ADAB SHALAT BERJAMA’AH DI MASJID
Yan Karta Sakamira
3 Januari 2018
PERGILAH KE MASJID SAAT MENDENGAR SUARA ADZAN
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ
يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ
“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak
ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” (HR: Abu Daud, Ibnu Majah)
BIASAKAN MENJAWAB PANGGILAN ADZAN
Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ
فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ
“Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang sedang
diucapkan muadzin.” (HR. Bukhari 611 dan Muslim 846)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ؛
ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، فَقاَلَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ؛ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ،
فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ؛ ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى
الصَّلَاةِ، قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ؛ ثُمَّ قَالَ: حَيَّ
عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ؛ ثُمَّ قَالَ:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ؛ ثُمَّ
قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ؛ مِنْ قَلْبِهِ
دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Apabila muadzin mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka
hendaklah kalian yang mendengar
menjawab, “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Kemudian muadzin mengatakan, “Asyhadu An
Laa Ilaaha Illallah”, maka dijawab, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.” Muadzin
mengatakan setelah itu, “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”, maka maka dijawab,
“Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.” Saat muadzin mengatakan, “Hayya ‘Alash
Shalah”, maka maka dijawab “Laa Haula wala Quwwata illa billah.” Saat muadzin
mengatakan, “Hayya ‘Alal Falah”, maka maka dijawab “Laa Haula wala Quwwata illa
billah.” Kemudian muadzin berkata, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka dijawab,
“Allahu Akbar Allahu Akbar.” Dan muadzin berkata, “Laa Ilaaha illallah”, maka
dijawab, “La Ilaaha illallah” Bila yang menjawab adzan ini mengatakannya dengan
keyakinan hatinya niscaya ia pasti masuk surga.” (HR. Muslim. 848)
BIASAKAN BERDOA SETELAH SELESAI ADZAN
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut :
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ
مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي
وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang setelah mendengar adzan membaca doa : Allahumma Robba
hadzihid da’wattit taammah was shalatil qaaimah, aati muhammadanil wasiilata
wal fadhiilah wab’atshu maqaamam mahmuudanil ladzi wa ‘adtahu “(Ya Allah
pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan berilah Muhammad
wasilah dan keutamaan dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji yang telah
Engkau janjikan padanya) melainkan dia akan mendapatkan syafaatku pada hari
kiamat.” (HR. Bukhari 94)
BIASAKAN WUDHU DAHULU SEBELUM BERANGKAT KE MASJID
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ
مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ
كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berjalan ke salah satu
rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari
kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan, maka kedua langkahnya salah satunya
akan menghapus dosa dan langkah yang lainnya akan mengangkat derajatnya.” (HR.
Muslim 1553)
BIASAKAN MEMAKAI PAKAIAN YANG BAGUS SAAT KE MASJID
Allah Ta’ala berfirman
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ
عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid.” (QS: Al A’raf, 31).
BIASAKAN BERDOA SAAT BERANGKAT KE MASJID
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ
فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ
فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ
بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ
“Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya lalu mengucapkan: “Bismillahi tawakkaltu ‘alallaahi, laa haula
wa laa quuwata illa billah” (Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah,
tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah). ‘ Beliau bersabda,
“Maka pada saat itu akan dikatakan kepadanya, ‘Kamu telah mendapat petunjuk,
telah diberi kecukupan, dan mendapat penjagaan’, hingga setan-setan menjauh
darinya. Lalu setan yang lainnya berkata kepadanya (setan yang akan menggodanya,
pent.), “Bagaimana (engkau akan mengoda) seorang laki-laki yang telah mendapat
petunjuk, kecukupan, dan penjagaan.” (HR. Abu Daud no. 595, At-Tirmizi no.
3487)
BIASAKAN BERDOA SAAT MAU MASUK MASJID
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ
فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ. وَإِذَا خَرَجَ
فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid, maka ucapkanlah,
‘Allahummaftahlii abwaaba rahmatik’ (Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu
rahmat-Mu). Jika keluar dari masjid, ucapkanlah: ‘Allahumma inni as-aluka min
fadhlik’ (Ya Allah, aku memohon pada-Mu di antara karunia-Mu).” (HR. Muslim
713)
DILARANG LEWAT DIDEPAN ORANG YANG SEDANG SHALAT
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَي
الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ، لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِيْنَ، خَيْرًا لَهُ
مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ
“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang ditanggungnya, niscaya
ia memilih untuk berhenti selama 40 ( tahun), itu lebih baik baginya daripada
lewat di depan orang yangsedang shalat.”
(HR. Bukhari 510 dan Muslim 1132)
BIASAKAN SHALAT DUA RAKAAT SEBELUM DUDUK DI MASJID
Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ
قَبْلَ أَنْ يَجْلِ
“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat
dua rakaat sebelum dia duduk.” (H.R. Bukhari 537 dan Muslim 714)
BIASAKAN MENGHADAP SUTRAH KETIKA SHALAT
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut :
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ
إِلَى سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا
“Apabila salah seorang di antara kalian shalat, hendaknya ia shalat
dengan menghadap sutrah dan mendekatlah padanya” (HR. Abu Daud 698)
Dalam shalat berjamaah yang menghadap sutrah adalah imam, dan sutrah
bagi imam juga merupakan sutrah bagi makmum yang dibelakangnya.
CEGAHLAH ORANG YANG LEWAT DIDEPAN KITA, SAAT KITA SHALAT
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ
يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ،
فَلْيَدْفَعْ فِي نَحْرِهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنّمّا هُوَ
شَيْطَانٌ
“Apabila salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang
menutupinya dari manusia (menghadap sutrah), lalu ada seseorang ingin melintas
di hadapannya, hendaklah ia menghalanginya pada lehernya. Kalau orang itu
enggan untuk minggir (tetap memaksa lewat) perangilah (tahanlah dengan kuat)
karena ia hanyalah setan.” (HR. Bukhari 509 dan Muslim 1129)
BIASAKAN TIDAK KELUAR MASJID JIKA TIDAK ADA UDZUR
Dari Abu as Sya’tsaa radhiyallahu’anhu, beliau berkata :
كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ
أَبِي هُرَيْرَةَ فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْمَسْجِدِ يَمْشِي
فَأَتْبَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنْ الْمَسْجِدِ فَقَالَ
أَبُو هُرَيْرَةَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Kami pernah duduk bersama Abu
Hurairah dalam sebuah masjid. Kamudian muadzin mengumandangkan adzan. Lalu ada
seorang laki-laki yang berdiri kemudian keluar masjid. Abu Hurairah melihat hal
tersebut kemudian beliau berkata : “ Perbuatan orang tersebut termasuk
bermaksiat terhadap Abul Qasim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam”
(H.R Muslim 655)
BIASAKAN BERDOA ANTARA ADZAN DAN IQAMAH
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia
berkata: “Hasan Shahih”)
BIASAKAN TIDAK MENGGANGGU ORANG LAIN YANG SEDANG SHALAT SUNNAH
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم
بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
“Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka
janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara
dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu
Daud.1332, Ahmad, 430)
DILARANG SHALAT SUNNAH SETELAH IQAMAH
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ
فَلَا صَلَاةَ إِلَّا الْمَكْتُوبَةُ
Dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Jika shalat wajib telah
dilaksanakan, maka tidak beleh ada shalat lain selain shalat wajib” (H.R Muslim
710)
BIASAKAN SHALAT FARDHU DI SHAF PERTAMA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ صُفُوفِ الِرجَالِ أَوِّلُهَا
وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang pertama dan seburuk-buruknya
adalah yang terakhir. Sebaik-baik shaf wanita adalah yang terakhir dan
seburuk-buruknya adalah yang pertama.” (H.R.Muslim 440)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الصَّفِّ
الْمُقَدَّمِ لاَسْتَهَمُوْا
“Seandainya mereka mengetahui keutamaan (pahala) yang diperoleh dalam
shaf yang pertama, niscaya mereka akan mengundi untuk mendapatkannya.” (HR.
Bukhari 721 dan Muslim 437)
BIASAKAN MERAPATKAN DAN MELURUSKAN SHAF
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَتُسَوُّنَّ سُفُوْفَكُمْ أَوْ
لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
“Hendaknya kalian bersungguh-
sungguh meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah sungguh-sungguh akan
memperselisihkan di antara wajah-wajah kalian” (HR. Bukhari 717 dan Muslim 436)
DILARANG MENDAHULUI GERAKAN IMAM
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ
لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا
قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا
سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ
“Sesungguhnya imam hanya untuk diikuti, maka janganlah menyelisihnya.
Apabila ia ruku’, maka ruku’lah. Dan bila ia mengatakan ‘sami’allahu liman
hamidah’, maka katakanlah,’Rabbana walakal hamdu’. Apabila ia sujud, maka
sujudlah. Dan bila ia shalat dengan duduk, maka shalatlah kalian dengan duduk
semuanya“. (H.R. Bukhari 734)
BIASAKAN BERDOA KETIKA KELUAR MASJID
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ
فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَإِذَا خَرَجَ
فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka hendaknya dia
membaca, “Allahummaftahli abwaaba rahmatika” (Ya Allah, bukalah pintu-pintu
rahmat-Mu). Dan apabila keluar, hendaknya dia mengucapkan, “Allahumma inni
as-aluka min fadhlika (Ya Allah, aku meminta kurnia-Mu).” (HR. Muslim. 713)
WANITA LEBIH BAIK SHALAT DIRUMAH DARIPADA KE MASJID
Tempat shalat yang paling baik bagi seorang wanita adalah di dalam
rumhanya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS: Al Ahzab, 33)
Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih baik daripada di masjid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ
الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Jangan kalian larang istri-istri kalian untuk pergi ke masjid, tetapi
rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”. (HR. Abu Daud)
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar