Dr. Suparyanto, M.Kes
PERAWATAN
LUKA PERINEUM
1.
Definisi
Merawat
luka merupakan suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran
mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka
operasi yang dapat merusak permukaan kulit (Ismail, 2012).
2.
Fase-fase
Penyembuhan Luka
1)
Fase
inflamasi, berlangsung selama 1-4 hari
2)
Fase
proliferatif, berlangsung 5-20 hari
3)
Fase
maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau tahunan.(Ismail, 2012)
3.
Perawatan
Luka Perineum
Perawatan
luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
1)
Menjaga
agar perineum selalu bersih dan kering.
2)
Menghindari
pemberian obat trandisional.
3)
Menghindari
pemakaian air panas untuk berendam.
4)
Mencuci
luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari.
5) Kontrol
ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka.
4. Penghambat
Keberhasilan Penyembuhan Luka
1)
Malnutrisi
Malnutrisi secara
umum dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan luka, meningkatnya dehisensi
luka, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, dan parut dengan kualitas yang
buruk.
2)
Merokok
Nikotin dan karbon
monoksida diketahui memiliki pengaruh yang dapat merusak penyembuhan luka, dan
bahkan merokok yang dibatasi pun dapat mengurangi aliran darah perifer. Merokok
juga mengurangi kadar vitamin C yang sangat penting untuk penyembuhan.
3)
Kurang
tidur
Gangguan tidur dapat
menghambat penyembuhan luka, karena tidur meningkatkan anabolisme (sintesis
molekul kompleks dari molekul sederhana), dan penyembuhan luka termasuk ke
dalam proses anabolisme. Jarang kita temukan wanita baru melahirkan dapat
menikmati waktu tidur sepenuhnya setiap malam. Oleh karena itu semua klien
bidan tersebut berisiko mengalami hambatan penyembuhan luka.
4)
Stres
Diduga bahwa ansietas
dan stres dapat mempengaruhi sistim imun sehingga menghambat penyembuhan luka.
5)
Kondisi
medis dan terapi
Berbagai kondisi
medis dapat mempengaruhi kemampuan penyembuhan luka pada wanita. Tanggap imun
yang lemah karena sepsis atau malnutrisi, penyakit tertentu seperti AIDS,
ginjal, atau penyakit hepatik, atau obat seperti kortikosteroid dapat
menyebabkan menurunnya kemampuan untuk mengatur faktor pertumbuhan, inflamasi,
dan sel-sel proliferatif untuk perbaikan luka.
6)
Asuhan
kurang optimal
Berbagai aktifitas
yang dilakukan pemberi asuhan dapat menghambat penyembuhan luka yang efisien.
Melakukan apusan atau pembersihan luka dapat mengakibatkan organisme tersebar
kembali di sekitar area, kapas, atau serat kasa yang lepas ke dalam jaringan
granulasi, dan mengganggu jaringan yang baru terbentuk.(Boyle, 2008)
5.
Waktu
Perawatan Perineum
Menurut
Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah:
1)
Saat
mandi
2)
Setelah
buang air kecil
3)
Setelah
buang air besar
4)
Dampak
Perawatan Luka Perineum
Perawatan
perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini:
1)
Infeksi
2)
Komplikasi
3)
Kematian
ibu post partum
6.
Tujuan
Perawatan Luka
1) Mencegah
infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa
2)
Mencegah
bertambahnya kerusakan jaringan
3)
Mempercepat
penyembuhan dan mencegah perdarahan
4)
Membersihkan
luka dari benda asing atau debris
5)
Drainase
untuk memudahkan pengeluaran eksudat. (Ismail, 2012).
7.
Konsep
Dasar Luka Perineum
Luka
adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kerusakan kontinuitas
kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Ismail, 2012).
Perineum
adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis,
2007).
8.
Bentuk
Luka Perineum
Bentuk
luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam, yaitu:
1)
Rupture
Rupture
adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek
sulit dilakukan penjahitan.
2)
Episiotomi
Episiotomi
adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang
dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
Episiotomi
adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya
selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal,
otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum. (Wiknjosastro,
2008).
Tipe
episiotomi yang sering dijumpai, yaitu: Episiotomi medial dan Episiotomi
mediolateral
Komplikasi Episiotomi
Kurang
dari 1% episiotomi atau laserasi mengalami infeksi. Laserasi derajat empat
memiliki risiko infeksi serius yang paling tinggi. Tepi-tepi luka yang
berhadapan menjadi kemerahan, seperti daging dan membengkak. Benang sering
merobek jaringan edematosa sehingga tepi-tepi luka nekrotik menganga yang menyebabkan
keluaarnya cairan serosa, serosanguinosa, atau jelas purulen. Lepasnya jahitan
episiotomi paling sering berkaitan dengan infeksi.
(Leveno,
2009)
DAFTAR
PUSTAKA
- Abidin, Muhammad Zainal. 2011. Asuhan Postnatal Care. www.masbied.com/search/pembagian-umur-menurut-masa-reproduksi diakses tanggal 28/07/2012, jam 10:19
- Ambarwati, Eny Retna. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika
- Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
- Boyle, Maureen. 2008. Pemulihan Luka. Jakarta: EGC
- Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
- Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
- Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: Panduan Ringkas, Edisi 21. Jakarta: EGC
- Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
- Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
- Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghhalia Indonesia
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
- Nugroho, Taufan. 2010. Kasus Emergrncy Kebidanan untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
- Reeder, Sharon j. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. Jakarta: EGC
- Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
- Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
- Saryono, Ari Setiawan. 2010. Metodologi Penelitian KEBIDANAN D-III, D-IV, S1, dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika
- Wawan, A. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
- Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
dok saya mau tnya , tindakan hecting apakah hnya dilakukan d bagian perineum saja?. mksh. mhon jawabanny ya dok.
BalasHapusHecting dilakukan pada semua jalan lahir yang luka, tidak hanya perineum. trims
HapusDok mohon penjelasan nya tentang cara perawatan luka perineum menurut evidance based..
BalasHapusdok mohon penjelasannya tentang dehisiensi perinieum. jawabannya boleh lewat email saya belindajoang1@gmail.com
BalasHapus