PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Senin, 26 September 2011

IMUNISASI DASAR

Dr. Suparyanto, M.Kes

IMUNISASI DASAR

1. PENGERTIAN IMUNISASI
  • Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpejan pada antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit (John, 2006).
  • Imunisasi adalah kekebalan tubuh. Imunisasi adalah proses pembentukan sistem kekebalan tubuh. Material imunisasi disebut immonugen. Immonugen adalah molekul antigen yang dapat merangsang kekebalan tubuh. Imunisasi diberikan pada anak-anak, dari masih bayi sampai menjelang usia dewasa, atau sekitar usia 15 tahun. 
  • Imunisasi sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-anak. Imunisasi ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh (biasanya bagian lengan atau bokong), dan ada juga yang berbentuk cairan yang diteteskan ke dalam mulut. Imunisasi pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk suntikan yang digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner termotivasi adanya penyebaran virus cacar yang mematikan di Inggris. (Abraham, 2008).

2. TUJUAN IMUNISASI
  • Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta dapat menguragi kecacatan akibat dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi. (Aziz Alimul, 2006).

3. JENIS-JENIS IMUNISASI
  • Ada dua jenis kekebalan yang bekerja pada tubuh bayi atau anak (imunisasi) :
a. Imunisasi aktif (active immunization)
  • Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu.
  1. Imunisasi aktif alamiah: adalah dimana kekebalan akan dibuat sendiri oleh tubuh setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit, misalnya campak, jika pernah sakit campak, maka tidak akan terserang kembali.
  2. Imunisasi aktif buatan: adalah dimana kekebalan dibuat oleh tubuh setelah mendapat vaksin yaitu hepatitis B, BCG, DPT/Hep B kombo, dan polio.

b.Imunisasi pasif (passive immunization)
  • Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga prosesnya cepat tetapi tidak bertahan lama karena akan di metabolisme oleh tubuh (John, 2006).
  • Imunisasi pasif dibagi menjadi dua macam:
  1. Imunisasi pasif alamiah atau bawaan, yaitu terdapat pada bayi baru lahir sampai berumur 5 bulan. Bayi mendapatkan zat antibody dari ibu sewaktu didalam kandungan, yaitu melalui jalan darah menembus plasenta, yaitu campak (Endif, 2007).
  2. Imunisasi pasif buatan, yaitu dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapatkan suntikan zat penolakan, misalnya ATS (Endif, 2007).

4. PENYAKIT-PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN VAKSIN PPI
  • Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin program pengembangan imunisasi (PPI) adalah Hepatitis B, Tuberculosis, Dipteri, Tetanus, Batuk rejan (pertusis), Polio dan Campak (measles) (Endif, 2007).

5. JENIS-JENIS VAKSIN
  • Jenis vaksin yang digunakan di Indonesia banyak macamnya akan tetapi pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Vaksin live attenuated (bakteri atau virus hidup yang dilemahkan)
  • Vaksin live attenuated diproduksi dengan cara melakukan modifikasi virus atau bakteri penyebab penyakit di laboratorium.
  • Mikroorganisme vaksin yang dihasilkan masih memiliki kemampuan untuk tumbuh (replikasi) dan menimbulkan kekebalan tetapi tidak menyebabkan penyakit.
  • Vaksin live attenuated bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena panas dan sinar, maka harus dilakukan pegelolaan dan penyimpanan dengan baik dan hati-hati.
  • Vaksin live attenuated yang tersedia saat ini adalah :
  1. Vaksin yang berasal dari virus hidup. Contoh : vaksin campak, gondong, rubella, polio OPV (Oral Pholio Vaksin), demam kuning.
  2. Vaksin yang berasal dari bakteri. Contoh : BCG dan demam tifoid oral.

b.Vaksin inactivated
  • Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia (biasanya formalin).
  • Karena vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat reflikasi maka seluruh dosis antigen yang dibutuhkan dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit (walaupun pada orang dengan defisiensi imun) dan tidak dapat mengalami mutasi menjadi bentuk patogenik.
  • Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dari :
  1. Seluruh sel virus inactivated, contoh : influenza, polio IPV (Injectable/inactivated Polio Vaksin), rabies, hepatitis A.
  2. Seluruh bakteri inactivated, contoh : pertusis, tifoid, kolera.
  3. Vaksin fraksional yang masuk sub unit, contoh : hepatitis B, influenza, pertusis aceluler, tifoid vi.
  4. Toksoid, contoh : difteri, tetanus
  5. Polisakarida murni, contoh: pnemokokus, meningokokus, haemophilus influenza tipe B.
  6. Gabungan polisakarida (haemophilus influenza tipe B dan pnemokokus).

c.Rekombinan (rekayasa genetika) : hepatitis B.
  • Vaksin hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus recombinant yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksius, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (hansenula olymorpha) menggunakan teknologi DNA recombinan (Wirawan, 2007).

6. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
  • 0 – 7 hari : HB 0
  • 1 Bulan : BCG, Polio 1
  • 2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2
  • 3 Bulan : DPT/HB 2, Polio 3
  • 4 Bulan : DPT/HB 3, Polio 4
  • 9 Bulan : Campak (Kementrian Kesehatan RI, 2011)

Tabel 2.1 Rekomendasi untuk vaksin yang terlambat

Vaksin Rekomendasi bila terlambat

BCG
  1. Usia kurang dari 12 bulan boleh diberikan kapan saja
  2. Usia lebih dari 12 bulan imunisasi kapan saja dengan dosis vaksin 0,1 ml im
DPT
  1. Berikan pada anak ≥ 7 tahun bila vaksin tersedia
  2. Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi seperti jadwal, tidak peduli jarak waktu atau interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya
  3. Bila belum pernah imunisasi dasar pada usia kurang dari 12 bulan, imunisasi diberikan sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya
  4. Bila pemberian ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, maka pemberian ke-5 secepatnya 6 bulan sesudahnya
  5. Bila pemberian ke-4 setelah umur empat tahun, maka pemberian ke-5 tidak perlu lagi
Polio Oral
  • Bila terlambat jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi seperti jadwal. Tidak peduli berapun jarak waktu atau intervalnya keterlambatan dari pemberian sebelumnya
Campak
  1. Usia antara 9-12 tahun diberikan saat ada di Posyandu
  2. Usia anak 1 tahun atau lebih berikan MMR
MMR
  • Bila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak, MMR bisa diberikan kapan saja setelah berumur 1 tahun
Hipatitis B
  1. Bila terlambat jangan pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi seperti jadwal, tidak peduli berapun jarak waktu atau interval dari pemberian sebelumnya
  2. Anak dan remaja yang belum pernah imunisasi Hepatitis B pada masa bayi, bisa mendapatkan serial imunisasi Hepatitis B kapan saja saat berkunjung. Sumber : Sastrawan, 2007


DAFTAR PUSTAKA
  1. Azwar. 2007. Sikap Manusia. Jakarta: ISBN
  2. Abraham. 2008. Kesehatan ibu Dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta
  3. Alimul. 2006. Ilmu Keperawatana anak. Jakarta: Salemba Medika
  4. Dinkes Jombang. 2011. Data Cakupan Imunisasi. Jombang: Dinas Kesehatan
  5. Dagun. 2008. Psikologi Keluarga. Jakarta EGC
  6. Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya
  7. Endife. 2007. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
  8. Effendy, 2006. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
  9. Fachri Umar. 2009. Program Imunisasi di Indonesia. http//www.info sehat.com.akses 12 Mei 2011
  10. Friedman. 2006. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
  11. John. 2006. Dampak Tlidak diberi Imunisasi. http//www. cyber. net.com. akses 12 Maret 2011
  12. Hidayat. 2009. Metodelogi Analisis Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
  13. Grifford. 2008. Keperawan Anak. Jakarta: EGC
  14. Nazir Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
  15. Notoatmodjo.2005. Promosi kesehatan Masyarakat. PT Rineka Cipta. Jakarta
  16. Notoatmodjo.2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
  17. Nursalam 2008. Metodelogi Riset Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  18. Nursalam 2003. Metodelogi Riset Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  19. Purwodarminto. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pelajar Offset
  20. Rulina. 2009. Jenis Imunisasi. http//www. intra media. com. Akses 22 Mei 2011
  21. Syaifudin. 2008. Sikap Manusia. Bandung: ISBN
  22. Wiliem, 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi. http//www. info.anak.com akses 22 Mei 2011
  23. Wirawan. 2007. Imunisasi Dasar. http//www. anak sehat. com. akses 22 Juni 2011

1 komentar: