SEKILAS
TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN
KONSEP
PESERTA KB
1.
Pengertian peserta KB
Peserta
KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat
kontrasepsi (BKKBN, 2007).
2.
Jenis-jenis peserta KB
1)
Peserta
KB aktif adalah peserta yang pada saat ini menggunakan salah satu alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2)
Peserta
KB aktif kembali adalah pasangan Usia Subur (PUS) yang telah menggunakan
kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan,
dan menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun
berganti cara setelah berhenti/ istirahat kurang lebih tiga bulan
berturut-turut dan bukan karena hamil.
3)
Peserta
Baru adalah peserta yang baru pertama kali menggunakan alat/ obat kontrasepsi
atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.
4)
Peserta
Dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan atau abortus.
5)
Peserta
Langsung adalah para istri yang memekai salah satu alat kontrasepsi dalam waktu
40 har setelah melahirkan atau abortus.
6)
Peserta
Drop out adalah peserta yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan (BKKBN, 2007).
KONSEP
DASAR KONTRASEPSI
1.
Pengertian Kontrasepsi
Keluarga
Berencana menurut WHO 1970 adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif-tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami atau istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hanafi,2004).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha
itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat
permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
(Prawirohardjo, 2009)
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat
sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara, alat atau obat-obatan (Atikah, 2010).
2.
Macam-Macam Metode Kontrasepsi
1.
Metode Sederhana
a.
Tanpa alat
1)
Coitus
Interruptus ( senggama terputus)
2)
KB
alamiah
a.
Metode
kalender ( pantang berkala)
b.
Metode
suhu basal tubuh
c.
Metode
pengamatan lendir/mukosa serviks
d.
Metode
keefe (autopalpation)
e.
Metode
simpto-termal
f.
Metode
menyusui tanpa haid (Lactational Amenorrhea Method)
3).
Dengan alat
a).
Mekanis (Barrier)
i.
Kondom pria
ii.Barrier
intra-vaginal :
·
diafragma
·
kap
serviks (Cervikal Cap)
·
spons
·
kondom
wanita
b).
Kimiawi
i.
Spermatisida:
·
vaginal
cream
·
vaginal
foam
·
vaginal
jelly
·
vaginal
suppositoria
·
vaginal
tablet (busa)
·
vaginal
soluble film
2.
Metode Modern
a.
Kontrasepsi hormonal
1).
Per-oral
a).
Pil Oral Kombinasi (POK)
b).
Mini-pil
c).
Morning-after pil
b.
Injeksi/Suntikan
DMPA,
NET-EN, microspheres, microcapsules
c.
Sub-kutis: implant
(alat
kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
1).
Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-1435, Implanon)
2).
Implant biodegradable (Capronor, Pellets)
d.
Intra Uterine Devices (IUD/AKDR)
1).
Copper-T
2).
Copper-7
3).
Multi Load
4).
Lippes Lop
e.
Kontrasepsi Mantap
1).
Tubektomi
2).
Vasektomi
3.
Tujuan Pelayanan Kontrasepsi
1.
Tujuan Umum
Pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
2.
Tujuan Khusus
Penurunan
angka kelahiran yang bermakna.
4.
Syarat Kontrasepsi
Adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode
kontrasepsi
yang baik adalah :
1)
Aman
pemakaiannya dan dipercaya
2)
Tidak
ada efek samping yang merugikan
3)
Lama
kerjanya dapat diatur menurut keinginan
4)
Tidak
mengganggu hubungan persetubuhan
5)
Tidak
memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama pemakaiannya
6)
Cara
penggunaannya sederhana atau tidak rumit
7)
Harga
murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
8)
Dapat
diterima oleh pasangan suami istri
KONSEP
DASAR KONTRASEPSI IMPLANT
1.
Pengertian implant
Implant
adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastic-silicone (polydimethylsiloxane) dan disusukan di bawah
kulit (Prawirohardjo, 2009).
Implan
adalah :
1)
Alat
kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
2)
Terdiri
dari dua batang silatik berukuran panjang 4,5 cm yang masing-masing batang
silatiknya berisi 75 ml levonogestrel.
3)
Kedua
batang silatik berisi levonogestrel tersebut dipasang dibawah kulit pada lengan
bagian atas akan mengeluarkan hormon progesteron sedikit demi sedikit setiap
harinya.
4)
Jika
implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi.
2.
Macam-macam Implant
1)
Norplant
terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
2)
Implanon
terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter
2mm, yang diisi dengan 68 mg 3 keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3)
Jadena
dan indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
4)
Uniplant
juga merupakan sistem satu batang yang dipasarkan dibeberapa negara amerika
latin dan menggunakan nonogestrel asetat sebagai progestogennya. Implan ini
efektif sampai 1 tahun (Dyah .N, 2009).
3.
Ciri-ciri Kontrasepsi Implant
1)
Efektif
5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jadena, indoplant atau implanon
2)
Nyaman
3)
Dapat
dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
4)
Pemasangan
dan pencabutan perlu pelatihan
5)
Kesuburan
segera kembali setelah implan dicabut
6)
Efek
samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
7)
Aman
dipakai pada masa laktasi.
4.
Keuntungan kontrasepsi implant
Keuntungan
kontrasepsi implant adalah sebagai berikut:
1)
Efektifitas
tinggi, Kepustakaan melaporkan angka kegagalannya adalah 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
2)
Dapat
digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat revesibel.
3)
Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4)
Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam.
5)
Bebas
dari pengaruh estrogen.
6)
Tidak
mengganggu kegiatan senggama.
7)
Tidak
mengganggu asi.
8)
Klien
hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
9)
Dapat
di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
5.
Keuntungan Non Kontrasepsi
Keuntungan
Non kontrasepsi pada pengguna kontrasepsi Implant sebagai berikut:
1)
Mengurangi
nyeri haid.
2)
Mengurangi
jumlah darah haid.
3)
Mengurangi/memperbaiki
anemia.
4)
Melindungi
terjadinya kanker endometrium.
5)
Menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara.
6)
Melindungi
diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
7)
Menurunkan
angka kejadian endometriosis.
6.
Keterbatasan
Pada
kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hiperminorea atau meningkatkan jumlah darah haid serta amenorea.
Timbulnya
keluhan-keluhan seperti :
1)
Nyeri
kepala.
2)
Peningkatan/penurunan
berat badan.
3)
Nyeri
payudara.
4)
Perasaan
mual .
5)
Pening/pusing
kepala.
6)
Perubahan
perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
7)
Membutuhkan
tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
8)
Tidak
memberi efek terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
9)
Klien
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai sengan
keinginan akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
10) Efektifitasnya
menurun bila menggunakan obat-obatan tuberkulosis (rifompisin) atau obat
epilepsy (fenitolin dan berbiturat).
11) Terjadinya kehamilan
ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
7.
Yang Boleh Menggunakan Implant
1)
Usia
reproduksi.
2)
Telah
memiliki anak atau belum.
3)
Menghendaki
kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki kehamilan jangka
panjang.
4)
Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi.
5)
Pasca
persalinan dan tidak menyusui.
6)
Pasca
keguguran.
7)
Tidak
menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.
8)
Riwayat
kehamilan ektopik.
9)
Tekanan
darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darh, atau anemia bulan sabit
(sickle celi).
10) Tidak boleh
menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
11) Sering lupa
menggunakan pil.
8.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant
1)
Hamil
atau diduga hamil.
2)
Perdarahan
pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3)
Benjolan/kanker
payudara atau riwayat kanker payudara.
4)
Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5)
Miom
uterus dan kanker payudara.
6)
Gangguan
toleransi glukosa.
9.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Implant
1)
Mengentalkan
lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2)
Menimbulkan
perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi
zygote.
3)
Pada
sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4)
Mengurangi
transportasi sperma
10.
Waktu Mulai menggunakan Implant
1)
Setiap
saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
2)
Insersi
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila
di insersi setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual , atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3)
Bila
klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
4)
Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain.
5)
Bila
setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6)
Bila
klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil atau klien menggunakan kontrasepsi trdahulu dengan benar.
7)
Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat di berikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi
lain.
8)
Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9)
Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggatinya dengan implan,
implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke 7 dan klien jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
AKDR segera dicabut.
10) Pasca keguguran
implan dapat segera diinsersikan (Prawirohardjo, 2006).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Alimul,
Azis. 2012. Metode Peneliti Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba.
2.
Arikunto,
Suharsimi, 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
3.
BKKBN.
1995. Daftar Istilah KB. Jakarta : BKKBN.
4.
Dewi.
M, Wawan.2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika.
5.
Hartanto,
H. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
6.
Noviawati,
D. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
7.
Nursalam.
2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
8.
Mamik. 2011. Metode Penelitian Kesehatan dan
Kebidanan. Surabaya :Prins Media Publishing.
9.
Manuaba,
Ida bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
10. Prawirahardjo,
Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.
11. Prawirahardjo,
Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.
12. Provberawati, Atikah.
2010. Panduan Pemilik Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika.
13. Saifudin, Bari,
A.2006.buku pedoman praktis pelayanan kontrasepsi, yayasan
a.
bina
pustaka, jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar