SEKILAS
TENTANG TRAUMA KEHAMILAN
TRAUMA
PADA KEHAMILAN
1.1 DEFINISI
Trauma adalah tekanan / perlukaan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam
maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri.yang
dapat berdampak pada trauma secara fisik ataupun psikis.
Trauma,
pembunuhan,dan kekerasan serupa merupakan penyebab tersering terjadinya
kematian pada wanita dengan kehamilan muda.
Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist
(1998),
1 dari 12 kehamilan berkaitan dengan trauma fisik.Memang kematian terkait
cedera merupakan kausa morbiditas ibuyang tersering dijumpai di Cook Country,
New York City, Utah, dan North Carolina.
Resiko yang
mungkin muncul adalah sulosio plasenta (robek atapun lepasnya ikatan tali pusat
janin dari bagian dinding rahim) dan terjad itercemarnya darah ibu oleh darah
anak yang berbeda rhesus serta cairan kandungan yang masuk ke aliran darah ibu
(emboli cairan amnion).Pada 3 bulan terakhir kehamilan, justru dinding rahim
makin tipis dan posisi kandungan makinmenonjol ke permukaan dinding perut. Hal
ini lebih memberikan resiko pada janin untuk terkenacedera langsung, baik
karena trauma tumpul atau pun luka tusuk. Di samping itu kandunganyang semakin
membesar akan menyebabkan tekanan atau hambatan pada aliran darah balik melalui
vena besar di bawahnya (vena cava compression).Benturan yang terjadi pada
dinding panggul ibu juga dapat menimbulkan perdarahan hebat berasal dari
rusaknya struktur vaskuler rahim di dalamnya.
Beberapa perubahan fisiologis yang menyertai yang
terkadang mengecohkan dan menyimpangkan interpretasi para tenaga medik,
misalnya pada peningkatan cairan plasma,kenaikan komponen darah seperti
leukosit dan menurunnya nilai hematokrit. Sehingga penunjukan nilai lab yang
sudah mulai signifikan memberi arti sebetulnya sudah terjadi.
a.Klasifikasi
1.Trauma fisik
· Trauma minor
Merupakan trauma yang ringan yang terjadi pada kehamilan. Biasanya
disebabkan karena jatuh, pukulan langsung ke perut dan kecelakaan kendaraan
bermotor. Hal ini menyebabkan memar, laserasi dan konstusio.
· Trauma mayor
Trauma sedang sampai dengan berat. Lebih sering menyebabkan kritis pada
kehamilan. Dampaknya dapat berupa patah pada tulang rusuk, patah tulang
panggul. Bahkan tidak jarang ibu hamil datang ke UGD sudah dalam kondisi
yang kritis.
· Trauma minor
Merupakan trauma yang ringan yang terjadi pada kehamilan. Biasanya
disebabkan karena jatuh, pukulan langsung ke perut dan kecelakaan kendaraan
bermotor. Hal ini menyebabkan memar, laserasi dan konstusio.
· Trauma mayor
Trauma sedang sampai dengan berat. Lebih sering menyebabkan kritis pada
kehamilan. Dampaknya dapat berupa patah pada tulang rusuk, patah tulang
panggul. Bahkan tidak jarang ibu hamil datang ke UGD sudah dalam kondisi
yang kritis.
-Tipe trauma
fisik pada kehamilan muda:
· Cidera tumpul ( blunt trauma )
· Pemerkosaan atau kekerasan seksual (sexual assault )
· Luka tusuk ( penetrating injuries )
· Burns ( luka bakar )
· Cidera tumpul ( blunt trauma )
· Pemerkosaan atau kekerasan seksual (sexual assault )
· Luka tusuk ( penetrating injuries )
· Burns ( luka bakar )
2.Trauma Psikis
Trauma psikis sangat mungkin terjadi dialami pada
masa awal kehamilan karena masa awal kehamilan merupakan masa yang rentan
terjadinya tingkat kestresan yang tinggi yang di pengaruhi beberapa faktor
yaitu perubahan hormonal,perubahan fisik ibu hamil yang butuh penyesuaian diri.
Adapun trauma psikis tersebut adalah berupa kecemasan, kegusaran, dan perasaan
panik yang berlebihan.
2.10 ETIOLOGI
1. Etiologi Trauma fisik
· a .Adanya benturan keras
· a .Adanya benturan keras
(1) KDRT (
Kekerasan Dalam Rumah Tangga )
Saat terjadi pertengkaran atau perselisihan dalam rumah tangga, serinh kali ibu hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan yang mempunyai dampak pada kandungannya. Pemerkosaan atau kekerasan seksual yang kadangkala bisa saja terjadi.Contoh yang sering terjadi adalah pukulan langsung ke perut,maupun tidak sengaja terjatuh.
Saat terjadi pertengkaran atau perselisihan dalam rumah tangga, serinh kali ibu hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan yang mempunyai dampak pada kandungannya. Pemerkosaan atau kekerasan seksual yang kadangkala bisa saja terjadi.Contoh yang sering terjadi adalah pukulan langsung ke perut,maupun tidak sengaja terjatuh.
(2) Kecelakaan
kendaraan bermotor
Kecelakaan ini sering memberi dampak trauma pada kandungan ibu hamil
secara tidak sengaja dan hal ini bisa mengakibatkan dampak yang ringan maupun berat. Dampak ringan dapat berupa memar, laserasi dan kontusio. Sedangkan dampak yang lebih berat berupa patah tulang panggul dan patah tulang rusuk.
Kecelakaan ini sering memberi dampak trauma pada kandungan ibu hamil
secara tidak sengaja dan hal ini bisa mengakibatkan dampak yang ringan maupun berat. Dampak ringan dapat berupa memar, laserasi dan kontusio. Sedangkan dampak yang lebih berat berupa patah tulang panggul dan patah tulang rusuk.
(3) Jatuh
(4) Luka
tembak/luka tusuk
b. Zat- zat kimia
(1). konsumsi
obat-obatan yang dapat membahayakan janin khususnya usia kehamilan muda.misal obat cloramphenicol,diazepam,dll.
(2). Terkena atau tersiram air keras.dll
2 Etiologi Trauma Psikis
Faktor usia kehamilan
Semakin muda usia kehamilan ibu,semakin rawan pula terjadi trauma
psikologis akibat belum matang nya kesiapan mental yang dapat mengganggu
perkembangan janin dan ibu.misal pada ibu primigravida lebih mudah terjadi
trauma daripada ibu multigravida yang sudah berpengalaman.
Faktor pola hidup
Wanita
hamil yang memiliki pola hidup sehat,tidak merokok,bebas alkohol dan narkotika.
akan lebih memiliki kematangan mental yang lebih siap dalam menghadapi
perubahan dalam kehamilan
Faktor Sosial Budaya
Hubungan intrapersonal yang baik dan dukungan yang cukup
dari keluarga akan menghindarkan dari tekanan dan tingkat stress yang
berlebihan yang memicu timbulnya trauma psikologis.
Faktor Ekonomi
Tingkat
ekonomi yang rendah akan memiliki tingkat stressor yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki tingkat ekonomi berkecukupan,dan
akan berdampak pada terjadinya minim terjadinya tingkat trauma psikologis.
Kondisi psikologis yang dialami ibu
selama hamil, kemudian akan kembali mempengaruhi aktivitas fisiologis dalam
dirinya. Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat
mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar
keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan
psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah
marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.
2.11 TANDA GEJALA TRAUMA FISIK DAN PSIKIS IBU
HAMIL
1.Tanda gejala Trauma Fisik
v
Adanya
memar ,laserasi pada jaringan tubuh
v
Odeme,/pembengkakan
daerah tertentu yang mengalami trauma/perlukaan.
v
Terjadi perdarahan, pecahnya
ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya.
ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya.
v
Bisa saja terjadi syok
neurologic,dan hipovolemic jika perdarahan tersebut tidak segera ditangani.
v
Patah
tulang/ fraktur, patah pada tulang rusuk, patah tulang
panggul.
panggul.
2.Tanda Gejala Trauma Psikis
a. Reaksi Cemas
Terjadinya takut,Cemas dan panic
berlebihan ibu hamil pada hal-hal yang wajar. terjadi di trimester 1 dalam kurun waktu yang singkat
tanpa sebab yang jelas.
v
Kecemasan
baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkanya karena gejala klinik yang
ada,sangat tidak spesifik (tremor,berdebar-debar,kaku otot,gelisah,mudah
lelah,insomnia)
v
Timbulnya
gejala – gejala somatic akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi,sesak
nifas,rasa dingin di telapak tangan,berkeringat,pusing,rasa terganjal pada
leher)
b. Reaksi Panik
v
Ditandai
dengan rasa takut dan gelisah yang sangat hebat,terjadi dalam periode yang
relative singkat dan tanpa sebab sebab jelas.
v
Pasien
mengeluhkan nafas sesak,telinga berdenging,jantung berdebar,mata kabur,
v
Pemeriksaan
fisik menunjukan gelisah dan ketakutan,muka pucat,pernapasan
pendek,takhikardia.
c.Reaksi hipersensitif
v
Ibu hamil
menjadi lebih peka perasaanya seperti mudah tersinggung,
v
Mudah
terpancing emosi marah,dan menangis
v
Kadangkala
ibu lebih memilih menyendiri/
2.12 PENGARUH/ DAMPAK
PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
1) Pengaruh Pada Kehamilan
a) Trauma Fisik
v Mengganggu Perkembaangan janin serta kesehatan ibu
hamil
v Memicu timbulnya Abortus pada Kehamilan
v Memicu timbulnya perdarahan pada kehamilan
v Menyebabkan timbulnya syock neurologic dan syok
hipovolemic pada ibu hamil,sehingga sirkulasi
makanan dan oksigen ke janin terhambat yang
selanjutnya akan
mempengaruhi tumbuh kembang janin. .
mempengaruhi tumbuh kembang janin. .
v Menyebabkan cacat permanen pada ibu ataupun cacat
congenital pada janin.
b) Trauma Psikis
Adapun
pengaruh perasaan sedih dan frustasi yang berkepanjang n dan mengakibatkan
depresi yang seringkali
tidak hanya berdampak pada sakit secara mental namun dapat mengakibatkan sakit
scara fisik karena terganggunya organ – organ tubuh tertentu.yaitu :
v
mempengaruhi
detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat,
sekresi asam lambung
yang tentunya memicu kerancauan
system metabolisme yang akan berpengaruh pada perkembangan janin.
Depresi yang berkepanjangan ini dapat memicu
terjadinya komplikasi pada kehamilan muda antara lain:
v Resiko Abortus
v Resiko Hiperemesis gravidarum
v
Resiko
Kelahiran Premature
2) Pengaruh Pada
Persalinan
a) Trauma Fisik
v
Menyebabkan
resiko janin tidak bisa lahir
per-vaginam(partus dengan bantuan/ secsio caesaria)
v
Memicu
timbulnya abortus
v
Menyebabkan
terjadinya persalinan pre-mature
v
Menyebabkan
ketuban pecah dini
v
Meningkatkan
resiko rupture uteri akibat trauma
v
Meningkatkan
terjadinya perdarahan akibat trauma
v
Memicu
terjadinya rupture uteri akibat trauma
v
Memicu
terjadinya inversio uteri/ prolapsus
uteri
b) Trauma Psikis
v
Stres
dan cemas berlebihan akan menyebabkan kerja jantung lebih cepat dalam mempompa
darah,sehingga menyebabkan penyempitan
pembuluh darah / vasokonstriksi vaskuler,dan hal ini menghambat pertukaran
darah dan oksigen serta makanan dari ibu ke janin,sehingga terjadilah Fetal
Distress.
v
Menyebabkan
terjadinya distosia power pada proses persalinan akibat minimnya motivasi ibu
akibat trauma psikis tersebut
v
Akibat
distosia power tersebut memicu timbulnya prolonged phase pada persalinan.
3) Pengaruh Pada
Masa Nifas
a) Trauma Fisik
v
Trauma
secara fisik pada masa nifas akan menyebabkan HPP/ Hemoraggic Post partum
akibat trauma yang terjadi
v
Karena
timbul perdarahan maka resiko terjadinya syok hipovolemik dan syok neurologic
pada post-partum meningkat
v
Akan
memicu terjadinya rupture uteri
v
Memicu
terjadinya inversio plasenta / prolapsus uteri akibat trauma
v
Memicu
terjadinya infeksi/sepsis puerpurium
b)
Trauma Psikis
v Akibat stress dan kecemasan akan menekan hipofisis sehingga kadar FSH dan
LH meningkat sedangkan kadar prolaktin terhambat,sehingga berdampak pada
produksi ASI yang menurun./tidak keluar
v Stres dan cemas dan berlebihan juga akan berdampak pada sikap ibu
terhadap bayi yang acuh tak acuh sehingga bayi akan kurang terawatt,dan
bounding attachment tidak tercapai dengan baik
v Bayi akan kekurangan kasih sayang dan perhatian sehingga jika
terus-terusan tumbuh dalam kondisi demikian akan menhgambat perkembangan mental
bayi
v . Karena menurun nya produksi ASI pada ibu,sehingga terpaksa bayi diberi
MP-ASI yang seringkali menimbulkan alergi/imunitas rendah.
2.13 CARA DIAGNOSIS
1. Trauma Fisik
a) Dengan cara pemeriksaan Fisik secara
umum (inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi)
untuk menentukan sejauh mana cidera/
trauma fisik yang di alami oleh ibu hamil,apakah ada ada kelainan pada janin
ataupun organ-organ tubuh ibu.apakah ada fraktur,combusio,laserasi ataukah
bahkan haemaptome.namun harus diteruskan dengan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan dengan bantuan alat agar lebih jelas dalam menegakan diagnosis.
b). Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk deteksi
dini akibat trauma
kehamilan, yaitu antara lain :
a)· USG / Ultrasonography
kehamilan, yaitu antara lain :
a)· USG / Ultrasonography
Ultrasonography selama ini dikenal masyarakat
sebagai alat kedokteran untuk
memeriksa kehamilan. Dengan menggunakan gelombang suara, USG mampu
memperlihatkan kondisi janin selama dalam kandungan, apakah memiliki
pertumbuhan normal ataukah abnormal, termasuk juga untuk mengetahui jenis
kelaminnya.
Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk
serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan sekitarnya. Dan sangat evektif untuk mengetauhi kondisi janin,apakah masih bisa dipertahankan atau tidak.
memeriksa kehamilan. Dengan menggunakan gelombang suara, USG mampu
memperlihatkan kondisi janin selama dalam kandungan, apakah memiliki
pertumbuhan normal ataukah abnormal, termasuk juga untuk mengetahui jenis
kelaminnya.
Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk
serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan sekitarnya. Dan sangat evektif untuk mengetauhi kondisi janin,apakah masih bisa dipertahankan atau tidak.
b) DPL (
Diagnostic Peritoneal Lavage )
DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau
cairan pada rongga usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu.
Tetapi DPL ini hanyalah alat diagnostik. Apabila ada suatu keraguan, lakukan
Laparatomi ( gold standart ).
c)
Computed Tomography
CT scan
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan.
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan.
d)
Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin/ Fetal Heart Rate
Ultrasonogram obstetri dapat menunjukkan usia
kehamilan dan posisi janin serta plasentanya. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu
kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma pada
ibu hamil.
Ultrasonogram obstetri dapat menunjukkan usia
kehamilan dan posisi janin serta plasentanya. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu
kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma pada
ibu hamil.
2) TRAUMA PSIKIS
a)
Cara mendiagnosis / deteksi dini adanya trauma psikis pada kehamilan
antara lain dengan wawancara / pengumpulan data melalui anamnesis dari data
subyektif pasien ibu hamil,.seperti:
v
Adanya
riwayat keturunan keluarga yang memiliki kelainan psikiatri
v
Adanya
problem psikologis yang pernah dialami: antara lain misalnya keluarga yang broken home,konflik dengan
keluarga saat pernikahan
v
Adanya
Riwayat Reproduksi yang kurang baik :riwayat abortus berulang,riwayat kematian
janin,riwayat infertilitas,riwayat kelainan congenital.dlL
2.14 MANAJEMEN /PENANGANAN pada KEHAMILAN,PERSALINAN,dan NIFAS
1) Trauma Fisik
a) Prinsip – prinsip tata cara
pertolongan terhadap ibu hamil yang mengalami
trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu
mensurvei ABC,
trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu
mensurvei ABC,
v Airway (
jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di
jalan nafas
jalan nafas
v .Breathing
( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma
berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.
berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.
v Serta
Circulation ( sirkulasi
atau aliran darah ibu ) jangan sampai menghambat vena cava, posisikan untuk miring atau fowler.
atau aliran darah ibu ) jangan sampai menghambat vena cava, posisikan untuk miring atau fowler.
v Juga yang
perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem
perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan kita sebagai tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse RL grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika sewaktu-waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah pentingnya adalah oksigenasi set.
perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan kita sebagai tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse RL grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika sewaktu-waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah pentingnya adalah oksigenasi set.
v Patokannya
adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan kondisi si ibu
seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah jaminan keselamatan janin
dalam kandungan.
v Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan
janin salah satunya bisa diketahui dengan memonitor denyut nadi
janin.
v Begitu juga perlu perhatian
sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin jika si ibu mengalami kasus seperti
perdarahan per vaginal, solusio plasenta, nyeri yang tiba – tiba di bagian bawah
perut, nyeri yang hebat di seluruh perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan
rahim serta kejang – kejang yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda
–tanda terjadi eklamsia.
2. TRAUMA
PSIKIS
a. Masa
Kehamilan
Pada
masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan psikologik harus
dilakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil dengan riwayat gangguan psikis
saat hamil dan persalianan / nifas sebelumnya, karena kecendurungan gangguana
psikis yang lebih berat sangat tinggi. Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara tenaga kesehatan dengan pasien untuk
kemudian dapat memberikan saran dan psikoterapi yang memada. Beberapa langkah dalam mengenali,
mencegah, dan mengobati kalainan psikis pada saat antenatal antara lain:
·
Buatlah suatau perencanaan bersama untuk
mengenali kelainan psikis pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan
psikis ini, seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
·
Berikan penjelasan tentang tahap – tahap
persalinan / nifas pada keluarganya.
·
Dengarkan dan berilah tanggapan apabila
pasien menyataka keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila
diperlukan, periksalah pelengkap diagnostik dengan laboratorium ataupun USG,
foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan
langkah – langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.
·
Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya
pada persiapan untuk mengahadapi kemungkinan – kemungkinan penyulit pada saat
kehamilan dan persalinan sedemikian sehingga pasien atau keluarganya mempunya
kepercayaan yang tinggi terhadap dokter / saran pelayanan yang ada. Informasi
yang jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi yang baik dengan suami dan
keluarga ibu hamil tersbut akan merupakan dukungan yang sanagt berarti.
b. Masa
Persalinan
Keadaan
emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh timbulnya rasa sakit dan
tidak enak selama
persalinan berlangsung, apalagi pada ibu hamil tersebut baru pertama kali
melahirkan dan pertama kali merawat dirumah sakit. Untuk itu, alangkah baiknya
bila ibu hamil tersebut sudah mengenal lebih baik keadaan ruang bersalin/
ruamah sakit dari segi fasilitas pelayanannya maupun tenaga pelayanan yang ada.
Usahakan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat dan
femeliar walaupun berada di rumah sakit. Peran perawat yang empati pada ibu
bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan – kebutuhan yang timbul agar
mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus
dikerjakan dengan baik agar ibu bersalain tidak jatuh dalam keadaan panik.
Peran suami yang sudah
memahami proses persalunan bila berada di sdamping ibu yang sedang bersalin
sangat membantu pemantapan ibu bersalin dalam menghdapai rasa sakit dan takut
yang timbul.
c. Masa
Nifas
Perawatan nifas memerlukan
pengawasan dan komunikasi dua arah. Hal ini akan membantu kenyamanan ibu nifas
dalam memasuki era kehidupan baru sebagai ibu yang harus merawat dan menghidupi
bayinya. Perawatan secara “ rooming in “ merupakan pilihan untuk perawatan
nifas. Saran dan arahan dari petugas kepada ibu nifas hanya di kerjakan apabila
ibu tersebut mengalami kesulitan dan menanya kepada petugas.
Pengawasan dan arahan petugas
atau perawat harus slalu dilakukan dengan baik termasuk dalam memberi pelayanan
tentang perawatan bayi dan cara laktasi yang benar.
Bila
dalam pelayanan nifas semua pasien mendapatka perlakuan yang sama, maka akan
menjadi suatu kompetisi dari ibu – ibu tersebut untuk menjalani perawatan nifas
sebaik mungkin terutama dalam perawatn bayinya. Problema – problema yang timbul
selama masa nifas akan di diskusikan diantara mereka untuk kemudian dinyatakan
kepada petugas kesehatan apabila di perlukan. Secara tidak langsung ibu nifas
akan mendapatkan rasa percaya diri di dalam perawatan dirinya ataupun bayinya
sehingga pada saat pulang dari rumah sakit sudah dapat mengatasi beberapa
problem yang mungkin timbul.
2.15 PENCEGAHAN
1) Trauma Fisik
a) Bagi
ibu-ibu yang sedang hamil, selain diharapkan senantiasa mengontrol kehamilannya
secarateratur guna memantau perkembangan janinnya,
b) juga mesti berhati-hati dalam keseharian
jangansampai tubuh yang semakin berat dan tak seimbang itu mengalami cedera
c) Mengurangi aktivitas dan kerja berat terutama pada
usia kehamilan muda mengingat masih begitu rentan nya keaadaan janin.
d) Mengurangi Bepergian jauh selama masa kehamilan
terutama pada usia kehamilan muda ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau
cidera.
2) Trauma Psikis
a). Carilah informasi seputar
kehamilan, perubahan yang terjadi dalam diri ibu, dan hal-hal yang perlu
dihindari agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan
membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering
muncul karena ketidaktahuan mengenai apa yang terjadi.
b). Bicarakanlah perubahan selama
kehamilan dengan suami, sehingga ia juga tahu serta diharapkan bisa berempati
dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Galilah perasaan yang
dialami pasangan sehubungan dengan kehamilan ini. Carilah titik temu guna
mengantisipasi perubahan yang bisa memunculkan masalah.
c). Periksakan kehamilan secara
teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan.
Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter/bidan.
d). Pahami benar pengetahuan
mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah
mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang
mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak
dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang
kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan
kecerdasan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Prawirohardjo,S. 2009. Ilmu kebidanan. Yogyakarta YBPSP
- Varney, Helen 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
- Boyle.M.2005.Kedaruratan Dalam Persalinan.Jakarta: EGC
- Suherni.2008.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya
- Prawirohardjo,S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:PT Bina Pustaka
- joandvhi.blogspot.com. Makalah Trauma Kehamilan.www.joandvhi.blogspot .com.akses 01 oktober 2013
- Dep.Kes. RI. 2007. Kementrian kesehatan republik indonesia. www. depkes ri.go.id.akses 01 oktober 2013, http://www.g-excess.com/37420/gejala-dan-dampak-dari-hiperemesis-gravidarum
- Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 195
Tidak ada komentar:
Posting Komentar