PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Minggu, 05 Juni 2011

KONSEP IMUNISASI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP IMUNISASI

PENGERTIAN IMUNISASI
  • Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak (Alimul, 2008).

TUJUAN PEMBERIAN IMUNISASI
  • Pemberian imunisasi pada anak mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak (Alimul, 2008).
  • Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah.
  • Untuk tercapainya program tersebut perlu adanya pemantauan yang dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas imunisasi vaksinasi. Tujuan pemantauan menurut Azwar (2003) adalah untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan kerja, mengetahui permasahan yang ada. Hal ini perlu dilakukan untuk memperbaiki program.
  • Hal-hal yang perlu dilakukan pemantauan (dimonitor) sebagaimana disebutkan oleh Sarwono (1998) adalah sebagai berikut :
  • Pemantauan ringan adalah memantau hal-hal sebagai berikut apakah pelaksanaan pemantauan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, apakah vaksin cukup tersedia, pengecekan lemari es normal, hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan, peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril, apakah diantara 6 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dijumpai dalam seminggu.
  • Cara memantau cakupan imunisasi dapat dilakukan melalui cakupan dari bulan ke bulan dibandingkan dengan garis target, dapat digambarkan masing-masing desa. Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat seperti, bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 75-100% dari target, berarti program sangat berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 50-75% dari target, berarti program cukup berhasil dan bila garis pencapaian dalam 1 tahun dibawah 50% dari target berarti program belum berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat dibawah 25% dari target berarti program sama sekali tidak berhasil. Untuk tingkat kabupaten dan provinsi, maka penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan dan kabupaten. Disamping itu, pada kedua tingkat ini perlu mempertimbangkan pula memonotoring evaluasi pemakaian vaksin. (Notoatmodjo, 2003)

JENIS IMUNISASI
  • Imunisasi dibedakan dalam dua jenis, yaitu imunisasi aktif dan pasif.
a). Imunisasi aktif
  • Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons selluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara tepat dapat merespon.
  • Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
  1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
  2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
  3. Preservatif, stabiliser, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
  4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

b). Imunisasi pasif
  • Merupakan pemberian zat (imunoglobubin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Alimul, 2008).

DAFTAR PUSTAKA


  1. Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
  2. Alimul, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
  3. Azhali. (2008). Program Imunisasi. (http://www.nakita.com, diakses 16 Maret 2009).
  4. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
  5. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar.
  6. Dino. 2004. Masalah Imunisasi BGC. (http://www.nakita.com, diakses 16 Maret 2009.
  7. Depkes RI. 2005. Jadwal Pemberian Imunisasi. (http://www.depkes.com, diakses 18 Maret 2009.
  8. Depkes RI. 2006. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
  9. Depdiknas. 1996. Pelayanan Posyandu. (http://www.blogger.com, diakses 18 Mei 2009.
  10. Dinkes Jatim. 2006. Cakupan Imunisasi. (http://www.dinkesjatim.com, diakses 16 Maret 2009.
  11. Markum. 2005. Imunisasi DPT. (http://www.blogger.com, diakses 17 Maret 2009.
  12. Nelson. 2000. Kendala Utama Imunisasi. (http://www.worpress.com, diakses 17 Maret 2009.
  13. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  14. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
  15. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.
  16. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka cetakan 10.
  17. Purwanto. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi. (http://www.worpress.com, diakses 18 Mei 2009).
  18. Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka:Jakarta.
  19. Sebastian. 2008. Keluarga Sehat Keluarga Bahagia. (http://www.worpress.com, diakses 17 Maret 2009).
  20. Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.
  21. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
  22. Suliha. 2001. Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat. (http://www.worpress.com, diakses 18 Mei 2009.Suliswati, 2005. Kosep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.
  23. Stuart, G. W. 2003. Principles and Practice Of Psychiatric. Nursing. USA. Mosby.
  24. Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar