MASALAH ROKOK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Merokok sudah menjadi
kebiasaan sebagian besar masyarakat kita.Dari mulai para
pejabat, direktur, pengusaha, pedagang, petani,nelayan,pekerja, para buruh, mahasiswa, tukang becak,bahkan kaum wanita serta para pengangguran pun tidak mau kalah.
Tidak sebatas itu saja bahkan anak-anak dan remaja pun sudah mengenal rokok
mereka sudah tidak segan atau malu lagi merokok di depan umum.Rupanya rokok
sudah merambah ke semua kalangan di masyarakat.Padahal jika dilihat dari segi
kesehatan rokok merupakan zat yang berbahaya,karena selain kandungan nikotin,
di dalam rokok juga banyak mengandung zat beracun yang membahayakan organ tubuh
manusia seperti jantung dan paru-paru.Tidak hanya itu saja jika dilihat dari
segi ekonomi merokok merupakan kebiasaan yang hanya menghambur-hamburkan uang
saja.Membikin boros dompet kita.
Para ahli kesehatan menyatakan bahwa merokok merupakan perilaku yang
berbahaya, merokok sama dengan mencari mati. Meski semua orang tahu akan bahaya
yang ditimbulkan akibat merokok. Perilaku
merokok saat ini merupakan kebiasaan yang sangat wajar dipandang oleh anggota
masyarakat Indonesia.Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat
dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan
umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai
orang yang sedang merokok., bahkan
dilingkungan pendidikan, khususnya kampus yang seharusnya bebas dari asap
rokok.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang
sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya.
1.2.TUJUAN
1.2.1.
Tujuan Umum
·
Untuk mengetahui lebih jauh
tentang merokok
1.2.2. Tujuan khusus
§
Untuk
mengetahui apa saja yang menyebabkan masyarakat merokok
§
Untuk
mengetahui apa saja masalah-masalah yang ditimbulkan oleh rokok
§
Untuk
mengetahui apa saja solusi atau penyelesaianmasalah dari merokok dan yang
seharusnya kita lakukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN
Definisi rokok menurut wikipedia adalah silinder dari
kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan)
karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya
merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang
terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen,
formalin, nitrosamine dll.Semua rokok memiliki ciri yang khas.Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
v Berikut ini adalah jenis-jenis rokok berdasarkan bahan pembungkusnya
:
·
Klobot: rokok yang bahan
pembungkusnya berupa daun jagung.
·
Kawung: rokok yang
bahan pembungkusnya berupa daun aren.
·
Sigaret: rokok
yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
·
Cerutu: rokok yang
bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
v Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
·
Sigaret Kretek Tangan
(SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan caradigiling atau
dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.Koyo
rokoke mbahku biyen.
·
Sigaret Kretek Mesin
(SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material
rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini
mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai
delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan
dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah
dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok
yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter
pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokoksama besar.
2.2.
FAKTOR PENYEBAB
Tomkins (dalam sarafino, 1994) mengungkapkan empat
alasan psikologis mengenai keputusan seseorang untuk tetap merokok, yaitu :
a.
Pertama untuk mendapatkan efek
positif karena merokok adalah stimulasi,relaksasi, serta kesenangan
b.
Kedua untuk mengurangi efek
negative, yaitu untuk menghindari kecemasan serta ketegangan
c.
Ketiga adalah kebiasaan yang
secara otomatis dilakukan tanpa kesadaran
d.
Keempat adalah dengan adanya
ketergantungan psikologis pada rokok untuk mengatur keadaan emosional negative
dan positif.
Menurut
MU’tadin (2002) mengemukakan beberapa faktor yang menyebakan remaja merokok,
antara lain:
1.
Pengaruh Orangtua
Anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294). Remaja yang berasal dari keluarga konservatif
yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka
panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan
dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah
“kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan yang paling kuat pengaruhnya
adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat,
maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok
lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single
parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka
merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putrid.
2.
Pengaruh teman
Berbagai
fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.Diantara
remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
3.
Faktor Kepribadian
Orang
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.Satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok)
ialah konformitas sosial.Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan
Melihat
iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk
mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
Subanada (2004) menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku
merokok:
a.
Faktor
Psikologis, merokok dapat menjadi
sebuah cara bagi individu untuk santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman
sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stress, kebosanan dan ingin
kelihatan gagah merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok.
Selain itu, individu dengan gangguan cemas
bisa menggunakan rokok untuk menghilangkan kecemasan yang mereka alami.
b.
Faktor Biologis, faktor genetik dapat dapat mempengaruhi
seseorang untuk mempunyai ketergantungan terhadap rokok. faktor lain
yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan
adanya efek bermanfaat dari nikotin. Proses biologinya yaitu nikotin diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian
membagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok
akan merasakan nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa
lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
Di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian
otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan
rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang
menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang
diperolehnya akan berkurang
c.
Faktor Lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain
orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame
tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orang tua memegang peranan
terpenting, selain itu juga reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh
yang lebih kuat daripada pengaruh orang tua atau teman sebaya, hal ini mungkin
karena mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap penampilan dan manfaat rokok.
d.
Faktor Regulatori, peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang
tingi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Pembatasan fasilitas untuk
merokok, dengan menetapkan ruang/daerah bebas rokok, diharapkan mengurangi
konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok
pada mahasiswa, walaupun telah dibuat usaha-usah untuk mencegahnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa banyak
faktor yang dapat menyebabkan seseorang merokok, antara lain yaitu faktor
eksternal, kepribadian, psikologis, dan juga biologis.
1.
Menurut Perspektif Psikoanalisa
Individu
menjadi seorang pecandu rokok disebabkan karena id yang besar sebagai
pengalihan dari permalahan yang dihadapi. Hal ini menyebabkan individu lebih
mengarah pada perilaku negatif yaitu merokok. Menurut perspektif psikoanalisa,
coping stres menjadi salah satu penyebab mengapa seseorang merokok. Merokok
dilakukan sebagai kompensasi, penekanan serta pengalihan perilaku akibat dari
stres dan kecemasan yang dialami individu.
2.
Menurut Perspektif Behaviour
Menurut
persperktif behaviour, individu menjadi pecandu rokok kerena kesalahan dalam
proses belajar. Selain itu karena pengaruh lingkungan sekitar. Dalam perpektif social learning, lingkungan menganggap
individu yang merokok merupakan lembang adri kejantanan dan individu yang tidak
merokok dipandag sebagai banci.
3.
Menurut Perspektif Kognitif
Pola pikir
individu yang kurang tepat menyebabkan individu lebih memilih untuk merokok
dibandingkan dengan memilih untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat.
Individu berpikir bahwa merokok merupakan perilaku yang baik dan tidak akan
menjadi masalah. Merokok akan membantu dalam menenangkan perasaan penggunanya.
4. Kepribadian
Tipe
kepribadian individu mempengaruhi untuk menjadi perokok. Tipe kepribadian tipe
A merupakan tipe kepribadian yang rentan menjadi pecandu rokok. Karena pada tipe
ini, individu cenderung lemah dalam mengontrol emosi dan menghadapi stres yang
dialami
5.
Menurut Perspektif Islami
Didalam
Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa kita sebagai manusia dilarang untuk
membahayakan diri sendiri dan orang
lain, merugikan diri dan melakukan hal sia-sia. Merokok merupakan hal yang
sia-sia dan dapat merugikan diri perokok maupun orang lain di sekitar perokok.
Selain itu akan menyebabkan kerugian pada kesehatan diri dan materi.
2.3.
MASALAH
Menurut Johnson (2007) ada
sekitar 25 jenis penyakit yang ditimbulkan karena merokok seperti emfisema,
kanker paru, bronchitis kronis, dan penyakit paru lainnya. Dampak lainnya
adalah terjadinya penyakit jantung koroner, peningkatan kolesterol darah, berat
badan lahir rendah pada bayi ibu perokok, keguguran, dan bayi lahir mati.
Beberepa risiko kesehatan bagi perokok berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun (Johnson, 2005) antara lain :
1. Di Indonesia rokok menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru
kronik dan emfisima pada tahun 2001.
2. Rokok merupakan penyebab dari sekitar 5 % stroke di Indonesia.
3. Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau penundaan
kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko impotensi sebesar 50%.
4. Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun terkena asap
rokok dirumah atau di lingkungannya beresiko mengalami proses kelahiran yang
bermasalah.
5. Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko
kanker paru sebesar 20-30% lebih tinggi daripada mereka yang pasangannya
bukan perokok dan juga risiko mendapatkan penyakit jantung.
6. Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan
perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih
mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Dr Paolo Vineis
disejumlah negara Eropa diketahui bahwa anak-anak mengalami dampak paling
tinggi.
Yaitu
,sekitar tiga kali lipat terkena kanker paru-paru dan masalah yang berhubungan
dengan pernafasan lainya dari orangtua yang perokok.,Resiko anak-anak terkena
kanker paru-paru mengalami kenaikan sampai 3.6 kali dari orangtua perokok
karena anak-anak ini telah menjadi seorang perokok pasif.
Merokok dirumah memang tidak dilarang namun Dr Paolo menyarankan
orang tua seharusnya tidak merokok di rumah saat anak-anak mereka berada
disekitarnya. Dr. Norman Edelman memberikan saran lain bahwa seandainya harus
merokok disarankan untuk tidak merokok diruangan tertutup.
Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek termasuk
diantaranya penyakit yang dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan,
kecanduan nikotin serta meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya
lain termasuk obat terlarang. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah
kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi perokok aktif maka biasanya akan
terus menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya.
v Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok
·
Perokok mempunyai fungsi
paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok.
·
Merokok mengurangi pertumbuhan
paru-paru.
·
Pada orang dewasa, penyakit
yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung & stroke. Penelitian
menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai terlihat pada remaja yang menggunakan
rokok.
·
Merokok dapat menurunkan
performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada remaja yang aktif
berolahraga.
·
Secara rata-rata, orang yang
merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang hidupnya selama 7 tahun
dibandingkan orang yang tidak merokok.
·
Merokok sejak usia dini akan
meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-paru. Untuk penyakit lain karena
rokok maka resikonya juga akan semakin meningkat apabila terus merokok.
·
Remaja yang menggunakan rokok
mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok
untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x
lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan
terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan hubungan
seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain memberi efek
buruk lebih dini.
2.4.
SOLUSI
Jika memang ingin
memberantas rokok di masyarakat maka diperlukan kerja sama dan usaha yang
sungguh-sungguh dari pemerintah,tokoh agama atau ulama,serta dinas kesehatan.Pertama
dari pemerintah,pemerintah dalam hal ini yang memiliki wewenang harus bisa
membatasi atau bahkan menutup pabrik-pabrik produsen rokok,karena pabrik
merupakan penghasil utama rokok.Kemudian pemerintah harus memikirkan dan
membantu pabrik-pabrik produsen rokok untuk dialih fungsikan menjadi pabrik non
rokok yang lebih bermanfaat bagi masyarakat misal pabrik textil,pangan,otomotif
dan lain-lain, walaupun tidak secara serentak namun melalui proses bertahap dan
berkelanjutan tapi pasti.Di samping itu pemerintah juga harus memikirkan dan
membantu para petani tembakau untuk mengalih fungsikan lahan tembakau menjadi
lahan non tembakau yang sekiranya lebih bermanfaat misal lahan
tebu,karet,kapas,palawija,kedelai,buah-buahan dan lain sebagainya yang hasilnya
nanti dapat dipasarkan ke pabrik-pabrik pengolah,ke masyarakat atau bahkan
diexpor ke luar negeri.Para tokoh agama atau ulama dengan kapasitas ilmu yang
dimilikinya harus bisa memberi contoh yang baik yaitu tidak boleh merokok dan
mengajak masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan merokok.Sedangkan dari dinas
kesehatan dan instansi terkait melalui media yang ada harus terus menerus
mengkampanyekan dan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga kesehatan.Apabila pemerintah,tokoh agama atau ulama
dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan kompak bukan tidak mungkin
masalah rokok akan segera teratasi dengan baik.
v Hal-hal yang mendukung
penanganan merokok yaitu antara lain :
1. Dilakukannya kampanye “anti rokok”dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan dalam merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
b.
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak
perlu harus meniru, karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk
membuat keputusan sendiri.
c.
Iklan-iklan merokok sebenarnya
menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh
iklan seperti itu.
d.
Kamu tidak harus ikut merokok
hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut
merokok.
e.
Perilaku merokok akan
memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang
yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga
akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua
3. Motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
4. Dukungan sosial baik dari keluarga atau masyarakat untuk berhenti merokok
5. Program iklan layanan masyarakat di TV tentang ajuran tidak merokok
6. Menampilkan tokoh idola atau model yang tidak merokok
Sedangkan
faktor penghambat dalam penanganan merokok antara lain: gencarnya iklan-iklan
rokok di media massa dan elektronik, sedikitnya informasi mengenai bahaya
merokok di media dan kegiatan-kegiatan besar yang banyak disponsori oleh rokok
v Berikut tips dari mayoclinic untuk membantu remaja agar dapat
menjauhi rokok :
1.
Pahami ketertarikan
yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Terkadang
remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau sebagai cara untuk
dapat diterima oleh teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas ajaklah anak
berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya mengenai rokok tersebut.
2.
Katakan tidak pada
rokok.
Mungkin
terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak pernah mendengarkan ucapan
mereka, tetapi jangan patah semangat.Tetaplah katakan tidak pada rokok &
bilang bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh anda.
3.
Berikan contoh yang
baik.
Anak
biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi apabila orang tua
melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga tidak mengkonsumsi
rokok.
4.
Rokok bukanlah hal yang
keren.
Tunjukkan
pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang keren atau dapat dibanggakan.
Rokok dapat membuat nafas menjadi bau, membuat gigi menjadi kuning, menyebabkan
batuk & kehilangan tenaga untuk dapat melakukan aktifitas olahraga ataupun
kegiatan lain.
5.
Rokok membuang uang.
Merokok
merupakan hal yang mahal.Bantu anak untuk menghitung pengeluaran yang harus
dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama seminggu, sebulan ataupun setahun.
Bandingkan uang tersebut dengan barang elektronik ataupun barang lain yang
dapat diperoleh apabila tidak merokok.
6.
Pahami tekanan dari
teman sebaya.
Adanya
teman yang merokok dapat mempengaruhi anak.Berikan mereka kepercayaan diri
untuk dapat bersosialisasi dengan teman mereka tanpa merokok.
7.
Tangani kecanduan
akibat rokok dengan serius.
Banyak
remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti merokok kapanpun mereka mau,
tetapi kenyataannya nikotin dapat membuat mereka menjadi kecanduan sama seperti
pada orang dewasa.
8.
Berikan gambaran
mengenai masa depan mereka.
Anak-anak
cenderung percaya bahwa mereka tidak akan terkena dampak buruk dari rokok.
Tetapi masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung & stroke sangat
beresiko dialami oleh mereka yang merokok.Berilah contoh orang yang anda kenal
yang menderita karena rokok.
9.
Awasi penggunaan produk
bertembakau lainnya
Banyak
jenis produk bertembakau lainnya yang dianggap lebih aman daripada rokok.
Tetapi sebenarnya produks tersebut sama saja dengan rokok, dapat menimbulkan
ketergantungan serta bahaya kesehatan yang sama.
10.
Ikut terlibat secara
aktif.
Aktiflah
untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan rokok baik di sekolah ataupun
lingkungan rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Merokok sudah menjadi kebiasaan sebagian
besar masyarakat kita.Dari mulai para pejabat,direktur,pengusaha,pedagang,
petani,nelayan,pekerja,para buruh,mahasiswa,tukang becak,bahkan kaum wanita serta para pengangguran pun tidak mau kalah.
petani,nelayan,pekerja,para buruh,mahasiswa,tukang becak,bahkan kaum wanita serta para pengangguran pun tidak mau kalah.
Menurut
MU’tadin (2002) mengemukakan beberapa faktor yang menyebakan remaja merokok,
antara lain:
1.
Pengaruh Orangtua
2.
Pengaruh teman
3.
Faktor Kepribadian
2.
Pengaruh Iklan
3.2.
Saran
Saran bagi orangtua agar memberikan
pengasuhan, pendidikan dan lingkungan sekitar yang terbaik bagi anak-anaknya
untuk menghindarkan perilaku negatif pada diri anak. Selain itu sebaiknya
pemerintah lebih menegaskan bahaya rokok agar tidak ada lagi korban yang
ditimbulkan akibat bahaya rokok.
DAFTAR PUSTAKA
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/artikel-kesehatan/
http://creasoft.wordpress.com/category/keperawatankesehatan-masyarakatkebidanan/kesehatan-masyarakat/
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phbs.pdf
http://medicastore.com/artikel/299/index.html
http://ridwanamiruddin.com/2011/03/03/peranan-epidemiologi-dalam-perencanaan-kesehatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar