PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Jumat, 03 September 2010

KONSEP PERILAKU 1

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP PERILAKU

Pengertian Perilaku
  • Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas anatara lain, berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

  • Berdasarkan Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian, maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Sedangkan menurut Sunaryo (2006), perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

  • Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik dapat diamati langsung maupun tidak langsung yang diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2007) perilaku adalah keyakinan mengenai tersedianya atau tidaknya kesempatan dan sumber yang diperlukan.
  • Menurut ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi Organisasi yang bersangkutan.
  • Menurut Benjamin Bloom perilaku ada 3 domain : perilaku, sikap dan tindakan.
  • Perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus), baik dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu (eksternal) (Sunaryo, 2006). Sedangkan menurut Skinner (dikutip Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus dan tangapan atau respon). Ia membedakan ada dua respon, yaitu:
  1. Respondent Respons atau Reflexive Respons, merupakan respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Respon ini sangat terbatas keberadaannya pada manusia karena hubungan yang pasti antara stimulus dan respon kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil.
  2. Operant Respons atau Instrumen Respons, merupakan respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Respon ini merupakan bagian terbesar dari perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya sangat besar bahkan tak terbatas.


Menurut Sunaryo (2006), bentuk perilaku ada dua macam, yaitu:
1.Perilaku pasif (respons internal)
  • Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap, belum ada tindakan yang nyata.
Contoh:
  • Berpikir
  • Berfantasi
  • Berangan-angan
  • Mengetahui manfaat tentang SADARI
  • Memotivasi remaja agar mau melaksanakan SADARI secara teratur sistematik untuk mencegah kanker payudara .

2. Perilaku Aktif (respons eksternal)
  • Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung dan berupa tindakan yang nyata, contohnya:
  • Melakukan penyuluhan tentang SADARI agar remaja bisa melakukan SADARI dengan benar dan teratur .
  • Penerapan pelaksanaan SADARI sesuai jadwal dengan baik dan benar.
  • Mengerjakan soal ulangan.
  • Membaca buku tentang pelaksanaan SADARI

Prosedur Pembentukan Perilaku
Menurut Skinner (dikutip Notoatmodjo, 2007) prosedur pembentukan perilaku terjadi dalam tingkatan tahapan, yaitu:
  1. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat yang akan dibentuk.
  2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.
  3. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi Reinforcer atau hadiah–hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
  4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun.

Menurut Sunaryo (2006), perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Lebih lanjut dijelaskan berdasarkan pendapat Maslow, bahwa manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu:
1.Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok utama.
  • Yaitu oksigen, karbondioksida, cairan elektrolit, makanan, dan seks.

2.Kebutuhan rasa aman, misalnya:
  • Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan, dan kejahatan lain.
  • Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dan lain-lain.
  • Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
  • Rasa aman memperoleh perlindungan hukum.
  • Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya:
  1. Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.
  2. Ingin dicintai/mencintai orang lain.
  3. Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
  • Kebutuhan harga diri, misalnya:
  1. Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
  2. Adanya respek atau perhatian dari orang lain.
  3. Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.

3.Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya:
  1. Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
  2. Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.
  3. Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain (Sunaryo, 2006).

Cara pembentukan
Bentuk perubahan perilaku menurut WHO yang disadur oleh Notoatmodjo (2007) meliputi :
1.Perubahan Alamiah (Natural Change )
  • Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena perubahan alamiah tanpa pengaruh faktor- faktor lain. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial, budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya yang akan mengalami perubahan.
2.Perubahan Rencana (Planned Change)
  • Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subyek.
3.Kesediaan Untuk Berubah ( Readiness to Change )
  • Setiap orang di dalam masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama. Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, namun sebagian lagi sangat lamban.

Sunaryo (2006), membagi perilaku ke dalam 3 domain (kewarasan) yaitu :
1.Pengetahuan (Knowledge)
  • Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang (over behavior).
2.Sikap (Attitude)
  • Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan akan tetapi merupakan predisposisi tindakan sikap perilaku.
3.Praktek atau tindakan (Practice)
  • Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapatan terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahuinya.

Sedangkan menurut Roger dikutip (Notoatmodjo, 2007), sebelum orang menghadapi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan :
1.Awarness (kesadaran)
  • Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek stimulus. Pada tahapan ini seseorang baru mengetahui objek stimulus, misalnya pada perilaku deteksi dini kanker payudara, maka pada tahapan ini seseorang baru mengetahui tentang perilaku deteksi dini kanker payudara.
2.Interest (tertarik)
  • Dimana orang tertarik dengan stimulus. Pada tahap ini seseorang sudah mulai tertarik dengan masalah perilaku deteksi dini kanker payudara.
3.Evaluasi (penilaian)
  • Rasa menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik, sebab responden sudah mulai membuat penilaian baik buruknya perilaku deteksi dini kanker payudara untuk dirinya.
4.Trial (mencoba)
  • Dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan serta sikap terhadap stimulus. Pada tahapan ini responden telah mulai mencoba perilaku deteksi dini kanker payudara.
5.Adopsi (mengadapsi)
  • Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pada tahapan ini perilaku deteksi dini kanker payudara sudah menjadi bagian dari perilaku responden.

Domain Perilaku
Menurut Sunaryo (2006) komponen sikap terdiri atas 3 bagian yang saling menunjang yaitu:
a.Komponen Kognitif
  • Merupakan representasi apa yang dipercaya oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu menegnai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila, menyangkut masalah suatu problem yang kontroversial.
b.Kompenen Afektif
  • Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalan sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu
c.Komponen Konatif
  • Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan obyek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
  • Menurut Loawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu:
1.Faktor Predisposisi
  • Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.
2.Faktor Enabling / pendukung
  • Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya : rumah sakit, obat-obatan
3.Faktor Reenforcing / pendorong
  • Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Pengukuran perilaku
Penilaian perilaku SADARI :
  • 0 : Tidak dilakukan
  • 1 : Dilakukan tidak tepat
  • 2 : Dilakukan tepat
Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah jawaban responden dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan dan dihitung menggunakan skala likert:
T = 50 + 10
Keterangan :
x = Skor Responden
x = Nilai rata-rata kelompok
SD = Standart deviasi
SD =
T mean data =
Setelah itu dikatakan benar bila skor :Tresponden > Mean T
Dikatakan salah apabila nilai skor : Tresponden ≤ Mean T
(Azwar, 2008)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Aminah, Siti.2009. Baby’s Corner. Jakarta: PT Luxima Metro Media
  2. Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  3. Desmita, 2006. Sikologi Perkembangan. Bandung Remaja Rosda karya
  4. Mubarok, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
  5. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
  6. Purwanto,H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC
  7. Saifudin.2006. Sikap manusia dan Pengukurannya. Jakarta : Rineka Cipta
  8. Widayatun,T,R. 2009. Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV Agung Seto
  9. Yasin. 2008. Motivasi. http//www.motivasi.co.id Acces 15 Maret 2010

3 komentar:

  1. pak saya minta referensinya untuk tugas mata kuliah metodologi penelitian..
    makasih pak..

    BalasHapus
  2. pak saya minta izin menggunakan posting bapak sebagai tambahan referensi skripsi saya pak. terima kasih sebelumnya pak..

    BalasHapus
  3. pak saya minta izin menggunakan posting Bapak untuk referensi proposal saya pak...terima kasih pak

    BalasHapus