Dr. Suparyanto, M.Kes
SEKILAS
TENTANG TOXOPLASMOSIS
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toxoplasmosis
merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke
manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama
Toxoplasma gondii, yaitu suatu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi
pada manusia dan hewan peliharaan. Penderita toxoplasmosis sering tidak
memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas sehingga dalam menentukan
diagnosis penyakit toxoplasmosis sering terabaikan dalam praktek dokter
sehari-hari. Apabila penyakit toxoplasmosis mengenai wanita hamil trismester
ketiga dapat mengakibatkan hidrochephalus, khorioretinitis, tuli atau epilepsi.
Penyakit toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi
penyakit ini juga dapat menyerang hewan lain seperti babi, sapi, domba, dan
hewan peliharaan lainnya. Walaupun sering terjadi pada hewan-hewan
yangdisebutkan di atas penyakit toxoplasmosis ini paling sering dijumpai pada
kucing dan anjing.
Untuk
tertular penyakit toxoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang memelihara
kucing atau anjing tetapi juga bisa terjadi pada orang lainnya yang suka
memakan-makanan dari daging setengah matang atau sayuran lalapan yang
terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toxoplasmosis. Dewasa ini setelah
siklus hidup toxoplasma ditemukan maka usaha pencegahannya diharapkan lebih
mudah dilakukan. Pada saat ini diagnosistoxoplasmosis menjadi lebih mudah
ditemukan karena adanya antibodi IgM atauIgG dalam darah penderita. Diharapkan dengan
cara diagnosis maka pengobatan penyakit ini menjadi lebih mudah dan lebih
sempurna, sehingga pengobatan yang diberikan dapat sembuh sempurna bagi
penderita toxoplasmosis. Dengan jalan tersebut diharapkan insidensi keguguran,
cacat kongenital, dan lahir mati yangdisebabkan oleh penyakit ini dapat dicegah
sedini mungkin. Pada akhirnya kejadian kecacatan pada anak dapat dihindari dan
menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas
1.2 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian, etiologi
,diagnosis, gejala, cara penularan, pencegahan , pengobatan dan epidemiologi
penyakit toxoplasmosis.
BAB
II TINAJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Toxopasmosis
adalah penyakit zoonosis yang secara alami dapat menyerang manusia, ternak,
hewan peliharaan yang lain seperti hewan liar,unggas dan lain-lain. Protozoa
toxoplasma gondii merupakan salah satu parasitcoccidian, obligate,
intracellular, yang berperan terhadap infeksi yang terjadi pada manusia dan
mamalia lain. Toxoplasma gondii merupakan penyebab yang umum terhadap
terjadinya inflamasi intraocular di dunia. Kucing merupakan hostdefinitive yang
terinfekasi akibat memakan ikan mentah, burung liar, atau tikus.Tiga bentuk
protozoa yang hanya terjadi pada tubuh kucing adalah tachyzoit, bradyzoit, dan
sporozoit. Manusia dan mamalia hanya terinfeksi oleh tachyzoitdan bradyzoit.
Toxoplasma
gondii terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista,dan Ookista.
Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3 – 7 um, dapat menginvasisemua sel mamalia
yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan.
2.2
Etiologi
Kongenital
toksoplasmosis
Ketika
wanita dengan pertahanan tubuh yang lemah terinfeksi saat kehamilan,terjadi
tranmisi transplacenta dari Toxoplasma gondii kepada fetus dan menyebabkan
terjadinya congenital toksoplasmosis.
Toksoplamosis
didapat
- Memakan kista jaringan yang berasal dari daging sapi, daging kambing, atau daging babi yang mentah atau setengah matang.
- Memakan kista yang berasal dari susu, air, atau sayuran.
- Menghirup Ookista
- Transfuse darah yang terkontaminasi, transplantasi organ, dan inokulasi yang tidak disengaja saat berada di laboratorium
2.3 Tanda dan Gejala
Umumnya
infeksi Toxoplasmosis gondii ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya
yaitu demam, malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
(toxoplasmosis limfonodosa acuta). Gejala mirip dengan mononukleosisinfeksiosa.
Infeksi yang mengenai susunan syaraf pusat menyebabkan encephalitis (toxoplasma
cerebralis akuta). Parasit yang masuk ke dalam otot jantung menyebabkan
peradangan. Lesi pada mata akan mengenai khorion dan rentina menimbulkan
irridosklitis dan khorioditis (toxoplasmosis ophithal mica akuta). Bayi dengan
toxoplamosis kongenital akan lahir sehat tetapi dapat pula timbul gambaran eritroblastosis
foetalis, hidrop foetalis.
2.4 Diagnosis
Diagnosis
toxoplasmosis dapat ditegakkan berdasarkan
gejala klinis, pemeriksaan serologis dan menemukan parasit dalam
jaringan tubuh penderita. Seperti telah diuraikan diatas, gejala klinis sering
kali meragukan dan menemukan parasit dalam jaringan tubuh penderita bukanlah
suatu hal yang mudah. Maka pemeriksaan secara serologis terhadap antibodi
penderita toxoplasmosis merupakan alat bantu diagnosis yang mudah dan baik.
Dasar
pemeriksaan serologis ialah antigen toxoplasmosis bereaksi dengan antibodi
spesifik yang terdapat dalam serum darah penderita. Beberapa jenis pemeriksaan
serologis yang umum dipakai ialah : Dye
test Sabin Feldman, Complement Fixation test (CFT), reaksi Fluoresensi
antibodi, Indirect Hemagglutination Test
dan enzym linked immunosorben assay
(Elisa).
2.5 Faktor Agent
Sumber
penularan dari sporozoa Toxoplasma gondii.
Pengertian
sumber penularan adalah terdapatnya hewan yang telah terinfeksi penyakit
toxoplasmasis baik yang dipelihara atau yang dimakan.
2.6 Faktor Host
Host
(manusia penjamu/ carrir)
- Penderita yang terserang penyakit toxoplamosis memiliki kriteria sebagai berikut :
- Umur : sebagian besar terjadi pada ibu hamil dan bayi
- Jenis kelamin : pria maupun wanita
- Pendidikan : pengetahuan terhadap hygene personal
Agent
(sumber penyakit)
2.7 Faktor Environment
Envirotmen
(lingkungan)
Faktor
faktor yang dapat mempengaruhi adalah
life style atau lingkungan sosial ekonomi. Dimana kebiasaan hidup yang tidak
baik dapt mempengaruhi kejadian penyakit ini.
2.8 Port of entry and exit
Toksoplasmosis
dapat masuk kedalam tubuh dan menyerang sebagai penyakit melalui:
·
Mulut
·
Kulit
·
Hidung
Toksoplasmosis
juga bisa di tularkan dan keluar dari:
·
Mulut
·
Anus
·
Kulit
2.9
Transmisi
Infeksi
dapat terjadi bila manusia makan daging
mentah atau kurang matang yang mengandung kista. Infeksi ookista dapat
ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, dan melalui tangan yang tidak
bersih. Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero melalui placenta ibu hamil
yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi
juga terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerja dengan menggunakan
hewan percobaan yang terinfeksi dengan toxoplasmosis atau melalui jarum suntik
dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan toxoplasma gondii.
Cara
penularannya pada manusia melalui:
·
Makanan
dan sayuran/buah-buahan yang tercemar kotoran hewan berbulu (kucing).
·
Makan
daging setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
·
Melalui
transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi
toksoplasma.
Melihat
cara penularan diatas maka kemungkinan paling besar untuk terkena infeksi
toxoplamosis gondii melalui makanan daging yang mengandung ookista dan yang
dimasak kurang matang. Kemungkinan ke dua adalah melalui hewan peliharaan. Hal
ini terbutki bahwa di negara Eropa yang
banyak memelihara hewan peliharaan yang suka makan daging mentah mempunyai
frekuensi toxoplasmosis lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Secara
kongenital (bawaan) dari ibu ke bayinya apabila ibu hamil terinfeksi pada
bulan-bulan pertama kehamilannya.
BAB
III PEMBAHASAN
Yang
akan dibahas pada pembahasan makalah ini adalah bagaimana cara pencegahan,
pemberantasan dan pengobatan/penatalaksanaan penyakit toxoplasmosis.
3.1
Pencegahan
Dalam
hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga kebersihan, mencuci
tangan setelah memegang daging mentah menghindari feces kucing pada waktu
membersihkan halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66oC atau
dibekukan pada suhu –20oC. Menjaga makanan
agar tidak terkontaminasi dengan binatang rumah atau serangga.
Wanita
hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa secara berkala akan kemungkinan
infeksi dengan toxoplasma gondii. Mengobatinya agar tidak terjadi abortus,
lahir mati ataupun cacat bawaan.
Cara
Mencegah Toksoplasmosis
·
Ambil
vaksinasi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum
kehamilan. Bagi Anda yang baru menikah, jangan sampai terlewatkan program
vaksinasi tersebut.
·
Masak
daging dengan matang. Gunakan ukuran termometer bila memanggang dalam oven
hingga mencapai derajat celcius. Bila tidak menggunakan ukuran suhu, yakinkan
bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih berwarna
kemerahan).
·
Hindari
minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah matang.
·
Cuci
bersih/kupas buah-buahan dan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.
·
Cuci
kembali peralatan masak, piring, pisau dan tangan Anda dengan sabun setelah
dipakai mengolah daging mentah.
·
Jangan
sentuh mulut, hidung atau mata Anda ketika berkebun atau memasak daging
mentah/sayuran yang masih kotor.
·
Cuci
tangan sebelum makan.
·
Hindari
air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber yang jelas aspek kebersihannya,
jangan sembarangan.
·
Jangan
memelihara atau mendekati kucing ketika Anda sedang hamil. Bila Anda tetap
memutuskan untuk memelihara kucing:
·
Biasakan
agar binatang tersebut buang kotoran di tempat yang disediakan dan segera buang
kotorannya ke tempat yang aman. Benih toksoplasma (oosit) tidak berbahaya
sebelum 24 jam, jadi sebaiknya jangan ditunda-tunda. Gunakan sarung tangan yang
langsung dibuang dan cuci bersih tangan Anda setelah melakukannya.
·
Beri
makanan yang masak atau catfood, jangan biarkan kucing berkeliaran di luar dan
mencari makan sendiri.
·
Jauhkan
kucing dari dapur dan meja makan
·
Selalu
cuci tangan setelah memegang kucing anda
3.2
Pemberantasan
Cara-cara
pemberantasan penyakit toxoplasmosis dengan cara melakukan pencegahan dan
penanganan penderita, kontak dan lingkungan.
3.3.
Pengobatan/Penatalaksanaan
Untuk
mengendalikan infeksi yang persisten ini, umumnya diperlukan reaksi imun tubuh
yang memadai (adekuat). Penderita toksoplasma dengan sistem imun yang normal
tidak memerlukan pengobatan, kecuali ada gejala-gejala yang berat atau
berkelanjutan. Toksoplasmosis pada penderita imunodefisiensi harus diobati
karena dapat mengakibatkan kematian. Toksoplasmosis pada ibu hamil perlu
diobati untuk menghindari toksoplasmosis bawaan pada bayi. Obat-obatan yang
dapat digunakan untuk ibu hamil adalah spiramisin 3gram/hari yang terbagi dalam
3-4 dosis tanpa memandang umur kehamilan, atau bilamana mengharuskan maka dapat
diberikan dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin setelah umur
kehamilan di atas 16 minggu.
Pada
bayi yang menderita toksoplasma bawaan baik bergejala atau tidak, sebaiknya
diberikan pengobatan untuk menghindari kelainan lanjutan. Obat-obatan yang
digunakan adalah:
·
Pirimetamin
2 mg/kg selama dua hari, kemudian 1 mg/kg/hari selama 2-6 bulan, dikikuti
dengan 1 mg/kg/hari 3 kali seminggu, ditambah
·
Sulfadiazin
atau trisulfa 100 mg/kg/hari yang terbagi dalam dua dosis, ditambah lagi
·
Asam
folinat 5 mg/dua hari, atau dengan pengobatan kombinasi.
·
Spiramisin
dosis 100 mg/kg/hari dibagi 3 dosis, selang-seling setiap bulan dengan
pirimetamin.
·
Prednison
1 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis sampai ada perbaikan korioreti-nitis. Perlu
dilakukan pemeriksaan serologis ulangan untuk menentukan apakah pengobatan
masih perlu diteruskan.
Sebagai
strategi baru untuk menanggulangi masalah infeksi toksoplasma yang bersifat
persisten ini, digunakan kombinasi imunoterapi dan pengobatan zat antimikroba.
Cacat imunologi seluler diobati dengan imunomodulator (Isoprinosine atau
levamisol), sedangkan infeksinya dikendalikan dengan pemberian spiramisin.
Kombinasi pengobatan ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan bagi penderita
dengan meningkatkan reaksi imunologik selulernya dan sekaligus mengendalikan
infeksi toksoplasmanya.
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
·
Penyakit
toxoplasmosis merupakan penyakit dengan frekuensi tinggi di berbagai negara dan
karena gejala klinisnya ringan maka sering kali luput dari pengamatan dokter.
Padahal akibat yang ditimbulkannya memberikan beban berat bagi masyarakat
seperti abortus, lahir mati, kebutaan maupun cacat kongenital lain.
·
Dianjurkan
untuk memeriksakan diri secara berkala pada wanita hamiltrimester pertama akan
kemungkinan terinfeksi dengan toxoplasmosis.
·
Dalam
hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga kebersihan, mencuci
tangan setelah memegang daging mentah, menghindari feces kucing pada waktu membersihkan
halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66°C atau dibekukan pada suhu –20°C.
·
Menjaga
makanan agar tidak terkontaminasi dengan binatang rumah atau serangga. Wanita
hamil trimester pertama sebaiknya
diperiksa secara berkala akan kemungkinan infeksi dengan toxoplasma gondii.
Mengobatinya agar tidak terjadi abortus, lahir mati ataupun cacat bawaan.
·
Diagnosis
secara laboratoris cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas IgG dan
IgM terhadap toxoplasma gondii akan dapat diketahui status penyakit penderita.
·
Dianjurkan
untuk memeriksakan diri secara berkala pada wanita hamil trimester pertama akan
kemungkinan terinfeksi dengan toxoplasmosis.
4.2
Saran
·
Diharapkan
dengan membaca makalah ini para pembaca paham tentang penyakit toxoplasmasis.
·
Bagi
pembaca disarankan untuk segera melakukan pengobatan jika terkena penyakit ini dan jangan dianggap remeh karena
penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
·
Diharapkan
bagi pembaca untuk segera meningkatkan hygiene diri dan lingkungan selain itu
pembaca dihimbau untuk menjaga stamina tubuh karna penyakit ini akan mudah
menular jika kondisi tubuh melemah.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Ressang
A.A. Patologi Khusus Veteriner, IFAD Project, Bali 1984.
·
Schurrenberger,
P.R. dan William, T.H. Ikhtisar Zoonosis Penerbit ITB, Bandung, 1991.
·
Partodihardjo,
S. Ilmu Reproduksi Hewan, Peberbit Mutiara. Jakarta, 1980.
·
Priyana,
A. Oesman F, Kresno SB. Toxoplasmosis Medika No. 12 tahun 14, 1988 : 1164 –
1167
·
http://www.koranpdhi.com/buletin-edisi7/edisi7-toxoplasmosis.htm
·
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3671/1/fkm-rasmaliah7.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar