APA
ITU MASA NIFAS
1.
Pengertian
Nifas
Nifas
(Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2005) Masa nifas
(puerperium) adalah di mulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat –
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002). Masa nifas (puerperium)
adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira – kira 6 minggu
(Arif Mansjoer, 2001).
Tujuan
Asuhan Masa Nifas
Menurut
Prawirohardjo (2002), tujuan asuhan masa nifas :
1)
Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2)
Melaksanakan
skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3)
Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
4)
Memberikan
pelayanan keluarga berencana.
2.
Periode
Masa Nifas
Menurut
Arif Mansjoer (2002), nifas di bagi dalam 3 periode :
1)
Puerperium
dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2)
Puerperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu.
3)
Remote
puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
3.
Larangan
Dan Himbuan Pada Ibu Saat Nifas
Larangan/Kebiasaan
yang tidak dianjurkan pada ibu nifas
a.
Berpantang
makanan
b.
Merokok/mengkonsumsi
obat-obatan yang dapat membahayakan kesehatan ibu
c.
Penggunaan
bebat perut yang berlebihan
d.
Menggunakan
kantong es/pasir untuk menjaga uterus berkontraksi
e.
Memisahkan
ibu dan bayi terlalu lama
Himbauan
yang dianjurkan pada ibu nifas
1)
Mobilisasi
sedini mungkin. Setelah melahirkan ibu harus istirahat terlentang selama 8 jam
kemudian boleh miring kekiri dan kekanan. Hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari
ke 3 jalan-jalan hari ke 4 atau 5
diperbolehkan pulang.
2)
Diet
seimbang/nutrisi cukup, Sebaiknya makan
– makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur mayur dan buah –
buahan.
3)
Personal
Hygiene, Kebersihan diri selain memberikan rasa nyaman juga dapat mencegah
terjadinya infeksi.
4)
Istirahat
cukup: Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan karena kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI,
memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan dan dapat menyebabkan
depresi.
5)
Perawatan
payudara: Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik
untuk kesehatan bayinya.
6)
Latihan/senam:
Senam berfungsi untuk memperkuat otot-otot perut,tonus otot jalan lahir dan
dasar panggul.
4.
Tanda
Dan Gejala Bahaya Masa Nifas
Adalah
suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang
dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Tanda-tanda
bahaya masa nifas, sebagai berikut :
1)Perdarahan
Post Partum
Perdarahan
post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah
anak lahir (Prawirohardjo, 2002)
Menurut
waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
1)
Perdarahan
Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam
setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa
placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2)
Perdarahan
post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam,
biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa placenta (Prawirohardjo, 2002).
Menurut
Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal khususnya di negara berkembang.
Faktor-faktor
penyebab perdarahan post partum adalah :
1)
Grandemultipara.
2)
Jarak
persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
3)
Persalinan
yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum waktunya,
pertolongan persalinan oleh dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan
dengan narkosa
2)Lochea
yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea
adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat
lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu
menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya
placenta).
Lochea
dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Mochtar, 2002) :
1)
Lochea
rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
2)
Lochea
sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
3)
Lochea
serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4)
Lochea
alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
5)
Lochea
purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6)
Lochiostasis:
lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila
pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan
adanya :
1)
Tertinggalnya
placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.
2)
Ibu
yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena
kontraksi uterus dengan cepat.
3)
Infeksi
jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
Bila
lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan
yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan
terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok
septik (Rustam Mochtar, 2002).
3)Sub-Involusi
Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi
adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari
1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut sub-involusi (rustam
Mochtar, 2002).
Faktor
penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,
adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2005). Pada pemeriksaan bimanual di temukan
uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi,
lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan
(Prawirohardjo, 2005). Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi
Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral. Bila ada sisa
plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi
(Prawirohardjo, 2005).
4)Nyeri
pada perut dan pelvis
Tanda-tanda
nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti :
Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum
dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.
Menurut
Rustam Mochtar (2002) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
a.Peritonitis
pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda
dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik,
pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
b.Peritonitis
umum
Tanda
dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat
muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.
5)Pusing
dan lemas yang berlebihan
Menurut
Manuaba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas, pusing bisa
disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan
distolnya 110 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh
anemia bila kadar haemoglobin <>
Lemas
yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <>
1)
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari.
2)
Makan
dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
3)
Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari.
4)
Pil
zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
5)
Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada
bayinya.
6)
Istirahat
yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
7)
Kurang
istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi uterus.
6)Suhu
Tubuh Ibu > 38 0C
Dalam
beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya
laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun
apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rustam Mochtar, 2002).
Pencegahan
Infeksi Nifas:
Menurut
Rustam Mochtar (2002), pencegahan infeksi nifas sebagai berikut:
a.Masa
kehamilan
Mengurangi
atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi, dan
kelemahan, serta mengobati penyakit¬penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan
dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus
pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati
karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah
masuk dalam jalan lahir
b.Masa
persalinan
1)
Hindari
pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas
yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
2)
Hindari
partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
3)
Jagalah
sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
4)
Perlukaan-perlukaan
jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan,
dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
5)
Pakaian
dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus
terjaga kesuci¬hamaannya.
6)
Perdarahan
yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti
dengan transfusi darah.
c.Masa
nifas
1)
Luka-luka
dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan
pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2)
Penderita
dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur
dengan ibu sehat.
3)
Tamu
yang berkunjung harus dibatasi.
7)Penyulit
dalam Menyusui
Kelenjar
mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi ASI baru terjadi
pada hari ke 2 atau 3 pasca persalinan. Pada hari pertama keluar kolostrum.
Cairan yang telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein,
albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan
persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase, menghilangkan kerak pada
puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat (Arif Mansjoer, 2001). Untuk
menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting
susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik (Arif
Mansjoer, 2001).
Sedangkan
untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang
benar, putting harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di
terapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting lecet
dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak
benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas, menyusui 24-48 jam dan ASI
dikeluarkan dengan tangan atau dipompa (Arif Mansjoer, 2007)
5.
Cara
Merawat Vagina Saat Nifas
Vagina
punya mekanisme pembersihan sendiri dengan mengandalkan koloni bakteri normal
yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di sekitarnya.
Keseimbangan bisa terganggu kalau pemiliknya jorok. Penggunaan celana basah
atau celana dalam terlalu ketat, misalnya, dapat mengganggu keseimbangan itu.
Dalam keadaan tertentu, perawatan vagina tidak cukup hanya membersihkan bagian
luar. Bagian dalam pun perlu dikuras. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan
dalam merawat organ reproduksi wanita. Cairan pembersih khusus digunakan dengan
cara menyemprotkannya ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu
melumpuhkan bakteri, kuman, serta jamur.
1)
Bilas
dengan cairan pembersih, cairan pembersih khusus digunakan dengan cara
menyemprotkannya ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan
bakteri, kuman, serta jamur. Cairan ini bisa digunakan dalam beberapa menit.
Penggunaannya harus dengan pengawasan dokter. Karena itu, selain cairan
pembilas, obatan untuk mengatasi gangguan yang ada juga akan diberikan. Tidak
semua gangguan bisa diselesaikan dengan cairan ini. Paling hanya dapat
mengatasi keputihan.ladi, tidak akan mampu mengatasi penyakit kelamin, apalagi
penyakit menular cekcual (PMS).
2)
Sinar
Laser, Laser diperlukan karena penggunaan obat pembunuh kuman di vagina
biasanya butuh waktu lama, apalagi kalau terjadi resistensi obat. Laser yang
digunakan biasanya jenis level rendah atau low level laser therapy. Formulasi
dari sinar inframerah dan ultra violet ini mampu membersihkan bakteri, jamur,
dan virus dalam waktu relatif cepat. Untuk gangguan ringan, penembakan biasanya
dilakukan selama 15 menit sekali.’Bila gangguan sudah berat, butuh puluhan
menit dengan beberapa kali tembakan dalam beberapa hari. Obat juga kerap
diberikan oleh dokter setelah penembakan laser
3)
Terapi
ozon. Dr., Mulyadi Tedjapranata, MD, dari Klinik Medizone, menyebutkan bahwa
metode penggunaan terapi ozon ini layaknya menggunakan cairan pembersih. Dengan
alat yang disebut vaginal insufflations, ozon dimasukkan ke organ kewanitaan
dengan dosis sesuai kasus. “Prinsipnya ozon ini berfungsi sebagai disinfektan
yang bisa membunuh kuman. Tujuannya untuk mencegah masuknya kuman penyebab
penyakit,” ujarnya. Dengan periode waktu tertentu pula (tergantung kasus), ozon
diperlukan agar kebersihan vagina terjaga. Agar pengobatan efektif, biasanya
terapi ini dikombinasi dengan obat-obatan. Namun, ozon tidak bisa digunakan
untuk mengatasi penyakit seksual atau PMS. Dan yang jelas, terapi ini harus dilakukan
oleh dokter yang ahli dalam hal ini. Jika tidak digunakan secara tepat,
memasukkan ozon ke organ kewanitaan hanya akan menyebabkan berkembangbiaknya
bakteri yang malah merugikan vagina.
4)
Penguapan
hangat, Dalam ritus perawatan tubuh secara tradisional, penguapan hangat biasa
digunakan untuk vagina. Meski begitu, penguapan jelas tidak efektif membunuh
mikroorganisme. Penguapan ini menggunakan ramuan wewangian sehingga
mengharumkan vagina, selain menghangatkan. Karena itu, selayaknya cara ini
dilakukan seperti kita menggunakan parfum badan. Tidak ada alasan selain alasan
kosmetik. Meski penguapan disebut sebagai salah satu cara merawat vagina,
langkah ini bukan untuk mencegah penyakit, apalagi menghilangkan gangguan.
5)
Gurah
vagina, meski tak sedikit yang tertarik mencobanya, gurah vagina masih
diragukan efektivitasnya. Apalagi yang menanganinya jelas-jelas bukan dokter.
Tindakan ini bisa membuat semua mikrooganisme yang merugikan maupun yang normal
akan mati clan hilang dari vagina. Akibatnya, vagina justru berisiko terganggu.
6)
Spa
vagina, Ini metode perawatan alat reproduksi wanita yang menggabungkan berbagai
terapi kuno. Ada teknik pengasapan atau penguapan. Ada juga teknik pijat
akupresur pada seluruh tubuh dan terutama vagina. Ada juga meditasi gerak atau
semacam kegel khusus untuk vagina. Beberapa terapi tersebut cukup aman. “Terapi
spa sebenarnya umum digunakan dalam perawatan kesehatan, hanya kali ini. khusus
diterapkan untuk bagian vagina saja,” ungkap Hj. Worro Harry Soeharman, M.Ph,
MKA, penggagas terapi V-spa.
7)
Kuras
vagina, Ini adalah pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta
rongga rahim. Langkah ini menjadi tindakan awal agar jamur atau kuman tidak
merembet ke rongga rahim atau saluran telur, yang bisa mengakibatkan kemandulan
atau infeksi yang bisa memicu kanker. Wanita yang menderita keputihan hendaknya
tidak menunda pengobatan. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik
semacam Klinik Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan,
mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta
membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya tuntas.
Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum. Dengan
alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin ini,
tindakan “kuras” dilakukan.
Cara
Perawatan Perinium Pada Waktu Masa Nifas
Perawatan
luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
1)
Menjaga
agar perineum selalu bersih dan kering.
2)
Menghindari
pemberian obat trandisional
3)
Menghindari
pemakaian air panas untuk berendam.
4)
Mencuci
luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari.
5)
Kontrol
ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka.
Waktu
Perawatan Perineum
Menurut
Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah:
- Saat mandi
- Setelah buang air kecil
- Setelah buang air besar
Tujuan
Perawatan Luka
a.
Mencegah
infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa
b.
Mencegah
bertambahnya kerusakan jaringan
c.
Mempercepat
penyembuhan dan mencegah perdarahanMembersihkan luka dari benda asing atau
debris
4.
Menu
Sehat Ibu Nifas
Ibu
nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1)
Mengkonsumsi
makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari
2)
Makan
dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral
3)
Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari
4)
Mengkonsumsi
tablet besi selama 40 hari post partum
5)
Mengkonsumsi
vitamin A 200.000 intra unit
Zat-zat
yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1)
Protein
2)
Kalsium
dan Vitamin D
3)
Magnesium
4)
Sayuran
Hijau dan buah
5)
Karbohidrat
Kompleks
6)
Lemak
7)
Lemak
8)
Garam
9)
Cairan
10)
Vitamin
11)
Zinc
12)
DHA
Kalori,
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi
kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan
menyebabkan ASI rusak.
Protein,
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara
dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾
gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6
sendok selai kacang.
Kalsium
dan vitamin D, Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau
berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi
per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram
ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
Magnesium,
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan
Sayuran
hijau dan buah, Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu
porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel,
¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.
Karbohidrat
kompleks, Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi
per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu
porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari
bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3
cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
Lemak,
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang
tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat,
dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan
kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua
sendok makan saus salad.
Garam,
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin
seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
Cairan,
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari.
Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
Vitamin,
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan
antara lain:
1)
Vitamin
A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat
dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
2)
Vitamin
B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin
B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian,
kacang polong dan kentang.
3)
Vitamin
E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
Zinc
(Seng), Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan.
Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan
dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg.
Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.
DHA,
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak,
hati dan ikan.
5.
Pemeriksaan
Nifas
6
- 8 jam setelah melahirkan
1)
Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)
Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut.
3)
Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4)
Pemberian
ASI awal.
5)
Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6
(enam) hari setelah melahirkan (persalinan)
a.
Memastikan
involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c.
Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari¬hari.
(dua)
minggu setelah persalinan
1)
Memastikan
involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2)
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
3)
Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4)
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
5)
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari¬ hari.
6
(enam) minggu setelah persalinan
1)
Menanyakan
pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami.
2)
Memberikan
konseling untuk KB secara dini.
6.
Frekuensi
Dan Waktu Senggama Pasca Melahirkan
1)
Secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu tidak merasakan nyeri pada vagina/liang sanggama.
2)
Ada
budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa Waktu
tertentu, misalnya 40 hari/6 minggu setelah persalinan.
ibu
menghindari hubungan seksual selama terjadinya kehamilan sampai dengan
persalinan. Kelelahandan gangguan tidur aadalah keluhan yang paling sering
menyebabkan terjadinya Kebutuhan informasi dan konseling tentang kehidupan
seksual dan kontrasepsi merupakan salah satu pertanyaan yang banyak diajukan
pada masa pasca persalinan. Ada kemungkinan besar bahwa sebagian besar
penurunan libido. Kembalinya perilaku seksual sebelum kehamilan pada umumnya
akan berjalan sangat lambat.
Setelah
8 minggu pasca persalinan, hanya 71% responden menyatakan telah melakukan
hubungan seksual dan pada 10 minggu 90% di antara perempuan yang memiliki
pasangan telah melakukan hubungan seksual. Menyusui lebih berpengaruh pada
penurunan aktivitas seksual apabila dibandingkan dengan penggunaan susu
formula.
7.
SENAM
NIFAS
Senam
nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas
atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009). Senam nifas adalah latihan
gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang
mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada
kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008). Senam nifas dapat di mulai 6
jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap,
sistematis dan kontinyu (Alijahbana,2008).
Tujuan
senam nifas
Tujuan
senaam nifas di antaranya:
1)
Memperlancar
terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
2)
Mempercepat
pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.
3)
Mencegah
komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
4)
Memelihara
dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan.
5)
Memperbaiki
sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis,
regangan otot tungkai bawah.
6)
Menghindaripembengkakan
pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises.
Manfaat
senam nifas
1)
Membantu
penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta
mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
2)
Membantu
menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan
3)
Menghasilkan
manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga
mengurangi depresi pasca persalinan.
Syarat
senam nifas
Senam
nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai
berikut:
1)
Untuk
ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
2)
Senam
ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah
bersalin, dan diulang terus di rumah.
Kerugian
Bila Tidak Melakukan senam nifas
a.
Infeksi
karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan.
b.
Perdarahan
yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal
dapat dihindarkan.
c.
Trombosis
vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
d.
Timbul
e.
varises.
Cara
melakukan senam nifas
a.Latihan
senam nifas
1.Hari
pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang
melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.
Rasional:
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Latihan
pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan.
Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga
akan membantu proses pemulihan tubuh.
2.Hari
kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan
bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10
kali.
Rasional:
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot
lengan.
3.Hari
ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua
telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan
ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.
Rasional:
Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang
sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.
4.Hari
keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan
ketiga.
Rasional:
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot
punggung.
5.Hari
kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh
dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan
menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional:
Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya
otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6.Hari
keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90°
lakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional:
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan
menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah
kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
GAMBAR
SENAM NIFAS
1.Berbaring
dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga.
Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut,
kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru
2.Berbaring
telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan
lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan
rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada
seluruh bagian kanan tubuh
3.Kontraksi
vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar
panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks
4.Memiringkan
panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut
sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik
kemudian rileks
5.Berbaring
telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu
kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.
6.Posisi
yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri
7.Tidur
telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat kedua
kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu
luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan
kembali ke lantai
8.Tidur
telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung
kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas.
Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan
ini selama setengah menit
9.Gerakan
ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam
keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
10.Lakukan
gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan
menggergaji. Lakukan selama setengah menit
11.Tidur
telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut mendekati
badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung
kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha.
Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari
12.Berbaring
telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah
bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan
angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4
sampai 6 kali selama setengah menit
13.Tidur
telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan
disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.
Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit
DAFTAR
PUSTAKA
1.
(http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/03/askeb.html)
2.
Ambarwati,
2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
3.
Saleha,
2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
4.
Suherni,
2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
5.
blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf
diunduh tgl 21 okt.2010,10.11 AM
6.
bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html
diunduh tgl 21 okt.2010,10.13 AM
7.
tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html
diunduh tgl 21 okt.2010,10.14 AM
baru tahu saya arti nifas mantaaap gan artikelnya
BalasHapus