Dr. Suparyanto, M.Kes
PERILAKU
REMAJA
1.
Pengertian
Remaja
Fase
remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi.
Menurut konopka (Pikunas) masa remaja ini meliputi remaja awal, remaja madya,
remaja akhir. Remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap
orangtua kea rah kemandirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan
perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isi-isu normal.
2.
Perkembang
Seksual pada Masa Remaja
Perkembangan
organ seksual pada masa pubertas amat nyata bila dibandingkan dengan pada masa
kanak-kanak. Pematangan secara fisik pada masa pubertas hanya merupakan salah
satu proses pada remaja seba variasi pematangan pada remaja bervariasi sesuai
dengan perkembangan psikososial. Perkembangan psikososial ini antara lain
sebagai berikut:
1)
Mereka
ingin bersikap tidak tergantung pada orang tua
2) Mereka ingin
mengembangkan ketrampilan secara interaktif dengan kelompoknya
3) Mereka sudah mulai
mempelajari prinsip-prinsip etika
4) Mereka ingin
menunjukkan kemampuan intelektualnya
5) Mereka mempunyai
tanggung jawab pribadi dan social
Pada
masa remaja baik laki-laki maupun perempuan kadang-kadang pada waktu yang
bersamaan mempunyai keinginan yang berbeda misalnya disuatu perasaan
seksualnya. Bercinta tetapi pada saat yang bersamaan mereka harus mencegah
jangan sampai melakukan hubungan seksual. Tetapi kelompok remaja lainya, mereka
telah mempunyai pematangan intelektual dan emosionalnya yang bersamaan dengan
pematangan fisiknya sehingga mereka dapat menciptakan suatu kebebasan dan
rangsangan. Secara garis besar seksualitasnya remaja merupakan suatu proses
pematangan biologis saat pubertasa dan pematangan psikoseksual.
Pubertas
adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang. Pada saat
pubertas terjadi perkembangan tanda-tanda seks sekunder. Salah satu tanda
adanya pematangan fisik ini ialah anak perempuan mulai haid dan anak laki-laki
mulai mimpi malam atau ejakulasi dan pada saat ini mereka telah mempuntai kemampuan
fertilitas.
Perubahan
kadar hormone reproduksi yang akan diikuti dengan perubahan perilaku seksual
akan nampak pada masa ini. Pada masa ini terjadi perubahan FSH (follicle
stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) selama tidur dan merangsang
produksi hormone testosterone dan spermatozoa pada laki-laki, sedangkan pada
anak perempuan hormone ini akan merangsang pengeluaran estrogen dan pematangan
sel telur. selama pubertas produksi testosteron mencapai sepuluh sampai
duapuluh kali lipat pada anak laki-laki, sedangkan pada anak perempuan tidak
menunjukkan perubahan yang berarti. Tetapi estrogen pada anak perempuan
meningkat menjadi delapan sampai sepuluh kali lipat. Pengeluaran hormone dari
kelenjar adrenal akan menyebabkan
pertumbuhan rambut pubis dan aksila serta peningkatan kelenjar lemak
pada kulit sehingga seringkali menimbulkan jerawat (soetjiningsih, 2010:134).
Table
2.1 Tahap perkembangan remaja laki-laki dan perempuan
Tahapan
remaja Umur (tahun)
Laki-laki Umur (tahun) Perempuan
Pra remaja <11 <9
Remaja
awal 11-14 9-13
Remaja
menengah 14-17 13-16
Remaja
akhir >17 >16
Sumber
: PPFA. Adolescent Sexuality. 2001:1:4
3.
Fase
perkembangan perilaku seksual remaja
Perkembang
fisik termaksuk organ seksual serta peningkatan kadar hormone reproduksi atau
hormon seks baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan akan
menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Perkembangan
seksual tersebut sesuai dengan bebarapa fase mulai dari praremaja, remaja awal,
remaja menengah sampai pada remaja akhir.
1)
Pra
remaja
Masa
praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang sesungguhnya.
Pada masa praremaja ada beberapa indicator yang telah dapat ditentukan untuk
menentukan identitas jender laki-laki maupun perempuan. Beberapa indikator biologis yang berdasarkan
jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar hormone. Ciri-ciri perkembangan seksual
pada masa ini antara lain ialah perkembangan fisik yang masih tidak banyak beda
dengan sebelumnya. Andai kata ada perubahan fisik maka perubahan tersebut masih
amat sedikit dan tidak menyolok. Pada masa praremaja ini mereka sudah mulai
senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos seks baik dari teman
sekolah, keluarga atau dari sumber lainya. Penampilan fisik dan mental secara
seksual tidak banyak memberikan kesan yang berarti.
2)
Remaja
awal
Merupakan
tahap awal atau permulaan, remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu
fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini remaja sudah mulai
mencoba melakukan onani karena telah seringkali terangsang secara seksual
akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal
yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan estrogen pada remaja
perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi
ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sudah merasakan kenikmatan
tersebut kemudian merasa kecewa dan merasa berdosa. Perasaan berdosa ini
diakibatkan pemahaman agama yang mereka pahami dari para tokoh agamanya yaitu
mereka akan berdosa bila melakukan onani. Hampir sebagian besar dari laki-laki
pada periode ini tidak bisa menahan untuk tidak melakukan onani sebab pada masa
ini mereka seringkali mengalami fantasi. Selain itu tidak jarang dari mereka
yang memilih untuk melakukan aktifitas non fisik untuk melakukan fantasia tau
menyalurkan perasaan cinta dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk
hubungan telepon, surat-menyurat/mempergunakan sarana komputer.
3)
Remaja
menengah
Pada
masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh
yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah
mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak
sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan
sentuhan fisik. Namun demikian perilaku seksual mereka masih secara alamiah.
Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang
mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari
dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggung jawab terhadap perilaku
seksual yang mereka lakukan.
4)
Remaja
akhir
Pada
masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh,
sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah
jelas dan mereka sudah mulai mengembangkan dalam bentuk pacaran
(Soetjiningsih,
2010:137).
DAFTAR
PUSTAKA
- Alimul hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta
- Chrisna. 2010. kenakalan remaja di era reformatika, Seks Bebas di Kalangan Remaja (Pelajar dan Mahasiswa), Penyimpangan. (online). http://blabla. student.umm.ac.id/2010/08/12/seks-bebas-di-kalangan-remaja-pelajar-dan-mahasiswa-penyimpangan-kenakalan-atau-gaya-hidup/. Diakses 19 maret 2012.
- Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta
- Depkes, Poltekkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika: Jakarta
- http://forum.kompas.com/nasional/67231-hari-valentine-sejumlah-abg-di-kamar-hotel-terjaring-razia.html (online). diakses 28-1-2012
- http://lakpesdamjombang.org/home/index.php?option=com_content&view=article&id=438:jumlah-penderita-hiv-aids-capai-197-orang&catid=7:hot-news. (online). diakses 12-3-2012
- http://www.pdf.kq5.org/doc/potensi-seks-bebas-di-kalangan-remaja (online). diakses 12-3-2012
- http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian/detail/182. (online). diakses 12-1-2012
- http://www.acehforum.or.id/mengatasi-perilaku-seks t2444p2.html (online). diakses 13-1-2012
- Juliastuti. 2009. Pengaruh karakteristik siswa dan sumber informasi terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa di SMA NEGERI di Banda Aceh tahun 2008. (online) . http://www.pdf.kq5.org/ doc/potensi-seks-bebas-di kalangan-remaja. diakses 9 maret 2012
- Kartono, Kartini. 2008. Patologi Sosial. PT Rajagravindo Persada: Jakarta
- Muhammad, Naufal. 2009. Bahaya Seks Bebas dan Pengertian Seks Bebas. (online) http://info.g-excess.com/id/online.info, diakses 4 Desember 2009.
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta
- Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
- Pratiwi. 2004. Pendidikan seks untuk remaja. Tugu Publisher. Jakarta
- Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan dan Perkembanganya. ANDI: Yogyakarta
- Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Sagung Seto: Jakarta
- Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung
- Sarwono, W Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. PT Rajagravindo Persada: Jakarta
- Yusuf, syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
- Zen. 2009. Definisi Seks. (online), http://www.dhammacitta.org/pustaka/Ebook /Dharma-Prabha/Dharma-Prabha-48.Pdf, diakses 10 maret 2012.
- 2011. Kecenderungan Perilaku Seks Bebas Remaja Perkotaan. (online) http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian /detail/182. diakses 9 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar