. Nyalakan pompa susu dan mulailah dengantingkat isapan minimum
  8. Coba dengan tingkat isapan yang berbeda-beda. pilih tingkat isapan yang bekerja terbaik dan nyaman

Membersihkan/mensterilkan:
  1. Lepaskan selang dari breastshield dan pisahkan botol dari breastshield
  2. Lepaskan valve dari breastshield dan membrane dari valve
  3. Masukkan bagian-bagian yang telah dilepas (tidak termasuk mesinnya) kedalam sterilizer, dishwasher, atau rebus di dalam air mendidih (3 menit) atau autoklaf (134°C, 3 menit atau 125°C, 15-20 menit)

d. Alat bantu menyusui/supply line/lactation aid
  • Petunjuk pemakaian alat bantu
  1. Pilih ukuran sekang yang sesuai
  2. Pasang valve (termasuk selangnya) pada valve holder. jangan menarik selang
  3. Masukkan selang melalui cincin penjepit dan tekan valve holder hingga berbunyi klik
  4. Isi botol penampung dengan ASI
  5. Pasangkan cincin penjepit pada botol, lalu jepit kedua selang pada cincin penjepit untuk mencegah ASI mengalir pada saat memasang SNS dileher
  6. Kalungkan SNS dan atur ketinggiannya sehingga bahu botol sejajar dengan putting
  7. Tempelkan masing-masing selang pada kedua payudara dengan melebihkan 55 mm ujungnya diatas putting. lalu lekatkan dengan plester
  8. Posisikan bayi pada payudara, lalu buka selang yang berhubungan dengan payudara yang akan disusukan. gelitik bibir bawah bayi dengan putting dan tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. posisikan selang dibawah bibir atas bayi (ditengah-tengah bibir atas, bukan disudut mulut bayi)
  9. Jika menemui kesulitan, tidak perlu cemas karena memang membutuhkan sedikit latihan. lepaskan bayi dari payudara dam mulailah lagi
  10. Pada awal menghisap, tekan botol dengan lembut agar selang terisi dengan ASI sehingga bayi tidak menelan udara

  • Membersihkan dan melestarikan selang :
  1. Setelah digunakan, isi botoldengan air hangat dengan sedikit sabun, tekan botol agar air mengalir melalui selang sampai bersih
  2. Isi botol dengan air dingin matang, lalu tekan agar air melalui selang. lakukan hingga selang benar-benar bersih dan tidak mengandung sabun
  3. Buang tetes-tetes air yang yang melekat diselang dengan cara tekan botol yang telah kosong berkali-kali

4. Menabung ASI perah
  • ASI perah tahan :
  1. 6-8 jam diudara luar
  2. 24 jamdalam termos es
  3. 2x24 jam dalam lemari es
  4. 2 minggu di freezer, 3 bulan di freezer lemari es dua pintu
  • Penyimpanan ASI perah.
  • ASI adalah cairan hidup, selain makanan, ASI pun mengandung zat anti infeksi. antiineksi yang terkandung didalam ASI membantu ASI tetap segar dalam waktu yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat dalam ASI perah yang disimpan. tempat penyimpanan ASI perah yang dianjurkan dalam botol gelas atau botol plastic keras, volume sekitar 80-100 cc. sebelum dimasukkan kedalam freezer, ASI perah segar didinginkan terlebih dahulu selama 30 menit dalam lemari es tempat buah. tulis jam, tanggal, dan hari saat diperah. setelah dicairkan, ASI jangan dimasukkan lagi kedalam lemari es. usakan bayi mendapatkan ASI perah (ASPER) yang tidak dibekukan, karena ASI yang sudah beku akan kehilangan sebagian antiinfeksinya.

12. CARA MEMBERIKAN ASI PERAH DENGAN GELAS/SENDOK
  1. Pangku bayi dengan posisi setengan duduk dipangkuan ibu
  2. Tempelkan tepi cangkir/sendok kecil berisi ASPER pada bibir bawah bayi sehingga ASI menyentuh bibir bayi. bayi akan minim dengan dorongan lidahnya
  3. Jangan menuangkan ASI kedalam mulut bayi. pegang saja cengkir/sendok diatas bibir bayi dan biarkan bayi meminumnya sendiri
  4. Jika bayi merasa cukup kenyang, ia akan menutup mulutnya dan tidak akan minum lagi

  • ASI perah sebaiknya :
  1. Diberikan dengan gelas atau sendok
  2. Tidak diberikan dengan dot

13. BAHAYA PEMBERIAN SUSU FORMULA UNTUK BAYI
  • Ada beberapa bahaya yang akan timbul jika bayi diberi susu formula sebelum waktunya. diantaranya :
  1. Mudah muntah - mencret dan mencret menahun (Dewey 1995, Beaudry 1995,Kramer 2001)
  2. Meningkatkan kemungkinan terkena penyakit gangguan pernafasan akut ( Bachrach 2003, Broor S 2001)
  3. Kurang gizi dan kurang vitamin A
  4. Meningkatkan angka kematian ( Chen 2004,Arifeen 2001)
  5. Menurunkan perkembangan kecerdasan ( kognitif) (Smith 2003, Rao 2002, Richard 2002)
  6. Meningkatkan kegemukan (Frye 2003,Amstrong 2002,Von Kries 1999)
  7. Meningkatkan kemungkinan penyakit menahun seperti penyakit usus besar ( Davis 2001, Ivarsson 2002)
  8. Lebih mudah alergi dan tidak cocok susu formula (Soarinen 1995, Wright 1995,Kerkhof 2003)
  9. Meningkatkan kemungkinan terkena asma (Dell 2001, Oddy 2002, Oddy 2003)
  10. Meningkatkan penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (P Smith 2004,Lucas 2004,Owen 2002,Singhal 2001)
  11. Meningkatkan kemungkinan Infeksi Telinga (Duncan 1993, Duffi 1997)
  12. Meningkatkan terkena Infeksi E. Sakazakii dari bubuk susu yang tercemar (Weir E 2002,Van Acker 2001)
  13. Meningkatkan kemungkinan kanker leukemia dan kanker getah bening pada anak (Dundaroz 2002, UK Childhood Cancer Investigator 2001, Benner 2001)
  14. Meningkatkan kemungkinan kencing manis (Sadauskaite-Kuehne 2004, Monetini 2002,Young 2002)
  15. Meningkatkan resiko kekurangan zat-zat gizi . Mis : kekurangan vit B1 (thiamine) pada bayi dg susu kedelai (Fattal- Valevski Pediatric 2005)
  16. Meningkatkan resiko affek samping pencemaran lingkungan (Boersma E R 2000)

14. KEUNTUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI (MENYUSUI)

1. Keuntungan menyusui bagi bayi
  1. Nutrisi
  2. Mengandung zat protektif
  3. Efek psikologis
  4. Pertumbuhan pada anak baik
  5. Mengurangi karies gigi pada bayi
2. Keuntungan menyusui bagi ibu
  1. Mengurangi Perdarahan pasca melahirkan (Postpartum Hemorrhage).
  2. Mengurangi Kurang Darah karena kurang kadar zat besi (Anemia Fe Deficiency)
  3. Mengurangi Kanker Payudara (Ca Mamma)& Kanker Indung Telur (Ca Ovarium)
  4. Mengurangi Keropos Tulang dan diabetes
  5. Metoda KB paling aman, LAM
  6. Ekonomis & Menghemat waktu
  7. Berat Badan & Rahim (Uterus) lebih cepat kembali normal
  8. Tidak repot ,Portable, Membahagiakan orang tua
3. Keuntungan menyusui bagi keluarga
  1. Ekonomi
  2. Psikologi
  3. Kemudahan

15. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI
  • Ada beberapa masalah yang timbul dalam pemberian ASI kepada bayi :
1. Putting susu lecet
  • Penyebabnya :
  1. Kesalahan dalam teknik menyusui
  2. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk mencuci putting susu
  3. Bayi yang mempunyai frenulum lingue
  4. Rasa nyeri yang timbul jika ibu menghentikan menyusui dan kurang hati-hati.
2. Payudara bengkak penyebabnya :
  • ASI tidak disusui secara adekuat sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Biasanya hal ini terjadi pada hari ke tiga dan keempat sesudah melahirkan.
3. Saluran susu tersumbat (Obstructive duct) 
  • Penyebabnya :
  1. Tekanan jari ibu pada waktu menyusui
  2. Pemakaian BH yang terlalu ketat
  3. Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul segera dikeluarkan sehingga menimbulkan sumbatan.
4. Mastitis
  • Yang disebabkan oleh :
  1. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat
  2. Putting lecet yang memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak
  3. BH yang terlalu ketat
  4. Ibu yang diit jelek,kurang istirahat dan anemi.

5. Abses Payudara
  • Merupakan kelanjutan dari mastitis, yang karena meluasnya peradangan payudara, di mana payudara tampak merah mengkilap dan terdapat nanah sehingga perlu insisi untuk mengeluarkannya.
6.Kelainan anatomis pada putting susu.
Jika putting susu tenggelam/datar, dapat diatasi dengan melakukan perawatan payudara.
Jika masih tidak dapat diatasi maka untuk mengeluarkan ASI, dilakukan dengan tangan/pompa dan diberikan dengan menggunakan sendok/pipet.

16. PERAWATAN PAYUDARA
  • Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.
Langkah-langkah :
  1. Cuci tangan di Kran atau air mengalir sebelum melakukan tindakan dan keringkan
  2. Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak (baby oil/minyak kelapa) selama 5 menit agar kotoran yangada diputing dan sekitarnya mudah terangkat
  3. Lakukan sesuai bentuk puting susu tiap ibu : (a) Jika puting susu normal, lakukan perawatan berikut;oleskan minyak pada ibu jari telunjuk, lalu letakkan pada kedua puting susu, lakukan gerakan memutar kearah dalam sebanyak 30 x putaran untuk kedua puting susu. Gerakan ini untuk meningkatkan elastisitas otot putting susu. (b). Jika puting susu datar atau masuk kedalam,lakukan tahap berikut : a.Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan. b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
  4. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak.
  5. Kedua telapak tangan diletakkan diantara kedua payudara
  6. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
  7. Lakukan terus pengurutan kesamping kebawah, selanjutnya pengurutan melintang, telapak tangan mengurut kedepan lalu kedua tangan dilepas dari payudara. Gerakan no.6 s/d no.7 dilakukan 20-30 kali
  8. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan. Lakukan 2 kali gerakan pada setiap payudara.
  9. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah puting susu. Gerakan ini dilakukan 30 kali untuk setiap payudara
  10. Lakukan tahap pengompresan, yang sebelumnya sudah disiapkan baskom kecil yang masing-masing di isi dengan air hangat dan air dingin serta 2 buah waslap/sapu tangan dari bahan handuk. Selanjutnya kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan waslap dingin selama 1 menit, kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
  11. Bereskan semua alat-alat dan cuci alat-alat yang telah digunakan
  12. Cuci tangan di Kran atau air mengalir setelah melakukan tindakan dan keringkan

DAFTAR PUSTAKA
  1. Soysa, Priyani et.al. 1983. Menyusui dan Kesehatan. Unicef untuk Indonesia. Jakrta
  2. Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT bina pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta
  3. V Livingstone. The Art of Successful Breastfeeding VHS. Vancouver, BC, Canada: New Vision Media Ltd..
  4. Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:3-5)
  5. Roesli, U., 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 10-17)
  6. Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Payudara. Diunduh Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
  7. Botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi/ diunduh Ahad, 6 September 2009; pukul 10:50 WIB.

DATA DAN FAKTA KESEHATAN IBU DI INDONESIA

Dr. Suparyanto, M.Kes

DATA DAN FAKTA KESEHATAN IBU DI INDONESIA

Sejak 10 tahun terakhir, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia berada pada tingkat yang tertinggi diantara negara berkembang di dunia dan belum menunjukan adanya kecenderungan menurun walaupun sudah cukup banyak upaya yang dilakukan. Bahkan diantara negara ASEAN pun pada tahun 2002 angka kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina (LIPI, 2009)

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014 telah ditetapkan tujuan pembangunan kesehatan, diantaranya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target MDG’s pada goal 5 adalah penurunan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001), yaitu karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%).

Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain karena kurang energi kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Dalam hal kesehatan ibu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menyebutkan bahwa secara nasional 82,3% kelahiran sudah dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Namun tenaga kesehatan terlatih di wilayah pedesaan perlu lebih ditingkatkan agar kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan tidak jauh berbeda dengan kelompok penduduk perkotaan, demikian juga perhatian perlu dipusatkan pada pada penduduk miskin. Demikian pula halnya pada provinsi seperti Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat perlu mendapatkan perhatian agar proporsi perempuan usia reproduktif dapat lebih banyak mendapatkan pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan.

Riskesdas 2010 melaporkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan sudah lebih baik, yaitu 84%. Akan tetapi masih ada 2,8% tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, dan 3,2% masih memeriksakan kehamilan ke dukun. Selain itu diketahui akses (K1) adalah 92,8% ibu hamil mengikuti pelayanan antenatal, akan tetapi hanya 61,3% selama kehamilan memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4).

Riskesdas 2010 melaporkan bahwa pemanfaatan Pos Bersalin desa (polindes) / Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebagai tempat pelayanan terdekat ke masyarakat juga perlu ditingkatkan, karena hanya 1,5% yang memanfaatkan untuk persalinan. Walaupun secara nasional 59,4% perempuan usia reproduktif menggunakan fasilitas kesehatan untuk persalinan, akan tetapi di beberapa provinsi penggunaan fasilitas kesehatan untuk melahirkan masih sangat rendah, seperti 7,8% di Sulawesi Tenggara, 8 % di Maluku Utara atau 12,1% di Sulawesi Tengah.

REFERENSI:

Kementrian Kesehatan RI, 2011, Informasi tentang Kesehatan Ibu dan Anak melalui Radio, Panduan bagi Pengelola Program Radio Siaran Pemerintah & Swasta Nasional Indonesia


Kamis, 08 Desember 2011

JAMUR BERACUN

Dr. Suparyanto, M.Kes

JAMUR BERACUN

  • Jamur biasanya hidup di alam bebas, terutama muncul pada musim penghujan atau tempat lembab lainnya. Jamur pada umumnya tersusun oleh bagian bagian yang dinamakan tudung (pileus), bilah (lamelle), cincin (annulus), batang/tangkai (stipe), cawan (volva) dan akar semu (rhizoids).
  • Jamur yang secara liar hidup dialam terbuka dengan bentuk yang beraneka ragam, dengan warna yang bermacam-macam serta sifat yang belum banyak diketahui, pada umumnya bersifat racun. Jamutr ini dapat menyebabkan sakit pada seseorang yang memakannya, bahkan dapat mematikan.
  • Senyawa beracun yang umumnya terkandung pada jenis jamur antara lain adalah: Kolin, Muskarin, Falin, Atropin dan Asam helvelat. Contoh jamur beracun adalah: Amanita, Lepoita, Russula, Collibia, dan Boletus.

Kenali Tanda Berikut:
  1. Warna yang mencolok yaitu merah darah, hitam legam, biru tua ataupun warna lainnya.
  2. Berbau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk ataupun bau ammoiniak.
  3. Mempunyai cicncin atau cawan, pada tangkai atau batangnya, kecuali jamur merang dan jamur kompos yang mempunyai cincin atau cawan tetapi tidak beracun.
  4. Cepat berubah warna, misal dari putih ke warna gelap, kalau dimasak atau dipanaskan.
  5. Umumnya tumbuh pada tempat yang kotor, misalnya tempat pembuangan sampah, kotoran kandang dan kayu yang membusuk.
  6. Bila jamur dipepes bersama nasi putih maka warna nasi berubah menjadi warna gelap.

Gejala Keracunan:
  • Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung racun muskarin mempunyai gejala-gejala:
  1. Setelah 5-10 menit si penderita akan mengeluarkan air mata, keringat atau ludah yang banyak.
  2. Penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing.
  3. Lemah, kolaps, koma, diikuiti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
  • Keracunan akibat racun yang lain, mempunyai gejala-gejala:
  1. Setelah 4-6 jam si penderita akan menjadi haus.
  2. Sakit perut, muntah-muntah dan diare, syok, dan apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.

Pertolongan Pertama:
  1. Segera rangsang muntah pada korban yang sadar dan menelan jamur kurang dari 2 jam, dengan cara:
  2. Rangsang mekanis pada farings dengan menyentuh pangkal tenggorokan dengan jari atau ujung telunjuk.
  3. Berikan arang aktif atau norit (dosis dewasa 50 gr dan anak-anak 25 gr).
  4. Jika kondisi korban semakin buruk, segera bawa korban ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Pencegahan:
  1. Penampilan dan bau bukan petunjuk bahwa jamur aman dikonsumsi, jangan sekali-kali memakan jamur yang belum dimasak.
  2. Sebaiknya jangan mengkonsumsi jamur yang bila dipotong mengeluarkan cairan putih seperti susu.
  3. Jika mengolah jamur segar, mulailah dengan mencicipi sepotong kecil jamur, lakukan hal ini meskipun kita tahu jamur tersebut dapat dimakan.

REFERENSI
  1. BADAN POM RI, Jamur Beracun, Jakarta, Sentra Informasi Keracunan Nasional

Senin, 05 Desember 2011

KONSEP PERILAKU KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP PERILAKU KESEHATAN

PENGERTIAN
  • Perilaku: kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan
  • Aktifitas dibagi dua:
  1. Aktifitas yang dapat diamati orang lain: berjalan, bernyanyi, tertawa
  2. Aktifitas yang tidak dapat diamati orang lain: berfikir, berfantasi, bersikap

  • Menurut Skinner (1938): perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan)
  • Teori Skinner biasa disingkat: S-O-R (stimulus – organisme – respons)
  • Respon ada dua:
  1. Respondent respons: respon oleh stimulus yang responya relatif tetap
  2. Operant respons: respon yang timbul, kemudian jadi stimulus untuk respon yang lain

MACAM PERILAKU
  1. Perilaku tertutup (covert behavior): respon yang belum dapat diamati, perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, sikap
  2. Perilaku terbuka (overt behavior): respon berupa tindakan atau praktik, jadi dapat diamati oleh orang lain

PERILAKU KESEHATAN
  • Respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor yang mempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan
  • Semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

MACAM PERILAKU KESEHATAN
  • Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, disebut perilaku sehat (healthy behaviour)
  • Perilaku orang yang sakit atau perilaku mencari pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

  • Menurut Becker (1979): perilaku kesehatan dibagi 3 macam
1.Perilaku sehat (healthy behavior):
  • Makan menu seimbang
  • Kegiatan fisik yang teratur dan cukup
  • Tidak merokok, minuman keras dan narkoba
  • Istirahat yang cukup
  • Pengendalian dan manajemen strees
  • Gaya hidup sehat

2.Perilaku sakit (illness behavior): tindakan seseorang yang sakit baik dirinya maupun keluarganya
  • Didiamkan saja (no action)
  • Melakuakan pengobatan sendiri (self treatment/ medication)
  • Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar (tradisional / modern)

3.Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior)
  • Tindakan memperoleh kesembuhan
  • Tindakan mengenal fasilitas kesehatan yang tepat
  • Memenuhi kewajiban pasien (nasehat dokter)
  • Menghindari hal yang merugikan sakitnya
  • Menjaga agar tidak kambuh

DOMAIN PERILAKU
  • Menurut Benyamin Bloom (1908): domain perilaku ada tiga:
  1. Kognitif (cipta)
  2. Afektif (rasa)
  3. Psikomotor (karsa)

TINGKAT DOMAIN PERILAKU

1.Pengetahuan (knowledge)
  1. Tahu (know)
  2. Memahami (comprehension)
  3. Aplikasi (aplication)
  4. Analisis (analysis)
  5. Sintesis (synthesis)
  6. Evaluasi (evaluation)

2. Sikap (attitude)
  1. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap objek
  2. Kehidupan emosional atau evalusi orang terhadap objek
  3. Kecenderungan untuk bertindak

Tingkatan sikap:
  1. Menerima (receiving)
  2. Menanggapi (responding)
  3. Menghargai (valuing)
  4. Bertanggung jawab (responsible)

3. Tindakan atau Praktik (Practice)
  • Praktik terpimpin (guide response): tindakan yang masih perlu diingatkan
  • Praktek secara mekanisme (mechanism): tindakan yang sudah otomatis atau jadi kebiasaan
  • Adopsi (adoption): tindakan yang sudah terbiasa dan berkembang menjadi lebih baik (benar)

PENGUKURAN PERILAKU KESEHATAN
  • Domaian perilaku: pengetahuan, sikap dan tindakan
  • Pengukuran pengetahuan: dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner
  • Pengukuran sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung
  • Pertanyaan langsung: Bagaimana pendapat responden tentang........ (setuju atau tidak setuju)
  • Pengukuran tidak langsung: Apabila saudara diundang untuk mendengarkan ceramah narkoba, Apakah saudara mau hadir?
  • Praktik kesehatan dapat diukur secara langsung dan tidak langsung
  • Pengukuran secara langsung: observasi
  • Pengukuran secara tidak langsung: menanyakan apa yang telah dilakukan

DETERMINAN PERILAKU KESEHATAN

1.Teori Lawrence Green:
  1. Faktor predisposisi
  2. Faktor pemungkin
  3. Faktor penguat
2.Teori Snehandu B. Kar
  1. Adanya niat
  2. Adanya dukungan masyarakat
  3. Terjangkauanya informasi
  4. Adanya kebebasan mengambil keputusan
  5. Adanya kondisi yang memungkinkan

3. Teori WHO
  1. Pemikiran dan perasaan
  2. Adanya referensi dari seseorang
  3. Sumber daya yang tersedia
  4. Sosio budaya setempat

REFERENSI

  1. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Notoadmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
  3. Glenz, Karent, 1990, Health Behavior and Health Education: Teori and Practice, San Fransisco, Yossey-Bass Publisher


KONSEP PROMOSI KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP PROMOSI KESEHATAN

Posting ke 500

PENGERTIAN
  1. Promosi Kesehatan merupakan bagian dari pencegahan penyakit
  2. Promkes dapat diartikan upaya untuk mencegah penyakit
  3. Promkes adalah upaya memasarkan pesan2 kesehatan agar masyarakat merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat
  4. Promkes dapat sebagai Health promotion dan Health Education

TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
  1. Health Promotion
  2. Specific Protection
  3. Early Diagnosis and Prompt Treatment
  4. Disability Limitation
  5. Rehabilitation

PERUBAHAN PERILAKU
  • Menurut WHO: pengetahuan kesehatan masyarakat sudah tinggi, tetapi perubahan perilaku kesehatan masih sedikit
  • Contoh: masyarakat sudah tahu PSN-3M 80%, tetapi yang melaksanakan baru 35 %
  • Pendidikan kesehatan belum memampukan (ability) masyarakat, tetapi baru memaukan (willingness) masyarakat
  • Pendidikan kesehatan yang telah dijalankan pada era tahun 1990, direvitalisasi dengan istilah Promosi Kesehatan pada tahun 1984
  • Pendidikan kesehatan dengan tujuan merubah perilaku
  • Promosi kesehatan tidak hanya merubah perilaku tetapi juga merubah lingkungan yang memfasilitasinya

DEFINISI PROMKES
  • Promosi Kesehatan menurut Lawrence Green (1984): segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondosif bagi kesehatan

  • Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986): Health promotin is the process of enabling people to increase control over, and improve their health

KESEHATAN MASYARAKAT
  • Dipengaruhi 2 faktor: perilaku dan non perilaku (fisik, sosial budaya, ekonomi, politik)
  • Upaya perubahan fisik: penyediaan air bersih, jamban sehat, rumah sehat, sarkes bermutu
  • Upaya perubahan perilaku:
  1. Pendidikan: upaya merubah perilaku secara persuasif
  2. Paksaan: upaya merubah perilaku secara paksa

FAKTOR PERILAKU
  • Menurut Lawrence Green: perilaku dipengaruhi:
  1. Faktor Predisposisi: faktor yang ada dalam diri seseorang: pengetahuan, sikap, kepercayaan, dilakukan dengan penyuluhan kesehatan
  2. Faktor pemungkin (enabling factor): fasitas (sarana dan prasarana) yang mendukung perilaku: sarana kesehatan, tenaga medis, bidan, Puskesmas, Posyandu, Kader, RS, dilakuakan dengan pemberdayaan masyarakat
  3. Faktor Penguat (reinforcing factors): adanya contoh atau teladan atau seruan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat, dilakuakan dengan advokasi

VISI DAN MISI
  • Visi Promkes: Masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
  • Misi Promkes:
  1. Advokat (advocate): mempengaruhi
  2. Menjembatani (mediate)
  3. Memampukan (enable)

STRATEGI PROMKES
  1. Advokasi (advocacy)
  2. Dukungan sosial (social support)
  3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Menurut Piagam Ottawa:
  1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy Public Policy)
  2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
  3. Reorientasi Pelayanan kesehatan (Reorient Health Services)
  4. Ketrampilan Individu (Personal Skill)
  5. Gerakan Masyarakat (Community Action)

RUANG LINGKUP PROMKES
  • Sebagai ilmu:
  1. Ilmu Perilaku: psikologi, antropologi, sosiologi
  2. Ilmu intervensi perilaku: pendidikan, komunikasi, manajemen, kepemimpinan

  • Berdasar aspek pelayanan kesehatan:
  1. Promkes tingkat promotif
  2. Promkes tingkat preventif
  3. Promkes tingkat kuratif
  4. Promkes tingkat rehabilitatif

  • Berdasar tempat pelaksanaan (tatanan):
  1. Promkes tatanan keluarga
  2. Promkes tatanan sekolah
  3. Promkes tatanan tempat kerja
  4. Promkes tatanan tempat2 umum
  5. Promkes tatanan institusi pelayanan kesehatan

METODE DAN TEKNIK PROMKES
  1. Metode Promkes individu konseling
  2. Metode Promkes kelompok: brain storming, snow ball, role paly, simulation game, flip chart, alat peraga, slide
  3. Metode Promkes massal: ceramah umum, sandiwara, talk show, dialog interaktif, media cetak, media elektronik, komik, billbord, umbul2, spanduk, banduk, baliho

REFERENSI
  1. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
  2. Green, Lawrence, Health Education: A Diagnosis Approach, The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co, 1980
  3. WHO, Health Promotion in Developing Countries, Devision of Health Education and Promotion, Genewa, 1989