SEKILAS TENTANG
MOTIVASI
1.
Pengertian
Motivasi
Motivasi berasal dari
bahasa latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk
bertindak atau berperilaku (Notoatmojo, 2007). Motivasi adalah “pendorongan”
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorng agar ia
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu (Purwanto,2007).
2.
Bentuk-Bentuk
Motivasi
Ada
dua bentuk motivasi yaitu(Widayatun, 2009) :
1)
Motivasi
Intrinsik: Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
datangnya dari dalam diri indvidu itu sendiri.
2)
Motivasi
Ekstrinsik: Yang dimaksud motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya
dari luar individu.
3.
Tujuan
Motivasi
Tujuan motivasi
adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu (Purwanto, 2007).
4.
Ciri-Ciri
Keberhasilan Motivasi
Menurut Purwanto (2007), Ciri-ciri
keberhasilan motivasi :
1)
Menggerakkan
berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu, misalnya: kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon
efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
2)
Motivasi
juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan
suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
3)
Menopang
tingkah laku dan menjaga lingkungan sekitar harus menggunakan (reinforce)
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
5.
Teori
Motivasi
Menurut Purwanto
(2007), teori motivasi dibagi menjadi 5 yaitu :
1).Teori Hedonisme
Hedonisme adalah
suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada
manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Oleh sebab
itu, orang harus dimotivasi secara tepat agar mau bekerja dengan baik, dengan
memenuhi kesenangannya.
2).Teori Naluri
Pada dasarnya manusia
mempunyai tiga naluri pokok, yaitu:
naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan naluri mengembangkan
jenis. Dengan 3 naluri ini, naka kebiasaan atau tindakan manusia sehari-hari
mendapat dorongan atau tergerak. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk
memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu
dikembangkan.
3).Teori Reaksi yang
Dipelajari
Teori ini
berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan ditempat orang itu hidup. Menurut teori ini apabila seorang pendidik
akan memotivasi anak didiknya, pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar
latar belakang kehidupan dan kebudayaan anak-anak yang di didiknya.
4).Teori Daya
Pendorong
Teori ini merupakan
perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya
pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu doronga kekuatan yang luas
terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang
pendidik ingin memotivasi anak didiknya, ia harus mendasarkan atas daya
pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan
lingkungan yang dimilikinya.
5).Teori kebutuhan
Teori ini beranggapan
bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memnuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh kaena itu,
menurut teori ini, apabila seorang pendidik bermaksud memberikan motivasi
kepada seseorang ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa
kebutuhan-kebutuhan orang yang akan di motivasinya.
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi
Menurut Ilham (2009)
faktor yang mempengaruhi motivasi adalah :
1.Faktor Ekstern
1)
Lingkungan
kerja
2)
Pemimpin
dan kepemimpinannya
3)
Tuntutan
perkembangan organisasi atau tugas
4)
Dorongan
atau bimbingan atasan
2.Faktor Intern
1)
Pembawaan
individu
2)
Tingkat
pendidikan
3)
Pengalaman
masa lampau
4)
Keinginan
atau harapan masa depan
5)
Mengukur
motivasi
Motivasi diukur
dengan menggunakan kuesioner atau dengan menggunakan wawancara. Dalam TRA
(Theory of Reasoned Action), motivasi merupakan bagian dari intense sehingga
belum nampak kegiatannya dan tidak dapat dilakukan observasi secara langsung.
Hasil pengukuran motivasi menurut Hidayat (2009) dapat dikategorikan menjadi
motivasi tinggi (67-100%), motivasi sedang (34-66%), dan motivasi rendah
(0-33%).
Pertanyaan yang
banyak diajukan kepada penulis adalah bagaimana cara mengukur motivasi
seseorang dan apakah ada suatu alat baku untuk mengukur motivasi. Motivasi
tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada umumnya, yang
banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada beberapa cara
untuk mengukur motivasi yaitu dengan:
1).Tes Proyektif
Apa yang kita katakan
merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk
memahami apa diinterpretasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak
digunakan adalah Thematic Apperception Test(TAT). Dalam tes tersebut klien
diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.
Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
kebutuhan untuk berprestasi(n-ach), kebutuhan untuk power(n-power), kebutuhan
untuk berafilisasi(n-off). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah
motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan di atas.
2).Kuesioner
Salah satu cara untuk
mengukur motivasi melalu kuisoner adalah dengan meminta klien untuk mengisi
kusoner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.
3).Observasi Perilaku
Car lain untuk
mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya, untuk mengukur
keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi origami dengan
batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah apakah klien menggunakan
umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan mementingkan
kualitas daripada kuantitas kerja.
(Notoatmodjo, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arikunto.
2010. ProsedurPenelitian, SuatuPendekatanPraktik. Rinekacipta. Jakarta : 192-194.
2.
Azwar,Saifuddin.
2011. Sikap Manusia, Teori & Pengukurannya.Pustaka Pelajar. Yogyakarta :
24-28.
3.
Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2007. Riset keperawatan. Salemba Medika. Jakarta : 32-33, 38-39, 55.
4.
Hidayat,
A.Aziz alimul.2010. Metode penelitian kebidanan dan tekik analisa data.Salemba
Medika. Jakarta :
5.
Kristiyanasari,
Weni. 2011. ASI, Menyusui &Sadari. Nuha Medika. Yogyakarta : 9, 15-17, 23.
6.
Notoatmodjo.
2005. Promosi Kesehatan, Teori, Dan Perilaku. Rineka Cipta.Jakarta : 16-17,136,
140
7.
Nursalam.2003.Konsep
Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis,
Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. SalembaMedika. Jakarta : 97.
8.
Nursalam.
2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman
Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian keperawatan. Salemba Medika. Jakarta :
100.
9.
Purwanto,
M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung : 71-77.
10. Proverawati, Atikah.
2010. Kapita Selekta ASI & Menyusui. Nuha Medika. Yogyakarta : 3-4, 14-15.
11. Purwanti.2004. Konsep
Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Untuk Bidan.EGC Jakarta : 5-6
12. Widayatun, Tri
Rusmi.2009.Ilmu perilaku.Sagung seto.Jakarta : 115, 126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar