SEKILAS
TENTANG PNEUMONIA
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia
adalah radang parenkim paru-paru atau infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, mycoplasma pneumonia,
jamur, aspirasi, pneumonia hypostatic, dan sindrom weffer.
Gejala
penyakit ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena paru meradang secara
mendadak.Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5 tahun, pada usia
dibawah 2 bulan pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak
60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah
kedalam. Pada usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan
sebanyak 50 kali/menit dan pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun
frekuensi pernafasan sebanyak 40 kali/menit.
Pneumonia
berat ditandai dengan adanya gejala seperti anak tidak bisa minum atau menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang,dan terdapat tarikan dinding dada kedalam
dan suara nafas bunyi krekels (suara nafas tambahan pada paru) saat inspirasi.
Kasus
terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi
yang berusia kurang dari 2 bulan. Apabila anak diklasifikasikan menderita
pneumonia berat di puskesmas atau balai pengobatan, maka anak perlu segera
dirujuk setelah diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai. Pada Ruang Kenari
ini sendiri total penderita penyakit pneumonia dari awal tahun 2009 ada
sebanyak 4 orang penderita, 3 diantaranya diderita oleh anak-anak.
1.2 Tujuan
1)
Mengetahui
definisi Pneumonia
2)
Mengetahui
etiologi Pneumonia
3)
Mengetahui
faktor agent,host, environment Pneumonia
4)
Mengetahui
Port of entry and exit Pneumonia
5)
Mengetahui
transmisi Pneumonia.
6)
Mengetahui
cara pencegahan dan penatalaksanaan Pneumonia.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Pneumonia
ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
sepertibakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru
(alveoli). (DEPKES.2006).Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolusterminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli, serta menimbulkankonsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat. (Zuh Dahlan. 2006).
Pneumonia
adalah suatu infeksi pada paru-paru, dimana paru-paru terisi oleh cairan
sehinggaterjadi gangguan pernafasan. (www.medicastore.com).Pneumonia adalah
infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang ditandai dengan demam, batuk dan
sesak napas. Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan
pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen,
Laboratorium).
2.2
Etiologi
Sebagian
besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus atau bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi,dll). Secaraklinis
sulit membedakan pneumonia bakterial dan pneumonia viral. Demikian jugadengan
pemeriksaan radiologis dan laboratorium, biasanya tidak dapat
menentukanetiologi.Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting
padaperbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,gambaran
klinis dan strategi pengobatan.
Etiologi
pneumonia pada neonatus dan bayikecil meliputiStreptococcus group Bdan bakteri
Gram negatif seperti E.colli, Pseudomonas sp, atauKlebsiella sp. Pada bayi yang
lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh
infeksiStreptococcus pneumoniae, Haemophillusinfluenzaetipe B danStaphylococcus
aureus,sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri
tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasmapneumoniae.
Di
negara maju, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus,disamping
bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Virus yang terbanyak ditemukanadalah
Respiratory Syncytial virus (RSV), Rhinovirus, dan virus parainfluenza.Bakteri
yang terbanyak adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzaetipe B,
dan Mycoplasma pneumoniae. Kelompok anak berusia 2 tahun ke atasmempunyai
etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak daripada anak berusia di bawah2
tahun.
2.3
Faktor Agent
Pneumonia
sebagian besar disebabkan oleh virus, disamping bakteri, atau campuran bakteri
dan virus. Virus yang banyak ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae,
Haemophillusinfluenzaetipe B danStaphylococcus aureus,sedangkan pada anak yang
lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi
Mycoplasmapneumoniae.Sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,
radiasi,dll). Secaraklinis sulit membedakan pneumonia bakterial dan pneumonia
viral. Demikian jugadengan pemeriksaan radiologis dan laboratorium, biasanya
tidak dapat menentukanetiologi.
2.4
Faktor Host
Usia
pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting padaperbedaan dan
kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,gambaran klinis dan
strategi pengobatan. Kelompok anak berusia 2 tahun ke atasmempunyai etiologi
infeksi bakteri yang lebih banyak daripada anak berusia di bawah2 tahun.
Beberapa
orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:
1)
Peminum
alkohol
2)
Perokok
3)
Penderita
diabetes
4)
Penderita
gagal jantung
5)
Penderita
penyakit paru obstruktif menahun
6)
Gangguan
sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ
cangkokan)
7)
Gangguan
sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
2.5
Faktor Environment
Faktor
lingkungan juga harus diperhatikan. "Anak harus dijauhkan dari paparan
asap rokok, asap dapur, dan polusi udara,". Rumah harus diberi ventilasi
yang baik, kebersihannya dijaga, dan jangan batuk atau bersin sembarangan.
Pasalnya, penularan pneumonia rentan melalui percikan batuk atau bersin.
Sebaiknya menutup mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan setelah
batuk/bersin, dan menggunakan masker pelindung.Penggunaan genting yang tidak
terbuat dari kaca, tidak adanya penyekat antara dapur dengan ruangan lainnya.
Lingkungan yang tidak bersih dan tidak
sehat juga berpengaruh terhadap pneumonia. Keberadaan rumah yang ada di tengah
kota maupun dekat dengan pabrik sehingga
terpapar oleh banyaknya polusi udara dan limbah pabrik yang tercemar.
Pneumonia
dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya
adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
"community-acquired" (diperoleh diluar institusi kesehatan) dan
"hospital-acquired" (diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan
lainnya).
Pneumonia yang didapat diluar institusi
kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia
yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat
menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk
melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya
infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar.
2.6 Port of Entry and Exit
Adapun
cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
·
Inhalasi
(penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar.
·
Aliran
darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain.
·
Migrasi
(perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
Penularan
pneumonia rentan melalui percikan batuk atau bersin. Sebaiknya menutup mulut
saat batuk atau bersin, mencuci tangan setelah batuk/bersin, dan menggunakan
masker pelindung.
2.7
Transmisi
Penularan
penyakit pneumonia ini melalui udara yang tercemar, aliran darah dari infeksi
di organ tubuh yang lain, migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi
di dekat paru-paru.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Pencegahan
Menurut
Theresia (2009), Pencegahan Pneumonia dapat dilakukan dengan cara hidup bersih
dan sehat dan memberikan nutrisi yang baik pada balita. Disamping itu, perlu
diberikan vaksin pneumokokus pada bayi dan anak sedini mungkin.
Menurut
Raymondnelson dan bambang (2009), Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan
cara :
·
Memberikan
vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai vaksin IPD.
·
Memberikan
imunisasi pada anak sesuai waktunya.
·
Menjaga
keseimbangan nutrisi anak.
·
Menjaga
daya tahan tubuh anak dengan cara cukup istirahat dan juga banyak olahraga.
·
Mengusahakan
agar ruangan tempat tinggal mempunyai udara yang bersih dan ventilasi yang
cukup.
3.2
Pemberantasan
Penanggulangan
penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah
Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan
penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program
P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
1)
Usia
dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
2)
Usia
2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan – Pnemonia, Pnemonia Berat dan
Bukan Pnemonia )
Klasifikasi
Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan
gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara
lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis.
Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam
program ini.
3.3
Penatalaksanaan
A.
Beri antibiotic oral sesuai indikasi
Untuk
semua klasifikasi yang membutuhkan antibiotic yang sesuai.
Antibiotic
pilihan pertama: kotrimoksazol (trimetoprim+sulfametoksazol).
Antibiotic
pilihan kedua: amoksilinUmur atau berat badan kotrimoksazolberi 2 kali sehari
selama 5 hari. Amoksisilin Beri 3 kali sehari selama 5 hari.
Tablet
dewasa
·
480
mg Tablet anak
·
120
mg Sirup/ 5 ml
·
240
mg Sirup 125 mg/5 ml
2
± 4 bulan
·
(umur:
4 bulan ± BB < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5
ml
4
± 12 bulan
·
(umur
: 6 bulan ± BB< 10 kg) ½ 2 5 ml 5 ml
12
bulan ± 5 tahun
·
(umur
: 10 ± BB < 19 kg) ¾ atau 1 3 7,5 ml 10 ml
B.
Beri antibiotic intramuscular
Untuk
anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral, beri dosis
(IM)kloramfenikol dan atau ampisilin dan rujuk segera. Jika rujukan tidak
memungkinkan ulangisuntikan kloramfenikol setiap 12 jam selama 5 hari dan atau
ampisilin setiap 6 ham selama 5hari. Kemudian ganti dengan antibiotic yang
sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan.
Umur
atau berat badan Kloramfenikol
Dosis
40 mg per kg BB.Tambahkan 5,0 ml aquadestSehingga menjadi1000 mg = 5,6 mlatau
180 mg/ml
Ampisilin
Dosis
20 mg per Kg BB Tambahkan 5,0 ml aquadest Dalam 1 vial 1000 mg Sehingga
menjadi1000 mg = 5,6 ml Atau 180 mg/ml.
1
± 4 bulan (4-< 6 kg) 1.0 ml = 180 mg 0.5 cc = 90 mg
4
± 9 bulan (6-< 8 kg) 1.5 ml = 270 mg 0.8 cc = 145 mg
9
± 12 bulan (8-<10 1="" 2="" cc="180" kg="" mg="" ml="360" span="">10>
12
± 3 tahun (10-< 14 kg) 2.5 ml = 450 mg 1.3 cc = 225 mg
3
± 5 tahun (14-< 19 kg) 3.5 ml = 630 mg 1.8 cc = 315 mg
C.
Nasehat untuk ibu tentang cara perawatan dirumah (untuk anak 2 bulan ± > 5
tahun)
a.
Pemberian makanan:
·
Berilah
makanan secukupnya selama anak sakit
·
Tambahlan
jumlah makanan setelah sembuh
·
Bersihkan
hidung agar tidak mengganggu peberian makanan
b.
Pemberian cairan:
·
Berilah
minuman lebih banyak
·
Tingkatkan
pemberian asi
c.
Pemberian obat pereda batuk
·
Berikan
ramuan yang aman dan sederhana
d.
Pada anak bukan pneumonia perhatikan apabila timbul tanda pneumonia, bawalah
kembalikepada petugas kesehatan, bila:
·
Napas
menjadi sesak
·
Napas
menjadi cepat
·
Anak
tidak mampu minum
·
Sakit
lebih parah
D.
Pengobatan demam
a.
Demam tinggi lebih dari 38.50C
·
Berilah
parasetamol
·
Nasehati
ibu agar memberi cairan lebih banyak
·
Dosis
parasetamol: tablet 500 mg pemberian tiap 6 jam selama 2 hari Umur anak Dosis2
bulan ± < 6 bulan,6 bulan ± < 3 tahun, 3 tahun ± < 5 tahun 1/8
tablet,¼ tablet, ½ tablet
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pneumonia
adalah radang parenkim paru-paru atau infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, mycoplasma pneumonia,
jamur, aspirasi, pneumonia hypostatic, dan sindrom weffer.
Gejala
penyakit ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena paru meradang secara
mendadak.Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5 tahun, pada usia
dibawah 2 bulan pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak
60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah
kedalam.
Pencegahan
pneumonia dapat dilakukan dengan cara :
·
Memberikan
vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai vaksin IPD.
·
Memberikan
imunisasi pada anak sesuai waktunya.
·
Menjaga
keseimbangan nutrisi anak.
·
Menjaga
daya tahan tubuh anak dengan cara cukup istirahat dan juga banyak olahraga.
·
Mengusahakan
agar ruangan tempat tinggal mempunyai udara yang bersih dan ventilasi yang
cukup.
4.2
Saran
Seorang
bidan maupun tenaga kesehatan yang lain harus mampu mengenali gejala dan tanda
dari pneumonia agar bisa mencegah dan memberikan pengobatan terhadap penyakit
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mansjoer,
Arif . 2000. Jilid 2 Edisi 3. “Kapita Selekta Kedokteran” Jakarta : Media Aesculapius FKUI
·
Depkes,
2006, Cakupan PHBS http://www.Depkes.co.id
·
Raymondnelson.2009.Waspadapneumonia.http://pencegahan.pneumonia.com/
read/2009.htm
·
Theresia.
2009. Jangan Anggap Enteng Pneumonia. http://kesehatan.kompas. com/read/2009/09/12/13191250/Jangan.Anggap.Enteng.Pneumonia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar