KONTRASEPSI
KONDOM SELAYANG PANDANG
PENGERTIAN
KONTRASEPSI
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat
sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara, alat atau obat-obatan. (Proverawati, 2010).
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dapat bersifat sementara, dan
dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2005). Secara umum, menurut cara
pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Cara
temporer, yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi
hamil lagi.
2. Cara
permanen, yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara
permanen. (Proverawati, 2010)
Kontrasepsi
ideal setidaknya memiliki ciri-ciri: berdaya guna, aman, murah, estetik, mudah
didapatkan, tidak memerlukan motivasi yang terus-menerus, efek samping minimal.
Adapun
syarat-syarat alat kontrasepsi sebagai berikut:
1.
Aman
pemakaiannya dan dipercaya
2.
Tidak
ada efek samping yang merugikan
3.
Lama
kerjanya dan dapat diatur menurut keinginan
4.
Tidak
mengganggu hubungan persetubuhan
5.
Tidak
memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama pemakaiannya
6.
Cara
penggunaannya sederhana atau tidak rumit
7.
Harga
murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
8.
Dapat
diterima oleh pasangan suami istri. (Proverawati, 2010).
METODE
KB YANG DAPAT DIGUNAKAN
Pada
umumnya cara / metode Kontrasepsi dapat
dibagi menjadi 3 kategori:
1.
Metode sederhana
a.
Kondom
Suatu
kantong karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi penis
yang ereksi sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung
didalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya
pembuahan. (Yetti, Martini, 2012).
b.
Spermiside
Bahan
aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus
dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum senggama. (Yetti, Martini, 2012).
c.
Koitus Interuptus (senggama terputus)
Dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi selama hubungan seksual, dengan air mani yang ejakulasi di luar dan
jauh dari vagina. (Yetti, Martini,
2012).
d.
Pantangan berkala
Dimana
ada saat puncak kesuburan yang tidak boleh melakukan hubungan seksual, lebih
tepatnya hari ke 14 setelah menstruasi adalah puncak kesuburan seorang wanita.
(Yetti, Martini, 2012).
2.
Metode efektif
a.
Hormonal
1.
Kontrasepsi Hormonal Oral
Kontrasepsi
berupa pil atau obat yang berbentuk tablet berisi hormon esterogen atau
progesteron. Adapun jenisnya, yaitu Pil Oral Kombinasi adalah pil kontrasepsi
yang mencegah terjadinya ovulasi dan mempunyai efek lain terhadap traktus
genetalis, seperti menimbulkan perubahan – perubahan pada lender serviks, pada
motilas tuba fallopi dan uterus.
Mini
Pil adalah kontrasepsi yang mengandung progesterone saja, tanpa esterogen.
Dosis progestinnya kecil yaitu 0,5 mg atau kurang. Mini pil bukan menghambat
ovulasi karena selama memakan pil mini ini kadang – kadang masih dapat terjadi.
Efek utamanya adalah terhadap lender serviks dan endometrium sehingga nidasi
blasto kista tidak dapat terjadi.
Morning
After Pill (Post Coital Pill) adalah pil atau obat yang harus dimulai dalam
waktu beberapa jam atau diberikan esok paginya. Karena digunakan segera setelah
senggama, kontrasepsi ini bertujuan untuk mencegah nidasi. Berfungsi untuk
mencegah terjadinya kehamilan karena suatu hubungan seks tanpa pengaman dimasa
subur wanita. (Yetti, Martini, 2012).
2.
Suntikan KB
Merupakan
kontrasepsi berupa cairan yang disuntikkan kepada klien dengan interval
tertentu menurut obat suntiknya. Jadwal waktu suntikan berikutnya
diperhitungkan dengan pedoman: Depoprovera, interval 12 minggu; Norigest,
setiap 10 minggu; Cyclofem, interval 4 minggu. (Yetti, Martini, 2012).
3.
AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) / Susuk KB
Suatu
alat kontrasepsi yang mengandung levonogastrel yang dibungkus dalam
silatic-silicone (polydimethylsiloxane) dan disusukkan dibawah kulit lengan
bagian dalam. Norplant berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul dan Implanon
dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun. (Yetti, Martini, 2012).
b.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Kontrasepsi
yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk
lain (Cu T 380A atau ML Cu 250) yang dipasang di dalam rahim dengan memakai
alat khusus oleh dokter atau bidan/paramedis lain yang sudah dilatih (Yetti,
Martini, 2012)
c.
Metode KB Darurat
Kontrasepsi
yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak terlindungi dalam waktu 72
jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan. (Yetti, Martini,
2012).
3.
Metode mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap)
a.
Pada Pria Vasektomi
Vasektomi
adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani (vas deferens) yang
menyalurkan sel mani keluar dari pusat produksinya di testis.
b.
Pada Wanita Tubektomi
Tubektomi
adalah tindakan medis berupa penutupan tuba Fallopi / tuba Uterin dengan maksud
tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur
hidup.
Salah
satu peranan penting bidan adalah untuk meningkatkan jumlah penerimaan dan
kualitas metode KB kepada mastarakat. Sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah:
a.
Metode sederhana
1.
Kondom
Suatu
kantong karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi penis
yang ereksi sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung
didalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya
pembuahan. (Yetti, Martini, 2012).
2.
Pantang berkala
Dimana
ada saat puncak kesuburan yang tidak boleh melakukan hubungan seksual, lebih
tepatnya hari ke 14 setelah menstruasi adalah puncak kesuburan seorang wanita.
(Yetti, Martini, 2012).
3.
Pemakaian spermiside
Bahan
aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus
dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum senggama. (Yetti, Martini, 2012).
4.
Senggama terputus
Dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi selama hubungan seksual, dengan air mani yang ejakulasi diluar dan
jauh dari vagina. (Yetti, Martini, 2012).
FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPERAN DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI
Beberapa
faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih metode kontrasepsi antara lain
sebagai berikut:
1.
Faktor pasangan dan motivasi, meliputi:
1.
Umur
2.
Gaya
hidup
3.
Frekuensi
senggama
4.
Jumlah
keluarga yang di inginkan
5.
Pengalaman
dengan metode kontrasepsi yang lalu
2.
Faktor kesehatan meliputi:
1.
Status
kesehatan
2.
Riwayat
haid
3.
Riwayat
keluarga
4.
Pemeriksaan
fisik dan panggul
3.
Faktor metode kontrasepsi
1.
Efektifitas
2.
Efek
samping
3.
Biaya
KONSEP
KONDOM
1.
Sejarah kondom
Kondom
adalah bentuk kontrasepsi yang pertama kali di temukan. Kondom dibuat dari
banyak bahan yang tidak lazim, dan pada awalnya lebih di anggap sebagai
perlindungan terhadap penyakit menularseksual dari pada sebagai pencegah
kehamilan. Pria mesir yang di laporkan pertama kali memakai kondom untuk melindungi dirinya
sendiri terhadap infeksi pada tahun 1350-1220 SM.
Selanjutnya
pada tahun 1564 M, seorang ahli anatomi berkebangsaan Italia bernama Gabrielle
Fallopius sebagai penemu kondom yang terbuat dari linen sebagai perlindungan
terhadap sifilis.Selama masa Casanova pada tahun 1700-an, kondom di pakai tidak
hanya untuk melindungi diri terhadap infeksi tetapi juga kehamilan.Di masa
lalu, kondom di buat dari kandung kemih hewan, sutra berminyak, kertas dan
kulit.(Suzanne, 2007).
2.
Penjelasan metode
Kondom
dibuat dari selubung lateks yang dipasang dan membungkus keseluruhan panjang
penis dan ereksi. Kondom merupakan barang disposal, hanya boleh sekali pakai,
dan tersedia dalam berbagai warna dan penampilan. Kondom bekerja sebagai sawar
yang mencegah pertemuan sperma dan ovum dan terjadinya kehamilan. (Suzanne,
2007).
Kondom
berasal dari bahasa Latin condus yang berarti baki atau nampanpenampung. Kondom
merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari lateks. Untuk mencegah kehamilan,
kondom di pasang pada penis atau pada vagina saat melakukan hubungan seksual. Sperma yang di keluarkan saat
ejakulasi tidak masuk ke rahim tapi tertampung didalam kondom, dengan begitu
sel sperma tidak akan pernah bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi
fertilisasi. Namun keberhasilan metode kontrasepsi ini dalam mencegah kehamilan
tidak 100%, ada kemungkinan kondom bocor atau pemakaiannya yang kurang tepat.
(yetti, 2012).
3.
Pengertian kondom
Kondom
adalah suatu kantong karet yang tipis, berwarna atau tak berwarna, dipakai
untuk menutupi penis yang ereksi sebelum di masukkan ke dalam vagina sehingga
mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke vagina, dengan demikian mencegah
terjadinya pembuahan. Kondom lateks dan polyretan merupakan kondom yang efektif
untuk mencegah penularan HIV dan mengurangi resiko penyakit menular yang
efektif untuk mencegah penularan HIV dan resiko penularan penyakit menular
seksual. Selaput kondom yang terbuat dari bahan alami,sebagai alat mencegah
kehamilan. (Yetti dkk, 2012).
Kondom
adalah salah satu alat kontrasepsi pria berbentuk sarung tipis yang di ujungnya
tertutup rapat untuk menampung sperma. Kondom ini terbuat dari bahan karet atau
lateks atau bahan lainnya seperti plastik. Namun kondom yang ada di Indonesia
saat ini adalah yang terbuat dari karet atau lateks yang mampu mencegah
pertemuan sperma dengan sel telur saat melakukan hubungan suami istri. Selain
itu secara klinis bahan ini efektif mampu mencegah penularan penyakit akibat
hubungan seksual.
4.
Efektifitas
Efektivitas
kondom bervariasi pada pemakaian yang cermat dan konsisten efektifitasnya dapat
mencapai 98% atau serendah-rendahnya 85%. Efektifitas yang rendah cenderung
terjadi pada pria dan wanita yang berusia muda dan lebih subur dan kurang
pengalaman dalam menggunakan metode ini. (Suzanne, 2007).
Pemakai
kondom bukanla: ”Safe Sex” tetapi “safer sex” karena dari penelitian sebagai
berikut:
1.
Kondom
tidak mengurangi resiko penurunan human papilloma virus(HPV) atau Trichomonas
vaginalis
2.
Penularan
Syphilis berkurang menjadi 29% , dan angka pengurangannya bias mencapai 50- 71%
3.
Penularan
Gonorhea dan Chlamydia berkurang hamper 50%
4.
Penularan
Herpes Genitalis berkurang sekitar 40%
5.
Transmisi
HIV berkurang hampir 85%
Pro
pemakaian kondom:
1.
Merupakan
salah satu metode KB yang mampu mengurangi resiko transmisi Penyakit menular
seksual.
2.
Harga
murah dan dapat di jangkau
3.
Tidak
ada efek samping, kecuali yang alergi terhadap latex.
4.
Tidak
perlu resep dokter
5.
Kecil,
gampang di bawa dan disposable
Kontra
terhadap kondom:
1.
Beberapa
mengeluh kurang sensisitif
2.
Memutuskan
foreplay, saat akan memakainya
3.
Membutuhkan
konsistensi dan kerajinan dalam memakainya
4.
Angka
kegagalan yang cukup tinggi (sekitar 14%). (Yetti dkk, 2012).
5.
Macam-macam kondom
a.
Kulit
1.
Terbuat
dari membrane usus biri-biri (caecum)
2.
Tidak
meregang atau mengkerut
3.
Menjalarkan
panas tubuh, sehingga di anggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama
4.
Lebih
mahal
5.
Jumlahnya
<1 dari="" jenis="" kondom="" semua="" span="">1>
b.
Lateks
1.
Paling
banyak di pakai
2.
Murah
3.
Elastis
c.
Plastik
1.
Sangat
tipis (0,025-0,035 mm)
2.
Juga
menghantarkan panas tubuh
3.
Lebih
mahal dari kondom latex
d.
Vibrator wolftooth condom
Kondom
silicon getar yang bisa digunakan untuk memberikan sensasi seksual pada saat
berhubungan intim maupun sebagai alat kontrasepsi, kondom sangat elastis atau
bias ditarik sesuai ukuran penis. Vibrator wolftooth condom berukuran 5 inci
(panjang 13 cm dan ketebalan kondom 1 cm).
e.
Silicone condom
Kondom
silicon yang biasa digunakan untuk keperluan seksual, bisa di gunakan ada penis
atau vibrator. Silicon condom berfungsi untuk menahan ejakulasi pada pria,
sebagai alat kontrasepsi dan bisa di gunakan untuk sensasi pada saat
berhubungan intim, berukuran panjang 12 cm dengan ketebalan 0,3 cm.
f.
Vibrating condom
Kondom
silicon getar yang bisa digunakan untuk menstimulasi vagina atau klitoris
wanita, juga berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Vibrating condom memiliki
panjang 12 cm dengan ketebalan 0,3 cm.
g.
Condom duri mutiara kondom berduri dan bermutiara yang bisa di pasang pada
penis pria ataupun pada vibrator, kondom duri mutiara berfungsi untuk
menggelitik dinding vagina ketika penis sudah berada didalamnya, kondom duri
mutiara juga berfungsi untuk menahan ejakulasi pada pria sebagai alat
kontrasepsi dan juga bisa digunakan untuk sensasi saat berhubungan intim,
berukuran panjang 14 cm dengan tebal 0,4cm.
h.
Crystal condom
Kondom
silicon duri yang bisa di gunakan untuk memberikan sensasi gelitikan pada
dinding vagina. Crystal condom elastic, memiliki panjang 13cm dengan ketebalan
0,5cm
i.
Kondom lele
Kondom
latex bergerigi yang bisa digunakan untuk pria sebagai alat kontrasepsi, bisa
juga untuk memberikan sensasi pada saat berhubungan intim, kondom juga bisa
digunakan pada alat vibrator. (Yetti, Marini, 2012).
JENIS-JENIS
KONDOM MENURUT SIFATNYA
Fungsi
kondom sebenarnya bukan sekedar sebagai alat KB atau pengaman saja, tetapi
kondom juga dapat digunakan sebagai sebagai bagian dari foreplay agar suasana
bercinta menjadi berbeda, yaitu:
1.
Kondom dengan aroma dan rasa
Sensasi
: Bisa memilih aroma favorit, seperti coklat, strawberi, durian, pisang dan
mint.
2.
Kondom berulir (ribbed condom)
Sensasi
: jenis satu ini memiliki keunikan dibentuknya yang berulir untuk menambah
kenikmatan pasangan.
3.
Kondom ekstra tipis (ektra thin)
Sensasi:tipe
satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis.
4.
Kondom bintik (dotted condom)
Sensasi:
tipe ini dengan bintik-bintik disekitarnya yang bisa menimbulkan efek
mengejutkan bagi wanita
5.
Kondom ekstra pengaman (extra safe)
Sensasi:
jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra
untuk mencegah kehamilan.
6.
Kondom wanita
Sensasi
: kondom yang juga berbahan lateks atau poliuretan, sehingga elastic dan
fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan, terutama bagi
pria yang kurang suka memakai kondom.
7.
Kondom twist
Sensasi
: tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pasangan.
8.
Kondom getar
Sensasi:
kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya. Kondom yang
menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini bisa bertahan
hingga 30 menit.
10.
Kondom baggy
Sensasi
: tipe ini bentuknya agak membesar dibagian ujung serta memiliki ulir dibagian
badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bercinta.
KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN KONDOM
a.
Keuntungan kondom
- Mencegah kehamilan
- Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seksual (PHS).
- Dapat diandalkan
- Relatif murah
- Sederhana, ringan, disposable
- Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervise atau follow-up
- Reversibel
- Pria ikut serta aktif dalam program KB
b.
Kerugian kondom
- Angka kegagalan relatif tinggi
- Perlu menentukan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
- Perlu dipakai, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama
- Dianggap merepotkan
- Dianggap mengganggu koitus
- Membutuhkan perencanaan ke depan
- Kehilangan sensitivitas
- Kondom lateks tidak dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan lubrikan berbahan dasar minyak
INDIKASI
KONDOM
1.
Pria
- Penyakit genetalia
- Sensitivitas penis terhadap secret vagina
- Ejakulasi prematur
2.
Wanita
- Vaginitis, termasuk yang dalam pengobatam
- Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD
- Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina
- Metode temporer: 1, Belum mengadakan senggama secara teratur; 2, Selama haid; 3, Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis rendah; 4, Gagal menggunakan kontrasepsi oral secara benar/tepat; 5, Selama periode awal postpartum; 6, Keengganan psikologis atau religious untuk menggunakan suatu kontrasepsi
3.
Pasangan pria dan wanita
- Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
- Senggama yang jarang
- Penyakit kelamin (aktif atau tersangka)
- Herpes genitalis atau kondiloma akuminata
- Metode sementara sebelum menggunakan kontrasesi oral atau IUD
KONTRA
INDIKASI KONDOM
- Alergi terhadap lateks
- Masalah ereksi seperti gagal mempertahankan ereksi.
SYARAT-SYARAT
STANDAR KONDOM
1.
Test elektronik
- Untuk menemukan lubang kecil atau lubang jarum pada kondom
- Dasar test ini: karet tidak menghantarkan arus listrik
2.
Test pengisian air
- Untuk menemukan ada tidaknya lubang pada kondom
- Kondom diisi dengan 300 cc air, diikat, dan di letakkan pada kertas absorbent atau kain
3.
Kekuatan kondom
- Ini merupakan faktor terpenting dari kondom
- Untuk menentukan kekuatan kondom di lakukan
4.
Test pengisian udara
- Kondom diisi dengan 20-50 liter udara
- Test ini menguji kekuatan seluruh kondom
5.
Umur kondom
Dilakukan
pemasangan dari kondom pada 70±2˚C selama 166±2 jam, lalu didiamkan pada suhu
23±5˚C selama 12-96 jam, lalu kondom dibuka dan diperiksa ada tidaknya
kerusakan.
6.
Kemasan kondom
- Kemasan kondom harus kedup udara karena udara dapat merusak karet
- Demikian pula dengan panas dan cahaya, yang bila disertai adanya udara dapat mempercepat kerusakan karet
7.
Ukuran kondom
a.
Ada 2 kelas ukuran kondom
Kelas
I: panjang 160 mm, lebar 52±2mm
Kelas
II: panjang 150 mm, lebar 48±2mm
b.
Umumnya ukuran standart kondom adalah
Panjang:
minimal 160 mm
Lebar:
45-55 mm, tebal: 0,007- 0,16 mm. (Yetti dkk, 2012).
FAKTOR
SUAMI TIDAK MENGGUNAKAN KONDOM
Kontrasepsi
kondom sering kali di asosiasikan sebagai ketidak bersihan seseorang, seks
gelap, ketidak setiaan dan berbagai perilaku immoral, di gunakan untuk “ pria
yang suka jajan wanita di jalan ” bukan
dirumah sehingga timbul citra negative dari kondom. (Yetti, Martini, 2012).
Kontrasepsi
kondom dianggap tabu sehingga ada perasaan malu saat membeli karena kondom
hanya di peruntukkan untuk pencegahan infeksi menular seksual. (Sarwono, 2006).
Selain
itu suami atau masyarakat memandang sisi negatif dari kondom yaitu:
1.
Kenikmatan berkurang sewaktu hubungan intim, terutama transmisi kehangatan
tubuh,sehingga tidak ada sensasi dalam hubungan seksual,dan tidak ada
keharmonisan.
2.
Efek samping dari pemakaian kondom, yang lebih sering terjadi yaitu alergi dari
karet/lateks dari kondom itu sendiri.(Suzanne, 2007).
3.
Kecemasan
Kebanyakan
masyarakat tidak menggunakan alat kontrasepsi kondom karena takut terjadi
kebocoran, terlepas selama koitus dan robek
karena tidak membuang udara di dalam kondom, atau karena kontak dengan
minyak bayi yang menyebabkan kondom bocor, serta kondom robek saat di pasang
hal ini dapat terjadi karena goresan kuku atau cincin. (Suzanne, 2007).
4.
Informasi penggunaan dari media massa
Kebanyakan
masyarakat menganggap bahwa menggunakan kondom hanya di gunakan untuk
jajan(melakukan hubungan seksual illegal) dan juga di gunakan untuk mencegah
penyakit menular seksual saja,dan di gunakan untuk pekerja seks komersial saja.
Selain
itu ada sejumlah faktor dapat mempengaruhi keputusan dalam pemakaian alat
kontrasepsi kondom pada suami antara lain:
5.
Faktor sosial budaya
Kebudayaan,
masyarakat yang masih memegang teguh budaya setempat tidak akan mau menerima
begitu saja segala sesuatu yang tidak sesuai dengan budaya yang selama ini
diyakini, jadi kadang seseorang akan berpikir dua kali saat akan mengambil
suatu tindakan. Lingkungan, lingkungan yang kondusif dimana masyarakatnya
sangat terbuka dan mudah menerima hal-hal baru akan dapat membuat seseorang
mengambil sikap positif yang tepat sesuai yang diinginkan, akan tetapi timbul
ketidaksamaan gender yang menganggap di lingkungannya yang hanya boleh
menggunakan alat kontrasepsi hanya istri saja.
Dukungan
dan peran serta keluarga dalam keikut sertaan akseptor kontrasepsi kondom dapat
meningkatkan kesiapan akseptor. Peran serta istri dapat ditunjukkan dengan
berbagai cara antara lain: dengan memberikan ketenangan kepada suami, dan bekerja
sama dalam pemasangan. (Varney, 2007).
6.
Faktor penghasilan suami
Tingkat
ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena
untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus
menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi
keekonomisannya, kontrasepsi kondom lebih murah dari KB suntik atau pil atau
kontrasepsi lain, tetapi kadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus
dikeluarkan untuk sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali
pasang, mungkin kondom tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat
masa/jangka waktu penggunaannya, tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk
pemasangan kondom akan lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil .
Maka
dari itu Jika pengpenghasilan suami tinggi maka suami akan menggunakan alat
kontrasepsi kondom yang dalam pemakaiannya hanya di gunakan sekali pakai, dan apabila penghasilan suami rendah, maka
suami akan lebih memilih kontrasepsi yang lebih murah dan di gratiskan oleh
pemerintah contohnya pil. (varney, 2007).
Tingkat
ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena
untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus
menyediakan dana yang diperlukan. Adapun tingkat menurut upah minimal regional
penghasilan rendah < Rp1200.000,- / bulan,
tinggi > Rp.1200.000,- / bulan. (UMR, 2011)
7.
Faktor pengetahuan
Adalah
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui
pasca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan,
2010).
8.
Faktor pendidikan.
Pendidikan
adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana
orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga dia dapat memperoleh, mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (varney,
2007).
Adapun
jenjang pendidikan akseptor yang diteliti menurut Depdiknas, 2012:
- Pendidikan Rendah (SD – SMP)
- Pendidikan Tinggi (SMA –PT (Perguruan Tinggi)
Makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki tentang kondom dan idak memandang
negative tentang kondom, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai bagi yang dikenakan tentang kondom.
Orang yang mempunyai pendidikan tinggi juga akan yang lebih rasional.
9.
Faktor fisik
Kondisi-kondisi
yang membuat suami tidak sehat dan keinginan seks berkurang, dan timbul
impotent yaitu kebiasaan suami yang sering mengkonsumsi rokok dan tidak ada
kegiatan berolah raga. Impotent merupakan dimana seorang pria tidak dapat
melakukan hubugan seksual dengan pasangannya dengan baik di sebabkan karena
keadaan penis yang kurang baik dan tidak berfungsi secara normal. Penyebab dari
impotent yaitu kebiasaan merokok yang intens sehingga rokok racun atau zat
berbahaya yang ada dalam rokok yaitu nikotin menumpuk dan terakumulasi dalam
tubuh yang menyebabkan peredaran darah tidak lancar dalam tubuh dan menyebabkan
impotent. (varney, 2007).
DAFTAR
PUSTAKA
- Anggraini, Yetti dkk. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Rehima. Press, Yogyakarta
- Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.Rieneka Cipta. Jakarta
- Aunillah, Nurla Isna. 2011. Cara Menjadi Istri Yang Pintar Memuliakan Suami.Sabil. Yogyakarta.
- Bagus, Ida. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.ARCAN. Jakarta
- BKKBN. 2007. Peran Suami Dalam Kespro Dan KB-http://www.BKKBN.go.id/peran_suami dalam_kespro_KB_2007 diakses tanggal 28-1-2013, hari Senin, Jam 15.53
- Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
- Dinkes Jatim, 2011. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2011- http://www.depkes.go.id/profil_Kesehatan_Prov_Kab/Profil_Kesehatan_jawa_timur_2011.pdf di akses tanggal 12-1-2013 , jam 09.07, hari Sabtu
- Dinkes Kabupaten Jombang. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang-http://www.depkes .go.id/download/profil /Kabupaten_Jombang_2009.pdf di akses tanggal tanggal 6-1-2013, hari Minggu
- Dinkes Kabupaten Jombang, 2010. Profil Kabupaten Jombang Tahun 2010-http://www.depkes.go.id /download/profil /Kabupaten_Jombang_2010.pdf diakses tanggal 6-1-2013 hari Minggu
- Dinkes Kabupaten Jombang, 2011. Profil Kabupaten Jombang Tahun 2011-http://www.depkes.go.id/download/profil/Kabupaten_Jombang_2011.pdf diakses tanggal 6-1-2013, hari Minggu
- Everet, Suzanne. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. EGC. Jakarta
- Glassier, Anna. 2000. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
- Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Rieneka Cipta. Jakarta
- Kemenkes RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia-http://www.depkes.go.id/download/Profil_Data_Kesehatan_Indonesia_Tahun_2011.pdf di akses tanggal 14-1-2013,hari Senin,jam 14.25
- Kullusaba, Darkan. 2012. Pengertian Ekonomi- Http: // thedarkancokullusaba. blogspot. com/ 2012/ 09/pengertian- ekonomi. Html, di akses tanggal 7-2-2012, hari Kamis, jam 10.15
- Nurlaila, Anda. 2012. Di Jawa Timur KB Suntik Paling Favorit-http://ads.viva.co.id/ads/ di akses 12-1-2013,hari Sabtu, Jam 09.07
- Notoadmojo. 2003. Pendidikan Secara Umum- Http: //www. Cara-terbaru. Com/2012/11/Pendidikan Secara Umum.html, di akses tanggal 7-2-2013, jam 10.00, hari Kamis
- Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan Manusia. Rieneka Cipta. Jakarta
- Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rieneka Cipta. Jakarta
- Pemprovjatim. Provinsi Jatim, 2013. Upah Minimum Regional (UMR) 2013 – http: //www. Pemprovjatim go. id/ profil/ Provinsi_ Jatim_2013, di akses tanggal 10-2-2013, jam 07.39, hari minggu
- Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
- Proverawati. Atikah. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi.Nuha Medika, Yogyakarta
- Sarjana. 2012. Media Massa Menurut Para Ahli-Http: //www. Sarjana. Com/2012/12/Pengertian-media-massa-menurut-para-ahli. Html, diakses tanggal 7-2-2013, jam 10.10, hari Kamis
- Saryono, 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan D3, D4, S1, S2. Nuha Medika. Yogyakarta
- Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta
- Wawan, A.2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta
- Widyatun, Tri Rusmini. 1999. Ilmu Perilaku. Fajar Interpratama. Jakarta
- Wikipedia. 2013. Kesehatan Jiwa dan Fisik- Http: //www. Id. Wikipedia. 2013 di akses tanggal 7-2-2013, jam 10.15,hari Kamis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar