PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Jumat, 16 September 2011

KONSEP DASAR HUBUNGAN SEKSUAL

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP DASAR HUBUNGAN SEKSUAL

1. DEFINISI
  • Hubungan seks manusia merupakan pencetusan dari cinta antara individu, di mana daya tarik dan panca indra ikut berperan.

2. PERKEMBANGAN SEKSUAL PADA MANUSIA
  • Perkembangan seks manusia berbeda dengan binatang dan bersifat kompleks. Jika pada binatang seks hanya berperan untuk kepentingan mempertahankan generasi atau keturunan dan di lakukan pada musim tertentu dan berdasarkan dorongan insting. Pada manusia seksual berkaitan dengan biologis, fisiologis, psikologis, sosial, dan norma yang berlaku. Hubungan seks manusia dapat dikatakan bersifat sakral dan mulia sehingga secara wajar hanya di benarkan dalam ikatan perkawinan. Jika hubungan seks binatang dapat dapat dilakukan di sembarang tempat, tidak demikian halnya manusia, karena dalam melakukan hubungan seks diperlukan tempat yang layak, sesuai dengan norma tetentu dan di dahului oleh satu permainan yang mengasikkan.

3. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKS MANUSIA YANG DISEBUT LIBIDO
  1. Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan seks dengan menghisap puting susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan, Dengan bayi baru dapat tidur setelah disusui ibu, menghisap botol atau tidur sambil menghisap jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak perlu dilarang.
  2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang air besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilet, sehingga kepuasannya tercapai.
  3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan alat kelaminnya.
  4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah-olah terbenam, karena mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah, dan adanya pekerjaan rumah dari sekolah, Sehingga anak-anak cepat lelah dan lekas tertidur, untuk siap bangun pagi dan pergi ke sekolah.
  5. Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahun. Tanda seks sekunder mulai berkembang dan keinginan seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah, keinginan dipuja dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai tampak. Saat ini masa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian orang tua. Pada wanita telah mulai dating bulan (menstruasi) dan pria mulai mimpi basah sehingga dapat menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka melakukan hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai tingkat dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dihendaki, memberikan dampak kejiwaan yang sangat menyedihkan.

4. ALAT REPRODUKSI DAN AKTIVITAS SEKSUAL PRIA
  1. Penis: merupakan jaringan erektil yang berfungsi untuk defisit sperma dalam hubungan seksual sehingga dapat ditampung dalam liang senggama. Sebagai alat penting dalam hubungan seksual baik untuk kreasi dan prokreasi. Struktur anatominya terdapat bagian yang disebut kapernus yang dapat membesarkan dan memberikan ketegangan pada penis.
  2. Testis: Disebut juga buah zakar. Testis berada diluar yang dibungkus dengan skrotum yang longgar. Merupakan alat penting untuk membentuk hormone pria yaitu testosterone dan membentuk spermatozoa yang telah di bentuk disimpan pada saluran testis untuk menampungnya karena spermatozoa tidak tahan panas dan tidak tahan suhu terlalu dingin. Kulit skrotum yang longgar digunakan untuk mengatur suhu sehingga panas disekitar spermatozoa relatife tetap.
  3. Epididimis: Merupakan saluran dengan panjang sekitar 45-50 cm, tempat bertumbuh dan berkembangnya spermatozoa, sehingga siap untuk melakukan pembuahan.
  4. Kelenjar prostat: Merupakan pembentuk cairan yang akan bersama-sama keluar saat ejakulasi dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada di bagian dalam dan berfungsi membentuk cairan pendukung spermatozoa.
  5. Vas deferens: Merupakan kelanjutan dari saluran epididimis yang dapat diraba dari luar, Kontap (kontrasepsi mantap) pria dilakukan dengan memotong dan menutup saluran ini, sehingga tidak mungkin memberikan kehamilan

5. MASALAH KEPRIBADIAN DALAM PERKEMBANGAN SEKS
  1. Kepribadian terbuka: Mereka sangat terbuka dalam masalah seksual dan dengan mudah dapat diterka oleh orang lain. Mereka siap untuk menerima kritik orang lain sehingga menambah kematangan kepribadian.
  2. Kepribadian tertutup: Mereka yang mempunyai kepribadian tertutup sukar diterka, dan tidak dapat menyampaikan kepada orang lain. Semua dirasakan dan dipendam sendiri dan berusaha mencari sendiri dan menyembunyikan masalah yang berkaitan dengan seks. Dorongan seksnya ditahan dan mungkin muncul dalam mimpi atau memuaskan diri sendiri (masturbasi).
  3. Kepribadian emosional: Emosinya selalu menguasai dirinya sendiri. Tingkah laku seksnya terlalu menonjol, sehingga setiap perasaan cinta harus diakhiri dengan hubungan seks.
  4. Kepribadian rasional: Dengan kepribadian ini, mereka tidak mudah jatuh cinta dan dicintai. Segalanya dipertimbangakan dengan baik, sehingga hasilnya memuaskan hatinya secara rasional.

6. SEKS DITINJAU DARI MASALAH SOSIAL
  • Secara sosial hubungan seks baru diperbolehkan bila telah terikat dalam perkawinan. Ditengah masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila, belum dapat diterima kehamilan tanpa status perkawinan yang resmi, atau hidup bersama tanpa pernikahan. Menghadapi gerakan keluarga berencana dianjurkan untuk menikah pada usia (20-25 tahun) sehingga diperlukan waktu panjang mencapai umur itu.

7. HUBUNGAN SEKS DALAM KELUARGA
  • Hubungan seksual dalam keluarga merupakan puncak keharmonisan dan kebahagiaan, oleh karena itulah kedua belah pihak harus dapat menikamatinya bersama. Perlu diakui bahwa pada pemulaan perkawinan sebagian besar belum mampu mencapai kepuasan bersama, karena bebagai kendala. Setelah tahun pertama sebagian besar sudah mengerti dan sudah mencapai kepuasan bersama. Disadari bahwa pencapaian orgasme pria sebagian terjadi lebih dahulu, sedangkan untuk wanita lebih lambat sehingga diperlukan permainan dengan cumbuan yang sempurna. 
  • Sekalipun bukan satu-satunya yang dapat memegang kendali kerukukan rumah tangga, tetapi ketidakpuasan seks sudah dapat menimbulkan perbedaan pendapat, perselisihan, dan akhirnya terjadi perceraian. Itulah sebabnya masalah seksual sebaiknya dibicarakan secara terbuka sehingga tidak mengecawakan dalam keluarga.

8. FREKUENSI HUBUNGAN SEKS
  • Pada permulaan perkawinan lebih sering di bandingkan dengan setelah perkawinan berlangsung lama. Memang rasa cintapun mengalami perubahan, karena makin diikat oleh kehadiran bayi sebagai buahnya cinta, kehidupan sebagai saudara semangkin meningkatkan keharmonisan. 
  • Setelah melewati umur diatas 50 tahun, dapat terjadi masalah dalam hubungan seks karena makin tua, pekerjaan makin banyak dan bahkan mulai timbul bebagai macam penyakit misalnya tekanan darah tinggi, kencing manis, libido berkurang, atau impoten. 
  • Istri yang bijak harus membantu suami, sehingga kegairahan hidupnya tidak memudar dan menimbulkan stres yang lebih membahayakan. Dengan demikian kewajiban suami untuk dapat memenuhi hak wanita dan memberikan santapan rohani. Pada wanita karier seks dipandang sebagai kewajiban untuk mendapatkan keturunan dan haknya untuk mencapai kepuasan sebagai puncak cinta perkawinan.

9. KEADAAN ABNORMAL DALAM HUBUNGAN SEKSUAL
  • Hubungan seksual yang abnormal dimaksudkan yang menyimpang dari yang wajar baik dari cara atau pasangan seksualnya. Cara hubungan seksual yang abnormal meliputi sadism (seseorang mendapatkan kepuasan seks setelah lebih dahulu menyakiti pasangan seksnya secara fisik atau psikologis), masokisme (mendapatkan kepuasan seks setelah disakiti lebih dahulu dalam bentuk fisik atau psikologis, ekshibionisme (mendapatkan kepuasan seks setelah menonton orang lain melakukna aktifitas seks juga, dan seksual orisme (mendapat kepuasan seksual setelah melakukan aplikasi bibir pada lidah dan mulut pasangannya). Fellasio: stimulasi penis dengan mulut, lidah, dan bibir. Runnilingus: stimulasi vagina dengan mulut dan bibir serta lidah.
  • Sedangkan penyimpangan hubungan seksual dalam hal pasangan seksual meliputi: Homoseksualisme dimana kepuasan seks terjadi bila berhubungan dengan pasangan berjenis kelamin sama. Pada bentuk hubungan seksual ini aktivitas seks dimulai dengan permainan pendahuluan seperti masturbasi, kemudian hubungan seks melaluai liang dubur (sodomi), fellasio, dan hubungan seks intrafemoral (antara kedua paha). Lesbian: dikaitkan dengan kepuasan seksual antara sesame wanita. Pedofilia: seorang dewasa yang senang berhubungan seks dengan anak, ini sering terjadi pada pria sehingga banyak terjadi perkosaan pada gadis belia. Bestialisme: keinginan hubungan seks pada binatang. Nekrofilia: kepuasan seks didapat dari melihat dan berhubungan dengan mayat.

10. BEBERAPA TEKNIK HUBUNGAN SEKSUAL
  • Berbagai teknik posisi hubungan seksual dimaksudkan untuk meningkatkan kenikmatan seks dan variasi kreasi. Merujuk kembali pada konsep Master dan Johnson beberapa hal perlu diketahui untuk menciptakan dan mempertahankan kemesraan tersebut. Fenomena dasar mata rantai seksual pria dan wanita dapat dijabarkan seperti dibawah ini:
1). Masa rangsangan (Excitement Phase):
  • Keinginan seks aktif timbul dari pria sendiri, sehingga terdapat perubahan pada penis sebagai alat utama yang menjadi tegang, terdapat kongesti darah didaerah testis, testis menjadi naik karena kontraksi ototnya. Ketegangan penis terjadi karena terdapat timbunan darah pada korpus kavernosus penis, makin lama makin meningkat. Pada saat ini sebagian sudah melakukan penetrasi penis pada vagina yang sudah siap menerimanya. Pada wanita masa rangsangan memerlukan waktu paling panjang dan memerlukan kesabaran suami (pria) bila menginginkan orgasme tercapai secara bersamaan. Tempat perangsangan terutama daerah ergen (erotik) sehingga terjadi beberapa perubahan.
2). Masa dataran tinggi (plateau Phase):
  • Menjelang atau pada dataran tinggi sebagian besar hubungan intim telah dilakukan, dan masa daratan tinggi segera akan diikuti orgasme dan selanjutnya masa peredaan. Aktivitas seks telah mencapai maksimal, dimana kedua belah pihak bertindak aktif demikian rupa sehingga bagian yang paling sensitife dapat tersentuh. Pada puncak masa dataran tinggi terdapat tegangan otot maksimal.
3). Masa orgasme (Orgasmik Phase):
  • Setelah tegangan otot maksimal yang diikuti oleh nadi dan pernafasan meningkat, terjadi orgasme beberapa detik. Saat orgasme terasa kontraksi didaerah penis, dimana sperma dikelurkan dan didepositkan dibagian atas vagina. Pada pria hanya terdapat sekali orgasme. Pencapaian orgasme pria dan wanita berbeda sehingga diharapkan mendapat kepuasan seks bersama untuk meningkatkan keharmonisan keluarga. Sebagai gambaran dapat dijelaskan bahwa orgasme pria berlangsung sekejap dan selanjutnya diikuti masa peredaan dimana penis menjadi lemas dan tidak mampu lagi memberikan rangsangan efektif. Oleh karena itu permainan pendahuluan sangat penting dan pihak wanita dapat membantu dan mengolah posisi mana yang tepat sehingga tercapai orgasme yang memuaskan. Setelah wanita mencapai masa orgasme masih dapat terjadi hal sebagai berikut: dapat mencapai orgasme beberapa kali dalam siklus hubungan seks, dapat terjadi orgasme berantai saat mencapai masa dataran tinggi berulang-ulang, dan saat orgasme terjadi kontraksi ritmik otot sekitar liang senggama sehingga terasa lebih mencekam penis pria.
4). Masa peredaan (Resulition phase):
  • Setelah orgasme beberapa detik diikuti oleh masa peredaan dimana penis berangsur-angsur mengecil dan kembali pada ukuran semula dan testis ikut serta turun ke temptat semula. Untuk melakukan aktifitas seks berikutnya diperlukan waktu. Pada wanita masa peredaan ini berlangsung lama. Bila menginginkan anak dapat ditempuh dengan cara tidak cepat bangun dan pergi ke kamar mandi atau memasang bantal di bawah bokong sambil tidur telentang.

11. POSISI BERSENGGAMA
  1. Posisi suami di atas istri
  2. Posisi istri di atas suami
  3. Posisi siku-lutut istri
  4. Posisi suami istri berbaring miring


12. PERUBAHAN DAERAH EROGEN (EROTIK)
  1. Bibir kemaluan: Bibir kecil dan besar mengalami pembengkakan karena terdapat timbunan darah atau vasokongesti, terdorong agak kesamping sehingga sedikit membuka liang senggama.
  2. Terjadi perubahan warna merah sampai merah anggur. Kelenjar bartolini mengeluarkan lendir yang membasahi kedua bibir sehingga memudahakn penetrasi penis.
  3. Klitoris (kelentit). Klitoris identik dengan penis pria, tetapi fungsinya terutama sebagai penerima (reseptor) dan pengubah rangsangan seksual, klitoris yang mempunyai pembuluh darah ikut membesar, sehingga memudahkan terjadi rangsangan. Menjelang masa plateau, otot disekitar klitoris mengadakan retraksi (peregangan) sehingga klitoris memende. Setelah terjadi orgasme klitoris kembali ke ukuran normal.
  4. Liang senggama (vagina). Panjangnya 8-10 cm. Setelah mendapatkan rangsangan, vagina mengeluarkan lendir yang berasal dari pembuluh darah liang senggama sehingga membasahi seluruh permukaan. Dua pertiga bagian atas vaginaakan mengembang seolah-olah siap menampung sperma saat diejakulasi. Sepertiga bagian luar terjadi kongesti tubulus vestibuli, sehingga menjadi besar sebagai ” manset orgasmik” (orgasmik platform). Dengan demikian penis tersa lebih terjepit. Pada saat orgasme terjadi kontraksi ritmik beberapa kali dengan interval beberapa detik antara 10-15 kali, setelah mencapai orgasme kontraksi dan timbunan darah menghilang.
  5. Rahim (uterus). Masa rangsangan menyebabkan rahim terdorong ke atas. Lubang serviks (leher rahim) agak melebar dan otot rahim mengalami kontraksi ringan seperti ingin menarik spermatozoa.
  6. Setelah rangsangan luar mendekati masa dataran tinggi, pria sudah siap untuk melakukan penetrasi penis dengan kriteria: Bibir wanita makin basah karena lendir bertambah, kedua bibir kemaluan membesar, daerah sekitar liang senggama sudah basah, dan buah dada makin menegang (Manuaba, Ida, Ayu, Candranita, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Cangio. 2010. Pengertian Suami. http://blog-indonesia.com/blog-archive-12132-382.html. Diakses 5Maret 2011
  2. Hidayah, A. Azis alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
  3. Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika
  4. Hurlock. 1998. Pekerjaan Pendidikan Dan Umur Yang mempengaruhi Persepsi. http://www.google.co.id/search?q=teori+tentang+umur,pendidikan+dan+pekerjaan+yang+mempengaruhi+persepsi&hl=id&client=firefox-a&rls=org. Diakses 1Mei 2011
  5. Latifah, Mutia. 2007. Teori Persepsi. http://html-pdf-converter.com/pdf/teori-persepsi-sosial.htm. Diakses 1 Maret 2011
  6. LindaV, Walsh. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
  7. Manuaba, Ida, Ayu, Cahandranita dkk. 2009. Memehami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
  8. Monks. 2005. Perkembangan Psikologi.Bandung: Mandar Maju
  9. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitin Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
  10. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
  11. Pariani, Nursalam, S. 2001. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
  12. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  13. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  14. Prianggoro, Hasto. 2006. Persepsi Hubungan Seksual Saat Kehamilan. http://teori-psikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian-persepsi.htm. Diakses 2 Maret 2011
  15. Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
  16. Saifudin, Azwar. 2009. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  17. Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
  18. SDKI. 1997. Pekerjaan Pendidikan Dan Umur Yang mempengaruhi Persepsi. http://www.google.co.id/search?q=teori+tentang+umur,pendidikan+dan+pekerjaan+yang+mempengaruhi+persepsi&hl=id&client=firefox-a&rls=org. Diakses 1Mei 2011
  19. Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
  20. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: CV ALFABETA
  21. Suryaprajogo, Nadine. 2008. Kama Sutra for Pregnancy. Yogyakarta: Golden Books

2 komentar:

  1. segenap keluarga besar RSI SAKINAH MOJOKERTO telp/sms : +6285648280307 mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H Mohon Maaf Lahir dan Batin

    BalasHapus
  2. trimakasih pak informasi tentang alat kontrasepsi sangat bermanfaat terutama untuk koass obgyn...
    salam silaturahmi ya pak...

    BalasHapus