SIKILAS
TENTANG MENYUSUI BAYI
1.
Definisi
Menyusui
Menyusui
artinya memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari payudara ibu
sendiri. Menyusui adalah proses alamiah dimana berjuta-juta ibu melahirkan di
seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang
pemberian ASI. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat
ini,melakukan hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk dilakukan
oleh para ibu-ibu menyusui.(Utami Roesli,2000)
Air
susu ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam – garam organik yang
disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu,sebagai
makanan utama bagi bayi ( Sotjiningsih, 2007 ).
ASI
(Air Susu Ibu) merupakan sebuah cairan berwarna putih yang menyerupai susu,
yang banyak sekali mengandung nutrisi yang bersumber dari ibu, ketika ibu
tersebut sedang hamil dan biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir. (http://seputar-ASI.com)
ASI
adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih
banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara menetekkan sejak bayi lahir
hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrum
yang jumlahnya sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi akan kurang minum,
karena bayi harus kehilangan cairan pada hari-hari pertama dan absorbsi usus
juga sangat terbatas. (Ilmu Kebidanan, YBP–SP, 2005 : 226)
Air
susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini
tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.
2.
Cara
Dan Posisi Menyusui Yang Benar
Langkah-langkah
menyusui yang benar
1)
Cuci
tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk atau berbaring dengan santai.
2)
Bayi
diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke
dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan
bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai
mulut bayi terbuka lebar.
3)
Segera
dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu.
4)
Cara
melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut
bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Cara
pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui
dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka
akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
1)
Bayi
tampak tenang.
2)
Badan
bayi menempel pada perut ibu.
3)
Mulut
bayi terbuka lebar.
4)
Dagu
bayi menmpel pada payudara ibu.
5)
Sebagian
areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
6)
Bayi
nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7)
Puting
susu tidak terasa nyeri.
8)
Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9)
Kepala
bayi agak menengadah.
3.
Tanda
Bayi Sudah Kenyang
1)
Bayi
kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda.
2)
Bayi
sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”.
3)
Bayi
tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang
selalu tidur bukan pertanda baik.
4)
Bayi
setidaknya menyusu 10–12 kali dalam 24 jam.
5)
Payudara
ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
6)
Ibu
dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.
7)
Bayi
bertambah berat badannya. (Abdul Bari Saifuddin, 2002 : N–26)
4.
ASI
Eksklusif
ASI
Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada
bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali
sirup obat.
ASI
dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan
pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
ASI
merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan susu buatan.
5.
Perbedaan
ASI, Kolostrum, Dan Susu Formula
- ASI,
Kandungan ASI
:Lemak sangat penting dalam memberikan asupan energy kepada bayi, dan
juga membantu bayi dalam mengatur suhu.
Ada
dua macam lemak yang terkandung di dalam ASI yaitu lemak linoleat dan asam alda
linoleat yang nantinya akan diproses oleh tubuh bayi
menjadi AA dan DHA yang dominan membantu
pertumbuhan otak bayi.
Laktosa
berperan dalam membangun system syaraf dan juga asupan energy bagi bayi untuk
beraktifitas. Laktosa akan dioleh oleh tubuh menjadi galaktosa dan glukosa
sebagai bahan utama pertumbuhan syaraf.
ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat
untuk: menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen, merangsang
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa
beberapa jenis vitamin.
Oligosakarida
adalah bahan bioaktif yang terkandung di dalam ASI yang memiliki fungsi sebagai
prebiotik, zat ini dapat meningkatkan jumlah bakteri baik yang hidup di dalam
pencernaan bayi secara alami.
Protein
adalah zat utama dalam pembentukan struktur otak bayi sehingga dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk
bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi, suhu
tepat, aman dan bersih, dan
menghindarkan bayi dari alergi dan diare
Memudahkan terjadinya pengendapan
calsium-cassienat.
Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral,
seperti calsium, magnesium.
ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang
dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.
ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Asi praktis dan ekonomis, dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja. Disamping itu asi juga bebas dari kesalahan dalam
penyediaan dan penyajian.
Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayi.
- Colostrum
Berdasarkan
waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a)
Colostrum
Colustrum
bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir mengandung
protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein, minyak, mineral,
vitamin A dan Ig a. Kandungan Ig a dalam kolustrum jauh lebih besar
dibandingkan dengan yang terkandung dalam asi. Kolustrum menjamin bayi baru lahir
dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi.
Colostrum
merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae yang
mengandung tissue debris dan redual
material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mammae sebelum
dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari
pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Volumenya berkisar
150–300 ml/24 jam.
Merupakan
suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir
dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan
tubuh terhadap infeksi. Lebih banyak mengandung antibodi yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi
sampai 6 bulan pertama.
Lebih
rendah kadar karbohidrat dan lemaknya. Total energi lebih rendah dibandingkan
ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi.
Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila
dipanaskan menggumpal,dan PH lebih alkalis. Lemaknya lebih banyak mengandung
Cholestrol dan lecitin. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein
di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antibodi pada bayi.
b)
Air
Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Merupakan
ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI
mature. Disekresi dari hari ke 4–hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula dari berpendapat bahwa ASI
mature baru akan terjadi pada minggu ke
3–5. Volumenya semakin bertambah.
c)
Air
Susu Mature
ASI yang disekresi pada
hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi
ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3–5 komposisi ASI nya baru konstan.
Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume : 300–850 ml/24jam. (http://library.usu.fkm_arifin4.id)
- Susu Formula
Dibuat dari susu hewan.
Proses pembuatannya di pabrik.
Tidak semua anak bisa menggunakan susu formula
ada resiko alergi dan diare.
Harus menyiapkan botol susu dan steril.
Tidak bisa langsung diberikan harus dibuat
dulu beda dengan ASI.
Di dalam susu formula mungkin akan menemukan zat-zat serupa, namun tidak
semua dapat anda jumpai seperti oligosakarida yang hanya terkandung di dalam
ASI.
Susu formula tidak dapat menggantikan ASI
secara sempurna karena beberapa kandungan ASI tidak dapat digantikan oleh susu
formula.
6.
Cara
Pencegahan dan Penanganan Bayi Gumoh
Gumoh
adalah kondisi yang seringkali menimpa hampir setiap bayi. Para orang tua kerap
gelisah apabila bayinya sebentar-sebentar muntah, tak lama setelah mendapatkan
ASI.
Namun
sebenarnya kondisi ini tidak perlu terlalu dikhwatirkan. Pasalnya, gumoh jarang
sampai menandakan masalah serius. Selama bayi Anda tampak nyaman dan tidak
mengalami masalah berat badan, hal itu tampaknya tidak menjadi problem serius.
Menurut
penelitian para ahli, hampir 50 persen bayi pernah mengalami gumoh atau refluks
asam (dalam bahasa medis disebut gastroesophageal reflux) dalam tiga bulan
pertama setelah kelahiran. Refluks asam adalah kondisi di mana isi cairan dari
lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxs) ke dalam esofagus.
Gumoh
pada bayi akan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, dan sebagian besar bayi
berhenti hingga sampai usia 12 bulan.
Tetapi bila gumoh terlalu sering dialami oleh bayi, memang harus
diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala gastroesophageal reflux disease (GERD),
sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Berikut
ini adalah beberapa cara untuk mencegah dan menangani gumoh pada bayi:
- Posisikan bayi tegak. Memberi makan bayi dalam posisi tegak bisa mencegah terjadinya muntah. Setelah itu, kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Hindari bermain aktif dengan bayi selama memberi makan dan jangan mengayun-ayun bayi ketika masih ada makanan di dalam mulutnya.
- Sedikit tapi sering. Terlalu lama menyusui atau memberinya dalam jumlah banyak dapat memicu bayi muntah. Jika Anda menyusui, sebaiknya batasi setiap sesi dalam menyusui. Jika Anda memberikan susu melalui botol, tawarkan dalam jumlah yang sedikit dari pada biasanya. Disendawakan, lalu minum lagi dengan cara ini, udara tidak sempat “mampir” ke lambung.
- Atasi sendawa pada bayi. Sering bersendawa selama dan setelah menyusui dapat membangun atau membentuk udara di dalam perut bayi. Untuk mengatasinya, posisikan bayi dalam keadaan duduk dengan menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung bayi secara pelan.
- Periksa nipple (dot) pada botol susu. Jika Anda menggunakan botol, pastikan lubang pada nipple (dot) botol sudah dalam ukuran yang tepat. Jika terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Sementara jika terlalu kecil, bayi Anda mungkin akan frustrasi. Tepat tidaknya ukuran lubang pada botol susu bayi, bisa terlihat dari tetesan susu ketika botol dibalikan. Jika tetesan susu sedikit, maka ukurannya sudah benar.
- Posisi menyusu harus sesuai. Pastikan seluruh bibirnya menutup puting susu serta daerah berwarna hitam di sekitarnya (aerola). Dengan begitu, kemungkinan udara yang masuk dan tertelan selama menyusu bisa diperkecil.
- Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
- Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
- Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
- Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
- Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah. Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
- Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
- Hindari bayi tersedak. Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
- Kalau gumoh berlebihan, tengkurapkan bayi. Udara yang terperangkap di lambung akan lebih mudah keluar. Juga, masuknya cairan ke paru-paru bisa dicegah.
- Bila bayi gumoh terus secara berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke petugas kesehatan (bidan).
7.
Cara
Perawatan Payudara
Sejak
kehamilan 6–8 minggu terjadi perubahan pada payudara berupa pembesaran
payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh
darah di permukaan kulit yang bertambah serta melebar. Kelenjar montgomery
daerah areolla tampak lebih nyata dan menonjol.
Perawatan
payudara pada ibu hamil tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi juga
dilakukan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Perawatan
payudara yang diperlukan :
- Mengganti BH sejak hamil usia 2 bulan dengan ukuran lebih sesuai dan dapat menopang perkembangan payudara. Biasanya diperlukan BH dengan ukuran 2 nomor lebih besar.
- Latihan gerakan otot badan yang berfungsi menopang payudara untuk menunjang produksi ASI dan mempertahankan bentuk payudara setelah selesai masa laktasi.
- Menjaga kebersihan sehari-hari, termasuk payudara, khususnya daerah puting dan areolla.
- Setiap mandi, puting susu dan areola tidak disabuni untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat hilangnya ”pelumas” yang dihasilkan kelenjar montgomery.
- Lakukan persiapan puting susu agar lentur, kuat, dan tidak ada sumbatan sejak usia kehamilan 7 bulan, setiap hari sebanyak 2 kali.
Pelaksanaan
perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1–2 hari setelah
bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari. Berikut langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam perawatan payudara.
- Siapkan alat dan bahan berikut :
- Minyak kelapa
- Gelas susu
d)
Air
panas dan air dingin dalam wadah/ baskom kecil
e)
Waslap/
sapu tangan dari handuk
f)
Handuk
bersih
Lakukan
langkah-langkah pengurutan payudara
1)
Pengurutan
pertama
Terdiri
dari empat gerakan, yang dilakukan pada kedua payudara selama lima menit.
Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada pengurutan pertama :
- Licinkan kedua tangan dengan minyak.
- Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara.
- Lakukan pengurutan, dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
- Lakukan terus pengurutan ke bawah/ ke samping. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara.
- Ulang gerakan 20–30 kali tiap satu payudara.
2)
Pengurutan
kedua
Sokong
payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir
pada putting susu. lakukan dua kali gerakan pada setiap payudara.
3)
Pengurutan
ketiga
- Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah putting susu. lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
- Sokong payudara dengan satu tangan sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan posisi tangan mengepal (tinju) dari arah tepi ke arah putting susu. lakukan gerakan ini sekitar 20–30 kali.
4)
Pengompresan
Lakukan
tahap pengompresan. Sebelumnya, siapkan alat dan bahan berupa dua buah wadah/
baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta
dua buah waslap/ sapu tangan dari bahan handuk. Selanjutnya, kompres kedua payudara
dengan waslap hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres waslap dingin
selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut dan
akhiri dengan kompres air hangat.
5)
Pengosongan
ASI
Pengosongan
ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan ASI. Berikut ini tahap-tahap yang
harus dilakukan.
- Sediakan gelas untuk menampung air susu (jika air susu akan disimpan, gunakan yang steril).
- Keluarkan asi susu dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2,5–3 cm dari putting susu.
- Letakkan jari-jari tersebut sedemikian rupa sehingga penampungan air susu berada di bawahnya.
- Tekan payudara ke arah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan diregangkan. Angkat payudara yang agak besar dahulu, lalu tekankan arah ke arah dada.
- Gerakan ibu jari dan telunjuk ke arah putting susu untuk menekan dan mengosongkan tempat penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit.
g)
Ulangi
gerakan itu untuk mengosongkan daerah penampungan air susu. gunakan kedua
tangan pada masing-masing payudara.
Catatan
:
- Hindari gerakan yang dapat mememarkan putting susu.
- Hindari penarikan putting susu dan payudara keluar karena dapat merusak jaringan-jaringan payudara.
- Hindari penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit payudara.
Selesai
melakukan perawatan payudara, pakailah bra atau HB yang menyangga payudara
dengan sempurna. Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, proses
menyusui dapat berjalan dengan lancar.
8.
Mastitis
Dan Cara Menyusui Saat Mastitis
Mastitis
adalah peradangan pada payudara, bisa salah satu payudara atau kedua-duanya.
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamma, terutama pada primipara. Infeksi
terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran
darah. Tanda-tandanya adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu,
penderita merasa lesu, dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi biasanya
Staphylococcus Aurens. Mamma membesar, nyeri, dan pada suatu tempat kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak lekas diberi
pengobatan, bisa terjadi abses.
Pencegahan
:
Perawatan
puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis.
Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.
Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus
bebas dari infeksi dengan stafilokokkus. Bila ada retak atau luka pada puting,
sebaiknya bayi jangan menyusu pada mamma yang bersangkutan sampai luka itu
sembuh. Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan.
Pengobatan
:
Segera
setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mamma yang sakit
dihentikan, dan diberi antibiotika. Dengan tindakan-tindakan ini terjadinya
abses sering kali dapat dicegah. Karena biasanya infeksi disebabkan oleh
Staphylococcus Aurens, penisillin dalam dosis cukup tinggi dapat diberikan.
Sebelum pemberian penisillin dapat diadakan pembiakan air susu, supaya penyebab
mastitis benar-benar diketahui. Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan
sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan. Sesudah itu dipasang
pipa ke tengah abses, agar nanah bisa keluar terus. Untuk mencegah kerusakan
pada duktus laktiferus sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah
dikeluarkan. Sesudah itu dipasang pipa ke tengah abses, agar nanah bisa keluar
terus. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar
dengan jalannya duktus-duktus itu. (Prawirohardjo, 2007 : 689–690)
DAFTAR
PUSTAKA
- http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/beda.bab.bayi.asi.ekslusif
- http://pakarbayi.com/perbedaan-asi-dan-susu-formula.html
- http://health.kompas.com/read/2011/11/04/09223688/Tips.Mencegah.Gumoh.pada.Bayi.
- http://yandra08.blogspot.com/2008/12/perawatan-payudara.html
- http://seputar-ASI.com
- http://library.usu.fkm_arifin4.id
- http://ummukautsar.wordpress.com
- Ilmu Kebidanan, YBP–SP, 2005 : 226)
- Manuaba, Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC : Jakarta.
- Mellyna Huliana, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Jakarta
- Saminem. (2003). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Normal. Akademi Kebidanan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya.
- Sotjiningsih, 2007. Perawatan Ibu Nifas. EGC: Jakarta
- Wiknjosastro, Hanifa. (2009). Ilmu Kandungan Cetakan 5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar