Dr. Suparyanto, M.Kes
KONSEP DASAR MINAT
- Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Sebaliknya, kesenangan merupakan minat yang sementara. Ia berbeda dari minat bukan dalam kualitas melainkan dalam ketetapan (persistence). Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat. Namun ia segera berkurang karena kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang sementara. Minat lebih tetap (persistent) karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang (Hurlock, 1999).
- Adalah penting mengenal perbedaan antara minat dan kesenangan, dan menyadari bahwa kesenangan sering kemudian mengarah ke kebosanan, karena minat dan kebosanan berpengaruh pada penyesuaian pribadi dan sosial. Suatu kegiatan yang tidak memuaskan, merangsang atau menantang individu disebut “membosankan”. individu tidak mampu melihat bagaimana kegiatan itu dapat memberikan keuntungan pribadi atau kepuasan. Jadi kebosanan, yang terdiri dari perasaan jemu dan ketidakpuasan, merupakan lawan dari minat (Hurlock, 1999).
- Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock, “bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia, sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan”. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh (Hurlock, 1999).
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
1). Aspek Kognitif
- Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
2). Aspek Afektif
- Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting. yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
3). Aspek Psikomotor
- Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat (Hurlock, 1999).
1. PENGERTIAN MINAT
- Menurut Kamisa (1997) Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan.
- Menurut Gunarso (1995) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
- Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. (Hurlock, 1999).
- Menurut Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut .
- Menurut Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
2. Faktor Timbulnya Minat
a. Faktor timbulnya minat dilihat dari internalnya, menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004), terdiri dari tiga faktor :
1). Faktor Dorongan Dari Dalam
- Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
- Faktor dorongan dalam adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhan; (e) keinginan; (f) kepuasan; (g) prestasi yang diharapkan (Sudrajat, 2007).
2). Faktor Motivasi Sosial
- Yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat unutk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperolah penghargaan dari keluarga atau teman.
- Motivasi sosial adalah suatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun kita pelajari dalam kelompok sosial di mana kita hidup. Motivasi sosial ini mencerminkan pula karakteristik dari seseorang dan merupakan komponen yang penting dari kepribadiannya. Karena motivasi sosial ini dipelajari, maka kuatnya kebutuhan berbeda dari satu orang kepada orang lain. Semua ini bergantung pada pengalaman hidup yang dipelajarinya dan hal ini akan mencerminkan keunikan kepribadian individu (Notoatmodjo, 2003).
3). Faktor Emosional
- Yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
- Kata emosi adalah kata serapan dari bahasa inggris, yakni “emotion”. Dalam kamus, kata “emotion” digunakan untuk menggambarkan perasaan yang sangat mnyenangkan atau sangat mengganggu. Misalnya anda merasakan perasaan yang kuat akan sesuatu dan menyanangkan saat bersama seseorang, mungkin anada menganggap diri anda sedang dalam keadaan emosi. Jenisnya, emosi cinta (Mendatu, 2007)
b. Faktor timbulnya minat dilihat dari eksternalnya menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004) :
1). Sosial Budaya
- Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur, yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat di keluarga. Manusia mempelajari kelakuannya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan seseorang.
2). Lingkungan
- Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti lingkungannya.
3. KONDISI YANG MEMPENGARUHI MINAT
Menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004) adalah:
a). Status ekonomi
- Hurlock (1999), Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
- Menurut Benyamin Luminto (1998), bahwa tingkat pencapaian pelayanan medis ditentukan oleh biaya yang meningkat, sehingga faktor ekonomi menjadi penyebab naik turunnya tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan, terutama oleh si miskin.
- Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang, ada dua konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu pendapatan dan kekayaan. Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan dividen serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial (Samuelson dan William, 1999).
- Distribusi pendapatan adalah pengukuran untuk mengukur kemiskinan relatif. Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan menggabungkan seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan perorang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok- kelompok berbeda yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang mereka terima (Remi dan Tjiptoherijanto, 2002).
- Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Saat ini standar UMR adalah Rp 670. 000.
- Karena penghasilan yang cukup akan memotivasi seseorang memilih alat kontrasepsi yang lebih baik pula. Sejalan dengan pendapat dari Birdsall dan Chester, 1987 yang mengatakan bahwa Pengguna kontrasepsi memerlukan sejumlah biaya untuk memperoleh dan menggunakan kontrasepsi selain biaya untuk alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi yang efektif mengurangi ketidak pastian tentang kapan melahirkan anak, dan memberi kesempatan untuk memanfaatkan waktu dan tenaga pada peran ekonomi dalam keluarga.
- Pembagian Status Ekonomi masyarakat Jombang tahun 2010 menurut Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Jombang adalah :
- Tingkat Ekonomi Atas : > Rp. 2.000.000/bulan.
- Tingkat Ekonomi Menengah :Rp.1.000.000 Rp2.000.000/bulan
- Tingkat Ekonomi Rendah : < Rp.1.000.0000/bulan
b) Pendidikan
- Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”.
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2003).
- Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal mepunyai sumbangan yang sangat berharga bagi perubahan dalam masyarakat, dapat memajukan masyarakat dan pembangunan. Sedangkan pendidikan nonformal dapat diperoleh anggota keluarga dan masyarakat sepanjang hayat baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat sekitar. Kaitan proses pendidikan dengan pembangunan khususnya pembangunan manusia, dijelaskan bahwa pendidikan dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan yaitu pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. lebih lanjut, jenjang (tingkat) pendidikan terdiri atas pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Soedijarto, 2000).
- Tingkat pendidikan adalah lamanya pendidikan seseorang yang didasarkan atas kemampuan dan kesempatan seseorang mengikuti satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Satuan pendidikan merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan.
- Jenjang pendidikan adalah tingkatan pendidikan persekolahan yang berkesinambungan antara satu jenjang dengan jenjang yang lainnya. Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Mudyahardjo, 2008).
Jenjang pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas No 2 tahun 1989 ialah:
1). Pendidikan Dasar
- Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dimasyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
2). Pendidikan Menengah
- Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
3). Pendidikan Tinggi
- Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan /atau kesenian.
- Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Dapat diartikan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu membuat manusia dapat mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.
c). Situasional (Orang dan Lingkungan)
- Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.
d). Keadaan Psikis
- (Perry, 2003) Keadaan psikis yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat adalah kecemasan. Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa. Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut. Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis. Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari. Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun. Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan.
4. ASPEK MINAT
- Krathwolh dkk dalam Purwanto (2004) mengemukakan bahwa minat termasuk dalam afektif (istilahnya Bloom). Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Taksonomi Bloom dalam Notoatmodjo (2007) meliputi lima kategori :
- Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima perhatian yang terpilih. Merupakan masa dimana kita menerima rangsangan melalui panca indra.
- Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.
- Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
- Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan penyusunan langkah terhadap nilai baru yang diterima.
- Pencirian (characterization) kemamuan dalam memahami ciri dari nilai baru yang diterima.
5. KRITERIA MINAT
- Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi :
- Rendah. Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat.
- Sedang. Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
- Tinggi. Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
6. CARA MENIMBULKAN MINAT
- Minat dapat ditimbulkan dengan cara: (Effendi dan Praja, 1993)
- Membangkitkan suatu kebutuhan.
- Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau.
- Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik
7. CARA MENGUKUR MINAT
- Minat diukur dengan menggunakan kuesioner atau dengan menggunakan wawancara. Dalam TRA (Theory of Reasoned Action), minat merupakan bagian dari intense sehingga belum nampak kegiatannya dan tidak dapat dilakukan observasi secara langsung. (Fishben, 1975). Hasil pengukuran minat menurut Ajzen (1996), dapat dikategorikan menjadi minat tinggi (67 – 100%), minat sedang (34 – 66%), dan minat rendah (0 –33%).
DAFTAR PUSTAKA
- Alimul, A. Aziz Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
- Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
- Glassier, Anna dan Gebbie Ailsa. 2006. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.
- Hadyani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihanna.
- Hanafi, Hartanto. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
- Hidayati, Ratna. 2009. Metode Dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta : salemba Medika,
- Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
- Junaidi, Wawan. 2009. Pengertian-minat. http://mathedu-unila.blogspot.com. (diakses 6 februari 2011).
- Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
- Nursalam. 2009. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
- Pendit, U. Brahm. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC.
- Rahim, Abdullah. 2011. Detail Rubrik. http://www.bkkbn.go.id/Webs. (diakses 6 februari 2011).
- Sutjipto. 2009. Jurnal. http.www.depdiknas.go.id. (diakses tanggal 24 februari 2011).
- Sutjipto. 2009. Jurnal. http://www1.bpkpenabur.or.id. (diakses 6 februari 2011).
- Qym. 2009. Pengertian-minat. http://qym7882.blogspot.com. (diakses 6 februari 2011).
- Qym. 2010. Konsep-minat. http://creasoft.wordpress.com. (diakses 6 februari 2011).
- Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.
- Uliyah, Mar’atul. 2010. Panduan Aman Dan Sehat Memilih Alat KB. Yogyakarta : Insania.
- Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontra Sepsi. Jakarta : Tridasa Printer.
Terimakasih sekali, web-nya sangat membantu..
BalasHapusterima kasih, smoga menjadi amal kebaikan anda
BalasHapus