Dr. Suparyanto, M.Kes
Dr.
Suparyanto, M.Kes
KINERJA / JOB PERFORMANCE
Pengertian Kinerja
Ilyas (2001)
mendefinisikan kinerja sebagai penampilan hasil karya personil baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan
individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas
kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga
kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi. Menurut As’ad (2003)
kinerja (job performance) adalah
hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan
yang bersangkutan. Menurut Darokah dalam Ilyas (2001) kinerja adalah suatu
catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan kerja oleh seluruh aktivitas
kerja dalam periode waktu tertentu. Kopelman (1998) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kinerja (Performance=P)
adalah hasil interaksi antara motivasi (M) dan kemampuan (Ability = A), yang dalam teori atribusi dirumuskan dengan P = f (M
x A).
Dalam penelitian
ini pengertian kinerja yang dipakai adalah definisi kinerja menurut Ilyas
(2001) yaitu penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi.
Teori Kinerja
Heider (1958) dalam As’ad (2003) mengemukakan teori
atribusi atau Expectancy Theory bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara
motivasi dan ability, yang dirumuskan
dengan formula sebagai berikut: P(Performance)
merupakan fungsi M(Motivation) dan A(Ability) yang dapat ditulis sebagai
rumus: P = f (M x A). Konsep diatas juga didukung oleh Maier
(1965), Lawler dan Porter (1967) dan Vroom (1964). Berdasarkan teori diatas
maka seseorang tenaga kesehatan yang rendah dalam salah satu komponennya maka
kinerjanya akan rendah pula, dengan demikian dapat pula diartikan bahwa tenaga
kesehatan yang kinerjanya rendah, maka hal tersebut dapat merupakan hasil dari
motivasinya yang rendah atau kemampuannya yang kurang atau kedua-duanya yaitu
motivasi dan kemampuannya yang rendah.
Vroom (1964) dalam As’ad (2003) menjelaskan bahwa tinggi
rendahnya motivasi seserang ditentukan oleh interaksi perkalian dari tiga
komponen, yaitu Valence
(nilai-nilai), Instrumentality (alat)
dan Expectancy (harapan) jadi M = f
(V x I x E).
Muchlas (1997)
dalam Wulandari (2004) menjelaskan bahwa meskipun seseorang mempunyai kemampuan
dan kemauan, tapi mungkin saja ada penghalang yang bisa menghambat prestasinya.
Jadi seseorang yang menunjukan kinerja yang tidak baik, maka harus dilihat
lingkungan luarnya apakah sudah cukup membantu, seperti apakah memiliki
kelengkapan peralatan dan bahan, kondisi kerja yang favorable, teman kerja yang membantu, peraturan yang mendukung dan
prosedur kerja dengan alokasi waktu yang cukup. Jika semua tidak ada maka
jangan diharapkan muncul suatu prestasi kerja yang minimal sekalipun.
Pengukuran Kinerja
As’ad (2003)
mengatakan bahwa untuk mengukur job
performance, masalah yang paling penting adalah menetapkan kriterianya.
Menurut Jessup & Jessup (1975) dalam As’ad (2003), yang pertama diperlukan
dalam hal ini adalah ukuran mengenai sukses, dan bagian-bagian mana yang
dianggap penting sekali dalam suatu pekerjaan. Usaha untuk menentukan ukuran
tentang sukses ini amatlah sulit, karena seringkali pekerjaan itu begitu
komplek sehingga sulit ada ukuran output
yang pasti. Hal seperti ini terutama terdapat pada jabatan-jabatan yang
bersifat administratif.
Bellows (1961)
dalam As’ad (2003) menyebutkan bahwa syarat kriteria kinerja yang baik ialah
apabila lebih reliabel, realistis,
representatif dan bisa predictable.
Sedangkan Maier (1965) dalam As’ad (2003) mengatakan bahwa yang umum dianggap
sebagai kriteria kinerja antara lain ialah: kualitas, kuantitas, waktu yang
dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan
tugas pekerjaan. Dikatakan selanjutnya bahwa dimensi mana yang penting adalah
berbeda antara pekerjaan yang satu dengan lainnya.
Jika kriteria
kinerja pekerjaan sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur performance adalah mengumpulkan
informasi yang berhubung-an dengan hal-hal tersebut dari seseorang selama periode
tertentu. Dengan membandingkan hasil ini terhadap standart yang dibuat untuk
periode waktu yang bersangkutan, akan didapatkan level of performance seseorang.
Faktor yang mempengaruhi Kinerja.
Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi (determinan)
kinerja personel, dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Gibsons
(1996) menyatakan bahwa ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku
kerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel
psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja yang
pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel. Perilaku yang berpengaruh
terhadap kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus
diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
Variabel individu
menurut Gibson (1996) dikelompokan pada sub variabel kemampuan dan ketrampilan,
latar belakang dan demografis. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel
demografis, mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.
Variabel psikologis terdiri dari sub
variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini
menurut Gibson, banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman
kerja sebelumnya dan variabel demografis. Variabel psikologis seperti persepsi,
sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur.
Gibson (1996) juga menyatakan sukar dicapai kesepakatan tentang pengertian dari
variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam
organi-sasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan yang
berbeda satu dengan lainnya. Varibel organisasi, menurut Gibson (1996)
mempunyai efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel
organisasi digolongkan dalam sub-variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur dan disain pekerjaan.
Kopelman (1998) menyebutkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: karakteristik individu, karakteristik organisasi
dan karakteristik pekerjaan, lebih lanjut Kopelman menjelaskan bahwa kinerja
selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Menurut Kopelman karakteristik individu terdiri dari: kemampuan, pengetahuan, ketrampilan,
motivasi, norma, dan nilai, sedang karakteristik individu yang lain seperti
kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, keadaan
sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku
kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi. Karakteristik
organisasi terdiri dari: sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur
organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan; sedangkan
karakteristik pekerjaan terdiri dari: deskripsi pekerjaan, disain pekerjaan dan
jadwal kerja.
Ilyas (2001)
lebih lanjut menjelaskan bahwa teori yang dikembangkan oleh Gibson dan Kopelman
berdasarkan penelitian dan pengalaman yang mereka temukan pada sampel dan
komunitas masyarakat negara maju seperti Amerika Serikat. Pada teori yang
mereka sampaikan tidak tampak peran variabel supervisi dan kontrol dalam
hubungannya dengan kinerja. Hal ini dimungkinkan kedua variabel tersebut tidak
berperan secara bermakna bagi masyarakat maju seperti Amerika Serikat, artinya
budaya kerja pekerja Amerika sudah dalam kondisi tidak membutuhkan kontrol dan
supervisi yang ketat dari organisasi dan atasan mereka, tingkat kinerja mereka
sudah pada tingkatan yang optimum. Dengan kata lain setiap pekerja melaksanakan
fungsi dan tanggung jawabnya dengan pengawasan yang melekat pada setiap pekerja
telah berjalan dengan baik. Pada negara berkembang seperti Indonesia, variabel
supervisi dan kontrol masih sangat penting pengaruhnya dengan kinerja individu.
Menurut penelitian Ilyas (2001) dengan topik: Determinan Kinerja Dokter PTT,
ditemukan bahwa supervisi atasan mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kinerja dokter PTT.
Hall TL dan Meija
(1987) dalam Ilyas (2001) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah: faktor internal individu yang terdiri dari: (1) karakteristik individu
seperti umur, pendapatan, status perkawinan, pengalaman kerja dan masa kerja.
(2). Sikap terhadap tugas yang terdiri persepsi, pengetahuan, motivasi,
tanggung-jawab dan kebutuhan terhadap imbalan, sedang faktor eksternal meliputi
sosial ekonomi, demografi, geografi, lingkungan kerja, aseptabilitas,
aksesabilitas, beban kerja dan organisasi yang terdiri pembinaan, pengawasan,
koordinasi, dan fasilitas.
REFERENSI
- Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori, Kasus, dan Solusi, edisi 2, Jogjakarta: BPFE, hlm 61—82.
- Anonymous, 2003, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis Disertasi, Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Airlangga.
- Arifin, A., 2001, Koordinasi Pemrograman sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Desertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
- As’ad, M., 2003, Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty, hlm 45—64.
- Azwar, A., 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi ke 3, Jakarta: Bina Rupa Aksara, hlm 287—321.
- Brata, N., W., 2004, Upaya Peningkatan Cakupan Penderita Tuberkulosis Melalui Analisis Faktor petugas Puskesmas dan Masyrakat di Kabupaten Tabanan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
- Brotowidjojo, M., 1988, Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta CV. Akademika Pressindo, hlm 166—170.
- Caiola, N., Sullivan, R.L., 2000, Performance Improvement: Developing a Strategy for Reproductive Health Services, http://www.jhpiego.org/, senin 17 Januari 2005, pukul: 08:15 WIB
- Dep.Kes., R.I, 1999, Pedoman Penanggulangan Tuberculosis, cetakan ke 4, Jakarta: Ditjen PPM-PLP, hlm 1—40.
- Dep.Kes., R.I, 2000, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, cetakan ke-5, Jakarta: Ditjen PPM-PLP, hlm 1—31.
- Dep.Kes., R.I, 1990, Pedoman Puskesmas, jilid 3, Jakarta: Dep. Kes. R.I., hlm 31—38.
- Dep.Kes., R.I, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Jakarta: Dep. Kes. RI., hlm 17—21.
- Dep.Kes., R.I, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 128/MENKES/SK/II/2004, Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat , Jakarta: Dep. Kes. RI., hlm 5—12.
- Dep.Kes., R.I, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Dep. Kes. R.I., hlm 21—23.
- Dessler, G., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo, hlm 1—40.
- Fridawaty, 2002, Analisis Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di RS Haji Surabaya, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
- Gibson, J.L., J.M. Ivancevich, J.H. Donnelly, Jr., 1996, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Bina Rupa Aksara, hlm 119—275 .
- Gomes, F.C., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset, hlm 134—196.
- Gunaya, I N.D., 2004, Analisis Faktor Dominan Perawat yang Mempengaruhi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Negara, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
- Hague, P., 1995, Merancang Kuesioner, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, hlm 115—144.
- Hanafi, M., 1997, Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hlm 337—356.
- Handoko, H., 1996, Manajemen, edisi 2, Yogyakarta: BPFE, hlm 251—270.
- Ilyas, Y., 2001, Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian, Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, hlm 66—150.
- Kopelman, R.E., 1998, Managing Productivity in Organization a Practical-people Oriented Prespective, New York: MC. Graw Hill Book Company, pp 3—18.
- Mathis, R.L., J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, hlm 75—114.
- Mathis, R.L., J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 2, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, hlm 89—91.
- McCaffery, J., M. Heerey, K. P. Bose (2003), Refining Performance Improvement Tools and Methods: lessons and Challenges, www.ispi.org.
- Nimran, U., 1997, Perilaku Organisasi, Surabaya: CV. Citra Media,. Hlm 9—19.
- Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm 36—54.
- Pujiharti, Y., 2002, Analisis Faktor Organisasi Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi dan Kinerja Bidan Petugas KIA Puskesmas Kota Malang. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
- Purnomo, W., 2002, Statistika & Statistika Manajemen, Surabaya: Universitas Airlangga Program Pascasarjana Program Studi S2 Administrasi Kebijakan Kesehatan.
- Rakhmat, J., 2004, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm 79—98.
- Robbins, S., 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Indeks, hlm 45—80.
- Santoso, S., 2003, SPSS versi 10 Mengolah Data Statistik secara Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm 285—377.
- Satyawan, D., S., 2003, Kinerja Bidan Di Desa Dalam Pertolongan Persalinan di Pedesaan (Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan di desa Dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Malang), Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
- Siagian, S.P., 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, hlm 252—294.
- Singarimbun, M., 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia, hlm 122—146.
- Sudjana, 2003, Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi para Peneliti, Bandung: Tarsito, hlm 145—167.
- Suprihanto, J., TH.A.M.Harsiwi, P.Hadi, 2003, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara, hlm 21—54.
- Supriyanto, 2003, Metodologi Riset, Surabaya: Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, hlm 93—96.
- Thoha, M., 2003, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan ke 14, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm 203—253.
- Umar, H., 2003, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm 99—106.
- Umar, H., 2001, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm 126—138.
- Usmara, A., L.Dwiantara, 2004, Strategi Organisasi, Jogjakarta: Amara Books, hlm 131—142.
- WHO, 2001, Tuberculosis Control an Annotated Bibliography, New Delhi: World health Organization South-East Asia Regional Office, pp 5—8.
- Winarto, Y.T., Totok S., Ezra M.c., 2004, Karya Tulis Ilmiah Sosial, Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm 175—193.
- Wulandari, W., 2004, Kinerja Perawat Pada Unit BP Puskesmas di Kabupaten Lumajang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
- Zainuddin, M., 2003, Metode Penelitian, Surabaya: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, hlm 58—72.
- Zainun, B., 1989, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Balai Aksara, hlm 49—64.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar