HUBUNGAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PREEKLAMSI
DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PREEKLAMSI DI
POLI KEBIDANAN
PUSKESMAS CUKIR
Asep
Dwi Kurniawan1, Suparyanto2, Mamik Ratnawati3
1Program
Studi S1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang
ABSTRAK
Angka
kematian ibu yang begitu besar banyak disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai tanda – tanda kehamilan, usia hamil yang terlalu muda atau terlalu
tua, pendidikan yang rendah dan pendapatan keluarga yang rendah, selain itu
penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia adalah preeklamsi-eklamsi
(PE-E) selain pendarahan dan sepsis. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi dengan
perilaku pencegahan preeklamsi di puskesmas Cukir. Desain penelitian yang
digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri di
Poli kebidanan puskesmas Cukir tahun 2012 sejumlah 172 responden dan didapat
sampel 34 responden dengan menggunakan cluster random sampling yang diteliti
menggunakan instrumen kuesioner. Hasil statistik penelitian diuji
menggunakan mann whitney dengan tingkat
signifikasi 5% (0,05). Pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi separuhnya
memiliki pengetahuan baik yaitu 16 (47%) dan hampir separuhnya adalah perilaku
pencegahan positif 15 (44,1%). Dari hasil uji statistik menggunakan mann
whitney didapatkan hasil signifikasi 0,000, dan disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang
preeklamsi dengan perilaku pencegahan preeklamsi di puskesmas Cukir. Saran dari
peneliti diharapkan ibu hamil harus lebih memperhatikan perilaku kesehatan
untuk diberikan kepada dirinya sendiri saat hamil dengan menambah pengetahuan
tentang preeklamsi dan berani mengaplikasikan perilaku pencegahan preeklamsi
yang positif pada dirinya.
Kata
kunci : Pengetahuan ibu hamil, preeklamsi, perilaku pencegahan.
THE
RELATION OF PREGNANT MOTHERS SCIENCE ABOUT PREEKLAMSI WITH THE BEHAVIOR OF
PREEKLAMSI PROTECTION IN POLI OF MIDWIFERY
PUSKESMAS
CUKIR
ABSTRACT
The
number of mother death that so big because of science about pregnant sign is
less, too young age or too old, and family have not enough money to life,
another factor from one cause of mother pregnant death that too important enough in Indonesia is
preeklamsi-eklamsi (PE-E). Except bleeding and septsis. This disease
clasificated as hypertention which inducted by pregnancy. The purpose of this
riset is for analizing the releation of pregnant mothers science about
preeklamsi with the behavior of preeklamsi protection in poli of midwifery
Puskesmas Cukir. That use observation is corelational analytic with
crossextional approach. Population in this observation all of the mother
pregnant that examine in poli of midwifery Puskesmas Cukir total is 172
responden and to acquire 34 responden sample that use cluster random sampling
with kuesioner to observation. To know result With mann whitney test acquire
significan result 5% (0,05) and the
result means H0 is denied H1 is accepted. Mother pregnant science about
preeklamsi a half have good knowledge are 16 ( 47% ) and to a shade a half have
positif behavior of protection are 15 (44,1 %). From mann whitney test acquire
significan result 0,000, The meaning H0 is denied and H1 is accepted there is
corelation among the releation of pregnant moothers sciencee about preeklamsi
with the behavior of preeklamsi protection in poli of midwifery puskesmas
Cukir. The suggestion is hope all mothers in pregnancy have to be aware with
behavior of health wich giving for her self when she pregnant with add the
knowlage or science about preeklamsi and courage for aplication the positif behavior of preeklamsi protection
for them self.
Keywords : Pregnant Mothers Science,
Preeklamsi, The behavior of protection.
PENDAHULUAN
Saat
ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka
kematian ibu yang begitu besar banyak disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai tanda – tanda kehamilan, usia hamil yang terlalu muda atau terlalu
tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu juga
aspek medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian ibu
melahirkan, selain itu penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia
adalah preeklamsi-eklamsi (PE-E) selain pendarahan dan sepsis. Penyakit ini
diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Semua orang
yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan
hanya 61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga
mencapai target darah yang optimal. Preeklamsia ringan dapat berkembang dengan
cepat menjadi preeklamsia berat. Resiko komplikasi meliputi eklamsia, atau
preeklamsia yang sangat berat.13
Angka
kejadian preeklamsi di Indonesia 3,4% - 8,5%. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (2002-2003).4 Angka kematian
ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut laporan bulanan (LB.3) KIA
tahun 2006, Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di Jawa Timur sebesar 168 per
100.000 kelahiran hidup, dan keracunan kehamilan (Preeklamsi) adalah 14,01 %.5
Berdasarkan
studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti tanggal 27 Oktober 2011
pada sepuluh Ibu hamil, didapatkan hasil
enam orang (60%) memiliki pengetahuan kurang, dua orang (20%) memiliki
pengetahuan cukup, dan dua orang (20%) memiliki pengetahuan baik tentang
preeklamsi.
Penyakit
preeklamsia adalah komplikasi yang serius trimester kedua samapai ketiga dengan
gejala klinis seperti: odema, hipertensi, proteinuria, dengan umur kehamilan di
atas 20 minggu, Selama kehamilan normal, resistensi vaskular perifer menurun
sebagai akibat vaskulator yang mengalami dilatasi. Jika resistensi perifer
meningkat terjadilah hipertensi. Sindrom
dari hipertensi yang diindeksi oleh kehamilan, proteinuria dan odema dikenal
dengan bermacam-macam yaitu sindroma preeklampsia, eklampsia, toksemia,
kompleks EPH (odema, proteinuria, hipertensi) gestosis. Ganguan hipertensi yang
menjadi penyulit dalam kehamilan sering dijumpai dan termasuk salah satu
diantara tiga trias yang mematikan bersama dengan perdarahan dan infeksi yang
banyak menimbulkan mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan. Gejala awal dari PE – E adalah naiknya
tekanan darah pada saat kehamilan, hingga mencapai 140/90 mmHg atau peningkatan
sebesar 30 mmHg untuk sistol dan atau 15 mmHg untuk diastole. Peningkatan
tekanan darah pada ibu hamil merupakan hal yang wajar terjadi pada wanita
hamil.3
Berdasarkan
fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklamsia Dengan Perilaku Pencegahan
Preeklamsia di Poli Kebidanan Puskesmas Cukir. Serta untuk mengetahui “apakah
ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia dengan perilaku
pencegahan preeklamsia di poli kebidanan puskesmas Cukir?”. Dengan hipotesis H1: Ada hubungan pengetahuan
ibu hamil tentang preeklamsia dengan perilaku pencegahan preeklamsia di poli
kebidanan puskesmas Cukir.
METODE
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi, dengan pendekatan
cross sectional dimana dalam penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variabel independent
dan variabel dependent hanya satu kali, pada saat itu saja. Dengan studi ini
akan diperoleh prevalensi atau efek dari fenomena (variabel dependent)
dihubungkan dengan penyebab (variabel independent).9
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua wanita hamil yang memeriksakan diri di Poli
Kebidanan Puskesmas Cukir pada bulan Januari tahun 2012 sejumlah 172 responden.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan adalah Cluster
sampling kemudian dilakukan simpel random sampling. Cluster sampling yaitu
pengelompokan sampel berdasarkan wilayah. Simple random sampling yaitu setiap
elemen diseleksi secara acak.
Dengan
rumus jika populasi ≥ 100 maka besar sampel bisa diambil 10-15% atau 20-25%,
jika populasi ≤ 100 maka sampel diambil semua.
Dengan
kriteria inklusi antara lain:
1)
Wanita hamil yang bersedia menjadi responden dan telah menandatangani
persetujuan menjadi responden, 2) Wanita hamil Yang tercatat di Poli kebidanan
puskesmas Cukir yang ada di tempat saat pengambilan sampel.
Sedangkan
kriteria eksklusi antara lain :
1)
Wanita hamil Yang tercatat di poli kebidanan Puskesmas Cukir yang tidak bisa
membaca, 2) Wanita hamil yang tercatat di Poli Kebidanan Puskesmas Cukir yang
usia kehamilanya < 20 minggu.
Dalam
penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau variabel independen
dan variabel terikat atau variabel dependen. Variabel independen (variabel
bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi dan
Variabel dependen (variabel terikat) adalah perilaku pencegahan preeklamsi
dimana keduanya diukur dengan menggunakan kuesioner, setelah data didapatkan
diolah dengan analisa mann whitney.
HASIL
Pengambilan
data ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2012 dengan 34
responden.
Tabel
1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Preeklamsi .
Kriteria
Kualitas
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
Kurang
|
10
|
29,4
|
Cukup
|
8
|
23,6
|
Baik
|
16
|
47
|
Total
|
34
|
100
|
Tabel
2 Distribusi Perilaku Pencegahan Preeklamsi
Pencegahan
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
Positif
|
15
|
44,1
|
Negatif
|
19
|
55,9
|
Total
|
34
|
100
|
Tabel
3 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklamsi Dengan Perilaku
Pencegahan Preeklamsi di Poli Kebidanan Puskesmas Cukir Tahun 2012.
Pengetahuan
|
Perilaku
Pencegahan
|
Total
|
||||
Negatif
|
Positif
|
|||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|
Kurang
|
10
|
52,6
|
0
|
0
|
10
|
100
|
Cukup
|
6
|
31,6
|
2
|
13,3
|
8
|
100
|
Baik
|
3
|
15,8
|
13
|
86,7
|
16
|
100
|
Total
|
19
|
55,9
|
15
|
44,1
|
34
|
100
|
Berdasarkan
tabel 3 didapatkan hasil bahwa reasponden yang pengetahuanya kurang perilaku
pencegahanya negatif adalah 10 (52,6%) dan perilaku positif adalah 0 (0%),
pengetahuan cukup perilaku pencegahan negatif adalah 6 (31,6%) dan perilaku
positif adalah 2 (13,3%), responden yang pengetahuanya baik perilaku positif
didapatkan 13 (86,7%), dan perilaku negatif didapatkan 3 (15,8%). menunjukkan
bahwa semakin baik pengetahuan responden
maka perilakunya juga akan positif, yang
berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi dengan perilaku pencegahan
preeklamsi.
HASIL
UJI STATISTIK
Sesuai
dengan uji statistik menggunakan SPSS 19 melalui uji Mann Whitney diperoleh
hasil signifikan adalah 0,000 dengan taraf signifikan 5% (0,05) artinya bahwa
HO di tolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan
ibu hamil tentang preeklamsi dengan
perilaku pencegahan preeklamsi di poli kebidanan puskesmas Cukir tahun 2012.
PEMBAHASAN
Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Preeklamsi
Berdasarkan
tabel 1 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi hampir
separuhnya adalah kategori baik sebanyak 16 responden (47%).
Pengetahuan
(knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.11 Hasil penelitian membuktikan bahwa
pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan seseorang.
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang
lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka makin mudah
dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru dikenal dan pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang.8
Pendidikan
yang tinggi akan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan yang lebih baik.
Karena pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Oleh sebab itu seseorang
akan mendapatkan ilmu sesuai dengan pendidikan yang diikutinya, sehingga
pengetahuan orang tersebut juga akan lebih baik. Khususnya dalam penelitian ini
mengenai pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi. Semakin tinggi pendidikan
ibu maka pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi akan menjadi semakin baik.
Faktor
lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah usia. Hal ini karena
semakin bertambah usia seseorang, maka bertambah pula pengetahuan yang
dimilikinya. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja, hal ini sebagai akibat dari kematangan
jiwanya makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping
terhadap masalah yang dihadapi.8
Usia
dapat mempengaruhi berbagai hal terutama pada proses berfikir seseorang
sehingga akan membuat orang tersebut dapat berfikir lebih matang dalam segala
hal. Jika semakin tua usia orang
tersebut maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuannya juga akan semakin
lebih baik yang diperoleh orang tersebut.
Perilaku
Pencegahan Preeklamsi
Dari
tabel 2 dapat dilihat bahwa perilaku pencegahan preeklamsi sebagian besar adalah negatif sebanyak 19
responden (55,9%).
Sikap
dan perilaku yang positif tentang preeklamsi dapat dimiliki seseorang jika
orang tersebut berpengetahuan baik dalam hal itu. pengetahuan merupakan faktor
utama terhadap perubahan perilaku yang mengarahkan pada peningkatan status
kesehatan.8
Pengalaman
seseorang dapat membuat perilaku seseorang itu menjadi positif, hal ini di
mungkinkan karena responden pernah mengalami masa kehamilan sebelumnya, dan
yang pastinya muncul beberapa masalah saat ibu itu hamil, berdasarkan
pengalaman tersebut maka responden akan lebih aware atau lebih memperhatikan
kesehatan diri dan janinya selama hamil dengan cara mengaplikasikan bagaimana
pengalaman untuk menjaga kesehatan pada saat kehamilan sebelumnya.
Hubungan
Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang preeklamsi Dengan Perilaku Pencegahan
Preeklamsi
Berdasarkan
tabel 3 didapatkan hasil bahwa reasponden yang pengetahuanya kurang perilaku
pencegahanya negatif adalah 10 (52,6%) dan perilaku positif adalah 0 (0%),
pengetahuan cukup perilaku pencegahan negatif adalah 6 (31,6%) dan perilaku
positif adalah 2 (13,3%), responden yang pengetahuanya baik perilaku positif
didapatkan 13 (86,7%), dan perilaku negatif didapatkan 3 (15,8%). menunjukkan
bahwa semakin baik pengetahuan responden
maka perilakunya juga akan positif, yang
berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi dengan perilaku pencegahan
preeklamsi.
Seseorang
dapat melakukan pencegahan preeklamsi dengan baik jika memiliki pengetahuan
tentang preeklasmsi yang baik. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku. Pengetahuan penting sebagai dasar terbentuknya perilaku
seseorang. Pengetahuan yang baik akan terwujud dalam tindakan yang baik,
sedangkan dalam terbentuknya perilaku juga akan tidak baik jika dilandasi oleh
pengetahuan yang tidak baik juga. Selain itu perilaku yang didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. dan perilaku merupakan faktor utama yang
mempengaruhi status kesehatan.8
Jika
perilaku responden positif maka status kesehatannya juga akan lebih baik,
karena pengetahuan responden yang baik akan menjadikan responden tersebut
memiliki perilaku yang positif untuk melakukan pencegahan preeklamsi untuk
mencegah timbulnya berbagai masalah kehamilan serta untuk menghindari
terjadinya preeklamsi. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 3 menunjukkan bahwa apabila seseorang
memiliki pengetahuan yang baik akan lebih mudah mengaplikasikan
pengalaman yang dimilikinya, seperti pengalaman dalam melakukan pencegahan
preeklamsi yang positif pada ibu hamil sehingga kejadian preeklamsi juga akan
semakin jarang terjadi dan AKI yang masih tinggi akibat preeklamsi juga dapat
diturunkan dengan langkah-langkah preventif selama masa kehamilan.
SIMPULAN
Dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
Pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi di poli kebidanan puskesmas Cukir
adalah separuhnya memiliki pengetahuan baik. Perilaku pencegahan preeklamsi di
poli kebidanan puskesmas Cukir hampir separuhnya adalah positif. Ada Hubungan
antara pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi dengan perilaku pencegahan
preeklamsi, dimana hampir seluruhnya dari yang memiliki pengetahuan baik
perilakunya adalah positif.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
2.
Azwar,
Saifuddin.2009. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
3.
Cuningham,
F. Gary.Dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
4.
Depkes
RI. 2010. Angka Kematian Ibu. Http://Indonesia Sehat 2010. Diakses tanggal 3
November 2011
5.
Depkes,Jatim.
2006. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Http://Profil Kesehatan
Indonesia.com. Diakses tanggal 3 November 2011
6.
Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
7.
Mochtar,
Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
8.
Notoatmodjo,
Sukidjo. 2010. Metodologi Riset Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
9.
Nursalam,
Siti Pariani. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto
10. Perry, Potter. 2005.
Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
11. Prasetyo. 2007. Ilmu
Perilaku dan Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
12. Yulianti, Devi.2005.
Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar