JADIKANLAH SHALATMU SEBAGAI HANDPHONE
Oleh:
Yan Karta Sakamira
6 Februari 2019
Saudaraku sesama muslim, pada saat kita mempunyai kekasih yang sangat
kita cintai, maka hati kita selalu ingin dekat padanya, dan saat kita
berjauhan, maka handphone merupakan sarana yang sangat kita butuhkan untuk
dapat berkomunikasi dengannya.
Begitu juga, antara kita dan Allah, jika kita mencintai Allah,
seharusnya kita mempunyai perasaan yang selalu ingin dekat dengan-Nya.
Menjadikan Allah sebagai tempat curhat, tempat berkeluh kesah, dan tempat
meminta pertolongan. Untuk itu kita perlu sarana untuk dapat berkomunikasi
dengan-Nya, sarana itu adalah shalat. Jadi gunakan shalatmu sebagai handphone.
Sebenarnya kita bisa berkomunikasi dengan Allah dimanapun dan kapanpun
dengan cara apapun, seperti dzikir, membaca Al Qur’an dan sebagainya, namun ada
sarana yang paling tepat untuk berkomunikasi kepada Allah, sarana itu adalah
shalat.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَاصَلَّى
يُنَاجِيْ رَبَّهُ
“Sesungguhnya apabila salah seorang diantara kalian menunaikan shalat,
maka dia sedang bermunajat (berbisik) kepad Rabbnya (HR: Bukhari)
Dalam hadist Qudsi, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ
عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَاسَأَلَ،
فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ :
اَلْحَمدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، قَالَ اللهُ تَعَلَى: حَمَدَنِيْ عَبْدِ،
وَإِذَاقَالَ :اَلرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِيْ،
وَإِذَاقَالَ: مَالِكِ يَوْمِ
الدِّيْنِ، قَالَ: مَجَدَنِيْ عَبْدِيْ،
فَإِذَاقَالَ: إِيَّاكَ
نَعْبُدُوَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ، قَالَ: هٰذَابَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ
وَلِعَبْدِيْ مَاسَأَلَ،
فَإِذَا قَالَ: اِهْدِنَاالصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ
عَلَيْهِمْ وَلَاالضَّآلِّيْنَ، قَالَ: هٰذَالِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَاسَأَلَ
Aku telah membagi ash-shalat (surat al-Fâtihah) antara Aku dan hamba-Ku
menjadi dua macam, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.
Apabila hamba membaca ‘Segala puji hanya bagi Allâh, Rabb semesta
Alam,’ maka Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’
Jika ia mengucapkan, ‘Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, ‘ maka
Allâh berfirman , ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.
Jika ia mengucapkan, ‘Yang menguasai hari pembalasan, ‘ maka Allâh
berfirman , ‘Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.
Jika ia mengucapkan, ‘Hanya kepada-Nya kami beribadah dan hanya
kepada-Nya kami memohon, ‘ maka Allâh berfirman , ‘Inilah bagian bagi Diri-Ku
dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang diminta.
Dan jika ia mengucapkan, ‘Berilah petunjuk kepada kami atas jalan yang
lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri kenikmatn bagi yang mengikutinya,
bukan jalan yang Engkau murkai dan bukan pula Engkau sesatkan, ‘ maka Allâh
berfirman , ‘Ini bagi hamba-Ku dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dimintanya. (HR:
Muslim)
Agar kita dapat berkomunikasi dengan jelas kepada Allah, maka kita
perlu mencari signal yang paling kuat dalam shalat kita, signal terkuat pada saat
kita shalat adalah sujud.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ
سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabb-nya adalah dalam keadaan dia sujud,
maka perbanyaklah doa”. (HR: Muslim)
Untuk itu gunakan sujudmu sebagai sarana berkomunikasi terbaik kepada
Allah, baik untuk berdoa, curhat atau meminta pertolongan kepada Allah.
Dari Abdullah bin Abbas, beliau berkata:
كَشَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّتَارَةَ وَالنَّاسُ صُفُوفٌ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ مُبَشِّرَاتِ
النُّبُوَّةِ إِلَّا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ أَوْ تُرَى
لَهُ ثُمَّ قَالَ أَلَا إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا
فِي الدُّعَاءِ قَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka sitar dan orang-orang
berbaris di belakang Abu bakar. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata : “Wahai manusia, sungguh tidak sisa dari berita kenabian kecuali mimpi
yang bagus yang dilihat seorang muslim atau terlihat,” kemudian (beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berkata,”Ketahuilah, aku dilarang membaca al
Qur`an dalam keadaan ruku’ dan sujud. Adapun ruku’, maka agungkanlah Rabb
kalian; sedangkan sujud, maka bersungguh-sungguhlah memperbanyak doa, karena
pantas untuk dikabulkan.” (HR: Muslim dan Nasa’i)
Signal terkuat diantara waktu shalat adalah shalat yang dilaksanakan
pada waktu malam, tepatnya sepertiga malam terakhir sebelum waktu shalat
shubuh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ
رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ
صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah
–Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.
Muslim no. 1163)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ
وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ
اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ
يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit
dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa
yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon
kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan
memberikan ampunan untuknya”. (HR: Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
Ingin berkomunikasi dengan Allah?. Gunakan shalatmu sebagai handphone.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar