Dr. Suparyanto, M.Kes
SEKILAS
TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK
1.
Pengertian
kontrasepsi
Kontrasepsi
adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim. Cara kontrasepsi
sifatnya tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali
anak apabila diinginkan (Suzilawati, 2009).
2.
Cara
kerja kontrasepsi
Pada
umumnya cara kerja kontrasepsi adalah sebagai berikut:
1)
Mengusahakan
agar tidak terjadi konsepsi
2)
Melumpuhkan
sperma
3)
Menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma. (Wikjosastro, 2007).
3.
Macam
– macam Metode Kontrasepsi
A).
Metode alat
1).
Tanpa alat
1.
Senggama
terputus : penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
2.
Pantang
berkala : tidak senggama dengan wanita sekitar waktu
terjadinya ovulasi masa subbur 14 -2 hari sebelum masa haid yang akan datang.
Masa subur, lebih aman dimulai 18 hari sebelum haid yang akan datang.
3.
Poscoital
dauche : pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau menambah larutan atau
obat segera setelah coitus.
4.
Prolonged
location : menyusui mencegah ovulasi dan memperpanjang amenore post partum.
2).
Dengan alat
1.
Kondom
2.
Diagfragma
3.
Cream,
Jelly dan cairan berbusa
B).
Metode modern
1).
Kontrasepsi hormonal
a)
Kontrasepsi
oral
b)
injeksi
atau suntikan
c)
sub-kutis
implan
2).
Intra Uterine Devices ( IUD, AKDR)
3).
Kontrasepsi Mantab (Hartanto,2003).
5.
Konsep
Dasar KB suntik
1.
Pengertian
Kontrasepsi
suntik merupakan suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit,
penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan tehnik aseptik untuk mencegah
infeksi (Sarwono, 2003).
Mekanisme
kerja suntik KB adalah menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak
terjadi pelepasan ovuum, mengentalkan lendir servik, sehingga sulit mditembus
spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat,
mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi. Kontrasepsi suntikan merupakan metode KB efektif hormonal yang
mengandung esterogen dan progestin yang pemberiannya melalui suntikan (
saifuddin, 2002)
2.
Macam –macam KB suntik dan jadwal waktu
suntik
1)
Depoprovera: interval 12 minggu
2)
Norigest: interval 8 minggu, untuk
4 kali suntikan berikutnya dan injeksi
kelima diberikan setiap 12 minggu.
3)
Cyclofem: interval 4 minggu, angka kegagalan kurang
dari 0,3% per 100 wanita pertahun (Saifuddin, 2002).
3.
Jenis metode KB yang biasa digunakan
A).
Metode sederhana
1)
Kondom
2)
Spermiside
3)
Koitus
interuptus ( senggama terputus)
4)
Pantang
berkala
B).
Metode efektif
1)
Hormonal
( pil KB, DMPA ,NET EN )
2)
Mekanis
(AKDR)
3)
Metode
KB darurat ( manuaba, 1998)
4)
Depo
Medroxyprogesteron Asetat (DMPA)
A).Pengertian
DMPA
adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek progestin asli dari tubuh
wanita dan merupakan suspensi steril medroxyprogesteron acetat dalam air, yang
mengandung medroxyprogesteron acetat 150 mg (setiap 3 ml).
DMPA
ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih
dari 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita
(Hartanto, 2003)
B).Jenis
Tersedia
2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
1)
Depo
medroxyprogesteron asetat (DMPA), Mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap
bulan dengan cara disuntik IM ( di daerah bokong)
2)
Depo
noretisteron enantat ( Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron
enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik IM (Sarwono, 2003).
C).Cara
kerja kontrasepsi ini
1)
Mencegah
ovulasi
2)
Mengentalkan
lendir servik sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
3)
Menjadikan
selaput rahim tipis dan atropi
4)
Mengahambat
trasportasi gamet oleh tuba. (Sarwono, 2003)
D).Efektifitas
Kontrasepsi
suntik tersebut memiliki efektifitas
yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Sarwono, 2003).
E).Keuntungan
Keuntungan
penggunaan adalah :
1)
Sangat
efektif dan tidak perlu takut lupa
2)
Pencegahan
kehamilan jangka panjang
3)
Tidak
berpengaruh pada hubngan suami istri
4)
Tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
5)
Tidak
berpengaruh pada pemberian asi
6)
Sedikit
efek samping
7)
Dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai premenopause
8)
Menncegah
kanker endronetrium dan kehamilan ektopik
9)
Menurunkan
kejadian penyakit tumor jinak payudara
10) Mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul
F).
Kerugian/Keterbatasan
Dapat
terjadi perdarahan yang tidak teratur karena tidak terdapatnya esterogen yang
diperlukan untuk pengelupasan endometrium secara teratur pada haid (DepKes,
2003).
G).
Efek samping KB suntik dan penanganannya
a).Ganguan
pola menstruasi
1).Bercak
darah atau perdarahan yang berkepanjangan atau sering gejala-gajala ini sering
mennyertai terpi esterogen, terutama selama beberapa bulan pemakaian.
Penanganan
dirumah:
Ibu
tidak perlu merasa khawatir dengan kondisi ini karena hal tersebut normal. Ibu
dapat melaksanakan ibadah dirumah karena darah haid yang keluar bukan darah
kotor. Jika ibu khawatir ibu datang ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan
konseling dan penanganan lebiih lanjut.
2).Amenorrhea
Amenorrhea
sering terjadi pada pemberian DMPA dan NET EN, tetapi juga dapat terjadi pada
semua metode lain. Amenorrhea berkepanjangan pada pemberian progesteron tidak
diketahui membahayakan, dan banyak wanita dapat menerimanya dengan baik. Bagi
mereka yang merasa bahwa Amenorrhea tidak alamiah dapat di ambil analogi yang
masuk akal dengan Amenorrhea laktasi.
Penanganan
di rumah :
Bila
haid tidak datang selama 6 minggu setelah haid yang teratur kemungkinan akan
terjadi hamil untuk itu ibu lakukan tes kehamilan. Jika hasilnya negatif ibu
tidak perlu khawatir karena haid untuk beberapa bulan akan kembali normal.
Tetapi jika ibu khawatir ibu datang ke
tenaga kesehatan untuk mendapatkan konseling dan terapi.
3).Gangguan
menstruasi pasca terapi
Setelah
efek progesteron itu sendiri tidak ada, jarang terjadi gangguan menstruasi.
Para pemakai DMPA mungkin mendapati reparat depot ini memiliki efek selama
berbulan-bulan setelah suntikan terakhir, tetapi setelah progesteron sudah
tiadak ada tubuh maka siklus menstruasi biasanya cepat pulih ke pola
sebelumnya.
b).Folikel
ovarium persisten atau kista folikel
Wanita
yang menggunakan progesteron dosis rendah kadang-kadang mengalami nyeri
payudara temporer dan rasa tidak nyaman di abdomen bawah yang berkaitan dengan
menetapnya folikel pengahsil estradiol.
Penanganan
:
Jika
dalam perabaan perut ibu merasakan ada benjolan ibu tidak perlu khawatir,
karena hal tersebut akan hilang dengan sendirinya. Untuk itu tidak perlu pengobatan khusus atau menghentikan suntikan
KB. Jika ibu merasa nyeri di bawah perut maka ibu harus datang ke tenaga
kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
c).Jerawat
Jerawat
kadang-kadang di sebabkan atau diperberat oleh progesteron yang sedikit
androgenik misalnya levonorgestrel atau NET. Perawatan kulit yang baik biasanya
dapat membawa wanitanya menggunakan kontrasepsi melewati masa penyesuaian
dengan metode baru, walaupun kadang-kadang metode tersebut perlu dihentikan.
Penanganan
:
Bersihkan
muka minimal 2 kali sehari dengan penyegar atau pebersih seperti lemon dan hindari dan krim yang
berat. Ibu juga bisa menggunakan uap nasi atau uap air. Yaitu ketika memasak
buka tutup dandang kemudian wajah ibu agak menunduk sehingga uap nasi atau uap
air terkena pada wajah. Lakukan minimal 2 kali sehari.
d).Penundaan
pemulihan kesuburan
Penundaan
ini mungkin disebabkan oleh menetapnya MPA dalalm sirkulasi, karena
mikrikristal di depot yang di suntik kan tersebut kadanng-kadang larut sangat
lambat. Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7 sampai 8 bulan
setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikakn terakhir. Hal ini barati
bahwa sebagai wanita akan memerlukann
waktu lebih dari setahun untuk dapat hamil.
Penanganan
:
Tidak
perlu khawatir karena ini merupakan hal yang normal. Ibu dapat membantunya
dengan banyak mengonsumsi sayuran dan buah serta banyak istirahat.
e).Pertambahan
berat badan
Hal
ini jarang disebabkan oleh progesteron dosis rendah, tetapi mungkin menjadi
masalah dari sebagian kecil pemakaia DMPA atau NET EN. Pertambahan ringan
sebesar 1 – 2 kg sering kemudian menjadi stabil setelah pemakaian dilanjutkan
tetapi sejumlah kecil wanita terus
mengalami pertumbuhan berat badan moderat selama mereka memakai metode tersebut. Mekanisme utama
tampaknya adalah peningkatan nafsu makan disertai peningkatan penimbunan simpanan
lemak.
Penanganan
:
Pemmbatasan
makanan yang ketat dan program olahraga akan membantu, tetapi banyak wanita
merasakan hal ini sulit dilaksanakan
dalam jangka panjang. Pengaturan diet yaitu dengan cara mengurangi porsi makan
nasi di ganti dengan banyak mengonsumsi sayuran.
f).Efek
samping lain
Semua
metode progesteron dapat menyebabkan nyeri kepala, pusing, mual, perubahan
suasana hati, kembung abdomen, nyeri payudara, penurunan libido.
Penanganan
:
Apabila
ibu sakit kepala ringan atau sedang, ibu
bisa memberikan analgesik atau obat sakit kepala yang ada di pasaran. Tetapi
jika sakit kepala disertai gangguan penglihatan ibu segera datang ke petugas
kesehatan.
Bila
merasa mual hal itu biasa, ibu tidak perlu khawatir. Ibu bisa melakukan tes
kehamilan. Jika hasilnya negatif ibu dapat melanjutkan suntikan, tetapi jika
hasilnya positif segera datang ke petugas kesehatan.
6.
Indikasi
dan Kontraindikasi KB Suntik
a).Indikasi
1)
Perempuan
usia reproduksi
2)
Perempuan
yang telah memiliki anak
3)
Perempuan
yang ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4)
Perempuan
yanng menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
5)
Perempuan
pasca persalinan
6)
Perempuan
dengan tekanan darah < 180/110 mmHg. Dengan masalah gangguan pembekuan darah
atau perempuan dengan anemia
7)
Perempuan
dengan nyeri haid hebat
8)
Perempuan
dengan riwayat kehamilan ektopik
9)
Perempuan
yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
b).Kontra
indikasi
1)
Perempuan
hamil atau diduga hamil (resiko cacat pada jani 7 per 100.000 kelahiran)
2)
Perempuan
dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3)
Perempuan
dengan keganasan pada payudara (Saifuddin, 2002).
7.
Dampak
penggunaan KB Suntik jangka panjang
1.Terjadinya
perubahan pada lipid serum
Jenis
kontrasepsi suntik ini merupakan golongan koombinasi dan mengandung medroksi
progesteron asetat dengan campuran estradiol sipionat. Disamping memiliki efek
kontrasepsi, ternyata kontrasepsi suntik juga memiliki pengaruh terhadap
metabolisme lemak, khususnya lipoprotein. Perubahan metabolisme lemak
menyebabkan gangguan keseimbangan fraksi
lemak darah (naik turunnya kadar HDL, LDL, dan total kolestrol) karena
adanya pengaruh hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntikan. Hormon
yang digunakan dlam kontrasepsi suntikan biasanya merupakan steroid hormon
progesteron tanpa atau dengan hormon esterogen.Hormon progesteron mempunyai
efek yang nyata atas pola biokimia normal
yaitu perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, serta menyebabkan
peningkatan kadar normal kortikosteroid, meningkatkan asam bebas lemak dalam plasma
dengan menambah kecepatan lipolisis triasilgliserol yang disimpan, dan
mempercepat pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa (D.W Martin,
1983)
2.Penurunan
densitas tulang
Fraser
dan Jeppsson dalam Paiva menyatakan bahwa kontrasepsi injeksi DMPA bekerja
terutama dengan menekan sekresi kelenjar gonadotropin kelenjar hipotalamus,
yang mencegah ovulasi. Produksi estrogen ovarium juga ditekan, penggunaan
jangka panjang mempunyai ciri khas level estradiol plasma yang berada pada atau
dibawah level saat fase folikular. Defisiensi estrogen relatif ini berhubungan
dengan hilangnya efek inhibisi estrogen terhadap resorbsi tulang, yang dapat
menimbulkan efek yang merugikan terhadap densitas mineral tulang.
Pengukuran
densitas mineral tulang pada perempuan yang berhenti menggunakan DMPA
mengindikasikan bahwa kehilangan massa tulang diperoleh kembali setelah jangka
waktu yang lama kurang lebih 2-3 tahun setelah penghentian penggunaannya. Lebih
jauh lagi, penelitian cross-sectional Virutamassen dkk dalam Speroff
di Thailand menemukan tidak adanya
penurunan densitas mineral tulang
dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 3 tahun) pada pemakai Depo-Provera
(Afandi, 2002).
3.Penurunan libido
Kontrasepsi
suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak diminati akseptor KB. Mengingat
jumlah akseptor KB suntik semakin meningkat, maka perlu diwaspadai dan
diantisipasi kemungkinan resiko efek samping yang dapat terjadi, khususnya
penurunan libido. Penurunan libido dapat timbul karena faktor perubahan hormonal,
pengeringan vagina yang menyebabkan nyeri saat bersanggama (Saifudin, 2002).
4.Gangguan
emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat
Penggunaan
Depo Medroksi Progesteron Asetat dalam jangka panjang sebabkan atau diperberat
oleh progesteron yang sedikit androgenik misalnya levonorgestrel atau NET
(Prawirohardjo, 2004).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Alimul,
A.Aziz.(2007). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta
: rineka cipta
2.
Arikunto,S.(2006).
Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
3.
Berliani,
paulina. (2009). Kontrasepsi suntikan (Injeksi) – Depo provera.
www.pdf-finder.com/pdf/hubungan Tingkat Pengetahuan tentang KB. Diakses sabtu
18 mei 2012.
4.
Departemen
kesehatan RI. (2003). KB di Indonesia. (http://www.depkes-RI.com diakses 10 april 2012)
5.
Dinas
kesehatan jawa timur (2011). Kb di jawa timur. (http://www.depkes-jatim2011.com
diakses 10 april 2012)
6.
Dinas
kesehatan ngawi (2011). Kb di ngawi.(http://www.dinkes-ngawi2011.com diakses 10 april 2012)
7.
Hartanto
, Hanafi .2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
8.
Kartono.2006.
Perilaku Manusia. ISBN .Jakarta.
9.
Manuaba,
Ida, Gde. (1999. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC
10. Notoadmodjo.( 2003).
Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
11. Nursalam. (2003).
Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
12. Nursalam (2008).
Konsep Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi,Tesis
danIintrumen Penelitian. Salemba Medika. Jakarta.
13. Saifudin. (2002).
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
14. Sarwono. (2003). Buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar