SHALAT BERJAMA’AH
Yan Karta Sakamira
3 Februari 2018
LEBIH UTAMA SHALAT BERJAMAA’AH DARIPADA SHALAT SENDIRIAN (MUNFARID)
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا
الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta
orang-orang yang ruku’.” (QS: Al-Baqarah: 43)
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ
لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةُُ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلِيَأْخُذُوا
أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ
طَآئِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ
وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ
وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَاحِدَةً وَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَى أَن
تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ
عَذَابًا مُّهِينًا
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu
hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari
mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila
mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang
kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu.” (An-Nisa’ 102)
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا
بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ
الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ
الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah ada tiga orang dalam satu perkampungan atau pedalaman tidak
ditegakkan pada mereka shalat, kecuali Syaithan akan menguasainya.
Berjama’ahlah kalian, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian.”
(HR: Abu Daud, Nasa’I, Ahmad)
SHALAT BERJAMA’AH LEBIH UTAMA 27 DERAJAT DARI SHALAT SENDIRIAN
(MUNFARID)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ
صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27
derajat.” (HR: Bukhari)
diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَعْدِلُ خَمْسًا
وَعِشْرِينَ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25
derajat.” (HR: Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا
بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ
الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ
الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan
shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka.
Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu
hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”(HR: Abu
Daud, Nasa’i)
JIKA TIDAK ADA UDZUR, SAAT MENDENGAR ADZAN, BIASAKAN SHALAT BERJAMA’AH
KE MASJID
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ
لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ فِي بَيْتِهِ
فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ
بِالصَّلَاةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ
“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
berujar, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku
ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya.
Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya, “Apakah engkau
mendengar panggilan shalat (azan)?” laki-laki itu menjawab, “Ia.” Beliau
bersabda, “Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).” (HR: Muslim 653)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ
يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ
“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak
ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” (HR: Abu Daud, Ibnu Majah)
Semoga Bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar