PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Senin, 04 Februari 2019

JANGAN SEPERTI BANI ISRAIL


JANGAN SEPERTI BANI ISRAIL

Oleh:
Yan Karta Sakamira
4 Februari 2019

Saudaraku sesama muslim, jika melaksanakan perintah Alah, jangan banyak bertanya seperti Bani Israil, sehingga perintah itu menjadi menyulitkan.

Perhatikan perintah Allah kepada Bani Israil:

Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا بَقَرَةً ۖ قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Sesung­guhnya Allah menyuruh kalian menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata, "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab, "Aku berlindung kepada Allah akan termasuk golongan orang-orang yang jahil." (QS, Al Baqarah, 67)

Perintah Allah kepada Bani Israil adalah: Allah menyuruh Bani Israil menyembelih seekor sapi betina, sebenarnya perintah ini mudah, hanya disuruh menyembelih seekor sapi betina mana saja, seandainya perintah itu langsung dilaksanakan, perintah itu sangat mudah, namun perintah itu menjadi sulit karena Bani Israil terlalu banyak bertanya dalam menjalankan perintah Allah.

Perhatikan bagaimana Bani Israil terlalu banyak bertanya dalam menjalankan perintah Allah.

Allah berfirman:

قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا فَارِضٌ وَلا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ فَافْعَلُوا مَا تُؤْمَرُونَ (٦٨)

“Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman, bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". (QS, Al Baqarah, 68)

Akibat Bani Israil meminta kepada Allah (bertanya) untuk menjelaskan kriteria sapi betina yang akan disembelih, maka kriteria sapi betina yang akan disembelih menjadi sulit (banyak).

Kreteria pertama: menyembelih sapi betina
Kreteria kedua: menyembelih sapi betina, yang tidak tua dan tidak muda. (ada tambahan kriteria umur), tambahan kriteria umur ini akibat adanya pertanyaan Bani Israil kepada Allah. Setelah dijawab Allah, ternyata Bani Israil masih belum mengerjakan juga perintah, namun bertanya lagi.

Berikut pernyaan Bani Israil yang kedua:

Allah berfirman:

قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ (٦٩)

“Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya." (QS, Al Baqarah, 69)

Akibat pertanyyaan Bani Israil yang kedua ini, kriteria sapi betina yang akan disembelih menjadi bertambah lagi:

Kriteria pertama: menyembelih sapi betina
Kriteria kedua: menyembelih sapi betina, yang tidak tua dan tidak muda. (ada tambahan kriteria umur)
Kriteria ketiga: menyembelih sapi betina, yang tidak tua dan tidak muda, yang warnanya kuning tua dan yang menyenangkan orang melihatnya. (ada tambahan kriteria warna, dan menyenangkan dilihat)

Sampai disini ternyata Bani Israil belum juga melaksanakan perintah, tetapi masih bertanya lagi, berikut pertanyaan Bani Israil yang ketiga:

Allah berfirman:

قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ (٧٠)

“Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada Kami tentang (sapi betina) itu. (Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." (QS, Al Baqarah, 70)

قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا ذَلُولٌ تُثِيرُ الأرْضَ وَلا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لا شِيَةَ فِيهَا قَالُوا الآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ (٧١)

“Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang." Mereka berkata: "Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya". Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu”. (QS, Al Baqarah, 71)

Akibat pertanyaan ketiga ini, kriteria sapi yang akan disembelih menjadi bertambah lagi, ada tambahan kriteria: tidak pernah dipakai membajak, tidak dipakai untuk mengairi tanaman, sehat dan tanpa belang.

Akibat tiga kali pertanyaan Bani Israil, perintah Allah yang awalnya: menyembelih sapi betina (satu kriteria), menjadi 8 (delapan) kriteria: menyembelih sapi betina, yang tidak tua tidak muda, yang warnanya kuning tua, yang menyenangkan orang melihatnya, yang tidak pernah dipakai untuk membajak, yang tidak pernah dipakai untuk mengairi tanaman, yang sehat, dan yang tanpa belang.

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah, kalau kita banyak bertanya dalam masalah menjalankan perintah Allah, maka perintah tersebut akan menyulitkan dalam pelaksanaannya.

Sebagai contoh, perintah Allah untuk melaksanakan dzikir.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS, al-Ahzab:41-42)

Jika kita mendapat perintah dzikir, maka langkah terbaik adalah melaksakan perintah tersebut, dimanapun dan kapanpun. Tidak perlu ditanyakan, tempatnya di masjid atau di rumah?. Boleh tidak berdzikir di kantor?. Dzikirnya pakai suara pelan atau keras?. Boleh tidak pakai pengeras suara?. Dzikirnya perlu wudhu dulu atau tidak?. Dzikirnya harus duduk atau boleh berdiri?. Boleh tidak berdzikir sambil melaksanakan pekerjaan?. Dan seterusnya. Semakin banyak pertanyaan, semakin membuat kita  bingung dan akhirnya tidak jadi melaksanakan dzikir. Dan yang lebih parah lagi, kita sering disibukan berdebat tentang masalah yang berhubungan dengan dzikir.

Ingat kita diperintah berdzikir, bukan diperintah berdebat tentang dzikir, ini perlu digaris bawahi.

Kalau kita ingin menambah amalan sunnah yang lain, misalnya bagaimana cara melaksanakan dzikir yang baik, maka tirulah cara rasulullah (sesuai dengan tuntunan Rasulullah), selama tidak ada tuntunan dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, maka kerjakan semampunya (tidak perlu banyak bertanya, dan berselisih), namun jika kita ingin mengetahui lebih jauh, apakah ada dalil tentang cara ibadah ini dan itu, tanyakan kepada ahlinya (jangan berdebat), baik saat menghadiri majlis ilmu atau melalui media lainnya.


Dampak banyak bertanya (berselisih) tentang masalah ibadah:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” (HR: Bukhari dan Muslim).


Kerjakan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah (jangan berselisih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)


Jika berbeda pendapat tentang masalah ibadah (berselisih), kembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

Allah Ta’ala berfirman:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً)

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).


Jadi kesimpulannya, jika mau mengerjakan perintah Allah apa saja, maka segera kerjakan perintah itu seperti yang diajarkan rasululullah, tidak perlu banyak bertanya (berselisih).

Semoga Allah memberikan kepada taufik dan hidayah kepada kita, serta memberikan kesabaran dan  istiqamah dalam beribadah kepada-Nya. Aamiin.

Semoga bermanfaat. Aamiin.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar