PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Sabtu, 24 September 2011

PERSIAPAN PERAN MENJADI IBU

Dr. Suparyanto, M.Kes

PERSIAPAN PERAN MENJADI IBU

  • Transisi menjadi orang tua merujuk pada periode waktu yang cukup singkat dari awal kehamilan sampai bulan pertama memiliki anak. Sebuah faktor umum pada ibu dari anak yang melekat tanpa rasa takut atau cemas adalah konsep penyesuaian diri maternal (Henderson, C, 2005: 529).
  • Konsep dirinya berubah secara bertahap dengan melalui tugas perkembangan yang pasti dan tuntas meliputi :
1). Kesiapan menyambut kehamilan
  • Kesiapan menyambut kehamilan dicerminkan dalam kesiapan dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan. Seorang wanita memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan,baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan,bergantung dengan keadaan. Sebagian wanita lain menerima kehamilan sebagai kehendak alam dan bahkan pada beberapa wanita termasuk banyak remaja, kehamilan merupakan akibat percobaan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi. Awalnya mereka terkejut ketika tahu bahwa dirinya hamil, namun seiring waktu mereka akan menerima kehadiran seorang anak. (Bobak, 2004 ; 126)

2). Identifikasi peran ibu
  • Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori ketika ia sebagai anak, diasuh oleh ibunya.
  • Banyak wanita menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak dan menanti untuk menjadi seorang ibu dapat mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan adaptasi prenatal serta adaptasi menjadi orang tua (Bobak, 2004:127-128).
  • Identifikasi peran ibu dipengaruhi pula oleh hal-hal berikut diantaranya:
a). Hubungan ibu - anak perempuan
  • Empat komponen penting hubungan antara seorang wanita hamil :
  1. Kesediaan ibu (pada masa lalu dan saat ini)
  2. Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya
  3. Penghargaan terhadap kehamilan anaknya
  4. Kesediaan ibu untuk menceritakan kenangannya.

b). Hubungan dengan pasangan
  • Hubungan istri dan suami dapat bertambah dekat selama masa kehamilan. Bahkan, pada wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala ibunya yaitu emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas.

c). Hubungan Seksual
  • Ekspresi seksual selama kehamilan bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor –faktor fisik, emosi dan interaksi, termasuk tahayul tentang seks selama masa hamil,dan perubahan fisik wanita.

d). Hubungan ibu -anak
  • Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu.
  • Tiga fase dalam pola perkembangan yang berlangsung sepanjang masa hamil:
a. Pada fase ke 1
  • Wanita menerima fakta biologis kehamilan. Pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri dan pada realitas awal kehamilan itu sendiri.
b. Pada fase ke 2
  • Ibu menerima janin yang bertumbuh sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya dan seorang yang perlu dirawat. Pusat perhatian lebih difokuskan pada anak yang dikandung.
c. Pada fase ke 3
  • Ibu mulai dengan realistis mempersiapkan diri untuk melahirkan dan mengasuh bayinya.(bobak,2004: 128-129)

3). Menyiapkan kelahiran bayi
  • Banyak wanita, khususnya wanita nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan dengan membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang belum dikenal) untuk memberi mereka nasehat, arahan dan perawatan dalam melahirkan.
  • Menurut Lederman (1984) yang dikutip oleh Bobak (2004) persiapan paling baik untuk melalui persalinan ialah "kesadaran yang sehat tentang kenyataan tersebut-kewaspadaan terhadap kerja nyeri, dan resiko, yang diimbangi dengan perasaan suka cita dan pengharapan akan hasil akhir yang menggembirakan".
  • Kesadaran untuk mendapatkan kondisi sehat ini bisa dilihat dari
  1. Kunjungan pertama. Hal ini dapat berlangsung di RS atau di komunitas.
  2. Diketahui taksiran persalinan. Hal ini dapat mencegah keraguan keberlanjutan kehamilan jika terhadap kecurigaan tentang pertumbuhan janin yang buruk.
  3. Mengidentifikasi masalah potensial. Dengan adanya pemeriksaan yang dijadwalkan dapat dijadikan kesempatan yang baik untuk mendiskusikan gaya melahirkan dan untuk menguraikan beberapa pilihan diagnosa prenatal.
  4. Perawatan di komunitas atau perawatan di RS. Ibu dapat memilih sendiri perawatan yang ingin diperolehnya, baik itu di komunitas maupun di RS sesuai dengan kondisi.
  5. Melahirkan di RS atau di rumah. Pilihan tempat melahirkan hares merupakan pilihan yang dibuat oleh wanita. Setiap wanita memiliki hak untuk melahirkan bayinya di rumah ataupun fasilitas kesehatan yang memberikan bantuan medis dan kebidanan, namun tetap disesuaikan dengan keadaan ibu hamil tersebut (Henderson, 2005).

4). Adaptasi Maternal
  • Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua.pada periode ini terutama perempuan yang sehat akan mencari petunjuk dan perawatan secara teratur. Wanita segala umur selama beberapa bulan kehamilannya beradaptasi untuk berperan sebagai ibu, suatu proses belajar yang kompleks secara sosial dan kognitif (salmah,2006:75).
  • Kehmilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress. Namun, jika risis tersebut dapat ditanggulangi, wanita menjadi siap untuk memasuki fase baru, yaitu mengemban tanggung jawabdan merawat kehamilannya. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran baru secara bertahap, berubah dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi seseorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat seorang individu lain (susanti, 2008; 8).
  • Adaptasi atau penyesuaian selama kehamilan ini dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
A. Adaptasi / Respon Fisiologis Ibu terhadap kehamilan
  • Respon fisiologis normal ini merupakan upaya adaptif tubuh ibu terhadap janin yang sedang berkembang. Terdapat perubahan-perubahan yang terjadi pada genitalia eksternal dan internal dan pada payudara yang dikarenakan hormon somatomammotropin, estrogen dan progesteron yang mengalami perubahan (Wiknjosastro, H, 2002).
  • Perubahan Fisiologis yang dialami ibu sebagai respon terhadap tuntunan janin, diantaranya:
a). Uterus.
  • Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai stimulus kadar estrogen dan progresteron yang meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh:
  1. Peningkatan vasikularisasi dan dilatasi pembuluh darah
  2. Hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada).
  3. Perkembangan desidua. Pertumbuhan uterus uterus disebabkan oleh tekanan mekanis akibat pertumbuhan janin. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding – dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Pada saat konsepsi uterus berbentuk seperti buah pir terbalik. Selama trimester kedua bentuk uterus menjadi lebih besar, lonjong, dan membesar keluar rongga panggul menuju rongga abdomen sampai setinggi pusat. Dan saat trimester ketiga uterus membesar secara bertahap sampai prosesus xipoideus dan tinggi fundus uteri terjadi penurunan pada minggu ke- 38 sampai ke-40 karena janin masuk ke pintu atas panggul (lightening) (bobak,2004;107-108). Dan beratnya uterus pun bertambah sebelumhamil yaitu sekitar 30 gram sampai massa uterus sekitar 1000 gram (Manuaba,2010)
  • Perimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan progesteron mengalami perubahan konsentrasi, sehingga progesteron mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yaitu disebut Braxton hicks (Manuaba,2010).
b). Serviks uteri
  • Terjadinya perlunakan pada servik disebabkan oleh pembuluh darah dalam servik bertambah sehingga metimbulkan edema pada servik dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servik.
c). Vagina dan vulva
  • Vulva dan vagina mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh sehingga tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks). Elastisitas vagina bertambah sebagai persiapan persalinan. (manuaba,2010).
d). Ovarium
  • Fertilisasi dan implantasi membuat berhentinya maturisasi folikel dan ovulasi. Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
e). Mamma
  • Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron, dan somatomammotropin.
  • Fungsi hormon untuk mempersiapkan ASI yaitu:
  1. Estrogen (Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara; Menimbulkan penimbunan lemak, air dan garam sehingga payudara tampak makin membesar; Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara)
  2. Progesterone (Mempersiapkan asinus sehinga dapat berfungsi; Menambah jumlah sel asinus)
  3. Somatomammoiropin (Mempengaruhi sel sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobin; Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara; Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan)

  • Penampakan pada payudara pada ibu hamil adalah :
  1. Payudara menjadi lebih besar
  2. Terjadi hiperpigmentasi areola mamae
  3. Glandula montogomery makin tampak
  4. Puting susu makin menonjol
  5. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari prolaktine inhibiting hormone.
  6. Setelah peralinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga ASI dapat keluar (Manuaba,2010)
f). Dinding perut
  • Pada kehamilan primigravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut atau disebut striae
g). Sirkulasi darah
  • Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya peningkatan kebutuhan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan perkembagan dan pertumbuhan jaanin, hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenta, dan pengaruh hormone estrogen dan progesrteron meningkat. Volume darah lebih besar dari pertumbuhan darah,sehingga terjadi pengenceran darah (haemodilusi). 
  • Puncak kehamilan 32 minggu volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25-30% sedangkan sel darah bertambah 20% dan diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/ml, dan produksi trombositpun meningkat pula (Manuaba,2010).
h). Sistem respirasi
  • Pada kehamilan terjadi perubahan pada system respirasi untuk memenuhi O2 disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang semakin membesar pada umur kehmilan 32 minggu. Oleh hal itu ibu hamil membutuhkan bernafas sekitar 20-25% (Manuaba,2010).
i). Sistem pencernaan
  • Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan:
  1. Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
  2. Daerah lambung terasa panas
  3. Terjadi mual,muntah dan sakit/pusing pada kepala terutama pagi hari,( morning sickness)
  4. Progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi
j). Traktus urinarius
  • Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul menimbulkan kandung kencing cepet terasa panuh dan sering kencing. Keadaan ini menyebabkan terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolism air makin lancar sehingga pembentukan air senipun akan bertambah, filtrasi pada glomerulus juga bertambah sekitar 65- 70%. (Manuaba, 2010)
k). Kulit
  • Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai chloasma gravidarum.
  • Pada perut terdapat linea alba, sedangkan garis retak-retak pada perut juga bisa disebut striae livide, yang pada kehamilan selanjutnya bahkan menjadi striae albicans.
l). Metabolisme dalam kehamilan
  • Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.
  • Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mamma, dan untuk janin. Pritein harus disimpan pula untuk kelak dapat dikeluarkan pada laktasi. Diperkirakan diperlukan satu gram protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalsium dibutuhkan sekitar 30-40% gram yang digunakan untuk pembentukan tulang-tulang janin dan ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Kadar kolesterol pada ibu hamil dapat meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 ml, dan diperlukan pula tambahan zat besi sekitar 800 mg.
  • Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira di antara 6,5-16,5 kg dan rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir yang disebabkan oleh, 1) hasil konsepsi fetus, plasenta, dan likuor amnii; dan 2) dari ibu sendiri: uterus dan mamma yang membesar, volume darah meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan akhirnya adanya retensi air (Wiknjosastro, H, 2002).

B. Adaptasi psikologis terhadap kehamilan
  • Penyesuaian terhadap peran orang tua merupakan salah satu peristiwa kehidupan yang paling membuat stress. Sedangkan kehamilan sendiri ditempatkan pada urutan ke 12 dari kehidupan yang paling membuat stress (Henderson, 2005: 108).
  • Rasa khawatir dan ansietas dalam kehamilan relatif umum terjadi, karena pada kenyataannya ansietas dalam tingkat tertentu dapat berperan sebagai faktor motivasi dalam mempersiapkan peran menjadi orang tua. (Henderson, 2005: 110).
  • Tahap – tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:
a. Anticipatory stage
  • Seorang ibu mulai melakikan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
b. Honeymoon stage
  • Ibu mulai memahami peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga lain.
c. Pleteu stage
  • Ibu akan mencoba apakah mampu berperan sebagai ibu. Tahap ini memerlukan waktu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
  • Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan respon dan emosional dalam beradaptasi diantaranya :
a). Direncanakan atau tidak direncanakan
  • Kehamilan yang tidak direncanakan cenderung menyebabkan peningkatan stress walaupun pada akhirnya stress tersebut akan berkurang seiring perjalanan waktu pada sebagian besar wanita yang kehamilannya tidak direncanakan relatif berlangsung secara efektif sehingga akhirnya mampu menyesuaikan diri dengan bayinya dan mengalami sedikit gangguan psikologis.
b). Efek beberapa faktor obstetri
  • Pengalaman yang terkait dengan komplikasi kehamilan, seperti hipertensi, kehamilan multipel, hemoragi antepartum dan lain-lain cenderung meningkatkan ansietas selama kehamilan. Kekhawatiran dan ansietas akibat medis yang dialami, sering kali berfokus pada masalah apakah medikasi dapat mempengaruhi bayi.
c). Ansietas dan usia
  • Menurut (Spirito, 1992) dikutip oleh Henderson bahwa wanita yang lebih muda dan wanita yang tidak menikah lebih cenderung beresiko mengalami peningkatan distress emosional. Beberapa unsur yang diidentifikasi memiliki berbagai efek tentang bagaimana wanita menyesuaikan diri terhadap kehamilan ialah isu tingkat pendidikan dan pekerjaan, keamanan finansial, tingkat pendukung sosial dam faktor sosial lainnya, serta tipe perawatan maternitas diterima. 
  • Pada sebuah penelitian juga dilaporkan bahwa wanita berusia lebih dari 35 tahun melaporkan lebih sedikit gejala somatik dan mempunyai persepsi yang lebih positif terhadap tubuh mereka daripada wanita yang berusia lebih muda pada kehamilan tahap lanjut.
d). Penggunaan dan penyalahgunaan obat
  • Wanita perokok atau alkoholik dan ketergantungan obat dalam masa kehamilan, dapat mengalami peningkatan ansietas tentang bayi yang sedang berkembang, dikarenakan dia menyadari masalah yang mungkin muncul dan merasa sangat bersalah serta mengalami pergolakan emosional selama kehamilan. Selain itu, wanita hamil yang tergantung pada obat–obatan atau alkohol mungkin merasa takut akan kemungkinan intervensi yang dilakukan lembaga, seperti pelayanan sosial, mengintervensi masalahnya dan mungkin bayi mereka harus dirawat yang bahkan pada gilirannya membuat mereka mengalami lebih banyak tekanan emosi. (Henderson, 2005).
e). Citra perubahan tubuh
  • Beberapa penelitian menekankan bahwa banyak wanita tidak puas dengan citra tubuh mereka selama hamil. Perubahan tubuh selama kehamilan dapat membuat beberapa wanita mengalami "perubahan citra tubuh" yang bisa dikatakan sebagai suatu keadaan distres personal yang diidentifikasikan oleh individu yang mengidentifikasi bahwa tubuh mereka tidak lagi mendukung harga diri dan yang disfungsional, membatasi interaksi sosial mereka dengan orang lain, menyatakan bahwa bagi sebagian besar wanita kehamilan tidak menyebabkan perubahan citra tubuh karena kehamilan itu relatif bersifat sementara.
  • Perasaan bahwa diri mereka menarik atau memiliki citra tubuh positif diperlukan untuk mempertahankan kepercayaan dan harga diri. Sebaliknya citra tubuh negatif dapat menciptakan citra diri negatif, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah atau gangguan psikologis jangka panjang. Citra ideal meliputi semua ide yang dimiliki ibu tentang karakteristik positif dan aktifitas wanita yang menjadi ibu. (Henderson, 2005: 111- 117).
  • Identitas maternal dicapai melalui proses aktifitas taking-in, aktivitas taking-on, dan aktivitas letting-go
a). Aktivitas taking-on: meniru (mimicry) dan bermain peran (role play)
  • Mimicry adalah meniru perbuatan / sikap orang lain yang menjadi model baginya( missal wanita yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti( bagaimana kehamilan,melahirkan dan merawat bayi) yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
  • Role play adalah si calon ibu akan berbuat sesuatu yang nantinya akan diterapkan untuk diri sendiri, misalnya mencoba mengendong, menyuapi, memakaikan popok, dan jua membyangkan dia merawat bayinya.
b). Aktivitas taking-in: fantasi dan introjeksi-proyeksi-rejeksi
  • Fantasi adalah seorang wnita membayangkan dirinya nanti saat melahirkan, hubungan dengan suami serta keluarga setelah persalinan dan bagaimana dia berperilaku.
  • Introjeksi,proyeksi dan rejeksi merupakan proses aktif dimana wanita membandingkan model dengan sudut pandangnya sendiri dan mengambil keputusan tentang adopsi atau rejeksi suatu model.
c). Aktivitas letting-go: grif-work
  • Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya melepas peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi sesuai atau tidak mungkin lagi dilakukan.(Salmah,2008:92)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WANITA UNTUK BERADAPTASI SEBAGAI IBU, YAITU : 

1. Lingkungan sosial
  • Ibu hamil memerlukan lingkungan yang menerima anaknya, sehingga dapat membantu mendapatkan identitasnya sebagai ibu. Pada saat ini sikap lingkungan pada wanita hamil telah banyak mengalami perubahan. Bahkan kini ada peraturan yang dibuat untuk melindungi wanita hamil pada lingkungan tempat kerjanya. Diharapkan lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan ibu hamil itu sendiri. Dengan kata lain bagaimana ibu hamil tersebut mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri.
2. Dukungan sosial
  • Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil adalah faktor yang penting. Ibu selama masa kehamilannya memerlukan dua kebutuhan yaitu perasaan dicintai, nilai-nilai dan mempunyai anak dari suaminya. Jaringan sosial sering kali dipakai sebagai sumber terbesar untuk mendapatkan nasehat kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dari pasangan merupakan faktor penting
3. Tipe perawatan profesional dengan dukungan yang diterima
  • Perawatan di desain untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan fetus dan ditemukan keadaan yang abnormal sebagai antisipasi kelahirannya. Ibu dan keluarga juga membutuhkan dukungan karena stress dan pusat perhatian menjadi orang tua baru.
  • Menurut (Rubin, 1970) yang dikutip oleh Bobak (2004), disebutkan bahwa wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya, sehingga meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan. Akan tetapi pada beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat mungkin menunda melalui pengawasan dan perawatan.
4. Proses psikologis yang disadari dan tidak disadari
  • Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari kehidupan keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak.
  • Kehamilan juga merupakan periode transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggung jawab untuk menjadi seorang ibu.
  • Bahkan perlu dipelihara keterbukaan, keseimbangan, menjaga tugas perkembangan serta mengerti bantuan dan dukungan agar tidak terjadi karena tidak tertanggulangi krisis yang disebabkan oleh kelemahan, ego, kehilangan pertahanan diri, serta tidak tertanggulangi masalah yang muncul. dan perubahan hubungan.
  • Respon emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil diantaranya :
a). Menerima kehamilan
  • Menurut Lederman (1984) yang dikutip oleh Bobak (2004), disebutkan bahwa langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu adalah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut.
  • Langkah pertama untuk menerima kehamilan tersebut diantaranya : a.Amenore (tidak haid); b.Tes hamil dinyatakan positif; c.Pikiran terpusat pada dirinya; d.Fetus adalah bagian dari dirfnya; e.Fetus seolah-olah tidak nyata
b). Respon emosional
  • Secara umum semua ibu hamil memiliki keadaan umum yang baik, tapi kelabilan emosional yang disebabkan oleh perubahan hormon juga sering terlihat terutama pada perubahan mood yang cepat dan umum dijumpai. Respon emosional ini, diantaranya meliputi :
a. Ambivalen
  • Ambivalen adalah respon normal yang diakuni individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil.
  • Menurut (Lederman, 1984) yang dikutip oleh Bobak (2004) perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester ketiga dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi.
b. Cemas
  • Menurut (David 1961, Crandon 1979) yang dikutip oleh Bobak (2004), tingginya kecemasan pada ibu hamil dihubungkan dengan kejadian abnormal sebelumnya, misalnya abortus, kasus-kasus yang terjadi pada akhir kehamilan. Dan tingkat kecemasan mempunyai efek negatif pada reaksi status kesehatan terhadap ibu hamil.
c. Depresi
  • Banyak penelitian tentang depresi berfokus pada post partum atau memiliki depresi antenatal sebagai usaha untuk memprediksi depresi post partum (Bobak, 2004).
  • Bila salah satu respon psikologi ini tidak dapat ditanggulangi, akan menghasilkan perilaku yang tidak bisa beradaptasi pada satu atau lebih anggota keluarga dan keluarga kecil. Umumnya depresi yaitu suasana hati yang terus berubah-ubah ini terjadi di trimester pertama. Perasaan yang tidak menentu setelah dinyatakan posititf seringkali terjadi pada ibu yang pertama kali hamil.Wanita yang beresiko depresi adalah mereka yang mempunyai riwayat kelainan emosi pribadi keluarga, stress sosial ekonomi, kurangnya dukungan emosi dari suami, kecemasan dan kesehatan sendiri dan bayi (Kasdu, 2001).
d. Stress
  • Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-ubah.
  • Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)" (Hawari, 2001).
  • Oleh karena itu, apabila terjadi gangguan pads jasmani, akan menimbulkan usaha penyesuaian secara fisik atau somatik. Demikian pula apabila terjadi gangguan pada unsur rohani, akan menimbulkan usaha penyesuaian secara psikologis. Usaha yang dilakukan organisme untuk mengatasi stress agar terjadi keseimbangan yang terus-menerus dalam batas tertentu dan tetap dapat mempertahankan hidup dinamakan homeostasis.
  • Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental (stresor psikososial) sehingga-bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi untuk menanggulanginya.
  • Cara Mengendalikan Stress
  • Mengendalikan stres menurut Grant Brecht (2000) sebagai berikut :
  1. Sikap, keyakinan, dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih dahulu menyalahkan orang lain sebelum introspeksi din dengan pengendalian internal.
  2. Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan: (Kemampuan menyadari (awareness skills); Kemampuan untuk menerima (acepetance skills); Kemampuan untuk menghadapi (coping skills); Kemampuan untuk bertindak (action skills).
  3. Perhatikan diri, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan.
  4. Kembangkan sikap efisien.
  5. Relaksasi.
  6. Visualisasi (angan-angan terarah).
  7. Circuit breaker dan koridor stres. (Susanti, 2008)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Alimul H, Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
  2. Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  3. Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
  4. Brooker, C, 2001. Kamus Saku Keperawatan .Ed : 31 . Jakarta : EGC
  5. Bryar, 2008. Teori Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC
  6. Ella, 2010. Gender Analysis Pathway (GAP) dalam Program Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). .http://www.kemenkes.co.id. Diakses pada tanggal 12/02/2011.
  7. Henderson, C, 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
  8. Hartanto, H, 2004.kamus ringkasan kedokteran STEDMAN untuk profesi kesehatan. Ed: 4. Jakarta : EGC
  9. Hidayat, 2007.Metodologi Penelitian Kebidanan dan teknikanalisis data
  10. Hirchiff S, 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta :EGC.
  11. Kasdu, D, Meiliasari, M, 2001. Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan Bacaan Bagi Calon Ayah dan Ibu. Jakarta : 35 Publisher.
  12. Manuaba, I, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :EGC.
  13. Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius. Tanya Perpus.
  14. Notoatmojo, 2003. Pendidikan Dan prilaku kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
  15. Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  16. Nursalam, Siti Pariani. 2001. Metodologi Riset keperawatan. Jakarta : CV Sugeng seto.
  17. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
  18. Pillitteri, adele, 2002 Buku Suku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC.
  19. Saifuddin, AB, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Nasional. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
  20. Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
  21. Sugiri, 2007. Tingkat Kelahiran di Indonesia, http://www.Depkes.co.id,Jakarta Diakses pada Tanggal 12/02/20011
  22. Susanti, 2008. Psikologi Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
  23. Walsh, 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : 2007.
  24. Wiknjosastro, H, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar