SEKILAS
TENTANG PENGETAHUAN
1.
Definisi
Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Pengatahuan
adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya
(Mubarak, 2011).
2.
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan :
a.
Tahu (Know)
Tahu
diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
b.
Memahami (Comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui, dan dapat menginterpresentasikan materi tersebut secara benar.
c.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d.
Analisis (Analysis)
Analisa
adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis
menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo,
2010).
Menurut
(Rogers tahun 1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni :
1.
Awareness
(kesadaran), yakni orang gtersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)
terlebih dahulu.
2.
Interest
(merasa tertarik), yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3.
Evaluation
(menimbang-nimbang), yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.
Trial
(mencoba), yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5.
Adoption
(adopsi), yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat diuraikan sebagai berikut :
a.Faktor
internal
1).
Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan melalui proses belajar
dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya akan tetapi semakin rendah pendidikan seseorang maka semakin
rendah pula pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).
2).
Umur
Usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun,
semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
jalan berpikir dan bekerja (Nursalam, 2008 ). Usia remaja menurut WHO adalah
sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa yaitu dengan batasan 12
sampai 25 tahun.
3).
Minat
Suatu
fungsi jiwa untuk mendapatkan sesuatu, inat merupakan kekuatan diri dalam diri
sendiri untuk menambah pengetahuan.
4).
Intelegensi
Pengetahuan
yang dipengaruhi intelegensi adalah pengetahuan intelegen dimana seseorang
dapat bertindak secara tepat, cepat dan mudah dalam mengambil keputusan.
Seseorang yang mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah laku lambat
dalam mengambil keputusan.
b.
Faktor eksternal
1).
Media massa
Dengan
majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam media massa yang dapat pula
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
2).
Pengalaman
Suatu
peristiwa yang pernah dialami seseorang.
3).
Sosial budaya
Sosial
budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan berevolusi
dimuka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta dari masyarakat.
4).
Lingkungan
Lingkungan
dimana kita tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pengetahuan seseorang.
5).
Pekerjaan
Lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2011). Masyarakat yang sibuk
hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan
yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang
(Notoatmodjo, 2010).
6).
Penyuluhan
Meningkatkan
pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode penyuluhan. Dengan pengetahuan
bertambah seseorang akan merubah perilakunya.
7).
Informasi
Rangsangan
atau stimulus yang disampaikan oleh sumber sasaran karena merupakan hasil
pemikiran dan pendapat sumber yang ingin disampaikan kepada orang lain
(Mubarak, 2011).
4.
Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut
Nursalam (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan
dengan skala ordinal yaitu:
a).
Baik : hasil presentase 76% -
100%
b).
Cukup : hasil presentase 56% - 75%
c).
Kurang : <56 span="">56>
5.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari
cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran, pengetahuan dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a.
Cara Kuno Untuk Memperoleh Pengetahuan
1).
Cara Coba-coba Salah (Trial and Error)
Dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dipecahkan.
2).
Cara Kekuasaan (Otorita)
Sumber
pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini orang yang
mengemukakan adalah orang yang punya otorita, tanpa terlebih dahulu menguji
atau membuktikan kebenarannya, bisa berdasarkan fakta empiris atau penalaran
sendiri.
3).
Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.
4).
Melalui Jalan Pikiran
Dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,
baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu
melalui pertanyaan-pertanyaan khusus kepada umum dinamakan induksi. Sedangkan
duduksi adalah perbuatan kesinpulan dari pertanyaan yang umum kepada yang
khusus.
b.
Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara
ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Franis Balon (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Debold Van Dallen. Akhirnya
lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi
penelitian (Notoatmodjo, 2010).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Alimul,
H.Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
2.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
3.
Asri,
Dwi dan Clervo, Cristine. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika.
4.
Gupta,
J.K., & Nikdem, V.C. (2003). Position for women during second stage of
labor. In The Cochrane Review issue 2.www.lamaze.org diakses pada 10 April
2012.
5.
Manuaba,
Ida Bagus Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
6.
Mochtar,
Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
7.
Mubarak,
W Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
8.
Notoatmodjo,
S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka cipta.
9.
Notoatmodjo,
S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10.
Nursalam.
2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi III.
Jakarta: Salemba Medika.
11.
Revina,
pevi. 2010. www.bidanku.com. Di akses pada 13 april 2012.
12.
Setiadi.
2007. Konsep & Penulisan, Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
13.
Simkin,
Penny dan Ancheta Ruth. 2005. Buka Saku Persalinan. Jakarta: ECG.
14.
Sofyan,
Mustika. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indosesia Bidan Menyongsong masa Depan.
Jakarta: PP IBI.
15.
Supriatmaja.
Hasil Penelitian Pengaruh Senam Hamil . (http:www. Kalbe. Co.id. ), diakses
pada 13 April 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar