SEKILAS
TENTANG POLIOMYELITIS (PENYAKIT POLIO)
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Polio
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua
kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3
tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air
besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang
dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Penyakit
polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat
beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan
bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan
rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah
kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika
Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini (
Miller,N.Z, 2004 ).
Jenis
Polio antara lain :
1.
Polio Non-Paralisis
Polio
non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi
kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2.
Polio Paralisis Spinal
Strain
poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk
anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling
sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus
ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh
tubuh.
Poliovirus
menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik.
Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak
memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang
seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi
dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari
sistem saraf pusat.
Kelumpuhan
pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid
paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan
pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut
quadriplegia.
3.
Polio Bulbar
Polio
jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak
ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan
dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol
pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan
pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur
pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai
fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim
sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan
leher ( Wilson, 2001 ).
1.2 TUJUAN
1)
Memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai Penyakit Polio
2)
Pembaca
dapat melakukan pencegahan dan pengobatan pada penderita penyakit polio
3)
Pembaca
dapat menambah kompetensi terkait dengan penyakit polio
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor Agent
·
Virus
yang terdapat pada penyakit polio yaitu genus enterovirus dan family
picorna,yang di serap dan di sebarkan melalui system pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.virus ini dapat bertahan lama pada air limbah,virus polio
tersebut mengalami masa inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh.
2.2
Faktor Host
·
Belum
mendapatkan imunisasi
·
Terdapatnya
luka di mulut,hidung,dan tenggorokan(misalnya: baru menjalani pengangkatan
amandel atau pencabutan gigi
·
Usia
sangat lanjut atau sangat muda
·
Stes
atau kelelahan fisik yang luar biasa(karena stress dan emosi serta fisik dapat
melemahkan system kekebalan tubuh.
2.3 Faktor Environtment
·
Sering
bepergian ke daerah yang masih sering di temukan penyakit polio
·
kurangnya
menjaga kepersihan di sekitar lingkunganya
·
terkontaminasinya
organ tubuh pada penderita polio tersebut
2.4 Port of entry and exit
·
Port
of entry: virus masuk ke dalam tubuh
melalui mulut, ketika seseorang
memakan-makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan si penderita polio
biasanya juga melalui ludah
·
Port
of exit: virus keluar melalui lubang dubur atau anus. Sebelum virus keluar
,virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat sehingga
terjadi kelumpuhan.
2.5 Transmisi
·
Cuci
tangan sebelum makan
·
Memakan
makanan yang sehat
·
Tidak
mendekati daerah yang banyak terserang polio
·
Melakukan
imunisasi dan vaksinasi
·
Menjaga
personal hygient
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 PENCEGAHAN
Dalam
World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian besar negara di
penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (Erapo) tahun
2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program Eropa pertama yang
dilakukan adalah
·
Melakukan
cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh
·
Pekan
Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997.
Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan
sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia
1½ tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun
·
Survailance
Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh
pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena
polio atau bukan.
·
Melakukan
Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita
polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio
sebelumnya.
3.2 PEMBERANTASAN
·
Memberikan
vaksin polio pada anak-anak
·
Vaksin
Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
·
Vaksin
Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
·
Yang
memberikan kekebalan yang lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih
disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut).
·
Tetapi
pada penderita gangguan sistem kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan
polio. Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada penderita gangguan sistem
kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem
kekebalan karean virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.
·
Bagi
Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan
perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani
vaksinasi terle
3.3 PENGOBATAN
Polio
tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan
penyakit ini.Jika otot-otot pernafasan menjadi lemah, bisa digunakan
ventilator.Jika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotik.Untuk
mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda
nyeri.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1)
Polio
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio
Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.
2)
Gejala
polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri
pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan
merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3)
Pencegahan
polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh, Pekan
Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997,
Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up. Polio tidak dapat
disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini.
4.2 SARAN
1)
Melakukan
imunisasi dan memberikan vaksin secara teratur
2)
Mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan seimbang
3)
Tidak
bepergian ke tempat yang banyak terdapat penyakit polionya
4)
Menjaga
kebersihan badan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar