PERILAKU KESEHATAN
DAN CARA PENGUKURANNYA
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.Secara singkat, aktivitas
manusia dikelompokkan menjadi 2 yakni:
a) Aktivitas-aktivitas yang
dapat diamati oleh orang lain
b) Aktivitas-aktivitas
yang tidak dapat diamati oleh orang lain
Skinner (1938)
seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi
melalui proses: Stimulus, Organisme, Respons. Teori Skinner disebut teori
“S-O-R”.Teori Skinner menjelaskan adanya 2 jenis respons, yaitu:
a)
Respondent respons atau refleksif, yakni
respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang
disebut eliciting stimuli, karena
menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respondent respons juga
mencakup perilaku emosional.
b)
Operan respons atau instrumental respons, yakni respons yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain.
Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing
stimuli atau reinforcer, karena
berfungsi untuk memperkuat respons.
Berdasarkan teori
“S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
:
a)
Perilaku
tertutup (Covert behavior)
Perilaku tertutup
terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang
lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan.
b)
Perilaku
Terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka ini
terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau
praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau “observable behavior”.
2. Ilmu-Ilmu Dasar perilaku
Perilaku terbentuk
dari dua faktor yakni:
a)
Faktor
eksternal (stimulus) : faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya.
b)
Faktor
Internal (respons) : perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,
sugesti, dan sebagainya.
Ilmu
perilaku dibentuk dan dikembangkan dari 3 cabang ilmu yaitu : psikologi,
sosiologi, dan antropologi.
3. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan (health behavior) adalah
respons terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti
lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan.Perilaku kesehatan pada
garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a)
Perilaku
orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat, perilaku ini disebut perilaku
sehat (healthy behavior), yang
mencakup perilaku-perilaku (overt dan
covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab
masalah , atau penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku
dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).
b)
Perilaku
orang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau
pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (healthy seeking
behavior) (Notoatmodjo 2010 : 20-24).
4. Faktor-faktor Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia menurut Lawrence Green terdapat 3 faktor utama yaitu:
a)
Faktor Predisposisi (Predisposing
factors)
Faktor yang dapat
mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang. Faktor ini termasuk
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai-nilai, norma
sosial, budaya dan faktor sosio-demografi.
1)
Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan
mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental) dan perubahan ini
terjadi karena pematangan fungsi organ, pada aspek psikologis dan mental taraf
berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa sehingga mempengaruhi
sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan tindakan (Mubarak 2011).
2)
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
dimilikinya lebih banyak. Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah
maka akan menghambat perkembangan sikap dan perilaku seseorang terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru (Mubarak 2011).
3)
Pekerjaan
Dengan adanya pekerjaan seseorang
memerlukan banyak waktu luang untuk mendapatkan informasi sehingga dari
informasi yang diperoleh menambah pengetahuan dan menimbulkan perilaku yang
baik (Soekidjo 2003).
b)
Faktor Pemungkin (Enabling
factors)
Faktor yang
memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini yang berupa lingkungan fisik, sarana
lesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber
dan fasilitas kesehatan.
1)
Fasilitas
Pada saat hamil ibu
harus sering memeriksakan kehamilannya, karena hal tersebut dapat memantau
perkembangan janin yang ada dalam rahim dan bidan juga berhak memberikan
konseling tentang kebutuhan saat hamil. Tugas Utama seorang bidan adalah
mendampingi kaum perempuan dalam menjalani kehamilan, mulai dari prakonsepsi
hingga masa persalinan (Ibunda prita 2011).
2)
Sumber
Informasi
Ilmu pengetahuan dan
teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi (Kartono
2006). Dengan memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan masyarakat,
selanjutnya dengan pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran, dan pada akhirnya
akan menyebabkan orang berperilaku sesuai karena didasari pada keadaan mereka
sendiri dan bukan pikiran (Heri 2009). Informasi
merupakan bentuk stimulus yang
mempengaruhi seseorang, baik yang di dapatkan secara langsung dari lingkungan
maupun secara tidak langsung (Sunaryo 2004).
c)
Faktor Penguat (Reinforcing)
Faktor yang
memperkuat perilaku termasuk sikap dan perilaku petugas, kelompok referensi,
dan tokoh masyarakat (Maulana 2009 : 226-227).
5. Ranah (Domain) Perilaku
Perilaku adalah
keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil
bersama antara faktor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908) seorang
ahli psikologi pendidikan membedakan3 domain perilaku yakni :
1)
Kognitif (cognitive)
2)
Afektif (affective)
3)
Psikomotor (psychomotor)
Oleh ahli pendidikan
di Indonesia ketiga domain ini diterjemahkan kedalam cipta (kognitif), rasa (afektif),
dan karsa (psikomotor) atau peri rasa, peri cipta, dan peri tindak.
Berdasarkan pembagian
domain oleh Bloom ini, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai
berikut:
1)
Pengetahuan
Pengetahuan adalah
hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya.
2)
Sikap
Sikap adalah juga
respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Menurut Campbell (1950)
dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon
stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
perhatian, dan gejala kejiawaan yang lain. Newcomb, salah seorang ahli
psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi
tertutup.
3)
Tindakan atau praktik (practice)
Praktik atau tindakan
ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni :
a)
Praktik
terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan
sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b)
Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan
atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau
tindakan mekanis.
c)
Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik
yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku
yang berkualitas (Notoatmodjo 2010 : 26-32).
6. Cara Pengukuran Perilaku
Secara garis besar mengukur perilaku terbuka
atau praktek dapat dilakukan melalui dua metode, yakni:
a)
Langsung
Mengukur
perilaku secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati atau
mengobservasi perilaku subjek yang diteliti. Peneliti dapat menggunakan media
instrumen check list dengan skala Guttman.
Skala ini merupakan
skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas
seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan
negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada
umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor
benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0dan analisisnya dapat dilakukan
seperti skala Likert ( Hidayat 2012 : 103).
b)
Tidak
langsung
Pengukuran
perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara langsung
mengamati perilaku orang yang diteliti (responden). eneliti dapat menggunakan
media angket/kuesioner dengan skala likert
(Notoatmodjo 2010).
Dimana:
X :Skor
responden pada skala perilaku Ibu bersalin yang hendak diubah menjadi skor T
X : Mean skor kelompok
s : Deviasi standar skor kelompok
Untuk mencari s digunakan rumus:
Skor mean T = Skor T
Responden
Jumlah
Responden
Untuk kategori penilaian menjadi:
Perilaku positif :jika skor T hasil penghitungan >
mean T (50)
Perilaku Negatif :jika skor T hasil perhitungan < mean T
(50)
(Azwar 2011 : 156).
1.
Arikunto,
Suharsimi 2010, Prosedur penelitian suatu
pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta.
2.
Asri,
Dewi H, dan P, Cristine Clervo 2010, Asuhan
Persalinan Normal, Nuha Medika : Yogyakarta.
3.
Azwar,
Saifuddin 2011, Sikap Manusia Teori Dan
Pengukurannya, Pustaka Belajar : Yogyakarta.
4.
Bobak,
Lowdermilk, dan Jensen 2005, Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku kedokteran EGC : Jakarta.
5.
Budiarto,
Eko 2002, Biostatistika Untuk Kedokteran
dan Kesehatan Masyarakat, EGC :
Jakarta.
6.
Eniyati,
dan Putri Melisa R 2012, Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
7.
Hidayat,
Aziz Alimul 2007, Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta.
8.
Hidayat,
Aziz Alimul 2010, Metode Penelitian
Kesehatan paradigma Kuantitatif, Health Books Publishing : Surabaya.
9.
Hidayat,
Aziz Alimul 2012, Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta.
10.
Kartono,
2006, Perilaku Manusia, ISBN: Jakarta
11.
Manuaba,
Ida Bagus Gde 2009, Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
12.
Maulana,
Heri D.J 2009, Promosi Kesehatan, EGC
: Jakarta.
13.
Mubarak,
Wahit Iqbal 2011, Promosi Kesehatan Untuk
Kebidanan, Salemba Medika : Jakarta
14.
Momadmin
2011, Mengejan, dilihat 22 februari
2013
15.
Notoatmodjo,
Soekidjo 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan,
Rineka Cipta : Jakarta.
16.
Notoatmodjo,
Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian,
Rineka Cipta : Jakarta.
17.
Oxorn,
Harry dan Forte William R 2010, Ilmu
Kebidanan Patologi dan Persalinan, Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.
18.
Prawirohardjo,
Sarwono 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
19.
Prawirohardjo,
Sarwono 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
20.
Suparyanto
2011, Konsep Persalinan, dilihat 22
februari 2013 <http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-persalinan.html>
21.
Suyanto
2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian
Keperawatan, Nuha Medika : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar