Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI RESPIRASI 2
EMBOLI PARU (PE)
- Emboli paru: terjadi bila sebuah embolus, biasanya bekuan darah, terlepas dari tempatnya, masuk sirkulasi ke jantung bagian kanan, dan tersangkut pada arteri pulmonalis atau salah satu percabanganya
- Infark paru (nekrosis) jarang menyertai PE karena paru dilindungi oleh aliran darah ganda
- PE bisanya terjadi setelah trombosis vena profunda (DVT) pada vena tungkai
- PE yang masif adalah salah satu penyebab kematian mendadak yang paling sering dan penyebab kedua terhadap trombosis koronaria
- Trombosis pada vena dicetuskan oleh tiga penyebab (Trias Virchow):
- Venostatis
- Hiperkoagulabilitas
- Peradangan dinding pembuluh darah
- Predisposisi trombosis: gagal jantung kongestif, keganasan, postpartum, post operasi (terutama ortopedi dan pelvis)
- Trias klasik pada PE ukuran sedang (dispnae, nyeri dada, hemoptisis) tidak spesifik dan tidak sensitif → onset mendadak dispnae, takipnea, takikardi → biasanya tidak hemoptisis dan nyeri pleura, kecuali ada infark
- PE pada pembuluh darah perifer kecil → asimptomatik
- PE berulang dapat menyebabkan: obliterasi pembuluh darah, hipertensi pulmonal, kor pulmonale
- Oklusi emboli masif pada a.pulmonalis ditandai: syok, hipotensi, takikardi, sianosis, stupor, sinkop → mati mendadak
- Profilaksis PE: heparin, stocking penekan anti emboli
- Pengobatan PE: fibrinolisis dengan aktivator plasminogen jaringan → untuk menghancurkan bekuan
- Pengobatan skunder PE: antikoagulasi dengan heparin atau warfarin
EDEMA PARU
- Edema paru adalah gerakan cairan berlebih dari sistem vaskuler paru ke interstitium paru dan bahkan ke rongga alveolar
- Penyebab: kongesti kapiler paru akibat: gagal ventrikel kiri
- Gagal ventrikel kiri akibat: PJK, penyakit katub jantung, hipertensi, kardiomiopati
- Pengobatan darurat edema paru: mengurangi tekanan hidrostatik paru, pemberian diuretik, O2 dan digitalis → untuk memperbaiki kontraktilitas miokardial
KOR PULMONALE
- Kor pumonale: adanya hipertropi atau gagal ventrikel kanan yang disebabkan oleh gangguan pada paru, pembuluh darah paru atau dinding dada
- COPD adalah penyebab kor pulmonale paling sering
- Prekusor kor pulmonale yang sering adalah peningkatan resistensi vaskuler paru dan hipertensi a.pulmonalis
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
- Etiologi (gangguan restriktif paru, gangguan obstruktif paru, gangguan vaskuler primer) → menyebabkan:
- (1) Perubahan pembuluh darah paru → berkurangnya jaringan vaskuler paru → meningkatnya resistensi vaskuler paru → hipertensi pulmonal → hipertropi ventrikel kanan → kor pulmonale
- Etiologi (gangguan restriktif paru, gangguan obstruktif paru, gangguan vaskuler primer) → menyebabkan:
- (2) Perubahan fungsional pada paru → (hipoksemia, hiperkapnae, asidosis) → vasontriksi arteriole paru → meningkatnya resistensi vaskuler paru → hipertensi pulmonal → hipertropi ventrikel kanan → kor pulmonale
Manifestasi klinis:
- Adanya penyakit pernafasan yang disertai hipertensi pulmonal
- Adanya hipertropi ventrikel kanan
- Pengobatan: terapi O2 → memperbaiki hipoksia dan vasokontriksi → memperlambat kor pulmonale dan memperpanjang masa hidup pasien dengan COPD
GAGAL NAFAS
- Gagal nafas: paru tidak dapat melakukan fungsi primernya yaitu oksigenasi darah arteri dan eliminasi karbon dioksida
- Gagal nafas akut (ARF): gas darah arteri (PaO2 ≤ 50 mm Hg dan PaCO2 ≥ 50 mm Hg)
- Penyebab:
- Gangguan ekstrinsik paru ( penekanan pusat nafas, gangguan neuromuskuler, gangguan pleura dan dinding dada)
Penyebab:
- Gangguan instrinsik paru (gangguan obstruksi difus, gangguan restriktif paru, gangguan pembuluh darah paru)
Faktor pencetus:
- Infeksi trakeobronkial, pneumonia
- Sekret meningkat dan mengental
- Bronkospasme
- Gangguan pembersihan sekret
- Sedatif, narkotik, anestesi
- Terapi oksigen (FlO2 tinggi)
- Trauma
- Kelainan kardiovaskuler
- Pneumotoraks
Gambaran klinis:
- Hipoksia
- Hiperkapnae
- Sakit kepala
- Kekacauan mental
- Gangguan penilaian
- Bicara kacau, gangguan fungsi motorik, agitasi, gelisah, delirium, tidak sadar
PENGOBATAN GAGAL NAFAS
- Sekret yang tertahan: hidrasi yang memadai, ekspektoran, aspirasi kateter, trakeostomi
- Hipoksemia: terapi O2 bertahap
- Hiperkapnae: perangsang respiratorik, hindari sedasi, ventilasi buatan (trakeostomi)
- Infeksi: antibiotik
- Bronkospasme; bronkodilator
- Gagal jantung: diuretik, digoksin
ARDS
- Sindrom gawat nafas akut (ARDS): bentuk khusus gagal nafas yang ditandai dengan hipoksemia yang jelas dan tidak dapat diatasi dengan penanganan konvensional
- Penyebab: syok, sepsis, trauma berat, cedera aspirasi/inhalasi
- Gambaran klinis: dispnae, takipnae, ronki basah, penurunan PaO2, penurunan PaCO2, atelektasis difus (rontgen)
- Pengobatan: memperbaiki syok, asidosis, dan hipoksemia yang menyertai
- Perlu ventilasi mekanis dan O2 dosis tinggi
- Pembatasan cairan dan terapi diuretik
- Antibiotik untuk infeksi
KANKER PARU
- Kanker paru penyebab kematian utama kematian di USA
- Faktor risiko: merokok, inhalasi karsinogen, urban, diet kurang vit.A, infeksi nafas kronik, hereditas
- 70% letak kanker di bronkus prinsipalis, dan jenis tersering karsinoma sel skuamosa
- Gejala: batuk persisten, dispnae, hemoptisis, nyeri pleura, jari tabuh, anoreksia penurunan BB, kelelahan
- Diagnosis: radiologi, bronkoskopi dan sitologi
- Stadium kanker berdasarkan TNM
- Pengobatan: kombinasi operatif, radiasi dan kemoterapi
STADIUM TUMOR PRIMER
- T0 → tidak terbukti adanya tumor primer
- Tx → kanker terbukti dengan sitologi, tetapi negatif radiologi dan bronkoskopi
- Tis → karsinoma in situ
- T1 → tumor ≤ 3 cm
- T2 → tumor > 3 cm
- T3 → sdh menyebar (dinding dada, diafragma, pleura, mediastinum, perikardium) tapi belum ke jantung, vaskuler besar, trakea
- T4 → sdh menyerang jantung, vaskuler besar, trakea, efusi pleura maligna
KELENJAR LIMFE REGIONAL (N)
- N0 → tidak ada metastase limfe regional
- N1 → metastase peribronkial, hilus ipsilateral
- N2 → metastase mediastinaal ipsilateral
- N3 → metastase mediastinal dan hilus kontralateral
METASTASE JAUH (M)
- M0 → tidak diketahui adanya metastase jauh
- M1 → metastase jauh (otak)
TB PARU
- TB; penyakit infeksi menular yang disebabkan M. Tuberkulosis
- Jalan masuk TB: nafas, cerna dan luka kulit
- Basil TB yang mencapai alveoli menimbulkan reaksi radang
- Nekrosis lesi menimbulkan gambaran keju (nekrosis kaseosa)
- Lesi primer pada TB disebut: fokus Ghon, dan kombinasi antara kel limfe yang terlibat dengan lesi primer disebut kompleks Ghon
- Insiden TB meningkat karena adanya: HIV/AIDS, alkohol, tunawisma
- Gejala: batuk lama produktif >3mgg, nyeri dada, hemoptisis
- Gejala sistemik: demam, menggigil, keringat malam, lemas, anoreksia, penurunan BB
- Reaksi positif Tuberkulin test (test mantoux) mengindikasikan adanya infeksi tetapi tidak berarti ada penyakit secara klinis
- Prinsip pengobatan TB:
- Multifarmasi
- Rutinitas
- Jangka panjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar