Dr. Suparyanto, M.Kes
KONSEP DASAR BERAT BADAN IDEAL IBU HAMIL
PENGERTIAN BERAT BADAN IDEAL IBU HAMIL
- Berat badan ideal ialah berat badan tubuh yang memiliki proporsi seimbang dengan tinggi badan. Tubuh ideal secara fisik dapat terlihat dan ternilai dari penampilan luar (Supariasa, 2007).
BERAT BADAN IDEAL IBU HAMIL
- Menurut Pudjiadi (2007) seorang ibu yang sedang mengandung mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 – 12 kg. Pada trimester pertama kenaikan itu hanya kurang dari 1 kg, pada trimester kedua kurang lebih 3 kg, sedang pada trimester ketiga kira-kira 6 kg. Pada trimester kedua kira-kira 50 %, dan pada trimester ketiga kira-kira 90 % daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin, placenta, dan bertambahnya cairan amnion.
- Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu pada trimester berikutnya.
- Depkes RI (2006) menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang meningkat.
- Berat badan ideal ibu hamil yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat, rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut:
- BBIH = BBI + (UHx0,35)
- BBIH : Berat badan ideal ibu hamil (BBI=TB-110 jika TB> 160 cm dan
- BBI=TB-105 jika TB<160 cm)
- UH : Usia Kehamilan dalam minggu
- 0.35 : tambahan berat badan kg per minggunya (0,35) (Arisman, 2007)
- Penambahan berat badan ini sangat besar karena berat badan ibu sebelumnya sudah sangat kurang dan ini sudah harus di intervensi (berat badan ideal) sejak pertama kali diketahui hamil atau pada trismester pertama kehamilan sampai benar-benar mencapai berat badan ideal sebelum hamil, apabila sudah masuk pada trismester ke dua kehamilan, perhatian pada penambahan berat badan ideal sebelum hamil sudah tidak akan berpengaruh, karena tubuh justru akan mengfasilitasi keberadaan janin, dengan persediaan berat badan yang kurang, tubuh ibu tidak akan mampu mengfasilitasi keberadaan janin. Disinilah sering terjadi keguguran, jika tidak terjadi keguguran dan kehamilan terus berlangsung faktor-faktor resiko kesakitan, kecacatan dan kematian ibu dan janinnya masih sering ditemukan (Arali, 2008).
- Tabel 2.1 Penambahan Berat Badan Ibu Hamil
- Nilai IMT Berat Badan (kg)
- Penambahan Berat Badan
- TM I (kg) TM II (kg) TM III (kg)
- Rendah (19.8) 12.5-18 2.3 0.49 0.40
- Normal (19.9-26.0) 11.5-16 1.6 0.44 0.50
- Tinggi (26.1-29.0) 7-11.5 0.9 0.3 0.35
- Obesitas 6
- Sumber: Arisman, 2007
- Keterangan:
- TM I : dalam bulan
- TM II : dalam minggu
- TM III: dalam minggu
- Penilaian IMT menggunakan rumus:
- TB2
- IMT = BB
- Keterangan:
- BB: berat badan (kg)
- TB: tinggi badan (m)
- Penambahan berat badan pada ibu hamil menurut ahli kesehatan kenaikan optimal berat badan wanita hamil adalah 11-16 kg (25 lb–35 lb) dengan berat dan tinggi badan rata-rata. Berat badan normal sebelum hamil terbilang rendah, atau ibu hamil berusia 19 tahun kebawah, maka berat badan perlu dinaikkan lagi, dan ibu hamil yang mengandung bayi kembar maka kenaikan berat badan akan lebih besar lagi.
- Penambahan berat badan sebelum hamil termasuk besar, kenaikan berat badan tidak perlu terlalu banyak, upayakan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, dan hindari berpantang makanan atau diet karena setiap kalori sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)
- Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LILA (Lingkar Lengan Atas) pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).
- Tujuan pengukuran LILA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.
- Adapun tujuan tersebut adalah :
- Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
- Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
- Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak
- Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK
- Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK. Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2007).
MENJAGA BERAT BADAN IDEAL IBU HAMIL
- Berat badan ibu hamil harus tetap dijaga, untuk itu menjaga berat badan ibu selama kehamilan (Arisman, 2007) sebagai berikut:
a. Timbang berat badan setiap minggu
- Setelah memasuki masa stabil, yaitu setelah hilangnya ngidam (setelah memasuki minggu ke 16), usahakan untuk menimbang berat badan secara teratur minimal satu minggu sekali. Jangan lupa catat berat badan setiap kali habis menimbang. Dengan mengetahui kecenderungan pertambahan berat badan yang kurang normal secara dini, akan mempermudah memulai tindakan pengontrolan. Selain itu ini akan sangat berguna kelak setelah persalinan untuk segera mengembalikan berat badan ke semula. Sebagai patokan umum, usahakan pertambahan berat tidak lebih dari 300 gr setiap minggu.
- Terutama setelah memasuki minggu ke 20 pertambahan berat cenderung konstan setiap minggunya. Karena itu bila terjadi pertambahan yang lebih dari 500 gr sudah bisa dipastikan tidak normal. Untuk itu segera pelajari kembali pola makan atau kebiasaan yang mungkin bisa menyebabkan hal ini.
b. Jaga pola makan yang teratur dan seimbang
- Terutama setelah memasuki masa stabil, ada kecenderungan nafsu makan bertambah secara tiba-tiba. Sehingga diperlukan usaha ekstra untuk mengkontrol diri. Jangan biarkan diri terbiasa memakan camilan terus menerus. Serta perhatikan pola makan yang teratur, yaitu makan 3 kali sehari secara teratur di waktu yang sama setiap harinya. Juga perhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, apakah cukup bervariasi dan tidak terlalu banyak jenis-jenis tertentu. Kalau perlu buat menu untuk satu minggu.
c. Makan dengan tenang dan dikunyah dengan baik
- Akibat nafsu makan yang besar ada kecenderungan makan dengan cepat dan tanpa dikunyah dengan baik. Ini mengakibatkan naiknya kadar gula darah, sehingga memperlambat pengiriman sinyal kenyang.
- Akibatnya, rasa kenyang datang terlambat dan terlanjur makan berlebih. Lebih lanjut rasa puas setelah makan tidak diperoleh.
d. Hindari makanan sejak 3 jam sebelum tidur
- Makanan yang dikonsumsi beberapa saat sebelum tidur akan diserap dan disimpan di lemak bagian bawah kulit, sehingga menyebabkan kegemukan.
e. Kurangi konsumsi gula, lemak dan garam
- Penyebab utama berat badan berlebihan selama kehamilan adalah akibat konsumsi kalori berlebihan. Untuk itu aneka makanan yang berlemak atau manis-manis sebaiknya dikurangi. Juga perlu diperhatikan konsumsi garam, karena ini mendorong konsumsi nasi serta penyebab utama pembengkakan.
f. Catat makanan yang dikonsumsi setiap hari
- Kontrol berat badan dimulai dari pengetahuan akan apa dan jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari. Dengan memiliki catatan kecil akan makanan yang dikonsumsi minggu terakhir misalnya akan mempermudah anda untuk mengetahui penyebab berat yang tidak normal.
g. Penyebab utama kegemukan
- Aneka camilan maupun makanan luar umumnya mengandung kalori tinggi, gizi tidak berimbang dan kandungan garamnya tinggi. Semua ini merupakan hal-hal utama yang perlu dikurangi selama masa kehamilan. Tentu saja bukan berarti harus dihindari secara total, namun perlu dengan dikombinasikan dengan makanan di rumah agar diperoleh gizi yang seimbang.
h. Gerakkan badan meski terasa berat
- Lakukan pekerjaan rumah yang memungkinkan seperti biasa, seperti menyapu, mencuci piring dan sebagainya. Juga baik melakukan jalanjalan.
- Meski badan terasa berat dengan semakin besarnya perut, bukan berarti hanya berbaring atau duduk-duduk saja. Selama tidak ada larangan dari dokter, lakukan gerakan dan kegiatan seperti biasa meski tetap dengan penuh kehati-hatian. Selain mencegah kegemukan, ini juga menyegarkan badan serta baik untuk berganti suasana.
i Hilangkan anggapan harus makan untuk 2 orang
- Meski hamil dan mengandung bayi, bukan berarti harus makan jatah 2 orang. Ini malah cenderung potensial menyebabkan kegemukan, dan malah bisa menyulitkan proses persalinan. Lebih dari jumlah makanan, yang perlu diperhatikan adalah mutu makanan, terutama usahakan konsumsi makanan dengan kandungan protein, zat besi dan kalsium yang tinggi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN IBU HAMIL
- Faktor yang mempengaruhi berat badan pada ibu hamil antara lain: pengetahuan tentang gizi, faktor sosial, kepadatan penduduk, dan kemiskinan (Arisman, 2010).
- Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis kemiskinan, status ekonomi berguna untuk memastikan kemampuan ibu membeli dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
- Usia: Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat-zat gizi yang akan diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
- Almatsier, 2007, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
- Arali, 2008, Buku Ajar Gizi, Jakarta, EGC
- Arikunto Suharsimi, 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta.
- Arisman, 2007, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta, EKG
- Azwar Saifudin, 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Jogyakarta, Pustaka Pelajar
- Bhuono, 2005, Analisis Statistik Bisnis Dengan SPSS, Yogyakarta, Andi Offset.
- Depkes RI, 2006, Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas), Jakarta, Departemen Kesehatan
- Dian, 2009, Diet Ibu Hamil Yang Mengalami Kelebihan Berat Badan, www///garuda.com. akses 15 Juni 2010, Jam 14.35 WIB.
- Dinkes Jawa Timur, 2009, Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009, Jakarta.
- Elizabeth, 2008, Buku Pintar Kesehatan Kehamilan, Jakarta, Ladang Pustaka.
- Hidayat Sedarmayanti, 2007, Metode Penelitian, Bandung, Mandar Maju.
- Irmayanti, 2007, Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Yogyakarta, Khasanah Ilmu-ilmu Terapan.
- LB Gizi Dinas Kesehatan Jombang, Pebruari 2010.
- Machfoedz dkk, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosda Karya.
- Mansjoer Arif, 2006, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Jakarta, Aesculapius.
- Nazir Moh, 2009, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.
- Notoatmodjo, 2005, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta,Seagung Seto.
- Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Surabaya, PT Salemba Medika
- Pudjiadi, 2007, Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
- Riduwan Muhammad, 2008, Penyusunan Tesiss dan Skripsi, Bandung, Alfabeta.
- Sarwono, 2007, Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,YBP-SP.
- Sugiyono, 2006, Paramterik dan Non Parametrik, Bandung, Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar