SEKILAS
TENTANG PROSES PENUAAN PADA LANJUT USIA (LANSIA)
1.
Definisi
Lansia
Menua
atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamia, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya,
yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologi maupun
psikologi. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, contohnya kemunduran
fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semangkin memburuk, gerakan
lambat, dan figure tubuh yang tidak proposional. WHO dan Undang-Undang nomor 13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2
menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dalam kematian.
Dalam
Buku Ajar Geriatri, Prof.Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono (1994)
mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dari
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan memgalami
kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian
dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya.
Proses
menua merupakan proses terus - menurus atau berkelanjutan secara alami dan
umumnya dialami oleh semua mahluk hidup. Misalnya, terjadinya kehilangan pada
otak, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh”mati” sedikit demi
sedikti. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak akan
sama. Ada kalahnya seseorang tergolong lanjut usia atau masih muda, tetapi
telah menunjukan kekurangan yang mencolok (deskripansi). Ada pula orang telah
tergolong lanjut usia, penampilan masih sehat, segar bugar, dan badan tegak.
Walaupun demikian, harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami
lanjut usia. Manusia secara lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menempuh semangkinbanyak distorsi meteoristik dan
structural yang disebut sebagai penyakit degenerative (misal, hipertensi,
arteriosklerosis, diabetes militus, dan kanker) yang akan menyebabkan
berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, misanya stroke,
inframiokard, koma asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya.
Proses
menua merupakan kombinasi bermacam-macam factor yang saling berkaitan. Sampai
saat ini, banyak define dan teori yang menjelaskan tentang proses menua yang
tidak seragam. Secara umum, proses menua di definisikan sebagai perubahan yang
terkait waktu, bersifat universal, intrinsic, progesif, dan detrimental.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan untuk dapat bertahan hidup. Berikut akan dikemukakan bermacam-macam
teori proses menua yang penting.
2.
Teori
Proses Menua
Proses
menua bersifat individual:
1)
Tahap
proses semua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
2)
Setiap
lanjut usia mempunyai kebiasaan berbeda.
3)
Tidak
ada satu factor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
Teori
Biologi
a.
Teori genetic
Teori
genetic clok. Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa di
dalam tubuh tarjadi jam biologis yang mangatur gen dan menentukan proses
penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogam secara genetik untuk
proses tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam
genetik/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang
berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga jenis ini
berhenti berputar, ia akan mati.
Manusia
mempunyai umur harapan di nomor dua terpanjang setelah bulus. Secara teoritis,
memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan
pengaruh dari luar, misalnya menigkat kesehatan danpencegahan pentakit dengan
pemberian obat-obatan atau tindakan tertentu.
Teori
mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatic
akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan proses transkripsi DNA
atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi
terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau
perubahan sel menjadi kangker atau penyakit .setiap sel pada saatnya akan
mengalami mitasi, sebagai contoh yang khas adalah mitasi sel kelamin sehingga
terjadi penurunan kemampuan funngsional (Suhana, 1994; Constantinides,1994).
b.
Teori nongenetik
Teori
penurunan sistem imun tubuh (Auto-immune theory). Mutasi yang berulang dapat
menyebabkan berkurangnya kemempuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri
(self recognition).jika mutasi yang merusak membran sel akan menyebabkan system
imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari
peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein, 1989). Dalam proses
metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus yang yang pada usia dewasa
berinvolusi pada sejak itu terjadi kelainan autoimun.
Teori
kerusakan akibat radikal bebas (free radikal treory). Teori radikal bebas dapat
terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau
proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau
molekul yang tidak setabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan
sehingga sangat reaaktif meningkat atom atau molekul lain yang menimbulkan
berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidak setabilnya radikal
bebas (kelompok atom)
mengkibatkan oksidasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein.
Radikal bebas ini menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 1994). Radikal
bebas dianggap sebagai penyebab penting terladinya kerusakan fungsi sel radikal
bebas yang terdapat lingkungan seperti;
1.
Asap
kendaraan bermotor
2.
Asap
rokok.
3.
Zat
penggawet makanan.
4.
Radiasi.
5.
Sinar
ultraviolet yang menggakibatkan terjadinya perubahan pingmen dan kolagen pada
proses menua.
Teori
menua akibat metabolisme. Telah dibuktikan dalam bagian percobaan hewan, bahwa
pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan
memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupankalori yang menyebabkan kegemukan
dapat memperpendek umur (Bahri dan Alem,1989);dan (Boedhi Darmojo, 1999).
Teori
rantai silang (Cross link theory). Teri ini menjelaskan bahwa menua di sebabkan
oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam muneklaet (molekul kolagen)
berreaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang mebabkan
perubahan pada membran pasma, dan hilangnya fungsi pada proses menua.
Teori
fisiologis. teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrinsip. Terdiri atas
teori Oksidasi stress, dan teori Dipakai-Aus (Wear and Tear Theory). Di sini
terjadi kelebian usaha dan setres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkunggan internal).
c.Teori
Sosiologis
Teori
Interaksi Social
Teori
ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi
tertentu ,yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masarakat. Kemampuan lanjut
usia untuk terus menjalani instruksi social merupakan kunci mempertahankan
status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok social
excheange theory antara lain ;
1.
Masarakat
terdiri atas ektor social yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.
2.
Dalam
upaya tersebut terjadi interaksi social yang memerlukan biyaya dan waktu.
3.
Untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor mengeluarkan biaya.
Teori
aktivitas atau kegiatan
1.
Keten
tuan tentang semakin menurunnya jumblah secara langsung. Teori
1.
Ini
menyatakan bahwa lnjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak
ikut-serta dalam kegiatan social.
2.
Lanjut
usia akan marasakan kepuasan dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktifitas serta selama mungkin.
3.
Ukuran
optimum (pola hidup) di lanjutkan pada acara hidup lanjut usia.
4.
Mempertahankan
hubungan antara system sosial dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan sampai lanjut usia.
Teori
kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dalam
kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan teori yang di sebutkan sebelumnya. Teori ini menyatakan
bahwa berubahan yang terjadi pada seorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personalitas yang di milikinya. Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan usia lanjut. Dengan demikian, pengalaman
hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia
menjadi lanjut usia. Hal ini dapat
dilihat dari gaya hidup, prilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah.
Walaupun ia telah lanjut usia.
Teori
pembebasan / penarikan diri (Disengagement Theory)
Teori
ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dngan masarakat dan kemunduran
individu lainnya.
Pokok-pokok
Disengagement Theory
1.
Pada
pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa pensiun, pada
1.
wanita,
terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak
dewasa dan meniggalkan kan rumah untuk
belajar dan menikah.
2.
Lanjut
usa dan masarakat menarik manfaat dari hal ini karna lanjut usia Dapat
merasakan teknan social berkurang, sadengkan kaum muda mamperoleh kesempatan
kerja yang lebih baik.
3.
Ada
tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu diperhatikan:
a)
Proses
menarik diri terjadi sepanjang hidup.
b)
Proses
tersebut tidak dapat di hindari.
c)
Hal
ini diterima lanjut usia dan masarakat.
Teori
yang pertama dilanjutkan oleh commin dan Henry (1961). Teori ini menyatakan
bahwa dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi di tambah dengan adanya kemiskinan,
lanjut usia secara berangsur-angsurmulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami kehilangan ganda (triple loss):
1. Kehilangan peran (loss of role).
2. Hambatan kontak sosial (restriction of
contact and relationship).
3. Berkurangnya komitmen (reduced
commitment to social mores and values).
Menurut
teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil
apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada
persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.
Dan
penyebab terjadinya proses menua tersebut, ada beberapa peluang yang
memungkinkan dapat diintervensi agar proses menua dapat diperlambat.
Kemungkinan yang terbesar adalah mencegah:
1)
Menungkatnya
radikal bebas.
2)
Memanipulasi
system imun tubuh.
3)
Melalui
metabolisme/ makanan, memang berbagai “misteri kehidupan masih banyak yang
belum bisa terungkap, proses menua merupakan salah satu misteri yang paling
sulit dipecahkan”.
Selain
itu, peranan factor resiko yang dating dalam luar (eksogen) tidak boleh
dilupakan, yaitu factor lingkungan dan budaya gaya hidup yang salah. Banyak
factor yang mempengaruhi proses menua (menjadi tua), antar lain herediter atau
genetic, nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalamn hidup, lingkungan,
dan stress. Jadi, proses menua atau menjadi lanjut usia bukanlah suatu
penyakit, karena orang meninggal bukan karena tua, orang muda pun bisa
meninggal dan bayi pun bisa meninggal. Banyak mitis megenai lanjut usia yang
sering merugikan atau bernada negative, tetapi sangat berbeda dengan kenyataan
yang dialaminya.
3.
Perubahan
akibat Proses Menua
Sel:
1.
Jumlah
sel menurun/lebih sedikit.
2.
Ukuran
sel lebih besar.
3.
Jumlah
cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang.
4.
Proporsi
protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun.
5.
Jumlah
sel menurun.
6.
Mekanisme
perbaikan sel terganggu.
7.
Otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10 %.
8.
Lekukan
otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
System
persarafan:
1.
Menurun
hubungan persarafan.
2.
Berat
otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya).
3.
Respon
dan waktu untuk bereaksi lambat, kususnya terhadap setres.
4.
Saraf
panca-indra mengecil.
5.
Pengliatan
berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan prasa menggecil, lebih
sensitive terhadap perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
6.
Kurang
sensitif terhadap sentuhan.
7.
Defisid
memori.
System
Pendengaran
1)
Gangguan
pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
2)
Membran
timpani menjadi atrobi menyebabkan otosklerosis.
3)
Terjadi
pengumpulan serumen, dapat mengeras karna meningkatnya keratin.
4)
Fungsi
pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/stress.
5)
Tinitus
(bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,
6)
Bisa
terus menerus atau interminten).
7)
Vertigo
(perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar).
System
Penglihatan
1)
Sfingter
ouoil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang.
2)
Kornea
lebih berbentuk sferis(bola).
3)
Lensa
lebih suram(kekeruhan pada lensa), menjadi katarak,jelas menyebabkan gangguan penlihatan.
4)
Meningkatnya
ambang,pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,susah
melihat dalam gelap.
5)
Penurunan/hilangnya
daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia,seseorang sulit dekat yang
dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.
6)
Lapang
pandang menurun: luas pandangan berkurang.
7)
Daya
membedakan warna menurun,terutama warna biru atau hijau pada skala.
Sistem
Kardiovaskular
1)
Katup
jantung menebal dan menjadi kaku.
2)
Elastisitas
dinding aorta menurun.
3)
Kemampuan
jantung memompa darahmenurun 1% setiap tahun sesudah berumur 5 tahun. Hal ini
menyebabkan kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal =
200-umur).
4)
Curah
jantung menurun(isi semenit jantung menurun).
5)
Kehilangan
elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
berkurang,perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak).
6)
Kinerja
jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
7)
Tekanan
darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat.sistole
normal 95 mmHg.
Sistem
Pengaturan Suhu Tubuh
Pada
pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat,yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu. Kmunduran terjadi berbagai factor yang
memengaruhinya yang sering ditemui antara lain;
1)
Temperatur
tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ±35c ini akibat metabolisme yang menurun.
2)
Pada
kondisi ini, lanjut usia akan merasakan kedinginan dan dapat pula
menggigil,pucat,dan gelisah.
3)
Keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi penurunan aktivitas otot.
System
pernafasan
1)
Otot
pernapasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan, dan menjadi
kaku.
2)
Aktivitas
silia menurun.
3)
Paru
kehilanga elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napaslebih berat,
kapasits maksimum menurun dengan kedalaman bernapas menurun.
4)
Ukuran
alveoli melebar (membesar secara progresif) dan jumlah berkurang.
5)
Berkurangnya
elastisitas bronkus.
6)
Oksigen
pada arteri menurun menjadi 75mmHg.
7)
Karbon
dioksida pada artikel tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.
8)
Refleks
dan kemampuan batuk berkurang.
9)
Sensitivitas
terhadap hipoksida dan hiperkarbia menurun.
10)
Sering
terjadi emfisema sinilis.
11)
Kemampuan
pegas dinding dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring pertambahan
usia.
Sistem
pencernaan
1)
Kehilangan
gigi, penyebab utama periodontal disease yang biar terjadi selama umur 30
tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang buruk.
2)
Indra
pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrosi indra
pengecap (80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah, terutama rasa
manis dan asin,asam, dan pahit.
3)
Esophagus
melebar.
4)
Rasa
lapar menurun (sensitivitas menurun), asam lambung menurun, motilitas dan waktu
pengosongan lambung menurun.
5)
Peristaltic
lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6)
Fungsi
absrobsi melemah (daya absrobsi terganggu, terutama karbohidrat).
7)
Hati
semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun aliran darah berkurang.
Sistem
Produksi Wanita
1)
Vagina
mengalami kontraktur dan mengecil.
2)
Ovari
menciut, uterus mengalami atrofi.
3)
Atrofi
payudara.
4)
Atrovi
fulfa.
5)
Selaput
vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya menjadi
alkali dan terjadi perubahan warna.
Pria
1)
Testis
masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara
berangsur-ansur.
2)
Dorogan
seksual mnetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kodisi kesehatennya baik,
yaitu;
a.
Kehidupan
seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
b.
Hubungan
seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.
c.
Tidak
perlu cemas karena prosesnya alamiah.
d.
Sebanyak
±75% pria usia di atas 65 tahun
mengalami pembeseran prostat
System
Genitourinaria
Ginjal.
Ginjal
merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh, melalui urin darah
yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang
disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi,
aliran darah keginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubuh berkurang. Akibatnya, kemempuan
mengonsentrasi urin menurun,berat jenis
urin menurun, proteinuria (biasanya ±1) BUN (blood urea nitrogen) meningkat
sampai 21mg% nilai anbangginjal terhadap
glukosa maningkat.
Vesika
urinaria.
Otot
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkanfrekuensi
nuang air seni meningkat. Pada pria lanjut usia, vesika urinaria sulit
dikosongkan sehingga mengakibatksn retensi urin meningkat. Pembesaran prostat.
Kurang lebih 75% dialami oleh pria usia diatas 65tahun.
Atrofi
vulva
vagina.
Seseorang
yang semakin menua, kebutuhan hubungan seksualnya masih ada. Tidak ada batasan umur tertentukapan fungsi seksual
berhenti. Frakuensi hubunga seksual cenderung menurun secara bertahap setiap
tahun, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai
tua.
System
Endokrin
Kelenjar
endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksihormon.
Hormon pertumbuhan berperan sangat
penting dalam pertumbuhan, pemantangan, pemeliharan, dan metabolisme
organtubuh. Yang termasuk hormon kelaminan adalah ;
1)
Estrogen,
progesterone, dan tetosteron yang memelihara alat reprodulsi dan gairah seks.
Hormon ini mengalami penurunan.
2)
Kelenjar
pancreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula
darah).
3)
Kelenjar
adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjay yang berkaitan dengan
hormon pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus darah ke organ
tertentu berjalan lebih baik, dengan jalan mengatur vasokonstriksi pembulu
darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini berkurang pada lanjut usia.
4)
Produksi
hampir semua hormon menurun.
5)
Fungsi
parateroid dan sekresinya tidak berubah.
6)
Hipovisis;
pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya didalam pembulu darah;
berkurangnya ACTH, TSH, FSH, dan LH.
7)
Aktifitas
tiroit, BMR (basal metabolic rate ), dan daya pertukaran zat munurun.
8)
Produksi
aldosteron menurun.
9)
Sekresis
hormone kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan testos teron, menurun.
System
Integumen
1)
Kulit
mengerut atau kriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2)
Permukaan
kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik (kerena kehilangan proses keratinasi
serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis).
3)
Timbul
bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak merata pada permukaan
kilit sehingga tampak bintik-bintik dan noda coklat.
4)
Terjadi
perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut halus di ujung mata
akibat lapisan kulit menipis.
5)
Tespon
terhadap trauma menurun.
6)
Mekanisme
proteksi kulit menurun;
1.
Produksi
serum menurun.
2.
Produksi
viamin D menurun.
3.
Pigmentasi
kulit terganggu.
7)
Kulit
kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu.
8)
Rambut
dalam hidung dan telinga menebal.
9)
Berkurangnya
elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.
System
Muskuloskeletal
1)
Tulang
kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.
2)
Gangguan
tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi.
3)
Kekuatan
dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan paha.
Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut.
4)
Kartilago
yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak dan anus.
5)
Kifosis.
6)
Gerakan
pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
7)
Gangguan
gaya berjalan.
8)
Kekakuan
jaringan penghubung.
9)
Diskus
intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang) (Wahyudi
Nugroho).
DAFTAR
PUSTAKA
- Arumi, Sekar (2011). Menstabilkan Darah Tinggi dan Darah Rendah.Penerbit araska: Yogyakarta
- Dalimartha, Setiawan dkk (2008).care your self Hipertensi.penerbit KDT : Jakarta
- Dekker, E (2005). Hidup dengan Tekanan DarahTinggi. PT surya multi grafika. Jakarta
- Jain, Ritu (2011). Pengobatan Alternative untuk Mengatasi Tekanan Darah. PT gramedia pustaka utama : Jakarta
- Junaidi, Iskandar (2010). Hipertensi. Penerbit: Bhuana Almu Popular : Jakarta
- Wahdah, Nurul (2011). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Penerbit Multipres: Yogyakarta
- Kholish, Nur (2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup dengan Terapi Herbal. Penerbit Real book. Yogyakarta
- Kowelski, e Robert, (2010). Terapi Hipertensi. Penerbit PT Mizan Pustaka: Bandung
- Samadi, budi (2002). Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
- Maryam. dkk (2008).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta
- Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
- Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
- Pearce, Evelyn c (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Penerbit PT gramedia : Jakarta
- Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang. (2010). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi.
- Setiadi. (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. edisi pertama. Penerbit Graham Ilmu : Yogyakarta
- Soeryoko, Hery (2010). 20 Tanaman Obat Terpopuler Penurun Hipertensi. Penerbit C.V ANDI OFFSET : Yogyakarta
- Surtiretna, Nina (2006). Menganal System Peredaran Darah.PT kiblat : Bandung
- Yuliarti, Nurheti (2011). Libas Hipertensi Dengan Herbal.gajayana publisher : Yogyakarta
- Gunawan Lany (2001). Hipertensi : Tekanan DarahTinggi, Kanisius. Yogyakarta
- Soeparman & Sarwono (2001). Buku Ajaran Penyakit Dalam. jilid 2, Balai Penerbit FKUI: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar