SEKILAS
TENTANG PENYAKIT SIFILIS
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sifilis
merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar cukup
mengkhawatirkan di Indonesia. Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena
merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua
alat tubuh, sepertikerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain
itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat juga menularkan penyakitnya ke
janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang bisa menyebabkan penyakit
bawaan dan kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjut terdapat suatu lubang
(gumma) yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka istilah untuk penyakit
ini yaitu “raja singa” sangat tepat karena keganasannya.
1.2
Tujuan
Untuk
mengetahui gejala-gejala dari penyakit sehingga masyarakat bisa mengantisipasi
dalam kehidupan sehari-hari, selain itu makalah ini juga bisa menjadi bahan
bacaan bagi akademik.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Faktor Agent
Faktor
penyebab atau timbulnya penyakit disebabkan oleh spirochetha Treponema
pallidium.
2.2
Faktor Host
·
Melakukan
hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit sifilis, jika tidak (pernah) melakukan hubungan seksual
aktif dengan penderita sifilis maka dia tidak akan punya resiko terkena
penyakit ini.
·
Ibu
menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat transplasental
·
Lewat
transfusi darah dari darah penderita sifilis.
·
Sifilis
tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam
renang, dan tukar-menukar pakaian.
2.3
Faktor Environment
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut adalah karena adanya
tempat lokalisasi yang telah ada pada tiap kota sehingga banyak sekali wanita
maupun pria terjangkit penyakit menular seksual karena seringnya berganti-ganti
pasangan. Selain itu faktor lainnya adalah kurangnya kebersihan diri pada saat
pasangan melakukan hubungan seksual.
2.4
Port of Entry and Exit
Untuk
mencegah supaya agar tidak tertular penyakit sifilis yaitu dengan cara menutup
pintu masuk dan keluar menggunakan alat pelindung seperti kondom pada saat mau
melakukan hubungan seksual.
2.5
Transmisi
Melalui
kontak langsung antara orang yang menderita penyakit sifilis.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Pencegahan
·
Tidak
berganti-ganti pasangan
·
Berhubungan
seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan mempraktikkan protective sex.
·
Menghindari
penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah
terinfeksi.
3.2
PEMBERANTASAN
Pemberantasan
penyakit ini dengan cara menutup tempat lokalisasi yang ada agar tingkat
penularannya semakin berkurang. Selain itu dilakukan perawatan pada penderita
dengan memberikan obat anti biotik seperti penicilin untuk mencegah terjadinya
infeksi yang berlanjut.
3.3
PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Medis:
Pengobatan
dimulai sedini mungkin, makin dini hasilnya makin baik. Pada sifilis laten
terapi bermaksud mencegah proses lebih lanjut.
Selama
belum sembuh penderita dilarang bersanggama
Pengobatannya
menggunakan penisilin dan antibiotik lain.
a.
Penisilin:
Untuk
klien yang mengalami sifilis awal- primer, sekunder atau laten lamanya kurang 1
tahun, obati sbb:
(1).
Pastikan klien pernah tercatat nonreaktif RPR atau VDRL dalam tahun-tahun terakhir. Bila tidak, obati klien seperti
pengidap sifilis, selama lebih 1 tahun.
(2).
Berikan 2,4 MU penisilin G benzaten per IM dalam dosis tunggal sesuai
pengobatan standar.
Untuk
sifilis yg berlangsung lebih dr 1 tahun , berikan 2,4 MU penisilin G benzaten,
IM, dlm 3 dosis , berikan dg interval 1 minggu.
b.
Antibiotik yang lain:untuk klien yg alergi penisilin.
Tetrasiklin
4x 500 mg/ hari
Eritromisin
4 x 500 mg
Doksisiklin
2x100mg / hari
Lama
pengobatan 15 hari bagi S I dan S II, 30 hari bagi Stadium laten.
Tindak
Lanjut:
Lakukan
evaluasi TSS VDRL 1 bulan sesudah pengobatan selesai, jika:
Titer
turun : tidak diberikan pengobatan lagi
Titer
naik : pengobatan ulang
Titer
menetap: tunggu 1 bulan lagi
Satu
bulan sesudahnya:
Titer
turun : tidak diberikan pengobatan
Titer
naik atau tetap : pengobatan ulang
Kriteria
sembuh jika:
lesi
telah menghilang
kelenjar
getah bening tidak teraba,VDRL Negatif
BAB
IV PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Sifilis
adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya
dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Contohnya Gumma
,gigi hutchinson dan snuffle nose merupakan salah satu dari manifestasi
kelainan pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh penyakit sifilis.T.pallidum.
Penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui
hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral).
Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa
kehamilan. Jadi Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan
pintu atau tempat duduk WC.
4.2
SARAN
Berdasarkan
pemaparan diatas tentang SIFILIS, maka penulis ingin memberikan saran berupa
masukan-masukan kepada seluruh mahasiswa STIKES ICME JOMBANG serta masyarakat
luas umumnya agar dapat lebih memahami mengenai pentingnya menjaga kesehatandan
kebersihan mulai dari hal-hal yang kecil, awalilah dari diri sendiri dan
lakukanlah sejak saatini.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Djuanda
adhi,dkk.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi IV. Jakarta : 2005
2.
A.Price
Silvia dan m.Wilson Lorraine, 2006.Patofisiologi.edisi 6.EGC: Jakarta
3.
Mansjoer
arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edsi III. Media Aesculapius Fakultas
Kedoketran Universitas Indonesia : Jakarta
4.
Rani
A azis,dkk, 2005. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FakultasKedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta
5.
Sudoyo
Aru W, 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
6.
http://www.google.com
http://www.medicastore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar