HUBUNGAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG ORAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
STOMATITIS PADA BAYI DI POLI ANAK RSUD JOMBANG
(The
Relation Of Mother’s Science About Oral Hygiene
With The Even Of
Stomatitis
On The Baby In Poli Anak At Rsud
Jombang)
Epin
Dwi Cahyono1, Mumpuni Dwiningtyas2,Supriliyah Praningsih1
1Program
Studi S1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang, epincyaye@yahoo.co.id
2Laboratorium
Klinik STIKES Pemkab Jombang
ABSTRAK
Kejadian
stomatitis pada bayi di Poli Anak RSUD Jombang cenderung meningkat dibanding
Tahun sebelumnya. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stomatitis adalah
pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama oral hygiene. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene dengan
Kejadian Stomatitis pada Bayi di Poli Anak RSUD Jombang. Desain penelitian yang
digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi dan
berkunjung di Poli Anak RSUD Kabupaten Jombang pada bulan Januari Tahun 2012
sebanyak 134 responden dengan menggunakan cluster random sampling didapatkan
sampel sebesar 34 responden. Penelitian ini menggunakan alat ukur quisioner.
Penelitian diuji dengan menggunakan mann whitney dan didapatkan hasil signifikansi
0,014 dengan taraf signifikansi 5% (0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1
diterima. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang oral hygiene dengan kejadian stomatitis pada bayi di Poli Anak RSUD
Jombang. Hal ini dibuktikan oleh 19 responden (55,9%) yang mempunyai
pengetahuan baik tentang oral hygiene. Dan angka kejadian stomatitis pada bayi
hanya sebagian kecil yaitu terjadi pada 5 responden (14,7%). Saran dari
peneliti diharapkan para ibu harus lebih mempehatikan perilaku kesehatan yang
diberikan kepada bayinya dengan menambah pengetahuan tentang personal hygiene
terutama oral hygiene serta berani mengaplikasikan pada bayinya.
Kata
kunci : Pengetahuan Ibu, Oral Hygiene,
Stomatitis.
ABSTRACT
Event
of stomatitis for the baby in the Poli Anak of RSUD Jombang tended to increase
over the previous year. Factor that may influence the occurrence of stomatitis
is a lack of science of mothers about baby care, especially oral hygiene. The
aim of this study to determine the relationship of mother’s science about oral
hygiene with the event of stomatitis for the baby in the Poli Anak of RSUD Jombang. Design of the study is
correlational analytic cross sectional approach. The population in this study
were all mothers and babies who have been visit in the Poli Anak of RSUD Jombang in January 2012 as much as 134
respondents. By using cluster random sampling, the samples obtained by 34
respondents. Research using questionnaires measuring instrument. Study were
tested using Mann whitney and obtained significant results with the 0.014
significant level of 5% (0.05) which means H0 is rejected and H1 is accepted.
From the results it is concluded that there is a relationship between mother’s
science about oral hygiene with the event of
stomatitis for baby in the Poli Anak of RSUD Jombang. This is evidenced
by the 19 mothers (55.9%) had a good science of oral hygiene. And the event of
stomatitis in baby only a small portion that is happening in 5 respondents
(14.7%). Advice from the researchers are the mothers should be more given
attention to the behavior of baby health
by increasing knowledge about personal hygiene, especially oral hygiene and
dare to apply to her baby.
Keyword:
: Mother's Science, Oral Hygiene, Stomatitis
PENDAHULUAN
Stomatitis
atau sariawan mulut sering dijumpai pada bayi dan anak kecil yang minum susu
dengan botol / dot atau anak kecil yang menghisap dot kempong (fonspeen) yang
tidak diperhatikan kebersihannya.9 Penyakit ini dapat menyerang bagian permukaan
dalam rongga mulut, bagian lidah dan gusi.16 Walaupun tidak tergolong penyakit
berbahaya, stomatitis sangat menggangu.13 Orang tua sering kali meremehkan
kebersihan mulut bayi karena dianggap sudah bersih terutama pada bayi yang
belum punya gigi dan hanya mengkonsumsi susu dan ASI saja, padahal sisa susu
dan ASI yang menempel pada mulut bayi dapat menimbulkan berbagai masalah pada
mulut bayi.9
Prevalensi
stomatitis bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Angka
prevalensi stomatitis berkisar 15-25% dari populasi penduduk di seluruh dunia.
Penelitian telah menemukan terjadinya
stomatitis sekitar 2% di Swedia (1985) 1,9% di Spanyol (2002) dan 0,5% di
Malaysia (2000). Stomatitis tampaknya
jarang terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar 5% dan ditemukan 0,1% pada
masyarakat India di Malaysia. Di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi
stomatitis di masyarakat, tetapi dari data klinik penyakit mulut di rumah sakit
Ciptomangun Kusumo tahun 1988 sampai dengan 1990 dijumpai kasus stomatitis
sebanyak 26,6%, periode 2003-2004 didapatkan prevalensi stomatitis dari 101
pasien terdapat kasus stomatitis 17,3%.3
Berdasarkan
study pendahuluan yang dilakukan peneliti di Poli anak RSUD Jombang didapatkan
data pada bulan Januari - Juni 2011 terdapat 137 bayi usia 0-1 tahun yang
menderita stomatitis, dan dari 7 ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun 5 ibu
mengetahui tentang oral hygiene tapi tidak berani melakukan dan 2 lainnya tidak
tahu tentang oral hygiene.
Stomatitis
merupakan inflamasi dan ulserasi pada membrane mukosa mulut. Stomatitis atau
sariawan mulut (oral trush) sering terjadi pada masa bayi dan anak kecil yang
minum susu yang kurang di perhatikan kebersihan mulutnya. Seiring dengan
bertambahnya usia angka kejadian semakin kurang kecuali pada bayi yang
mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif atau dijaga kebersihan
mulut.10 Penyebab terjadinya stomatitis pada umumnya adalah jamur candida
albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan
(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan putting susu yang
tidak bersih serta adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum yang tidak
di bersihkan dapat menjadi stomatitis.10
Melihat
fenomena tersebut di atas, peneliti ingin meneliti “Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Oral Hygiene (Kebersihan Mulut) Dengan Kejadian Stomatitis di Poli Anak
RSUD Kabupaten Jombang.” Serta mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu
tentang oral hygiene dengan kejadian stomatitis pada bayi di Poli Anak RSUD
Jombang. Dengan hipotesis H1: Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang oral
hygiene (kebersihan mulut) dengan kejadian stomatitis pada bayi di Poli Anak
RSUD Kabupaten Jombang
MATERI
DAN METODE PENELITIAN
Stomatitis
merupakan inflamasi dan ulserasi pada membrane mukosa mulut.10 Stomatitis
sering disebut dengan oral trush atau moniliasis, oral trush adalah adanya
bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam bercak tersebut
sulit untuk dihilangkan dan bila di paksa untuk di ambil maka akan mengakibatkan
perdarahan, oral trush ini sering terjadi pada masa bayi yang minum susu
formula atau ASI.10
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi, dengan pendekatan
cross sectional dimana dalam penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variabel independent dan variabel dependent hanya satu
kali, pada saat itu saja. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek
dari fenomena (variabel dependent) dihubungkan dengan penyebab (variabel
independent).11
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang sedang berobat
di Poli Anak RSUD Kabupaten Jombang pada bulan januari tahun 2012 berjumlah 134
responden. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan
adalah Cluster sampling kemudian dilakukan simpel random sampling. Cluster
sampling yaitu pengelompokan sampel berdasarkan wilayah. Simple random sampling
yaitu setiap elemen diseleksi secara acak.
Kategori
stomatitis sebanyak 5 responden dan
kategori tidak stomatitis sebanyak 29 responden.
Dengan
rumus jika populasi ≥ 100 maka besar sampel bisa diambil 10-15% atau 20-25%,
jika populasi ≤ 100 maka sampel diambil semua.
n
= N x25%
n
= 134 x 25%
n
= 34 orang/pasien
keterangan:
n
= besar sampel
N
= jumlah populasi
Dengan
kriteria inklusi sebagai berikut:
1.
Ibu
yang bersedia menjadi responden dan telah menandatangani persetujuan menjadi
responden.
2.
Ibu
yang bisa membaca.
3.
Ibu
yang mempunyai bayi
Dan
dengan kriteria eksklusi sebagai berikut:
1.
Ibu
yang tidak kooperatif pada peneliti.
2.
Ibu
yang bertempat tinggal diluar kabupaten Jombang.
3.
Responden
yang alamatnya tidak lengkap
Dalam
penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau variabel independen
dan variabel terikat atau variabel dependen. Variabel independen (variabel
bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang oral hygiene dengan
menggunakan kuesioner dan Variabel dependen (variabel terikat) adalah kejadian
stomatitis pada bayi dengan menggunakan observasi data sekunder, setelah data
didapatkan diolah dengan analisa Mann Whitney.
HASIL
PENELITIAN
Pengambilan
data ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2012 dengan 34 responden
untuk kategori stomatitis sebanyak 5 responden dan kategori tidak stomatitis
sebanyak 29 responden.
Tabel
1 Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene (Kebersihan Mulut) pada Bayi di Poli
Anak RSUD Jombang Kabupaten Bulan Januari Tahun 2012
Criteria kualitas
|
Jumlah
|
Prosentase
(%)
|
Kurang
|
4
|
11,8
|
Cukup
|
11
|
32,3
|
Baik
|
19
|
55,9
|
Jumlah
|
34
|
100
|
Berdasarkan
tabel diatas didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang oral hygiene
(kebersihan mulut) sebagian besar adalah kategori baik sebanyak 19 responden
(55,9%).
Tabel
2 Kejadian Stomatitis pada Bayi di Poli Anak RSUD Kabupaten Jombang Bulan
Januari Tahun 2012
Kejadian stomatitis
|
Jumlah
|
Prosentase
(%)
|
Stomatitis
|
5
|
14,7
|
Tidak stomatitis
|
29
|
85,3
|
Jumlah
|
34
|
100
|
Dari
tabel 2 dapat disimpulkan hampir seluruhnya (85,3%) atau sebanyak 29 ibu yang
memiliki bayi tidak menderita stomatitis.
.
Tabel
3 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pegetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene
(Kebersihan Mulut) dengan Kejadian Stomatitis pada Bayi di Poli Anak RSUD
Kabupaten Jombang Bulan Januari Tahun 2012
Kejadian
Stomatitis
|
Pengetahuan
Ibu
|
Total
|
||||||
Kurang
|
Cukup
|
Baik
|
||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|
Stomatitis
|
3
|
60
|
1
|
20
|
1
|
20
|
5
|
100
|
Tidak
stomatitis
|
1
|
3,4
|
10
|
34,5
|
18
|
62,1
|
29
|
100
|
Jumlah
|
4
|
11,8
|
11
|
32,4
|
19
|
55,8
|
34
|
100
|
Dari
tabulasi data dapat dilihat bahwa untuk ibu yang pengetahuannya baik, bayinya
yang menderita stomatitis hanya 1 responden (20%) hal itu sama untuk ibu yang
memiliki pengetahuan cukup sedangkan untuk ibu yang pengetahuan kurang, bayinya
lebih banyak yang menderita stomatitis sebanyak 3 responden (60 %) dari pada
yang tidak menderita. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang oral hygiene dengan kejadian stomatitis pada bayi di Poli Anak RSUD
Jombang.
Tabel
Hasil Uji Statistik
pPengetahuan tentang oral hygiene
|
|
Mann-Whitney
U
|
27,500
|
Wilcoxon
W
|
462,500
|
Z
|
-2,461
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
,014
|
Exact
Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
|
,025a
|
Berdasarkan
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai asymp sig. Sebesar 0,014 yang
lebih kecil dari 0,05, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang
artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang oral hygiene (kebersihan
mulut) dengan kejadian stomatitis.
PEMBAHASAN
Pengetahuan
Ibu Tentang Oral Hygiene
Berdasarkan
tabel 1 dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Poli Anak RSUD Jombang
didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang oral hygiene (kebersihan mulut)
sebagian besar adalah kategori baik sebanyak 19 responden (55,9%).
Pengetahuan
(knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.15 Hasil penelitian membuktikan bahwa
pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan seseorang.
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang
lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka makin mudah
dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru dikenal dan pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang.15
Pendidikan
yang tinggi akan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan yang lebih baik.
Karena dengan pendidikan yang tinggi maka akan membuat seseorang lebih mudah
dalam menerima informasi dan lebih baik dalam proses berfikir sehingga akan
berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang dan orang tersebut akan memiliki
pengetahuan yang lebih baik juga. Khususnya dalam penelitian ini mengenai
pengetahuan ibu tentang oral hygiene. Semakin tinggi pendidikan ibu maka
pengetahuan ibu tentang oral hygiene (kebersihan mulut) akan menjadi semakin
lebih baik.
Pengetahuan
seseorang dapat juga dipengaruhi oleh informasi yang pernah diperoleh. Menurut
Notoatmodjo (2003) informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan. Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang terhadap adanya informasi baru mengenai suatu hal yang
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah
sikap tertentu. Dengan demikian informasi akan berdampak terhadap sikap
seseorang yang sudah mendapatkan informasi.
Berdasarkan
teori tersebut, informasi dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Semakin banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin baik pula
pengetahuan orang tersebut, hal yang tidak diketahui orang ketika belum pernah
mendapatkan informasi akan diketahui orang tersebut ketika sudah pernah
mendapatkan informasi, dengan demikian pengetahuan orang tersebut juga akan
lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum mendapatkan informasi. Tetapi
diperlukan proses berfikir yang baik juga untuk bisa mendapatkan pengetahuan
yang baik dari seseorang. Khususnya dalam penelitian ini seseorang yang sudah
pernah mendapatkan informasi tentang oral hygiene akan memiliki pengetahuan
yang baik tentang oral hygiene.
Kejadian
stomatitis pada bayi
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan hampir
seluruhnya (85,3%) atau sebanyak 29 ibu yang memiliki bayi tidak menderita
stomatitis.
Stomatitis
merupakan inflamasi dan ulserasi pada membrane mukosa mulut.10 Sisa susu dan
ASI yang menempel pada mulut bayi dapat menimbulkan stomatitis atau sariwan
pada mulut bayi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
stomatitis adalah dengan melakukan oral hygiene.9
Sikap
dan perilaku yang positif tentang oral hygiene dapat dimiliki seseorang jika
orang tersebut berpengetahuan baik dalam hal itu. Sebagaimana menurut
Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan faktor utama
terhadap perubahan perilaku yang mengarahkan pada peningkatan status kesehatan.
Berdasarkan
teori tersebut sebagian besar pengetahuan ibu tentang oral hygiene adalah
kategori baik, yang berarti semakin baik pengetahuan responden maka semakin
jarang kejadian stomatitis, khususnya dalam penelitian ini mengenai pengetahuan
tentang oral hygiene, sehingga akan menjadikan seseorang berprilaku positif
untuk melakukan oral hygiene (kebersihan mulut) untuk mencegah timbulnya
berbagai masalah dimulut serta untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur
dimulut. Sehingga bakteri dan jamur dimulut tidak akan berkembang oleh sebab
itu tidak akan terjadi stomatitis atau sariawan pada bayi tersebut.
Hubungan
Antara Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene Dengan Kejadian Stomatitis Pada
Bayi
Berdasarkan
tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk ibu yang pengetahuannya baik, bayinya yang
menderita stomatitis hanya 1 responden (20%) hal itu sama untuk ibu yang
memiliki pengetahuan cukup sedangkan untuk ibu yang pengetahuan kurang, bayinya
lebih banyak yang menderita stomatitis sebanyak 3 responden (60 %) dari pada
yang tidak menderita. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang oral hygiene dengan kejadian stomatitis pada bayi di Poli Anak RSUD
Jombang.
Stomatitis
atau sariawan mulut sering dijumpai pada bayi dan anak kecil yang minum susu
dengan botol / dot atau anak kecil yang menghisap dot kempong (fonspeen) yang
tidak diperhatikan kebersihannya.9 Penyebab terjadinya stomatitis pada umumnya
adalah jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang
terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui
botol susu dan putting susu yang tidak bersih serta adanya sisa susu dalam
mulut bayi setelah minum yang tidak di bersihkan dapat menjadi stomatitis.10
Stomatitis dapat dicegah, salah satunya dengan cara melakukan oral hygiene.
Oral hygiene (kebersihan mulut) merupakan salah satu upaya untuk mencegah
timbulnya berbagai masalah dimulut serta untuk menghindari pertumbuhan bakteri
dan jamur dimulut.9
Seseorang
dapat melakukan oral hygiene dengan baik jika memiliki pengetahuan tentang oral
hygiene yang baik. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku. Pengetahuan penting sebagai dasar
terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik akan terwujud dalam
tindakan yang baik, sedangkan dalam terbentuknya perilaku juga akan tidak baik
jika dilandasi oleh pengetahuan yang tidak baik juga. Selain itu perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Berdasarkan
teori tersebut jika perilaku responden positif maka status kesehatannya juga
akan lebih baik, perilaku seseorang yang positif didasari oleh pengetahuan
orang tersebut, oleh sebab itu pengetahuan responden yang baik akan menjadikan
responden tersebut memiliki perilaku yang positif dan akan lebih mudah dalam
mengaplikasikan hal tersebut. Terutama pengetahuan tentang oral hygiene
(kebersihan mulut) untuk mencegah timbulnya berbagai masalah dimulut serta
untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur dimulut yang disebabkan oleh
sisa-sisa susu yang menempel dimulut bayinya sehingga semakin baik pengetahuan
ibu tentang oral hygiene (kebersihan mulut) maka akan semakin jarang kejadian
stomatitis pada bayi.
SIMPULAN
Dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu tentang oral hygiene sebagian besar kategori baik, hampir
seluruhnya bayi tidak menderita stomatitis dan ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang oral hygiene dengan kejadian stomatitis yang dapat dilihat dari
hasil signifikan uji mann whitney adalah 0,014 yang lebih kecil dari 0,05.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Arikunto, Suharsimi.
2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
2.
Azwar,
Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
3.
Casiglia,
Jeffrey M. 2010. Aphthous Stomatitis. http://emedicine.medscape.com. Diakses
tanggal 10 Oktober 2011
4.
Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
5.
Kusyati,
Eni. 2006. Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta:
EGC
6.
Mansjoer,
Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : EGC
7.
Maulana,
2002. Penggunaan Metafora Dalam Pembelajaran. http://batang-karso.blogspot.com.
Diakses tanggal 4 April 2012 jam 19.00
8.
Mubarak,
Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
9.
Ngastiyah.
2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Salemba Medika
10. Nursalam dkk. 2005.
Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat& Bidan). Jakarta: Salemba
Medika
11. Nursalam, Siti
Pariani. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto
12. Potter dan Perry.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
13. Primisasiki, Rita
Juniriani. 2007. Mengenal Penyakit-Penyakit Balita dan Anak. Jakarta: PT Sunda
Kelapa Pustaka
14. Ramali, Ahmad. 2000.
Kamus Kedokteran : Arti & Keterangan Istilah. Jakarta: Agung Seto
15. Soekidjo,
Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Ciptaekidjo, Notoatmodjo.
16. Susanto, Agus. 2007.
Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka
17. Tarwoto, Wartonah.
2006. Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar