APA YANG GHAIB BAGI KITA, JANGAN KITA TANYAKAN
Yan Karta Sakamira
3 Januari 2018
Tidak menjadi kewajiban seorang muslim untuk menanyakan hal-hal yang
tidak disaksikan, misalnya: Bagaimana cara penyembelihannya? Terpenuhi syarat
atau tidak? Disebut asma’ Allah atau tidak? Bahkan apapun yang tidak kita
saksikansendiri tentang penyembelihannya baik dilakukan oleh seorang muslim,
walaupun dia bodoh dan fasik, ataupun oleh ahli kitab, semuanya adalah halal
buat kita.
Sebab ada riwayat, yaitu ada suatu kaum yang bertanya kepada Nabi:
Dari Ummul-Mukminin ‘Aisyah radhiyallahuanha :
أَنَّ قَوْمًا قَالُوا لِلنَّبِىِّ
إِنَّ قَوْمًا يَأْتُونَا بِاللَّحْمِ لاَ نَدْرِى أَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ
عَلَيْهِ أَمْ لاَ فَقَالَ : سَمُّوا عَلَيْهِ أَنْتُمْ وَكُلُوهُ . قَالَتْ
وَكَانُوا حَدِيثِى عَهْدٍ بِالْكُفْرِ
.
Ada satu kaum berkata kepada Nabi SAW, “Ada sekelompok orang yang
mendatangi kami dengan hasil sembelihan. Kami tidak tahu apakah itu disebut
nama Allah ataukah tidak. Nabi SAW mengatakan, “Kalian hendaklah menyebut nama
Allah dan makanlah daging tersebut.” ’Aisyah berkata bahwa mereka sebenarnya
baru saja masuk Islam.(HR. Bukhari)
Sumber: Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, PT.
Bina Ilmu, 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar