SEKILAS
TENTANG NUTRISI IBU HAMIL
- Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil
Pada
masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral sangat
diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori sangat diperlukan pada minggu
kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang memerlukan
tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan yang lebih besar
lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang
rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya (Proverawati,
2010).
Mengingat
kebutuhan gizi tidak mudah didapatkan melalui makanan saja, penggunaan suplemen
makanan bagi ibu hamil dan menyusui sangat dianjurkan (Imelda, 2010).
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan yaitu diantaranya
kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu, dan juga
dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan
asupan pada salah satu zat gizi akan mengakibatkan kebutuhan yang tidak konstan
selama kehamilan (Proverawati, 2010).
a.Suplemen
nutrisi
Meskipun
makanan merupakan cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi, tetapi tidaklah mudah
untuk mencukupi semua kebutuhan nutrisi hanya melalui makanan.
Selama
kehamilan, kebutuhan vitamin dan mineral meningkat lebih tinggi dibandingkan
kebutuhan kalori. Kebutuhan vitamin dan mineral harian meningkat sampai 50%,
sedangkan kebutuhan energi harian hanya meningkat sebanyak 300 kalori selama
trimester kedua dan ketiga. Akibatnya ibu hamil harus memilih makanan secara
cermat untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga berat
badan yang ideal (Imelda, 2010).
b.Kebutuhan
energi
Selama
proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya
peningkatan laju metabolic basal dan penambahan berat badan yang akan
meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Selain itu juga selama hamil,
ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak. Kebutuhan kalori
kira-kira 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil
yaitu 27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan
oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/kg/hari atau
sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3.5 kg. Pada awal kehamilan
trimester pertama kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit
peningkatan pada trimester dua. Pada trimester kedua, energi digunakan untuk penambahan
darah, perkembangan uteris, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan lemak.
Pada trimeseter tiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Berdasarkan rekomendasi yang dilakukan oleh NRC (National Research Council)
pemberian tambahan energi untuk 2000 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun
dengan tambahan energi 300 Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber energi bisa
didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi
kayu, dan sagu (Proverawati, 2010).
c.Karbohidrat
Janin
memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan digunakan sebagai sumber energi.
Glukosa sangat dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak, glikogen,
dan pembentukan struktur polisakarida. Glukosa sampai di fetus melalui berbagai
tahapan yaitu glukosa darah maternal meningkat yang akhirnya menyebabkan
glukosa mengalir menuju fetus. Sesampainya di fetus, kemudian fetus akan
menstimulasi pengeluaran insulin dan akibatnya ibu mengalami hiperglekimia dan
bayi mengalami peningkatan kadar insulin. Karbohidrat merupakan sumber utama
untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai
sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat komplek seperti
roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral
karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang yang dianjurkan selama
hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir
(haemorroid) (Proverawati, 2010).
Agar
kebutuhan energi dapat terpenuhi, makanlah 3 porsi karbohidrat atau serat
makanan setiap hari (seiris roti sama dengan satu prosi karbohidrat atau serat
makanan). Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat dari padi-padian, misalnya
havermut, rye (sejenis gandum), dan gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya
gizi dan serat dibanding produk olahannya (Imelda, 2010).
d.Protein
dan asam amino
Protein
digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki
peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan
yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan
amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mammae ibu dan
jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama
kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan
selama masa gestasi berkisar antara 350-450 g. Pada trimester pertama kurang
dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan pada
trimester awal ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino
esensial dari ibu, namun asam amino non esensial (arginin dan Kristin) tidak
dapat disintesis oleh fetus.
Pada
saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat, sehingga perlu
protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram perhari atau diperkirakan 2
g/kg/hari. Namun apabila bayi sudah lahir maka kebutuhan akan protein semakin
naik yaitu menjadi 15 gram perhari. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu
hamil adalah 0.75 gram/kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah protein yang
diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau
sekitar 925 gram dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Ini dapat
diartikan bahwa wanita hamil membutuhkan protein 10-15 gram lebih dari
kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk
jaringan baru maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel. Volume darah akan meningkat hingga
50% selama kehamilan dan protein diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah
baru. Sumber protein bias didapat melalui protein hewani dan nabati. Protein
hewani daging, ikan, unggas, telur dan kerang. Sedangkan untuk protein hewani
bias didapat dari daging sapi, unggas. Bahan makanan sumber protein nabati
adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang. Selain itu
karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan lemak, maka
seimbangkan asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan makanan protein
hewani yang berlemak rendah (Proverawati, 2010).
e.Lemak
Asam
lemak Elicosapentanoic Acid (EPA) dan Docosa hexanoic Acid (DHA) memainkan
peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya untuk mata
dan otak. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan
lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan
untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal kadar lemak
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil
juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapan untuk menyusui setelah bayi
lahir.
Lemak
dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serta perkembangan system
syaraf janin. Oleh karena itu ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi
lemak tubuh. Sebaliknya bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu
hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri
dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan
makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori
yang dikonsumsi sehari. Bila hal ini sudah dilakukan, maka sebenarnya sudah
dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya. Pilihlah jenis lemak yaitu yang
mengandung asam lemak esensial (ALE). Lemak ini tidak dapat dibuat oleh tubuh
dan harus diperoleh dari makanan. Asam lemak esesnial adalah asam lemak
linoleat, yaitu suatu asam lemak tidak jenuh, Omega 3. Turunan asam lemak Omega
3 adalah DHA (Asam dokosa heksanoat) yang mempunyai peranan penting antara lain
pada tumbuh kembang jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan sumber
asam lemak Omega 3 antara lain kacang-kacangan dan hasil olahannya serta jenis
ikan laut lainnya, terutama ikan laut dalam. Asan lemak esensial lainnya adalah
asam lemak Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6 adalah asam arakhidonat yang
penting untuk otak janin dan jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain
kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya (Proverawati, 2010).
f.Vitamin
Vitamin
larut dalam lemak (Proverawati, 2010) yaitu:
1).Vitamin
A
Vitamin
A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari, sedangkan
vitamin A yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar 200 mg/hari. Ibu
yang sedang hamil sebaiknya jangan terlalu sering mengkonsumsi vitamin A dalam
jumlah besar, karena akan menjadi stimulator yang mengakibatkan teratogen (zat
yang dapat mengganggu perkembangan kehamilan dan menyebabkan kelaian pada
janin, meliputi radiasi, infeksi kelahiran, bahan-bahan kimia dan obat-obatan).
Vitamin mengalami peningkatan 25% dari sebelum hamil. Vitamin A berfungsi untuk
membantu proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut, kulit dan
organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan hati.
Sumber provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning, bayam, kangkung,
dan buah-buahan berwarna kemerah-merahan.
2).Vitamin
D
Vitamin
D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu yang berada dalam otot dan hati
fetus. Pada wanita hamil konsentrasi plasma meningkat 2 (dua) kali lebih
banyak. Peningkatan vitamin D sebanyak 100%. Peningkatan ini disertai
1,25-(OH)2 vitamin D dan akhirnya menstimulasi absorbs di dalam usus halus.
Kebutuhan vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara pasti tetapi
diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA (Recommended Daily Allowance atau Asupan
Harian yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil pada usia 25
tahun atau lebih.
3).Vitamin
E
Vitamin
E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu ke 8-10 usia gestasi,
ketika terjadi peningkatan akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan dan
perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari.
Pada waktu hamil terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu hamil kebutuannya sebesar
15 mg (22,5 IU) dan ibu yang menyusui sekitar 19 mg (28,5 IU).
4).Vitamin
K
Vitamin
K fungsinya belum begitu optimal pada masa kehamilan di dalam fetus.
Vitamin
yang larut dalam air (Proverawati, 2010) yaitu:
a).
Vitamin C
Kebutuhan
vitamin C untuk bayi pada masa kehamilan dan menjelamng kelahiran yaitu
berkisar antara 3-4 mg/hari. Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg
perhari. Untuk mencegah kekurangan vitamin C selama proses kehamilan diperlukan
tambahan vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan sebanyak 33%.
Dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah dan mencegah perdarahan, mengurangi
rasa sakit sebanyak 50% saat bekerja, mengurangi resiko infeksi setelah
melahirkan, dan membantu gigi dan tulang bayi.
Asupan
vitamin C dapat mencegah anemia, berperan dalam pembentukan kolagen
interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain itu untuk membantu kekuatan
plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stress, serta
membantu penyerapan zat besi. Vitamin ini dibutuhkan setiap hari dan hanya
sedikit disimpan dalam tubuh. Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran segar
antara lain jeruk, kiwi, papaya, bayam, kol, brokoli, dan tomat.
b).Thiamin
Menggunakan
status pengukuran thiamin, maternal dapat diketahui kebutuhan thiamin selama
kehamilan, yaitu dengan cara memasukkan ekskresi thiamin urin dan aktifitas
dari enzim thiamin dependent seperti transkolasi sel merah yang akhirnya dapat
digunakan sebagai indikasi adanya peningkatan thiamin selama kehamilan. Dari
pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu peningkatan kadar thiamin dalam
tubuh sehingga diperlukan adanya thiamin tambahan yaitu sebanyak 0,4 mg/hari.
Thiamin selama kehamilan yaitu sebanyak 25%.
c).Niasin
dan Riboflavin
Niasin
yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2 mg/hari dan 0,3 mg/hari dari
riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan sebanyak 15% dan niasin 30%.
d).Vitamin
B6
Vitamin
B6 penting untuk mendukung asam amino. Pada masa kehamilan diperlukan intake
protein yang lebih tinggi karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat sehingga diperlukan adanya vitamin B6 yang besar untuk melakukan
metabolism dengan peningkatan 100%. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk
membantu mengatasi mual dan muntahnya.
e).Asam
folat
Asam
folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan terjadinya defek
tubaneural seperti spina bifida dan anensefali yang sangat berbahaya bagi
perkembangan selanjutnya. Dari hasil survey mengatakan bahwa kebanyakan wanita
menbgkonsumsi folat lebih sedikit dari kebutuhan yaitu 0,2 mg perhari dengan
peningkatan 33%. RDA folat untuk wanita hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana
terjadi peningkatan sebanyak 10% dari sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam
folat dapat dijumpai pada sayuran hijau, jus, jeruk, asparagus, dan brokoli.
Asam
folat merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan karena
dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube defects) seperti Spina Bifida.
Ibu hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,5-0,5 mg perhari,
mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal kehamilan dapat mencegah dari 10 kasus
cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk perkembangan tulang, jaringan
tisu dan darah, karena ketiadaan amino cuka mencegah bayi mengalami kelainan.
Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan hasil olahannya, seperti daging, hati,
telur, keju, susu, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran.
g.Mineral
1).Kalsium
Konsentrasi
kalsium serum pada janin lebih besar daripada ibu. Pada usia kehamilan 20
minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan
mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium
dasarnya setengah dari kalsium darah bersama dengan albumin dan albumin
konsentrasinya turun selama kehamilan. Akibatnya total kalsium plasenta
meningkat 5% pada minggu ke 34 usia gestasi. RDA untuk kalsium selama kehamilan
adalah 1200 mg. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg
perhari.
Kalsium
mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan
kaki serta punggung. Membantu efek ketenangan diri saat bekerja. Kalsium
dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak
usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 (dua) kali lipat
sebelum hamil yaitu sekitar 900 mg. sumber kalsium adalah susu dan produk susu
lainnya, seperti keju, yoghurt, teri, udang kecil, dan kacang-kacangan.
2).Magnesium
Janin
memerlukan 1 gr magnesium. Konsentrasi magnesium meningkat selama kehamilan
dengan RDA 320 mg dan 50% dari magnesium diserap oleh ibu. Magnesium dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak.
3).Phosphor
RDAnya
sama dengan wanita tidak hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita yang hamil dibawah
19 tahun, dan 700 mg/hari untuk wanita hamil yang lebih dari 19 tahun.
4).Seng
RDA
wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini menunjukkan terdapat peningkatan 3 mg
lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan dan menyusui,
kebutuhan seng meningkat 50%. Seng juga diperlukan untuk mengembangkan jaringan
tisu, terutama otak dan jenis kelamin.
5).Sodium
Selama
kehamilan naik 5000-10000 Meq/hari sehubungan dengan peningkatan darah
maternal.
Tabel
2.1 Perbedaan Kebutuhan Gizi antara
Ibu Hamil dan Tidak Hamil
Zat Gizi
|
Kebutuhan Wanita Dewasa
|
Kebutuhan Wanita Hamil
|
Sumber Makanan
|
Energi
(kalori)
|
2500
|
+ 300
|
Padi-padian, jagung, umbi-umbian, mie, roti
|
Protein
(gram)
|
40
|
+ 10
|
Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe
|
Kalsium
(mg)
|
0,5
|
+ 0,6
|
Susu, ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau
|
Zat
besi (mg)
|
28
|
+ 2
|
Daging, hati, sayuran hijau.
|
Vit. A
(SI)
|
3500
|
+ 500
|
Hati, kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau dan
kuning kemerahan
|
Vit. B1
(mg)
|
0,8
|
+ 0,2
|
Biji-bijian, padi-padian, kacang-kacangan, daging
|
Vit. B2
(mg)
|
1,3
|
+ 0,2
|
Hati, telur, sayur, kacang-kacangan
|
Vit. B6
(mg)
|
12,4
|
+ 2
|
Hati, daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan
|
Vit. C
(mg)
|
20
|
+20
|
Buah dan sayur
|
Sumber:
Proverawati, 2010
h.Elemen
sisa
Iodine
pada wanita hamil terjadi peningkatan kebutuhan sebanyak 25 mg dengan RDA
sebanyak 175 mg/hari. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita
selama trimester kedua dan ketiga. Zat besi lebih baik dikonsumsi diantara
waktu makan atau pada jam tidur saat lambung kosong sehingga dapat mengabsorbsi
secara maksimal. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat
penting untuk pertumbuhan dan metabolism energi, disamping untuk meminimalkan
peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan
sebelum hamil. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 miligran (mg) menjadi 30-60
mg perhari. Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di dalam sel
darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh lain, membantu mencegah
anemia dan perdarahan saat melahirkan, serta mencegah cacat janin. Zat gizi
bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah,
sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang
sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu jika asupan zat besi sejak awal
kehamilan cukup baik maka janin akan menggunakan untuk kebutuhan tumbuh
kembangnya.
Kekurangan
zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil
menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi
kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu
sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan
zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun
hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal. Besi nonhemoglobin harus
dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yang rata-rata mendekati 800
mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta, serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin
maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin, dan
kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg
zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar
20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu
hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk ibu hamil (Proverawati, 2010).
- Prinsip Diet untuk Ibu dengan Anemia
Diet
yang dianjurkan adalah diet yang mengandung besi sebagai hemoglobin dan
mioglobin, banyak ditemukan dalam daging, unggas, dan ikan, ataupun diet yang
mengandung besi nonheme, garam besi ferro atau ferri, seperti yang ditemukan
dalam sumber-sumber non hewani seperti makanan nabati, suplemen, dan fortikan.
Diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besi seprti asam askorbat, dan
hindari diet yang mengandung penghambatpenyerapan zat besi seperti phitat,
polyphenol. Selin itu juga harus kaya dengan protein yang cukup (bahan pangan
hewani, daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang
mengandung mineral dan vitamin (Proverawati, 2010).
- Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin
Kehamilan
adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu,
karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi
kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi
banyak perubahan baik perubahan fisik, sosial maupun mental. Walaupun demikian
calon ibu harus tetap berada di dalam keadaan sehat optimal karena disini
seorang ibu tidak hidup dengan sendirinya tetapi dia hidup bersama dengan janin
yang dikandung. Oleh karena itu para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup
sebelum hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki gizi
yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan
juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan gizi selama
kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Apabila
hal ini berlangsung terus menerus dan tidak segera diatasi maka bayi akan lahir
dengan berat badan rendah (dibawah 2500 g), sedangkan untuk ibu yang kekurangan
gizi, maka selama menyusui ASI yang dihasilkan juga sedikit (Proverawati,
2010).
- Menu Berimbang untuk Wanita Hamil dan Janin
Menurut
Saptawati Bardoson, tidak banyak perbedaan menu berimbang sebelum dan setelah
hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu
makanan selama hamil. Bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari (Proverawati,
2010).
Tabel
2.2 Contoh Menu Makanan dalam Sehari bagi Ibu Hamil
Bahan makanan
|
Porsi Hidangan
Sehari
|
Jenis Hidangan
|
Nasi
|
5 + 1 porsi
|
Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram), tempe
2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkuk, dan buah 1 potong sedang.
Makanan selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Makan siang : nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur
dan buah sama dengan pagi.
Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Makan malam : nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur
dan buah sama dengan pagi/siang.
Selingan : susu
1 gelas
|
Sayuran
|
3 mangkuk
|
|
Buah
|
4 potong
|
|
Tempe
|
3 potong
|
|
Daging
|
3 potong
|
|
Susu
|
2 gelas
|
|
Minyak
|
5 sendok teh
|
|
Gula
|
2 sendok makan
|
Sumber:
Proverawati, 2010
- Menu Beragam untuk Wanita Hamil dan Janin
Menu
makanan beragam tersebut dengan bahan makanan penukarnya (Proverawati, 2010)
sebagai berikut:
1)
Porsi
nasi (100 gram) dapat ditukar dengan roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2
biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas
(200 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram),
ubi 1 biji sedang (135 gram).
2)
1
potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan 1 porsi kecil ikan asin (15
gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit
(40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan
lainnya.
3)
1
mangkuk (100 gram) sayuran diantaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang,
wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
4)
1
potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram),
2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar
semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram),
¼ buah nanas sedang (95 gram), ¾ buah mangga besar (125 gram), 9 duku sedang
(80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji
nagka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
5)
2
potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan; tahu 1 potong besar (110
gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram),
2,5 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15
gram), 1,5 sendok makan susu skim (20 gram), dan lainnya.
6)
1
gelas susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan 4 sendok makan susu skim (20
gram), 2/3 gelas yoghurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan
lainnya.
7)
Minyak
kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan avokat ½ buah besar (60
gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15
gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
8)
Gula
pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan 1 sendok makan madu (15 gram).
Tabel
2.3 Kelompok Bahan Makanan Ibu Hamil
No
|
Kelompok Bahan Makanan
|
Porsi
|
1
|
Roti, serealia, nasi dan mie
|
6 piring/porsi
|
2
|
Sayuran
|
3 mangkuk
|
3
|
Buah
|
4 potong
|
4
|
Susu, yoghurt, dan atau keju
|
2 gelas
|
5
|
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan
|
3 potong
|
6
|
Lemak, minyak
|
6 sendok teh
|
7
|
Gula
|
2 sendok makan
|
Sumber:
Proverawati, 2010
- Faktor-Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
1)
Umur:
Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan lebih banyak.
2)
Berat
Badan: Merupakan faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi
selama hamil.
3)
Suhu
Lingkungan: Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang
digunakan untuk metabolisme optimum.
4)
Aktivitas:
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
5)
Status
Kesehatan: Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus
diperhatikan.
6)
Pengetahuan
Zat Gizi dalam Makanan: Tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat
gizi dari makanan sehari-hari.
7)
Status
Ekonomi: Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan. (Proverawati,
2010)
DAFTAR
PUSTAKA
- Baliwati, A. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Liberty:Jogjakarta.
- http://bankdata.depkes.go.id._profil_kesehatan_indonesia, 2009 (Diakses pada 15 Mei 2012)
- Imelda. 2009. Perawatan Kehamilan dan Bayi. Pustaka Pelajar: Jakarta
- Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta.
- Muliarini, P. 2010. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan. EGC: Jakarta.
- Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
- Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
- Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. FKUI : Jakarta
- Profil Dinas Kesehatan Jombang, 2011
- Proverawati, A. 2010. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Medical Book: Jogjakarta:
- Puskesmas Mojoagung. 2011
- Ridwan. 2009. Http://stetoskopmerah.blogspot.com/2009/04/studi_kasus_ kontrol_faktor_biomedis_html (diaskes tanggal 20 Juni 2012)
- Rustam, M. 2005. .Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta.
- Saifudin, B. 2007. Ilmu Kebidanan. YBPP: Jakarta.
- Sediaoetamo, A. 2010. Pengantar Ilmu Gizi. Dian Rakyat:Bandung
- Syafiq, M. 2010. Gizi untuk Kesehatan Masyarakat. FKUI: Jakarta.
- Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu: Jogjakarta.
- Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Transinfo Medika: Jakarta.
- Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta.
- Ummi, H. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar