SEKILAS
TENTANG ABORTUS
A.PENGERTIAN
Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi
sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram
atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba,1998 : 214).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau
buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (sarwono,2006).
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan
sebelum janin dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu
atau berat janin belum mencapai 500 gram. Abortus biasanya ditandai dengan
terjadinya perdarahan pada wanita yang sedang hamil, dengan adanya peralatan
USG, sekarang dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yang pertama adalah abortus karena kegagalan perkembangan janin dimana gambaran
USG menunjukkan kantong kehamilan yang kosong, sedangkan jenis yang kedua
adalah abortus karena kematian janin, dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai dengan usia
kehamilan (obstetric patologi FK UNPAD).
Sampai
saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan,
mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir, akan tetapi, karena janin yang
dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus maka difinisi
abortus yaitu : berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
waktu sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan (ilmu
kebidanan, 2006).
Abortus dapat di bagi atas dua golongan :
1. Abortus
Spontan
Adalah
abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor-faktor mekanis atau pun
medinisalis,semata-mata dio sebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
2. Abortus
provakartus
Adalah
abortus yang di sengaja,baik memakai obat-obatan atau alat-alat. Abortus ini
dapat terbagi lagi menjadi :
a . Abortus medisinalis ( abortus therapeutica)
Adalah
abortus karena tindakan kita sendiri , dengan alasan bila kehamilan di
lanjutkan ,dapat membahayakan jiwa ibu.
b . Abortus kriminalis
Adalah
abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
B.
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus antara
lain :
a) Faktor
janin
Faktor
janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada 50%-60%
kasus keguguran, faktor kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah
gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut
biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama, yaitu : a) kelainan telur,
telur kosong, kerusakan embrio, atau kelainan kromosom. b) embrio dengan
kelainan lokal, c) abnormalitas pembentukan plasenta.
b) Faktor
ibu
Kelainan
genetalia ibu, misalnya pada ibu yang menderita :
· Anomali
kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis,dll)
· Kelainan
letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
· Tidak
sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,
seperti kurangnya progesteron atau estrogen.
Penyakit
yang di derita ibu :
· Penyakit
infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, lifoid, pielitis,
rubella, dll. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau
invasi kuman atau virus pada vetus.
· Malnutrisi,
avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,C, atau
E, diabetes melitus.
c) Faktor
genetik
9-10
sekitar 5% abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering ditemukannya
kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab yang paling menimbulkan abortus
spontan adalah abnormalitas kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan
yang terjadi pada trimester pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitas
genetik.
d) Faktor
anatomi kogenital
Pernah dilaporkan timbul sampai 10-15% wanita
dengan abortus spontan yang rekuren,lesi anatomi kongenital yaitu duktus
Mullerian (uterus bersepta). Duktus mullerian biasanya ditemukan pada keguguran
trimester II, kelainan kongenital steri uterina yang membahayakanaliran darah
endometrium, kelainan yang di dapat misalnya adliesi intrauterun,leimioma,dan
endometrosis. Adanya kelainan anatomis ini dapat di ketahui dari pemeriksaan
Ultrasonografi ,Histerosalfingografi, histeroskopi, dan laparaskopi. e). Faktor Endokrin
a. faktor
endrokin berpotensi menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20% kasus
b. Insufiensi
fase luteal (fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi
progesteron)
c. Hipotiroidisme,
hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium merupakan faktor
kontribusi pada keguguran.
f). Faktor infeksi
Infeksi yang disebabkan TORC (toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) dan
malaria. Infeksi intrauterin dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
Organisme-organisme yang sering diduga sebagai penyebab antara lain :
Chlamydia, Ureaplasma, Mycoplasma,Cytomegalovirus, Listeria monocytogenes dan
Toxoplasma gondii. Infeksi aktif yang menyebabkan abortus spontan belum dapat
dibuktikan. Namun untuk memastikan penyebab, dapat di lakukan pemeriksaan
kultur yang bahannya diambil dari cairan pada servikal dan endometrial.
g). Faktor Imunologi
Faktor imunologis yang telah
terbukti sidnifikan dapat menyebabkanabortus spontan yang berulang antara lain
: antibodi antinuiclear, antikoagulan lupus dan antibodi cardiolimp. Adanya
penanda ini meskipun gejala klinis tidak tampak dapat menyebabkan abortus
berulang. Inkompatibilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen
antibodi dapat menyebabkan abortus berulang,karena pelepasan histamin mengakibatkan
vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.
h). Nutrisi
Malnutisi
umum yang sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi
abortus. Meskipun demikian belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa defiensi
satu/ semua nutrien dalam makanan merupakan suatu penyebab abortus yang
penting.
i).Faktor psikologis dibuktikan bahwa
ada hubungan antara abortus berualang dengan keadaan mental akan tetapi belum
bisa dijelaskan sebabnya.
C.TANDA
DAN GEJALA
1 .
Abortus kompletus ( keguguran lengkap )
Tanda
dan gejala : perdarahan bercak hingga sedang,servik terbuka /tertutup, uterus
lebuh kecil dari usia gestasi, sedikit atau tanpa nyeri perut bawah dari
riwayat hasil konsepsi, pada abortus komplit perdarahan segera berkurang setelah
isi rahim dikeluarkan dan selambat – lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali,karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai.
2 .
Abortus inkompletus (keguguran bersisa )
Tanda
dan gejala : Amenorea ,sakit perut dan mulas-mulas, perdarahan yang bisa
sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar
fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah Lama terjadi atau pada abortus
profokatus yang di lakukan oleh yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Pada
pemeriksaan dalam atau VT untuk abortus yang baru terjadi di dapati serviks
terbuka, kadang – kadang dapat di raba sisa-sisa jaringan kanalis servikalis
atau cavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
3 .
Abortus insipienS (keguguran sedang berlangsung)
Tanda
dan gejala : terjadi perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda,
dimana hasil konsepsi masih berada pada kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan
proses aboprtus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus complit
atau incomplit. Dengan tanda – tanda perdarahan sedang hingga masih atau
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah atau, servik terbuka ,uterus sesuai
masa kehamilan, kram nyeri bawah karena kontraksi rahim kuat , akibat kontraksi
uterus terjadi pembukaan, belum tersi ekspulsi hasil konsepsi.
4 .
Abortus iminens (keguguran membakat )
Tanda
dan gejala : terdapat perdarahan bercak hingga sedang, serviks menutup (karena
pada saat pemeriksaan dalam belum ada pembukaan), uterus sesuai usia gestasi,
kram perut bawah, nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali,
tidak ditemukan kelainan pada serviks.
D.PENGARUH
TERHADAP KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS
Pengaruh
/ dampak terhadap kehamilan
·
Perdarahan yang hebat
·
Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis,
infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
Pengaruh
/ dampak terhadap persalinan
· Meningkatkan
risiko lahir premature : bahwa wanita yang pernah melakukan aborsi akan
memiliki risiko melahirkan secara premature di kehamilan selanjutnya.
Pengaruh
/ dampak terhadap nifas
· Infeksi
: infeksi bias disebabkan oleh alat medis yang tidak steril yang dimasukkan
kedalam rahim atau bias juga disebabkan ada bagian janin yang tersisa didalam
rahim atau bias dikatakan aborsi tidak sempurna
E.DIAGNOSIS
Abortus
dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat
rasa mulas. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan
muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau
imunologi bilamana hal itu dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya
perdarahan, pembukaan serviks, danadanya jaringan dalam kavum uterus atau
vagina.
F.PENATALAKSANAAN
1. Abortus kompletus ( keguguran lengkap )
Terapi
: hasil konsepsi tidak perlu evaluasi lagi karena sudah keluar, hanya lakukan
observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak, memastikan untuk memantau
keadaan umum ibu setelah persalinan apabila terdapat anemia sedang, berikan
tablet sulfat ferosus mg per hari selama dua minggu, jika anemi berat berikan
transfusi darah, terapi hanya dengan uterotonika, berikan konseling asuhan
pasca keguguran dan pemantau lanjut.
2. Abortus inkompletus (keguguran bersisa)
Terapi
: Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah . Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuratase.Setalah itu beri obat-obat uterotonika dan anti biotika.
3. Abortus
insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Terapi
: pada usia kehamilan kurang dari 16 minngu, biasanya oleh dikter ahli
kandungan di lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manula (AVM ). Jika
evaluasi tidak segera di lakukan, berikan segera ergometrin 6,2 mg dapat di
ulang sesudah 15 menit jika perlu atau misoprostol 400 mg per0ral,dapat di
ulang 4 jam jika perlu. Dan segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi uterus, tugas bidan sebagai asisten menyiapkan alat–alat, pantau
kondisi pasien, membantu memberikan obat intravena sesuai intruksi
dokter,memasang infus jika diperlukan.
Jika
usia kehamilan lebih dari 16 minggu, sesuia protap tunggu ekspulsi spontan
hasil konsepsi, kemudian evakuai sisa – sisa hasil konsepsi jika perlu lakukan
infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan iv. Bila terdapat syok beri cairan
dan transfusi darah, setelah itu berikan obat- obatan uterotonika dan
antibiotika untuk mengurangi nyeri karena his bisa diberikan sedativa seperti
luminal, codein dan morfin.
4. Abortus iminens (keguguran membakat )
Terapi
: pada ibu dengan kasus abortus iminen, biasanya tidak perlu pengobatan khusus
atau medik, hanya dapat diberi sedativa, misalnya dengan luminal, codein dan
morfin ( sesuai protap dan instruksi dokter) keluarnya fetus masih dapat
dicegah dengan diberi obat – obatan hormonal dan antissapmodika, misalnya
progesteron 10 mg tiap hari untuk terapi subtansi dan untuk mengurangi
kerentanan otot –otot uterus.
Istirahat
baring : tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara
ini meneybabkan nertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan
mekanik. Istirahat baring tidak perlu melebihi 48 jam kalau ovum masih baik,
perdarahan pada waktu itu akan berhenti. Kalau perdarahan tidak berhenti sampai
48 jam maka kemungkinan besar terjadinya abortus, dan istirahat rebah hanya
menunda abortus tersebut, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau
berhubungan seksual.
G.PENCEGAHAN
Keguguran yang diakibatkan oleh faktor genetik,memang
sulit untuk di atasi.Untuk itu harus banyak berdoa pada tuhan agar terhindar
dari keguguran yang di sebabkan oleh hal ini. Sedangkan untuk keguguran yang di
sebabkan hal lain, bisa dicegah dengan menambah waktu beristirahat untuk
menghindari lelah dan stres, konsumsi makan bergizi, lakukan pola hidup sehat
dan secepatnya konsultasikan pada dokter kandungan apabila mengalami perdarahan
atau nyeri pada perut bagian bawah saat hamil. Semoga di berikan perlindungan
dan di hindarkan dari keguguran janin yang telah kita kandung.
(http://tipssehatkeluarga.blogspot.com).
DAFTAR PUSTAKA
- Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika
- FKU Padjajaran Bandung. 1984. Obstetric Patologi. Bandung: Elstar Offse
- Bagus, Ida Gde M. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
- Bari, Abdul Saifuddin. 2022. Buku Panduan Praktis Pelayanan
- Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohqqqardjo
- Prawirohardjo, S.2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT BINA PUSTAKA Sarwono Prawirohardjo
- Http.ummukautsar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar