PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Minggu, 09 Januari 2011

PROMOSI KESEHATAN

Dr. Suparyanto, M.kes

PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN
  • Heath promotion is the process of enabling people to control over and improve their health (WHO, 1986). Menurut Departemen Kesehatan, yang dimaksud Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatanya. (Ewles, Linda, Ina Simmet (1994)
  • Pemberdayaan di bidang kesehatan adalah upaya untuk memampukan masyarakat sehingga mereka mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup mandiri di bidang kesehatan. Upaya pemberdayaan tersebut dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan pengembangan iklim yang mendukung. (Departemen Kesehatan RI. (2002).

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

a.Strategi Global Menurut WHO, 1984
  1. Advokasi : kegiatan yang ditujkan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik.
  2. Dukungan sosial (social support): kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan dan sebagainya) maupun informal (tokoh agama, dan sebagainya) yang mempunyai pengaruh di masyarakat.
  3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment): pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagi sasaran primer promosi kesehatan. Tujuanya agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. (Notoatmojo, Soekijo. (2003).

b.Strategi Promosi Kesehatan berdasar Piagam Ottawa
  • Konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satu rumusanya adalah strategi promosi kesehatan yang dikelompokan menjadi lima butir: (Notoatmojo, Soekijo. (2003).
  1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
  2. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
  3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
  4. Ketrampilan individu (personal skill)
  5. Gerakan masyarakat (community action)
  6. Kegiatan Berbasis Masyarakat dalam Promosi Kesehatan
  • Kegiatan masyarakat dalam promosi kesehatan berarti kegiatan yang secara langsung melibatkan ahli promosi kesehatan bekerja dengan publik yang akan membuat mereka mampu mengendalikan dan memperbaiki kesehatanya.
  • Prinsip prinsip kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat ada empat dasar, yaitu: (Ewles, Linda, Ina Simmet (1994).
  1. Sentralisasi masyarakat
  2. Peran pekerja Kesehatan Masyarakat sebagi fasilitator
  3. Pentingnya menyampaikan ketidakadilan
  4. Sebuah gambaran luas mengenai kesehatan

MODEL MODEL PENDEKATAN (APROACH MODEL)

a.Health Belief Model (HBM)
  • Health Belief Model merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif, dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM, kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs) yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian (benefits and costs)



Gambar: II-1: Health Belief Model. Sumber: Smet (1994, hal: 160)

  • Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul betul merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan akan meningkat juga. (Bart, Smert (1994).

b.Theory of Reasoned Action (TRA)
  • Theory of Reasoned Action atau Behavioral Intention Theory dari Ajzen dan Fishbein, menggunakan pendekatan kognitif juga, dan didasari ide bahwa “..humans are reasonable animals who, in deciding what action to take, systematically process and utilize the information available to them...”. tetapi kebalikan dengan HBM, TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum.




Gambar: II-2: Theory of Reasoned Action (Fishbein & Ajzen)
Sumber: Smet (1994, hal: 165)

  • Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku. Intensi merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk meramalkan adalah mengetahui intensi orang tersebut. (Bart, Smert (1994).

c.Model Pemberdayaan Masyarakat
  • Prinsip pemberdayaan masyarakat :
  1. Menumbuh kembangkan potensi masyarakat
  2. Menumbuhkan kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan
  3. Mengembangkan kegiatan kegotongroyongan di masyarakat
  4. Bekerja bersama masyarakat
  5. Promosi, pendidikan dan pelatihan dengan sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi setempat
  6. Upaya dilakukan secara kemitraan dengan berbagai pihak
  7. Desentralisai: sesuai dengan keadaan dan budaya setempat. (Departemen Kesehatan RI. (2002).

Berbagai model / bentuk pemberdayaan masyarakat:
  1. Pemberdayaan pimpinan masyarakat (community leaders), misalnya melalui sarasean.
  2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (Community organization) misalnya Posyandu, Polindes, Pokjanal DBD
  3. Pemberdayaan pendanaan masyarakat (Community fund) misalnya dana sehat, jamnan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
  4. Pemberdayaan sarana masyarakat (Community material) misalnya membangun sumur, jamban keluarga.
  5. Peningkatan pengetahuan masyarakat (Community knowledge) misalnya lomba asah trampil, lomba lukis anak anak
  6. Pengembangan teknologi tepat guna (Community technology) misalnya penyederhanaan deteksi dini kanker, ISPA
  7. Peningkatan manajemen / proses pengambilan keputusan (Community decision maker) misalnya pendekatan edukati, manajemen ARIF. (Departemen Kesehatan RI. (2002).


REFERENSI
  1. Bart, Smert (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia
  2. Ewles, Linda, Ina Simmet (1994). Promosi Kesehatan, Terjemahan Ova Emilia. Jogjakarta: Gajah Mada University Press
  3. Departemen Kesehatan RI. (2002). Promosi Kesehatan dalam Era Desentralisasi, Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Dep.Kes.RI
  4. Departemen Kesehatan RI. (2002). Advokasi Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Dep.Kes.RI
  5. Departemen Kesehatan RI. (2002). Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Dep.Kes.RI
  6. Departemen Kesehatan RI. (1995). Menuju Desa Bebas Demam Berdarah, Jakarta: Dirjen P2PL. Dep.Kes.RI
  7. Departemen Kesehatan RI. (1990). Petunjuk Teknis Pemantauan Jentik Berkala, Jakarta: Dirjen P2PL. Dep.Kes.RI
  8. Departemen Kesehatan RI. (1999). Petunjuk Tehnis Bulan Bakti Gerakan 3M Demam Berdarah Dengue (DBD), Jakarta: Dirjen P2PL. Dep.Kes.RI
  9. Departemen Kesehatan RI. (1998). Menggerakan Masyarakat dalam ”3M” guna Memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD), Jakarta: Dirjen P2PL. Dep.Kes.RI
  10. Notoatmojo, Soekijo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar