PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Minggu, 05 Juni 2011

STRES DAN CARA PENGUKURAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

STRES DAN CARA PENGUKURAN

PENGERTIAN STRES
  • Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada. seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori Selye, menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi pads tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan stresor atau penyebab tertentu (Isaacs, 2004). 
  • Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pads satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekedaannya dengan baik, maka disebut mengalami distres (Hawari 2001). 
  • Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan (Sunaryo, 2004).

MACAM-MACAM STRES
  • Kondisi stres seseorang dapat dikelompokkan (Hawari, 2001) menjadi dua macam:
  1. Kondisi eustres (tidak stres): seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak ada gangguan pads fungsi organ tubuh.
  2. Kondisi distress (stres): pads saat seseorang menghadapi stres tedadi gangguan pada 1 atau lebih organ tubuh sehingga prang tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

TIPE KEPRIBADIAN YANG RENTAN TERKENA STRES
  1. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan).
  2. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
  3. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over confidence).
  4. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
  5. Beker a tidak mengenal waktu (workaholic).
  6. Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).
  7. Lebih suka beker a sendirian bila, ads tantangan.
  8. Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.
  9. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila, tidak tercapai maksudnya mudah besikap bermusuhan.
  10. Tidak mudah dipengaruh, kaku (tidak fleksibel).
  11. Bila berlibur pikirannya ke peker aannya, tidak dapat santai.
  12. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.

TAHAPAN STRES
  • Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena, perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fiungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya.
  • Dr. Robert Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat, dalam Hawari (2001) membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut :
1. Stres tahap I
  1. Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut.
  2. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
  3. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
  4. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Stres tahap II
  • Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang fidak lagi cukup sepanjang hari, karena, tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara, lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit.
  • Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut:
  1. Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.
  2. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
  3. Lekas merasa capai menjelang sore hari.
  4. Sering mengeluh lainbung/penit tidak nyaman (bowel discomfort).
  5. Detakan jantung lebih kerns dari biasanya (berdebar-debar).
  6. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;
  7. Tidak bisa santai.

3. Stres tahap III
  • Apabila seseorang tetap mernaksakan diri dalam peker aannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu:
  1. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
  2. Ketegangan otot-otot semakin terasa.
  3. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
  4. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia).
  5. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan).
  • Pada tahapan ini seseorang sudah harus, atau bisa jugs beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guns menambah suplai energi yang mengalami defisit.

4. Stres, tahap IV
  • Gejala stres tahap IV, akan muncul:
  1. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
  2. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
  3. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adekuat)
  4. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
  5. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
  6. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tadak ada semangat dan kegairahan.
  7. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
  8. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

5. Stres tahap V
  • Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
  1. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan psychological exhaustion).
  2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari¬-hari yang ringan dan sederhana.
  3. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
  4. Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

6. Stres tahap VI
  • Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
  • Gambaran stres; tahap VI ini adalah sebagai berikut:
  1. Debaran jantung teramat keras,
  2. Susah bernapas (sesak dan megap-megap)
  3. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
  4. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
  5. Pingsan atau kolaps (collapse).
  • Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

REAKSI FISIOLOGIS TERHADAP STRES
  • Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.
  • Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dan hipotalamus yaitu :
  1. Mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya.
  2. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal.
  3. Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.
  4. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
  5. Kelenjar hipofisis . selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal.
  6. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gala darah.
  7. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalarn respons fight or flight.

PENGUKURAN TINGKAT STRES
  • Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
  • 0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada
  • 1: Satu gejala dari pilihan yang ada
  • 2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
  • 3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
  • 4: Semua gejala ada

  • Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Skor < 14 tidak ada stres
  2. Skor 14-20 stres ringan
  3. Skor 21-27 stres sedang
  4. Skor 28-41 stres berat
  5. Skor 42-56 stres berat sekali

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES
  • Beberapa faktor yang mempengaruhi stres individu (Sunaryo, 2004) adalah:
  1. Faktor biologis herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofisiologik, neuhormonal.
  2. Faktor psiko edukatif. kepribadian, pengalaman, kondisi lingkungan.

GEJALA STRES YANG DIALAMI KLIEN SESUAI DENGAN SKALA HARS:
  1. Perasaan cemas
  2. Ketegangan
  3. Ketakutan
  4. Gangguan tidur
  5. Gangguan kecerdasan
  6. Perasaan dep[resi / tertekan
  7. Gejala somatik
  8. Gejala sensorik
  9. Gejala kardiovaskuler
  10. Gejala pernapasan
  11. Gejala gastrointestinal
  12. Gejala urogenital
  13. Gejala vegetatif otonom
  14. Apakah remaja merasakan

KUESIONER STRES


I.IDENTITAS RESPONDEN
  1. No Responden :
  2. Alamat :
  3. Tanggal Pengisian :

II.PETUNJUK PENGISIAN
  • Berilah tanda √ pasda salah satu jawaban yang anad anggap sesuai dengan keadaan anda!
  • Petunjuk:
  1. Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti.
  2. Berilah tanda √ pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang saudari alamai
  3. Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila saudara tidak mengalami gejala yang ada dalam pernyataan saudara boleh tidak menjawabnya.

III. STRES
1. Perasaan cemas yang anda alami biasanya.
  • Firasat buruk
  • Takut akan pikiran sendiri
  • Mudah tersinggung
  • Tidak lama

2. Ketegangan yang anda alami berupa
  • Terasa tegang
  • Lesu
  • Mudah terkejut
  • Tidak dapat iostirahat
  • Mudah menangis
  • Gemetar
  • Gelisah

3. Ketakutan yang anda hadapi yaitu
  • Pada gelap
  • Ditinggal sendiri
  • Pada orang asinmg
  • Pada keramaian lalu lintas
  • Pada kerumunan orang banyak

4. Gangguan tidur yang anda alami berupa
  • Sukar memulai tidur
  • Terbangun malam hari
  • Tidak pulas
  • Mimpi buruk
  • Mimpi yang menakutkan

5. Gangguan berpikir ada pada yaitu
  • Daya ingat buruk
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sering bingun
  • Mudah marah

6. Bila anda merasa tertekan, maka anda
  • Kehilangan minat atau kemauan
  • Sedih
  • Bangun dini hari
  • Berkurangnya kesukaan pada hobi
  • Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

7. Gangguan somatic atau gangguan otot yang anda alami berupa
  • Nyeri otot
  • Kaku
  • Kekdutan otot
  • Gigi gemertak
  • Suara tidak stabil

8. Ganguan sensorik atau gangguan dari penerimaan rangsangan yang anda rasakan.
  • Tangan berdenyut
  • Penglihatan kabur
  • Muka merah dan pucat
  • Merasa lemah
  • Perasaan seperti di tusuk-tusuk

9. Gangguan kardioskasvuler atau gangguan peredaran darah yang anda rasakan
  • Denyut nadi cepat
  • Dada berdebar-debar
  • Nyeri dada
  • Denyut nadi mengeras
  • Rasa lemah seperti mau pingsan

10. Gangguan pernapasan yang anda rasakan yaitu
  • Rasa tertekan di dada
  • Perasaan seperti tercekik
  • Merasa napas pendek atau sesak
  • Sering menarik napas panjang

11. Gangguan gastrointestinal atau gangguan saluran pencernaan yang anda alami yaitu
  • Sulit menelan
  • Mual muntah
  • Berat badan menurun
  • Konstipasi atau sulit BAB
  • Perut melilit
  • Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
  • Rasa panas di perut
  • Perut terasa penuh atau kembung

12. Gangguan urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan kelamin yang anda rasakan.
  • Sering kencing
  • Tidak dapat menahan kencing
  • Nafsu seksual menurun
  • Tidak dapat kencing

13. Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan ketuidakseimbangan tubuh yang anda alami
  • Mulut kering
  • Muka kering
  • Mudah berkeringat
  • Pusing atau sakit kepala
  • Bulu roma berdiri

14. Apakah anda merasakan
  • Gelisah
  • Tidak tenang
  • Mengerutkan dahi dan muka tegang
  • Napas pendek dan cepat
  • Muka merah

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arifin, 2009. Nyeri Haid. Majalah Dokter Kita Edisi 7- th II-2009.
  2. Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  3. Aat, 2005. Psikologi Stres. Bandung: UNPAD.
  4. Bhuono, 2005. Metode Penelitian dan Pengolahan dengan SPSS. Yogyakarta: Andi ofset.
  5. Genie, 2009, Kurangi Nyeri Haid dengan Terapi Energi Cair lewat http://m.okezone.com. yang direkam pada 11 Mar 2009 19:53:36 GMT
  6. Gregson dkk, 2005. Managing Stress Mengatasi Stress Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca.
  7. Hawari, 2001. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta:FKUI.
  8. Isaacs, 2004. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
  9. Junizar, 2009, Pengobatan Dismenore secara Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 133, 20091 53 yang direkam pada 11 Mar 2009 19:53:36 GMT
  10. Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  11. Mediastore, 2009, Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Nyeri Haid, http:// mediastore?newsid1059624784,96412, yang direkam pada 11 Mar 2009 19:53:36 GMT.
  12. Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  13. Sarwoko, 2007, Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: PT Andi.
  14. Satumed, 2009. Hidoterapi. www.medikaholistik.com/230101, yang direkam pada 23 Mei 2009 19:53:36 GMT.
  15. Soedigdo, 2002. Metode Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI.
  16. Soetjiningsih, 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
  17. Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
  18. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta
  19. Widayanto, 2009. Dismenorhoe. widayanto.com, direkam pada 21 Juli 2009 18:43:16 GMT

2 komentar:

  1. PAK SAYA MAHASISWI PASCA SARJANA PRODI ILMU LINGKUNGAN, KEBETULAN SAYA SEKARANG SEDANG PENELITIAN PAK, SAYA TERKENDALA DALAM MENENTUKAN INDIKATOR PADA KUESIONER AKTIFITAS KERJA KARYAWAN PAK, SAYA HARAPKAN BANTUAN NYA PAK

    BalasHapus
  2. pak bisa mnta alamat emailnya slx ada yanng sya maw taxakan masalh penelitian..terimakasi

    BalasHapus