SEKILAS
TENTANG KEHAMILAN EKTOPIK
A.PENGERTIAN
Kehamilan Ektopik dalah kehamilan dengan
implantasi terjadi diluar rongga uterus. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal : hal. : 15).
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang
berimplantasi diluar endometrium. (ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
keluarga berencana hal : 232).
Kehamilan Ektopik (kehamilan diluar
rahim) yaitu kehamilan yang terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak
melekat dirahim tetapi ditempat yang berbeda yaitu disaluran telur (tuba
falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut.
Istilah ektopik berasal dari bahasa
inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa yunani, topos yang berarti
tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam
hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik adalah implantasi dan
pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. (Mansjoer, 2001)
Tempat kehamilan yang normal ialah di
dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam
tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi dapt juga tejadi di dalam rahim di
tempat yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars interstisialis tubae atau
dalam tanduk rudimenter rahim.
Sering juga dipergunakan istilah
kehamilan ekstrauterin yang berarti kehamilan di luar rahim. Jadi sebenarnya
kehamilan dalam cervik, pars interstisialis tubae dan dalam tanduk rudimenter
bukan kehamilan ekstrauterin walaupun merupakan kehamilan ektopik. Kebanyakan
kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba. Adapun beberapa macam kehamilan yang
terjadi di luar rahim yaitu :
1. Kehamilan
tuba
Kejadian
kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan (Amerika). Kejadian dipengaruhi
oleh factor sosial: mungkin karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering
terdapat gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang.
2. Kehamilan
abdominal
Kehamilan abdominal ada 2
macam :
a. Kehamilan
abdominal primer, dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga
perut.
b. Kehamilan
abdominal sekunder yang asalnya kehamilan tuba dan setelah ruptur baru menjadi
kehamilan abdominal.
3. Kehamilan
ovarial
Jarang
terjadi dan biasanya berakhir dengan ruptur pada hamil muda. Untuk mendiagnosa
kehamilan harus dipenuhi kriteria dari Spiegelberg.
4. Kehamilan
cervical
Kehamilan
cervikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir servik dan dengan
tumbuhnya telur, servik menggembung. Kehamilan servik biasanya berakhir pada
kehamilan muda, karena menimbulkan perdarahan hebat yang memaksa pengguguran.
B.
ETIOLOGI
Penyebab kehamilan
ektopik adayang diketahui dan ada pula yang tidak atau belum diketahui. Ada
beberapa factor penyebab kehamilan ektopik:
Faktor Uterus
1.
Tumor
rahim yang menekan tuba
2.
Uterus
hipoplastis
Faktor Tuba
1.
Penyempitan
lumen tuba oleh karena infeksi endosalfing
2.
Tuba
sempit, panjang dan berlekuk- lekuk.
3.
Gangguan
fungsi rambut getar (silia) tuba.
4.
Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak
sempurna.
5.
Endometriosis
tuba.
6.
Striktur
tuba
7.
Difertikel
tuba dan kelainan congenital lainnya.
8.
Perlekatan
peri tuba dan lekukan tuba.
9.
Tumor
lain menekan tuba
10.
Lumen
kembar dan sempit
Faktor Ovum
1.
Migrasi
ekstema dari ovum.
2.
Perlekatan
membrana granulose.
3.
Rapit
cell devision.
4.
Migrasi
internal ovum.
C.
TANDA GEJALA
Gejala yang biasanya timbul pada
kehamilan ektopik akan terasa pada sekitar 6-10 minggu usia kehamilan. Adapun
gejala yang akan dirasakan oleh penderita sebagai berikut :
1. Sakit
disalah satu sisi panggul
2. Perdarahan
vagina di luar menstruasi
3. Nyeri
di perut bagian bawah
4. Pingsan
5. Mual
Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik
dapat menimbulkan gejala berikut
1. Nyeri
perut yang intens.
2. Hipotensi
3. Denyut
nadi cepat
4. Kulit
pucat
Karena beberapa gejala diatas juga
terjadi pada kehamilan normal, sehingga sulit untuk mendiagnosis. Oleh karena
itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan jika dicurigai kehamilan ektopik.
Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena
adanya darah dituba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus. Juga
dapat dilakukan laparoskopi melalui sayatan kecil diperut dapat dengan mudah
melihat bila ada embrio diluar rahim.
Bila terjadi gangguan kehamilan tuba,
gejalannya tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya kedalam rongga abdomen,
jumlah darah yang terdapat dalam rongga abdomen, dan keadaan umum ibu sebelum
kehamilan terjadi. Dengan demikian trias gejala klinik hamil ektopik terganggu
sebagai berikut :
1. Amenorea
·
Lamanya amenore berfariasi dari beberapa hari
sampai beberapa bulan.
·
Dengan amenore dapat dijumpai tanda-tanda
hamil muda yaitu morning sickness, mual-muntah, terjadi perasaan ngidam.
2. Terjadi
nyeri abdomen
·
Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang
pecah.
·
Rasa nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen
tergantung dari perdarahan didalamnya.
·
Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai
diagfragma, dapat terjadi nyeri didaerah bahu.
·
Bila darahnya membentuk hemotokel yaitu
timbunan didaerah cavum douglas akan
terjadi rasa nyeri dibagian bawah dan saat buang air besar.
3. Perdarahan
·
Terjadinya abortus atau ruptura kehamilan
tuba terdapat perdarahan kedalam cavum abdomen dan jumlah yang berfariasi.
·
Darah yang tertimbun dalam cavum abdomen
tidak berfungsi hingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan
nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai jatuh dalam keadaan syok.
·
Hilanganya darah dari peredaran darah umum
yang mengakibatkan penderita tampak anemis, daerah ujung ektremitas dingin,
berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada abdomen terdapat timbunan darah.
·
Setelah kehamilannya mati desidua dalam cavum
uteri dikeluarkan dalam bentuk desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama
dan dalam bentuk perdarahan hitam seperti menstruasi.
Gambaran klinis yang dijumpai bisa akut
atau subakut. Beberapa penulis mengemukakan presentasi gejala yang dijumpai
adalah sebagai berikut :
Rasa sakit dan nyeri 90%
Amenorea 80%
Perdarahan 82%
Teraba masa tumor 70%
Jatuh dalam syok 47%
Mual dan muntah – muntah 31%
Febris 27%
Sakit di bahu 13%
Diagnosa pasti sebelum operasi 60%
Diagnosis mungkin sebelum operasi 20%
Diagnosa salah sebelum operasi 20%
Gejala ini berfariasi menurut waktu
kapan penderita kita lihat atau periksa, sebelum, sewaktu, atau sesudah
terjadinya ruptur.
· Sebelum
terganggu
Tanda-tanda hamil mmuda, sedikit sakit
pada perut, rasa tidak enak pada perabaan dan biasanya diagnosis sukar
ditegakkan. Rasa tidak enak ini menyebabkan ibu pergi ke dukun dan sehingga
dapat terjadi ruptur.
· Sewaktu
terganggu (ruptur)
Rasa sakit tiba-tiba pada sebelah perut,
sakit ini sifatnya seperti diiris dengan pisau, dan terjadi perdarahan dengan
akibat-akibatnya. Terjadi gejala akut abdomen, jadi diagnosis mudah ditegakkan.
· Setelah
ruptur
Diagnosa
lebih mudah dengan adanya tanda-tanda akut abdomen dan perdarahan. Bila
penderita baru datang ke rumah sakit setelah beberapa waktu, maka tanda-tanda
diatas masih ada tetapi kurang jelas. Yang kita dapati adalah tumor di balakang
rahim, yang disebut pelvic mass.
D.PENGARUH/DAMPAK
TERHADAP KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS
Pengaruh KET pada kehamilan :
·
Dapat menyebabkan perdarahan yang bisa
membahayakan keadaan ibu akibat robekan pada dinding saluran telur yang tipis
akibat didesak oleh perkembangan janin.
Pengaruh KET pada persalinan :
·
Ibu yang mempunyai riwayat persalinan
kehamilan ektopik maka kemungkinan besar pada persalinan yang selanjutnya akan
terjadi KET.
Pengaruh KET pada nifas :
·
Infeksi bisa terjadi pada ibu nifas karena
alat-alat yang digunakan pada saat mengakhiri kehamilan ektopik kurang steril.
E. DIAGNOSA
Walaupun didiagnosanya agak sulit
dilakukan namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan melihat :
1. Anamnesa
dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,
dapat ada atau tidak ada perdarahan pervaginam, adanya nyeri perut kanan atau
kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang
terkumpul dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan
fisik
a. Didapatkan
rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adnexsa.
b. Adanya
tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstermitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan
dan nyeri lepas dinding abdomen.
c. Pemeriksaan
ginekologis
Pemeriksaan dalam servik teraba lunak,
nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
F.PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada
umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin
dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan.
Keadaan umum penderita terus diperbaiki darah dalam rongga perut sebanyak
mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan
fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apa perlu dilakukan
salpingektomik ( pemotongan bagian tuba yang terganggu ) pada kehamilan tuba.
Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG ( kuantitatif ).
Peninggian
kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang
belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi,
infus, oksigen, atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotika
dan antiinflamasi. Sisa sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin
supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap dirumah sakit.
G. PENCEGAHAN
Pencegahan kehamilan ektopik terganggu.
·
Berhenti merokok akan menurunkan resiko
kehamilan ektopik, wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk mengalami kehamilan ektopik.
·
Berhubungan seksual secara aman seperti
menggunakan kondom akan mengurangi resiki kehamilan ektopik,dalam arti
berhubungan sek secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular
seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit
radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan
meningkatkan resiko terjadinya kehamilan ektopik. Kita tidak dapat menghindari
100% resiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang
mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tata laksana secepat mungkin, jika kita
memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya maka kerjasama antara dokter dan
ibu sebaiknya di tingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.
DAFTAR PUSTAKA
- Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika FKU Padjajaran Bandung. 1984. Obstetric Patologi. Bandung: Elstar Offset
- Bagus, Ida Gde M. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
- Bari, Abdul Saifuddin. 2022. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohqqqardjo
- Prawirohardjo, S.2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT BINA PUSTAKA Sarwono Prawirohardjo
- Http.ummukautsar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar