PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 13 Februari 2019

SEDEKAH YANG TERBALIK (BAGIAN 1)


SEDEKAH YANG TERBALIK (BAGIAN 1)

Oleh:
Yan Karta Sakamira
13 Februari 2019

Saudaraku sesama muslim, sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan, karena pemberian itu sangat membantu saudara kita yang memerlukan.

Rasulullah bersabda:

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”(HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029)

Namun dalam pelaksanaannya, pemberian sedekah sering terbalik, sedekah seharusnya diutamakan diberikan kepada orang yang tidak mampu, bukan kepada orang yang mampu. Sebagai contoh si Fulan ingin mengadakan sukuran dengan memotong ayam, dan akan dibagikan kepada teman-teman kantornya, sedangkan di kantor si Fulan ada tiga golongan pekerja, atasan (bos), karyawan, dan cleaning service.

Dalam pembagian sedekah si Fulan, si Bos diberi satu potong dada ayam, karyawan diberi satu potong paha ayam dan cleaning service diberi satu potong ceker ayam. Pertanyaannya, mengapa si Bos (orang yang mampu), diberi lebih banyak (satu potong dada ayam), sedangkan cleaning service (orang kurang mampu) diberi satu ceker ayam. Ini adalah sedekah yang terbalik, seharusnya orang yang kurang mampu harus diberi porsi yang lebih banyak.

Kalau begitu apakah si Bos cukup dikasih satu potong ceker ayam? Jawabannya jangan, nanti si Bos tersinggung, membuat orang tersinggung juga tidak boleh. Terus bagaimana solusinya?

Dalam pemberian sedekah yang baik, jika si Bos dapat satu potong dada ayam, seharusnya cleaning service mendapatkan lebih banyak lagi yaitu dua potong dada ayam, kalaupun hal itu belum mampu dilaksanakan, minimal memberikan sedekah yang sama baik yang mampu maupun yang kurang mampu. Jangan terbalik.

Rasulullah bersabda:

 “Jika salah seorang diantaramu miskin, hendaklah dimulai dengan dirinya, jika ada kelebihan maka untuk keluarganya, jika ada kelebihan lagi untuk kerabatnya.” Juga beliau bersabda : “Untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada barulah untuk ini dan itu.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Jangan takut miskin dengan sedekah, karena setiap harta yang disedekahkan, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).


Semoga bermanfaat. Aamiin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar