PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Selasa, 06 Oktober 2020

KALAU REZEKI SUDAH DIJAMIN, UNTUK APA KITA BEKERJA


KALAU REZEKI SUDAH DIJAMIN, UNTUK APA KITA BEKERJA

 

Oleh:

Yan Karta sakamira

12 Februari 2019

 

Saudaraku sesama muslim, rezeki memang sudah dijamin oleh Allah bagi semua makhluknya.

 

Allah berfirman:

 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

 

“Dan tidak ada satupun makhluk yang berjalan di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya”. (QS, Huud: 6)

 

 

Jika ada pertanyaan, untuk apa kita bekerja?

 

Tujuan kita hidup didunia ini bukan untuk bekerja, namun untuk beribadah kepada Allah, dan selama manusia beribadah, Allah yang akan menjamin rezekinya. Selanjutnya yang dinilai oleh Allah, bukan banyak sedikitnya harta yang kita kumpulkan, namun ketakwaan kita. Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang, semakin mulia dihadapan Allah.

 

Tujuan Hidup Manusia:

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

 

Semakin Takwa, Semakin Mulia:

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

 

 

Bertakwa kepada Allah artinya, melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi larangan Allah. Jadi bisa dikatakan bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah untuk menjadi mutaqqin (orang bertakwa).

 

Kembali ke pertanyaan di awal, kalau rezeki sudah dijamin, untuk apa bekerja? Jawabannya, karena bekerja mencari nafkah adalah perintah Allah:

 

Allah berfirman:

 

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاَةُ فَانْتَشِرُوا فِي اْلأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللهِ وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

“Maka apabila shalat telah selesai dikerjakan, bertebaranlah kamu sekalian di muka bumi dan carilah rezeki karunia Allah”. (QS, Al Jumu’ah : 10)

 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

 

“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS, Al Mulk : 15)

 

Jadi kita bekerja mencari nafkah itu, karena melaksanakan perintah Allah, sedang banyak sedikitnya rezeki yang kita dapat, Allah yang tentukan. Tidak ada hubungan antara rezeki dan bekerja, artinya bukan berarti yang kerjanya lebih lama, rezekinya lebih banyak, karena rezeki itu bukan ditentukan oleh bekerja, tetapi ditentukan oleh Allah. Kadangkala seseorang itu bekerja sedikit tetapi rezekinya banyak.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

 

“Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki” (QS, An-Nahl: 71).

 

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS, Al-‘Ankabuut: 62).

 

 

Kalau begitu kita tidak perlu bekerja mencari nafkah? Jawabanya tidak boleh, karena jika seseorang tidak bekerja, maka dia akan berdosa karena tidak melaksanakan perintah Allah.

 

Apakah rezeki harus diperoleh dengan bekerja? Jawabanya tidak harus? Karena rezeki itu Allah yang tentukan, walaupun tidak bekerja, Allah tetap akan memberikan rezekinya, contohnya adalah anak kecil, walaupun mereka tidak (belum) bekerja, mereka tetap mendapat rezeki melalui Orang-tuanya.

 

Kesimpulannya, bekerja itu menjalankan perintah Allah, sedangkan rezeki Allah yang tentukan, tidak ada hubungannya antara bekerja dan rezeki. Bekerja tidak harus jadi kaya, karena kaya miskin itu ketetapan Allah (takdir).

 

Allah akan memberikan rezeki kepada semua orang yang telah Allah takdirkan untuknya, sehingga ketika Allah mencabut nyawanya, ia dalam keadaan telah memperoleh rezekinya secara penuh, tidak terkurangi sedikitpun.

 

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

 

“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah).

 

 

Semoga bermanfaat. Aamiin.

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar