SIKILAS
TENTANG HIPERTENSI
1.
Definisi
Hipertensi
Menurut
WHO (2006) hipertensi adalah tekanan darah yang berada di atas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi (Halim, 2003)
Takanan
darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya tidak menunjukan
gejala, atau bila ada, gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang tinggi di
dalam arteri seringh tidak dirasakan oleh penderita. Ukuran tekanan darah (tensi)
dinyatakan dengan dua angka ; angka yang diatas diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sisitolik), angka yang di bawah diperoleh ketika jantung
berileksasi (diastolik). Itu sebabnya tekanan darah ditulis sebagai tekanan
sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, (dibaca: seratus
dua puluh per delapan puluh millimeter air raksa). Seseorang di katakan
memiliki tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik posisi duduk mencapai 140
mmHg atau lebih, tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Umumnya pada tekanan darah tinggi, kenaikan terjadi pada tekanansistolik dan
diastolic (Iskandar. 2010).
2.
Tipe-tipe
Hipertensi
Pada
dasarnya hipertensi dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Hipertensi
Esensial (Hipertensi Primer atau Idiopatik) penyebab utama dari 90 % kasus
hipertensi yang dilaporkan tidak dapat dipastikan. Tekanan darah tinggi jenis
ini disebut hipertensi esensial. Walaupun misterius, hipertensi esensial telah
dihubungkan dengan faktor-faktor resiko tertentu, seperti :
1)
Faktor
keturunan
2)
Lebih
banyak terjadi pada pria
3)
Usia
dan ras
4)
Kelebihan
berat badan
5)
Konsumsi
alcohol
Dan
Hipertensi Sekunder penyebabnya langsungnya dapat diketahui, kondisi itu
disebut hipertensi sekunder. Di antara penyebab hipertensi sekunder, penyakit
ginjal menempati posisi terdepan. Hipertensi sekunder juga dipicu oleh
faktor-faktor berikut :
1.
Koarktasi
aorta (bentuk cacat dari arteri besar yang mengalir darah dari jantung).
2.
Tumor
kelenjar hipofisis.
- Tumor otak / peningkatan tekanan intracranial (Jain. 2011)
4.
Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO tahun 1999
adalah sebagai berikut :
Tabel
2.2 Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO.
Kategori
|
Tekanan Sistolik
(mmHg)
|
Tekanan Diastolik
(mmHg)
|
Tensi
optimal
|
< 120
|
>80
|
Tensi
normal
|
<130 span="span">130>
|
>85
|
Tensi
normal tinggi
|
130-139
|
85-89
|
Tingkat
1 : hipertensi ringan
|
140-159
|
90-99
|
Subgroup
:batas
|
140-249
|
90-94
|
Tingkat
2 : hipertensi sedang
|
160-179
|
100-109
|
Tingkat
3 : hipertensi berat
|
180-209
|
110-119
|
Hipertensi
sistolik isolasi
|
≥ 140
|
>90
|
Subgroup
: batas
|
140-149
|
>90
|
Tingkat
4 : hipertensi maligna
|
≥ 210
|
≥120
|
Takanan
darah yang tinggi menyebabkan terjadinya cedera pada lapisan dalam pembuluh
darah arteri (sel endotel) sehingga terjadi disfungsi endotel.
Selain
itu angiotensin II yang biasanya meningkat pada hipertensi merupakan
vasokontriktor yang kuat dengan reseptornya yang dapat menambah penumpukan ion
Ca ++ intrasel, dan menstimulasi proliferasi/hipertrofi otot polos arteri.
Hipertensi juga memiliki kemampuan pro-inflamasi yang dapat meningkatkan
pembentukan hydrogen peroksida dan radikal bebas seperti super-oksida anion dan
radikal hidroksil yang mempengaruhi penurunan produksi nitric oxide (NO=
vasodilator) yang berfungsi sebagai pelebar arteri (vasodilator) karenanya
dapat meningkat adesi lekosit dan resistensi perifer (dr, iskandar. 2010)
5.
Patofisiologi
Hipertensi
Mekanisme
kejadian hipertensi masih belum diketahui, tetapi beberapa keadaan mungkin
penyebab hipertensi pada lansia diantaranya adanya perubahan pada struktural
dan fungsional pada system pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut
meliputi ateriosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi pembuluh dan daya renggang pembuluh darah. Konsenkuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer. (Brunner dan Suddart, 2002).
6.
Faktor
Resiko
Seseorang
yang menderita hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat lagi jika
semakin banyak faktor resiko yang menyertai. Hampir 90 % penderita hipertensi
tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.
Para
ahli menbagi dua kelompok faktor resiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu
faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
faktor
yang tidak dapat dikontrol adalah :
1)
Keturunan
2)
Jenis
kelamin
3)
Umur
Dan
faktor yang dapat dikontrol adalah :
1)
Kegemukan
2)
Konsumsi
garam berlebih
3)
Kurang
olahraga
4)
Merokok
dan konsumsi alkohol menurut (Setiawan,dan Basuki team. 2008)
7.
Gejala
Hipertensi
Pada
umumnya hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas dan sering tidak
didasari kehadirannya. Ada kalanya secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padaha
sebenarnya tidak selalu). Gejala yang di maksud adalah gejala kepala,
perdarahan dari hidung, wajah kemerahan kelelahan. Semua gejala tersebut bisa
terjadi pada siapa saja, baik kepada penderita hipertensi maupun seseorang yang
tekanan darahnya normal(Iskandar. 2010).
Peninggian
tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi
esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul
dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala,
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti
pada ginjal, mata, otak dan jantung (Underwood, 2000).
8.
Diagnose
Hipertensi
Untuk
mengetahui keberadaan hipertensi, pengukuran tekanan darah harus dilakukan
dalam keadaan duduk rileks atau berbaring selama 5 menit. Apabila hasil
pengukuran menunjukan angka 40/90 mmHg atau lebih, hal ini dapat diartikan
sebagai keberadaan hipertensi, tetapi diagnose tidak dapat dipastikan hanya
berdasarkan satu kali pengukuran saja. Jika pada pengukuran pertama hasilnya
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali sebanyak 2 kali pada 2 hari
berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi (Iskandar.2010).
9.
Pencegahan
Hipertensi
Hipertensi
dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang
cukup. Hindari kebiasaan lainya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga
berpengaruh dalam peningkatan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya
belum diketahui pasti (Wahdah.2011).
DAFTAR
PUSTAKA
- Arumi, sekar (2011). Menstabilkan Darah Tinggi dan Darah Rendah.Penerbit araska: Yogyakarta
- Dalimartha, setiawan dkk (2008).care your self Hipertensi.penerbit KDT : Jakarta
- Dekker, E (2005). Hidup dengan Tekanan DarahTinggi. PT surya multi grafika. Jakarta
- Jain, ritu (2011). Pengobatan Alternative untuk Mengatasi Tekanan Darah. PT gramedia pustaka utama : Jakarta
- Junaidi, iskandar (2010). Hipertensi. Penerbit.bhuana almu popular : Jakarta
- wahdah, nurul (2011). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Penerbit multipres: Yogyakarta
- Kholish, nur (2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup dengan Terapi Herbal. Penerbit Real book. Yogyakarta
- Kowelski, e Robert, (2010). Terapi Hipertensi. Penerbit PT mizan pustaka: Bandung
- Samadi, budi (2002). Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Penerbit kanisius:Yogyakarta
- Maryam. dkk (2008).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta
- Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
- Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
- Pearce, evelyn c (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Penerbit PT gramedia : Jakarta
- Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang. (2010). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi.
- Setiadi. (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.edisi pertama. Penerbit graham ilmu : Yogyakarta
- Soeryoko, Hery (2010). 20 Tanaman Obat Terpopuler Penurun Hipertensi. Penerbit C.V ANDI OFFSET : Yogyakarta
- Surtiretna, nina (2006). Menganal System Peredaran Darah.PT kiblat : Bandung
- Yuliarti, Nurheti (2011). Libas Hipertensi Dengan Herbal.gajayana publisher : Yogyakarta
- Gunawan Lany (2001). Hipertensi : Tekanan DarahTinggi, kanisius. Yogyakarta
- Soeparman & Sarwono (2001). Buku Ajaran Penyakit Dalam.jilid 2, Balai penerbit FKUI: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar