PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Minggu, 09 Januari 2011

PENINGKATAN KINERJA MENURUT JHPIEGO

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENINGKATAN KINERJA MENURUT JHPIEGO



Sumber: htpp://www.jhpiego.org
Gambar 2.2: Bagan Peningkatan kinerja menurut JHPIEGO

  • Bagan diatas menjabarkan langkah-langkah peningkatan kinerja menurut JHPIEGO, dimana hasil peningkatan kinerja diperoleh melalui proses yang mempertimbangkan tujuan organisasi, menjabarkan kinerja yang diinginkan, identifikasi gap antara pencapaian kinerja sekarang dan kinerja yang diinginkan, identifikasi penyebab masalah, memilih intervensi untuk menutup gap yang ada serta monitoring dan evaluasi perubahan kinerja.
  • JHPIEGO, sebuah afiliasi dari Universitas Hopkins, adalah suatu perusahaan non-profit yang bergerak meningkatkan kesehatan wanita dan keluarga. Menurut JHPIEGO yang dimaksud dengan peningkatan kinerja adalah suatu proses untuk mewujudkan/meraih keinginan/tujuan organisasi atau individu. Tujuan dari peningkatan kinerja adalah tercapainya kualitas yang tinggi dan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan.

Langkah-langkah peningkatan kinerja selengkapnya menurut JHPIEGO adalah sebagai berikut:

1.Analisa Kinerja
  • Menganalisis kinerja untuk mengidentifikasi gap/kesenjangan antara kondisi yang sebenarnya dan kondisi yang diharapkan. Fokus analisis pada kinerja individu atau kinerja organisasi.
2.Mencari Penyebab Masalah
  • Mengumpulkan informasi dari berbagai stakeholder untuk menanyakan mengapa gap kinerja terjadi serta mengidentifikasi penyebab rendahnya kinerja sebelum memilih intervensi yang sesuai. Penyebab yang umum rendahnya kinerja adalah: tidak jelasnya kinerja yang diharapkan, lemahnya umpan balik hasil kinerja, rendahnya motivasi, rendahnya dukungan organisasi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan, kurangnya fasilitas dan peralatan serta belum fokus pada pelanggan.

3.Pemilihan Intervensi
  • Memilih dan mendisain intervensi untuk mengatasi penyebab gap kinerja, prioritaskan pemilihan intevensi dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat. Dalam menentukan prioritas, pertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Ketepatan, sejauh mana kontribusi intervensi dalam mengatasi gap kinerja, serta sejauh mana efektifitasnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
  2. Ekonomis, secara ekonomis hendaknya “affordable” dan berkelanjutan
  3. Kemudahan, apakah sistem yang ada mendukung adanya intervensi dan apakah dapat mencapai kesuksesan dengan sumberdaya yang terbatas?
  4. Budaya penerimaan, akankah masyarakat dan klien merespon dengan senang intervensi tersebut serta sejauh mana dukungannya?
  5. Penerimaan provider, apakah organisasi pelaksana pelayanan kesehatan dan supervisor mendukung intervensi tersebut?

  • Hutchison dan Stein (1998) dalam Caiola (2000) mengatakan ada 20 klas intervensi yaitu: career development systems, communications systems, documentation and standards,ergonomics and human factors, feedback systems, financial systems, human development systems, industrial engineering, information systems, instruction systems, job and workflow design and redesign, labor relations systems, management practices, measurement and evaluation systems, organizational anthropology, organizational design and development, quality improvement systems, resource systems, reward and recognition systems and selection systems.
  • Stolovitch dan Keeps (1999) dalam Caiola (2000) menyebutkan ada dua kategori utama intervensi yaitu: Learning interventions dan non-learning intervensions. Learning interventions terdiri lima kategori yaitu: group-based learning, on-the-job training, experiential learning, self-paced learning and feedback systems, sedangkan non-learning interventions terdiri tiga kategori yaitu: environmental interventions, incentives/consequences/motivation inter-ventions and job aids. Fokus dari peningkatan kinerja adalah followup, measurement and evaluation.

4.Penerapan Intervensi
  • Pada fase ini tetapkan intervensi dan ciptakan sistem monitoring. Integra-sikan konsep perubahan pada pekerjaan dan secara hati-hati aturlah dampak langsung dan tidak langsung dari perubahan itu untuk memelihara efektifitas organisasi serta untuk mencapai tujuan peningkatan kinerja.

5.Monitoring dan Evaluasi Kinerja
  • Monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh inter-vensi dalam mengatasi gap kinerja, disamping itu juga berguna untuk mendapat-kan informasi untuk bahan kajian analisis lebih lanjut tentang gap kinerja dan penyebab masalahnya, serta mendapatkan informasi untuk memodifikasi disain intervensi yang dibutuhkan.

REFERENSI
  1. Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori, Kasus, dan Solusi, edisi 2, Jogjakarta: BPFE, hlm 61—82.
  2. Anonymous, 2003, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis Disertasi, Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Airlangga.
  3. Arifin, A., 2001, Koordinasi Pemrograman sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Desertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
  4. As’ad, M., 2003, Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty, hlm 45—64.
  5. Azwar, A., 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi ke 3, Jakarta: Bina Rupa Aksara, hlm 287—321.
  6. Brata, N., W., 2004, Upaya Peningkatan Cakupan Penderita Tuberkulosis Melalui Analisis Faktor petugas Puskesmas dan Masyrakat di Kabupaten Tabanan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
  7. Brotowidjojo, M., 1988, Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta CV. Akademika Pressindo, hlm 166—170.
  8. Caiola, N., Sullivan, R.L., 2000, Performance Improvement: Developing a Strategy for Reproductive Health Services, http://www.jhpiego.org/, senin 17 Januari 2005, pukul: 08:15 WIB
  9. Dep.Kes., R.I, 1999, Pedoman Penanggulangan Tuberculosis, cetakan ke 4, Jakarta: Ditjen PPM-PLP, hlm 1—40.
  10. Dep.Kes., R.I, 2000, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, cetakan ke-5, Jakarta: Ditjen PPM-PLP, hlm 1—31.
  11. Dep.Kes., R.I, 1990, Pedoman Puskesmas, jilid 3, Jakarta: Dep. Kes. R.I., hlm 31—38.
  12. Dep.Kes., R.I, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Jakarta: Dep. Kes. RI., hlm 17—21.
  13. Dep.Kes., R.I, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 128/MENKES/SK/II/2004, Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat , Jakarta: Dep. Kes. RI., hlm 5—12.
  14. Dep.Kes., R.I, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Dep. Kes. R.I., hlm 21—23.
  15. Dessler, G., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo, hlm 1—40.
  16. Fridawaty, 2002, Analisis Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di RS Haji Surabaya, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
  17. Gibson, J.L., J.M. Ivancevich, J.H. Donnelly, Jr., 1996, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Bina Rupa Aksara, hlm 119—275 .
  18. Gomes, F.C., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset, hlm 134—196.
  19. Gunaya, I N.D., 2004, Analisis Faktor Dominan Perawat yang Mempengaruhi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Negara, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
  20. Hague, P., 1995, Merancang Kuesioner, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, hlm 115—144.
  21. Hanafi, M., 1997, Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hlm 337—356.
  22. Handoko, H., 1996, Manajemen, edisi 2, Yogyakarta: BPFE, hlm 251—270.
  23. Ilyas, Y., 2001, Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian, Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, hlm 66—150.
  24. Kopelman, R.E., 1998, Managing Productivity in Organization a Practical-people Oriented Prespective, New York: MC. Graw Hill Book Company, pp 3—18.
  25. Mathis, R.L., J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, hlm 75—114.
  26. Mathis, R.L., J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 2, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, hlm 89—91.
  27. McCaffery, J., M. Heerey, K. P. Bose (2003), Refining Performance Improvement Tools and Methods: lessons and Challenges, www.ispi.org.
  28. Nimran, U., 1997, Perilaku Organisasi, Surabaya: CV. Citra Media,. Hlm 9—19.
  29. Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm 36—54.
  30. Pujiharti, Y., 2002, Analisis Faktor Organisasi Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi dan Kinerja Bidan Petugas KIA Puskesmas Kota Malang. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
  31. Purnomo, W., 2002, Statistika & Statistika Manajemen, Surabaya: Universitas Airlangga Program Pascasarjana Program Studi S2 Administrasi Kebijakan Kesehatan.
  32. Rakhmat, J., 2004, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm 79—98.
  33. Robbins, S., 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Indeks, hlm 45—80.
  34. Santoso, S., 2003, SPSS versi 10 Mengolah Data Statistik secara Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm 285—377.
  35. Satyawan, D., S., 2003, Kinerja Bidan Di Desa Dalam Pertolongan Persalinan di Pedesaan (Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan di desa Dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Malang), Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
  36. Siagian, S.P., 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, hlm 252—294.
  37. Singarimbun, M., 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia, hlm 122—146.
  38. Sudjana, 2003, Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi para Peneliti, Bandung: Tarsito, hlm 145—167.
  39. Suprihanto, J., TH.A.M.Harsiwi, P.Hadi, 2003, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara, hlm 21—54.
  40. Supriyanto, 2003, Metodologi Riset, Surabaya: Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, hlm 93—96.
  41. Thoha, M., 2003, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan ke 14, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm 203—253.
  42. Umar, H., 2003, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm 99—106.
  43. ¬¬ Umar, H., 2001, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm 126—138.
  44. Usmara, A., L.Dwiantara, 2004, Strategi Organisasi, Jogjakarta: Amara Books, hlm 131—142.
  45. WHO, 2001, Tuberculosis Control an Annotated Bibliography, New Delhi: World health Organization South-East Asia Regional Office, pp 5—8.
  46. Winarto, Y.T., Totok S., Ezra M.c., 2004, Karya Tulis Ilmiah Sosial, Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm 175—193.
  47. Wulandari, W., 2004, Kinerja Perawat Pada Unit BP Puskesmas di Kabupaten Lumajang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
  48. Zainuddin, M., 2003, Metode Penelitian, Surabaya: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, hlm 58—72.
  49. Zainun, B., 1989, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Balai Aksara, hlm 49—64.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar