PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Minggu, 22 Mei 2011

KONSEP PERILAKU

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP PERILAKU

  • Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh mahluk hidup, baik yang diamati secara langsung atau tidak langsung (Notoadmodjo 1997).
  • Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu: aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya, yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat.

1. Aspek Perilaku Dalam Upaya Kesehatan
  • Perilaku kesehatan pada dasarnya merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Notoatmodjo, 1997).
  • Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan kesehatan seseorang diselenggarakan dengan empat macam pendekatan yaitu pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (kurative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative). (Depkes RI, 1992).

2. Domain Perilaku
  • Menurut Bloom membagi perilaku terdiri dari ranah kognitif (cognitive domain), ranah (affective domain) dan ranah psikomotor (psycomotor domain). Untuk kepentingan pengukuran hasil, kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap dan psikomotor melalui tindakan atau ketrampilan yang dilakukan.

3. Pengetahuan
  • Pengetahuan adalah (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmojo, 2002).
  • Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
  • Menurut Bloom pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni :
  1. Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Termasuk dalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu “tahu “ ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
  2. Memahami (komprehensif) memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat diinterpretasikan materi terebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.
  3. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
  4. Analisis (Analysis) adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek keadaan komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
  • Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yakni :
  1. Pendidikan.
  2. Pengalaman
  3. Umur

4. Sikap
  • Salah seorang ahli psikologi sosial new comb dikutip Notoatmodjo menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan “predisposisi” tindakan. Sikap merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka, merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.
  • Dalam bagian Allport dikutip Notoadmojo (1997 : 131) menyatakan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu (1) kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek (2) kehidupan nasional atau emosional terhadap suatu objek dan (3) kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
  • Ketiga komponen ini secara bersama–sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
  • Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :
a. Menerima (Receiving)
  • Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah-ceramah.
b. Merespon (Responding)
  • Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
  • Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah terindikasi sikap tingkat tiga. Misalnya :seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke Posyandu atau mendiskusikan tentang status gizi anaknya, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap anaknya.
d. Bertanggungjawab (Responsible)
  • Bertanggungjawab terhadap sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi misalnya : seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau dari orang tuanya sendiri. Sikap mungkin terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan nilai.

Menurut Azwar, 1995 ciri-ciri sikap yaitu :
  1. Sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tua dalam hubungan dengan objeknya.
  2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat berubah pada orang-orang bila mendapat keadaan dan syarat tertentu.
  3. Sikap tidak berdiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan terhadap suatu objek.
  4. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
  5. Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap:
  1. faktor intern: yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan seperti selektivitas
  2. faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar manusia yaitu :
  • Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
  • Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
  • Sikap orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
  • Media komunikasi yang disediakan dalam penyampaian sikap.
  • Situasi pada sikap tersebut.
  • Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (Azwar, 1995).

5. Tindakan Practice atau Praktek
  • Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana.
  • Tingkat–tingkat praktek :
a. Persepsi (Perception)
  • Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon Terpimpin (Guided Respons)
  • Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c. Mekanisme (Mecanism)
  • Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adaptasi (Adaptation)
  • Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
  • Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2003).

6. Teori-Teori Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
  • Berbagai teori yang sudah dicoba untuk mengungkapkan faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan antara lain teori, Fritz Heider (1979), Laurence Green (1980), Snehandhu Kar (1993) dan WHO (1994).
a. Teori Fritz Heider
  • Heider mengemukakan sikap merupakan formulasi yang paling awal dan sederhana dari prinsip konsistensi teori ini timbul dari minat Heider pada faktor-faktor yang mempengaruhi atribut kausal suatu peristiwa terhadap diri seseorang.
b. Teori Snehandu B. Kar
  • Kar mencoba menganalisa perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :
  1. Niat seorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawat kesehatannya (behaviour intention).
  2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
  3. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebiling of information).
  4. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
  5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak / tidak bertindak (action situation).

c. Teori Lawrence Green
  • Lawrence Green (1991) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Dikatakan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour causes).
d. Teori WHO (World Health Organization), (1986)
  • WHO menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
  1. Pemikiran dan perasaannya (thought and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian seorang terhadap obyek kesehatan. Seseorang yang dianggap penting maka yang ia perbuat dan ucapkan cenderung untuk ditiru.
  2. Nilai-nilai, kebiasaan, perilaku normal dan penggunaan sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
  • Menurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
  1. Perubahan alamiah (natural change)
  2. Perubahan terencana (planed change)
  3. Kesediaan untuk berubah (readlines to change)
  • Dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam meliputi pengetahuan, kecerdasan, persepsi, sikap, emosi, motivasi, yang berfungsi untuk mengolah rangsang dari luar. Faktor luar individu meliputi lingkungan sekitar baik fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang, sehingga proses terbentuknya perilaku ini dapat diilustrasikan seperti gambar 1 (satu) (Notoatmodjo, 1997)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Asnawi, Natsir. 2009. Social Support and Behavior Toward Others (Dukungan Sosial dan Perilaku Terhadap Orang Lain): Suatu Tinjauan Psikologi. http://natsirasnawi.blogspot.com/2009/03/social-support-and-behavior-toward.html. Diakses tanggal 4 Maret 2011 jam 19.00
  2. Brahm. 2006. Ragam Metodel Kontrasepsi. Jakarta : EGC
  3. Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Jogjakarta : Liberti
  4. Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Keluarga Berencana. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-kb-keluarga-berencana.html . diakses 27 April 2011
  5. . 2011. Konsep Intra Uterine Device. http://dr.suparyanto.blogspot.com/2011/04/konsep-iud-inta-uterune-divice.html. diakses 27 April 2011
  6. . 2011. Konsep Kontrasepsi. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/konsep-kontrasepsi.html. diakses 27 April 2011
  7. Farida, Umi. 2008. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan. STIKES Aisyiyah Jogjakarta.
  8. Glasier, Anna. 2002. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi edisi 4. Jakarta : EGC
  9. Hanafi, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
  10. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
  11. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
  12. KBBI, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php . Diakses Sabtu, 19 Februari 2011.
  13. Manuaba, ADA Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
  14. Mas Bow. 2009. Apa Itu Dukungan Sosial?. http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-dukungan-sosial.html. Diakses 4 Maret 2011.
  15. Notoatmodjo, Soekidjo. Dr. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  16. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  17. Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Universitas Diponegoro Semarang
  18. Sugiyono. 2010. Statisti Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
  19. Suzzane, E. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC
  20. Wahyuni, 2002. Peran Suami Pada Istri Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi di Desa Kepatuhan Tualang Sidoarjo. http://digilib.itb.ac.id. Diakses 31 Maret 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar