SEKILAS
TENTANG KECEMASAN
1.
Pengertian
Kecemasan
adalah suatu sinyal yang menyadarkan manusia dan memperingatkan adanya bahaya
yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
ancaman (Ayub Sani Ibrahim, 2003 : 30). Kecemasan adalah respons emosi tanpa
objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Kecemasan merupakan kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang
akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan
tidak menentu dan tidak berdaya (EGC, 2005 : 108).
Kecemasan
adalah emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian dan super ego. Bila
terjadi kecemasan maka posisi ego sebagai pengembang id dan super ego berada
pada kondisi bahaya. Kecemasan terjadi yang sangat akibat dari ancaman terhadap
harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu.
Kecemasan dikomunikasikan secara
interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan
peringatan yang berharga dan paling penting untuk upaya memelihara keseimbangan
diri dan melindungi diri (Suliswati, 2005)
2.
Tanda
dan Gejala Kecemasan
Menurut
Freud (Kutipan Ayub Sani Ibrahim, 2003 : 31), memiliki 4 gejala yang terdiri
dari :
1.Gangguan
Somatik
Tremor,
panas – dingin, kejang, berkeringat, palpitasi, nausea, diare, mulut kering,
libido yang menurun, sesak nafas dan kesukaran untuk menelan.
2.Gangguan
Kognitif
Kesukaran
untuk berkonsentrasi, kebingungan, kekuatan akan lepas kendali atau akan
menjadi gila dan kewaspadaan yang berlebihan serta pikiran akan malapetaka yang
besar.
3.Gangguan
Perilaku
Ekspresi
ketakutan, iritabilitas, imobilisasi, hipertensi dan penarikan diri dari
masyarakat.
4.Gangguan
Persepsi
Depersonalisasi
dan derealisasi.
3.
Keluhan
- keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami kecemasan menurut
(Stuart&Sundeen, 1998) dalam (Suparyanto, 2011)
1)
Khawatir,
firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung
2)
Merasa
tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
3)
Takut
sendirian, takut pada keramaian, dan banyak orang
4)
Gangguan
pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5)
Gangguan
konsentrasi dan daya ingat
6)
Keluhan-keluhan
somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging
(tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan dan sakit kepala.
4.
Tingkat
Kecemasan
Menurut
(Stuart&Sundeen, 1998) dalam (Suparyanto, 2011) mengidentifikasi tingkat
kecemasan dapat dibagi menjadi:
1).Kecemasan
Ringan
Kecemasan
ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada serta meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan
ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu
siap bertindak. Stimulus dari luar siap diinternalisasi dan pada tingkat
individu mampu memecahkan masalah secara efektif, misalnya seseorang yang
menghadapi ujian akhir, individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi, pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.
2).Kecemasan
Sedang
Kecemasan
sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang yang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Cemas sedang
ditandai dengan lapang persepsi mulai menyempit. Pada kondisi ini individu
masih bisa belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar tidak mampu
diinternalisasi dengan baik, tetapi individu sangat memperhatikan hal-hal yang
menjadi pusat perhatian.
3).Kecemasan
Berat
Kecemasan
berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang cenderung untuk memusatkan
pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Seseorang
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
Lapang persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang
kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku
dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan
untuk berfokus pada area lai, misalnya individu yang mengalami kehilangan harta
benda dan orang yang dicintai karena bencana alam, individu dalam penyanderaan.
5.
Faktor
yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut
(Stuart & Sundeen, 2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan:
1).Faktor
Predisposisi
Faktor
predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan, yang berupa ;
1)
Peristiwa
traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu
2)
Konflik
emosional yang dialami individu dan terselesaikan dengan baik.
3)
Konsep
diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan
4)
Frustasi
akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil keputusan
5)
Gangguan
fisik menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik
yang mempengaruhi konsep diri
2).Faktor
Presipitasi
Faktor
presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya
kecemasan, yang dikelompokkan menjadi dua;
a).Ancaman
terhadap integritas fisik meliputi ;
Sumber
internal : kegagalan mekanisme fisiologi system, imun, regulasi suhu tubuh,
perubahan biologis normal (hamil)
Sumber
eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan,
kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal
b).Ancaman
terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal ;
Sumber
internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan tempat kerja,
penyesuaian terhadap tempat baru
Sumber
eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status
pekerjaan, tekanan kelompok
6.
Cara
Penilaian Tingkat Kecemasan
Zung
Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien
dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala
kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap
pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu,
4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan
dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan (Z ung Self-Rating Anxiety Scale
dalam Ian mcdowell, 2006).
Rentang
penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :
1)
Skor
20-44 : normal/tidak cemas
2)
Skor
45-59 : kecemasan ringan
3)
Skor
60-74 : kecemasan sedang
4)
Skor
75-80 : kecemasan berat
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Ayub
Sani Ibrahim (2003), Panik Neurosis dan Gangguan Cemas, Jakarta : PT. Dua As – As
2.
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010
. Jakarta: PT Rineka Cipta
3.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta
4.
Anggraini,(2011).Laporan
Pendahuluan pada Post SC.http://anggreniniluhputu.blogspot.com diakses tanggal
19 Januari 2012 Jam 20.18
5.
Barbara
C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah I, Bandung : Yayasan IKAPI
6.
Brunner
& Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
7.
Gunawan,(2011).Konsep
Kecemasan.http://teorikecemasan.blogspot.com/ diakses tanggal 27 desember 2011
Jam 16.00 WIB
8.
Hidayat,
A. Aziz Alimul. (2007). Metode
Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
9.
Hidayat,
A. Aziz Alimul. (2007). Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
10. Hawari, Dadang. 2008.
Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Penerbit FK Universitas Indonesia.
11. Notoatmodjo,
Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
12. Nursalam. 2008.
Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
13. Nursalam. 2011.
Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Slemba Medika
14. Perry, Poter, 2006.
Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.Jakarta:Rineka Cipta
15. Rondhianto,(2008).KeperawatanPerioperatif.http://athearobiansyah.blogspot.comdiakses
tanggal 03 Oktober 2011 Jam 18:20:51
16. Sarwono,
Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT Gramedi
17. Smeltzer & Bare,
1997, Keperawatan Medikal Bedah. Edisi VIII. Jakarta: EGC.
18. Stuart, Gail W. 2008.
Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC.
19. Suparyanto, 2011.
Konsep Cemas. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/ konsep-cemas.html
(Diakses 17 Februaari 2012).
20. Stuart & Sundeen,
1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Pocket Guide to Psyciatric Nursing). Edisi 3,
Alih bahasa; Achir Yani S Hamid, Jakarta:EGC.
21. Suliswati, (2005).
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Pre Operasi Di Ruang Kenanga BRSU Dr. H. Soewondo Kendal
22. Syamsu Yusuf &
Juntika Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
23. Tahsinul,(2008).Kepribadian.http://tahsinul.wordpress.com diakses tanggal 28 Oktober 2011 Jam
10:12:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar