Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI
SISTEM PERSEPSI SENSORI
SISTEM
PERSEPSI SENSORI
- Ambliopia
- Strabismus
- Nistagmus
- Miopia
- Hiperopia
- Astigmatismus
- Butawarna
- Papiledema
- Tinitus
- Vertigo
- Hiposmia
- Hipogeusia
AMBLIOPIA
•
Ambliopia
atau mata malas adalah menurunya tajam penglihatan pada satu mata tanpa adanya
kelainan organik di mata sebagai penyebab gangguan penglihatan tsb.
•
Fungsi
penglihatan berkembang sejak lahir sampai umur 7 tahun. Jika sampai umur 7
tahun tidak terjadi perkembangan penglihatan (karena salah penggunaan mata),
maka perkembangan lebih lanjut tidak akan terjadi.
•
Ambliopia
adalah keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai
dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan refraksinya
•
Ambliopia
dapat unilateral atau bilateral disebabkan karena kehilangan pengenalan bentuk,
interaksi binokuler abnormal, tidak diketemukan kausa organik
•
Ambliopia
disebabkan kurangnya rangsangan untuk meningkatkan perkembangan penglihatan
•
Kausa
extraneural yang menyebabkan ambliopia adalah: katarak, astigmatismus,
strabismus, kelainan refraksi unilateral atau bilateral yang tidak dikoreksi,
merupakan pemicu penurunan fungsi visual
•
Ambliopia
yang ditemukan pada usia dibawah 6 tahun, masih dapat dilakukan latihan dan
perbaikan penglihatan
•
Sebab
ambliopia: anisometria (penggunaan satu mata), juling, oklusi, katarak,
kekeruhan media mata
•
Penyebab
ambliopia: supresi dan non use
•
Ambliopia
non use: akibat tidak dipergunakan elemen visual retino kortikal pada saat
perkembangan sebelum usia 9 tahun
•
Ambliopia
supresi akibat proses kortikal yang menyebabkan skotoma absolut pada
penglihatan binokuler
STRABISMUS
•
Strabismus
adalah deviasi mata manifes yang tidak terkontrol oleh penglihatan binokuler
•
Pada
penglihatan binokuler dipengaruhi oleh proses fusi sensoris dan stereopsis
•
Fusi
sensoris adalah proses tanpa dinilai ketidaksamaan diantara dua bayangan yang
diterima dua mata
•
Fusi
sensoris terjadi jika perbedaan bayangan pada kedua mata dapat diabaikan
•
Stereopsis
atau persepsi kedalaman binokuler adalah pengenalan perbedaan bayangan menjadi
bayangan yang serupa
•
Sampai
usia 7 atau 8 tahun otak dapat memproses reaksi penglihatan binokuler yang
abnormal
•
Perubahan
sensoris pada strabismus menyebabkan: diplopia, supresi dan ambliopia
•
Diplopia:
adalah obyek yang sama terlihat di dua tempat (penglihatan double), terjadi
jika proses fusi sensoris tidak terjadi
•
Supresi:
pada penglihatan binokuler, bayangan yang tampak pada salah satu mata terlihat
lebih tajam (supresi). Supresi berbentuk skotoma (sebagian penglihatan di
lapang pandang hilang, sedangkan penglihatan disekitar kurang normal atau
normal)
•
Ambliopia:
tajam penglihatan abnormal yang berkepanjangan dapat menyebabkan ambliopia
(tajam penglihatan menurun tanpa disertai penyakit organik)
NISTAGMUS
•
Nistagmus
adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dua fase, yaitu fase lambat dan
fase cepat.
•
Fase
lambat merupakan reaksi sistem vestibuler terhadap rangsangan, sedangkan fase
cepat merupakan reaksi kompensasinya
•
Nistagmus
merupakan parameter yang akurat untuk mementukan aktivitas sistem vestibuler
•
Penyebab
nistagmus:
- Nistagmus kongenital: terdapat kelainan saraf sensoris atau motoris sejak lahir
- Spasmus nutans: terjadi jika salah satu mata ditutup, penyebab tidak diketahui, terjadi pada bayi umur 4 – 12 bulan
- Nistagmus Gangguan Neurologis: kerusakan pada batang otak (flutter ocular) dan tumor didaerah kiasma optik
- Nistagmus vestibular: akaibat kelainan organ keseimbangan (vestibular), berkaitan dengan vertigo, tinitus dan tuli. Juga disebabkan labirinitis, penyakit Meniere, destruksi traumatik, lesi vaskuler, peradangan dan neoplastik vestibuler, tumor dan abses serebeler.
- Nistagmus pandangan (Gaze Nystagmus): penyebabnya keracunan obat(fenitoin, barbiturat), penyakit demielinasi, degeneratif, neoplastik atau penyakit vaskuler
- Nistagmus Histeri dan Nistagmus disengaja: umumnya terjadi pada kasus neurosis anxietas (pada kasus histeri)
MIOPIA
•
Miopia
adalah kelainan refraksi dimana bayangan obyek terfokus jauh didepan retina
pada mata tanpa akomodasi
•
Miopia
disebut juga penglihatan dekat, atau rabun jauh
•
Miopia
diperbaiki dengan menggunakan lensa sferis cekung (minus), yang bertujuan
memundurkan bayangan obyek sehingga tepat di retina
•
Jika
bola mata lebih panjang dari rata-rata, kelainannya disebut: miopia aksial
•
Jika
refraksi lebih refraktif dari rata-rata disebut: miopia kurvatura, dapat
terjadi pada katarak intemesen, dimana lensa menjadi lebih cembung dan
pembiasan lebih kuat, dapat juga disebabkan kornea yang terlalu cembung
HIPEROPIA/HIPERMETROPIA
•
Hiperopia
adalah kelainan refraksi dimana bayangan obyek terfokus jauh dibelakang retina
pada mata tanpa akomodasi
•
Hiperopia
disebut juga penglihatan jauh, atau rabun dekat
•
Hiperopia
diperbaiki dengan menggunakan lensa sferis cembung (plus), yang bertujuan
memajukan bayangan obyek sehingga tepat di retina
•
Hiperopia
sumbu: merupakan kelainan refraksi akibat sumbu bola mata pendek
•
Hiperopia
kurvatura: kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan bayangan
difokuskan dibalakang retina
•
Hiperopia
refraktif: dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata
ASTIGMATISMUS
•
Astigmatismus
adalah kelainan refraksi dimana bayangan tidak difokuskan pada satu titik
dengan tajam pada retina, akan tetapi pada dua garis api yang saling tegak
lurus
•
Astigmatismus
terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea
•
Bayi
baru lahir bola matanya bulat atau sferis, sehingga refraksi lebih kuat, akan
lebih sferis pada usia pertengahan
•
Astigmatismus
dikoreksi dengan lensa silindris, untuk mengoreksi bayangan yang kabur
•
Astigmatismus
dapat disebabkan oleh: infeksi kornea, trauma dan distropi, atau akibat
kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar